Anda di halaman 1dari 5

ABORTUS INCOMPLET

Pendahuluan

Istilah Abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat
hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi,
karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat
hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Dikutip dari Buku Ilmu
Kebidanan).
Pengertian Abortus

Abortus atau keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.

Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus

EASTMEN : Abortus ialah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
28 minggu.

HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16,


dinamakan proses plasentasi belum siap.

(Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002)


Etiologi (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002)

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah


Kelainan ovum

Menurut HERTIG dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9%
disebabkan karena ovum yang patologis ; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embriio,
dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.

Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan
yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum, berkurang kemungkinannya kalau
kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya
abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelaninan ovum (50-80%)
Kelainan genetalia ibu

Misalnya pada ibu yang menderita :


Anomali kogenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis dll)
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fisaka
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma submukosa.
Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
Gangguan sirkulasi plasenta

Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,
anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
Penyakit-penyakit ibu

Misalnya pada :
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti peneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola, demam malta dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin
dari ibu atau infasi kuman atau virus pada fetus.
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol dan lain-lain
Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis.
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vit A, C atau
E, diabeters melitus.
Antagonis Rhesus

Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga
terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, atau faktor serviks, yaitu inkompetensi
serviks, servisitis.
Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi; umpamanya : sangat
terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dan lain-lain. Atau dapat juga
karena trauma langsung terhadap fetus; selaput janin rusak langsung karena instrumen,
benda dan obat-obatan.
Penyakit Bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemia, dekompensasi
kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, pada, dll) sinar rontgen,
avitaminosis

Frekuensi

Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%. Namun demikian,


frekuensi keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan
hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah
sakit.

Menurut SIEGLER dan EASTMAN, abortus terjadi pada 10% kehamilan. RS Pringadi
Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan. Menurut EASTMAN, 80%
dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan, sementara SIEMENS mendapatkan
76% (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002).
Patologi

Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena benda yang
dianggap asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di
bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum
menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk
agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan
banyak terjadi perdarahan (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002).

Pemeriksaan Penunjang

- Tes kehamilan : Positif (+) bila janin masih hidup, bahkan 2-3 mg, setelah abortus

- Pemeriksaan Dooppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

- Permeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.


Klasifikasi

Abortus dapat dibagi atas 2 bagian :


Abortus spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
Abortus Provakotus (induced abortion)

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi :
Abortus medisinalis (abortus theraupetica)

Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis), biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
Klinis Abortus Spontan

Dapat dibagi atas :


Abortus kompletus (keguguran lengkap) : artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan,
sehingga rongga rahim kosong.

Terapi : Hanya dengan uterotonika


Abortus inkompletus (keguguran bersisa) : hanya sebagian dari konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.

Gejala : Didapat antara lain adalah aminore, sakit perut, dan mules-mules, perdarahan
yang sedikit atau banyak dan biasanya berupa stosel(darah beku),sudah ada keluar fetus
atau jaringan.

Terapi :Bila ada tanda tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital
dan kuretase .setelah itu beri obat obat uterotenika dan antibiotik.
Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)

Adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan astium sudah terbuka dan ketuban yang
teraba. Kehamilan ini tidak dapat dipertahankan lagi.

Terapi : seperti abortus inkompletus


Abortus Iminens (Keguguran membakat)

Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat
hormonal dan antispasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa minggu
masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau reaksi
kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret)
Missed Abortion

Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Fetus yang meninggal ini
Bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati
Bisa direabsorbsi kembali hingga hilang
Bisa terjadi mengering dan menipis yang disebut : fetus papyraceus
Bisa jadi mola karnosa, dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami
degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.
Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturu-turut 3 kali atau lebih. Menurut HERTIG abortus spontan terjadi
dalam 10% dari kehamilan dan abortus habitualis 3,6 9,8% dari abortus spontan
Abortus infeksiosus dan abortus septik :

Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital.

Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering ditemukan pada
abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan
syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi
rahim
Komplikasi Abortus
Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik
Perdarahan (hemorrhage)
Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oelh tenaga yang
tidak ahli.
Infeksi dan tetanus
Payah ginjal akut
Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh :
Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik

Anda mungkin juga menyukai