Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan
yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium
(resent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,
batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping
dan dasit.
Sebagai hasil proses geologi yang terus berlanjut di berbagai lokasi, telah
dihasilkan berbagai jenis bahan galian, diantaranya: emas, perak, tembaga, timah
hitam, pasir besi, mangan, belerang, kaolin, gipsum, tanah liat, batuapung, tras,
batukapur, marmer, kalsit, batu, dan pasir.
Cebakan emas dan tembaga tipe porfiri dijumpai di lokasi Batu Hijau,
Dusun Tongo Desa Sekongkang Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat.
Kini sedang dilakukan tahap eksplorasi/produksi bahan galian golongan B berupa
tembaga dan emas dan telah diketahui jumlah cadangan yang potensial.
Bahan galian golongan C (non strategis/non vital) yang telah dan masih
dieksploitasi adalah batu bangunan, tanah liat, tanah urug, pasir/sirtu,
batugamping dan batuapung. Bahan galian tersebut sebagian besar digunakan
sebagai bahan bangunan dan konstruksi jalan, kecuali batuapung telah dikirim ke
luar daerah sebagai komoditi ekspor.
Jenis komoditi mineral non logam (mineral industri) yang terdapat di NTB
yaitu :
bahan galian Golongan Non Logam terdapat sebanyak 34 jenis bahan galian,
sampai saat ini yang dapat diketahui keterdapatannya 22 komoditi dengan
klasifikasi cadangan yang bervariasi dari hipotetik hingga terindikasi. Untuk itu
masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut agar diperoleh data yang lebih akurat
disamping ditemukannya komoditi baru.
Kemungkinan Pengembangannya
Sebenarnya semua jenis batuan yang menyusun lapisan kulit bumi terbentuk
dan berasal dari satu zat yang sama, yaitu magma. Magma adalah material batuan
berbentuk cair yang sangat panas. Magma yang ada di dalam permukaan bumi
selalu bergerak, baik secara intrusi maupun ekstrusi.
Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang
tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica
yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan
felsite.
Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai
1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andesit bersifat
mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. material-material
itu antara lain adalah :
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona
subdiksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean
ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial
melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada
struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar
menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.
Batuan andesit umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan dipotong jadi
dimension stone untuk berbagai keperluan.
1. Sektor konstruksi
Selain itu Dimension Stone dari batuan andesit juga digunakan untuk
memproduksi berbagai macam kerajinan tangan. Misalnya pusat kerajinan di
Majalengka dan Cirebon yang menggunakan dimension stone dari batuan andesit
sebagai bahan bakunya.
Bahan galian ini berupa komponen breksi dari endapan piroklastik lava dan
intrusi terdapat di kecamatan Gerung, Sekotong, Bayan Kabupaten Lombok Barat,
Praya Barat, Pujut Janapria, Praya Timur, Batukliang, Pringgarata Kabupaten
Lombok Tengah, Terara, Sakra, Masbagik, Pringgabaya, Sambelia, Selong,
Keruak Kabupaten Lombok Timur, Taliwang, Plampang, Sumbawa Besar, Lape
Lopok, Batulanteh Kabupaten Sumbawa, Huu, Dompu Kabupaten Dompu,
RasanaE,Belo,Sape Kabupaten Bima.
2. Batu Apung
Batu apung (pumice) adalah batuan dengan ciri ciri utama berwarna terang
serta sangat berpori. Batu apung termasuk jenis batuan beku yang terbentuk dari
hasil letusan eksplosif gunung berapi. Batuan ini biasanya disebut juga sebagai
batuan gelas volkanik silikat karena mengandung buih yang terbuat dari
gelembung berdinding gelas. Batu apung paling banyak digunakan sebagai
agregat beton ringan dan sebagai bahan abrasif pada berbagai produk industri.
Batu apung memiliki porositas tinggi sehingga batuan tersebut bisa mengapung di
atas air.
Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel
yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas yang terkandung di
dalamnya. Banyaknya ruang pori (Vesikel) pada batu apung yang dibatasi oleh
dinding tipis membuat batuan ini mempunyai berat jenis yang sangat rendah. Batu
apung biasanya memiliki berat jenis kurang dari 1, sehingga membuat batuan ini
mampu mengapung diatas air.
Pada umumnya batu apung terdapat sebagai bahan lepasan atau fragmen-
fragmen dalam breksi gunung api. Mineral-mineral yang terdapat dalam batu
apung biasanya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
Batu apung mempunyai sifat kimia dan fisika antara lain: mengandung
oksida SiO2, K2O, MgO, CaO, Al2O3, SO3, Fe2O3, Na2O, TiO2, dan Cl, LOI
(Loss of Ignition) 6%, pH 5, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound
transmission) rendah, water absorption (peresapan air) 16,67%, ketahanan
terhadap api bisa sampai 6 jam, konduktifitas panas (thermal conductivity)
rendah, dan rasio kuat tekan terhadap beban cukup tinggi.
Sebagian besar batu apung berasal dari magma yang mengandung gas yang
memiliki komposisi rhyolitik. Sangat jarang batu apung berasal dari magma yang
berkomposisi basaltik ataupun andesitik. Letusan yang bersifat eksplosif akan
mengeluarkan material gunung api ke udara, kemudian material tersebut
mengalami transportasi secara horizontal dan akan terakumulasi sebagai batuan
piroklastik. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal
terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.
Ruang pori (dikenal sebagai vesikel) pada batu apung merupakan petunjuk
bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk. Vesikel sebenarnya merupakan
gelembung gas yang terperangkap di batuan selama pendinginan cepat dari
magma yang kaya akan gas. Material yang mengalami pendinginan sangat cepat
tersebut menyebabkan atom-atom didalamnya tidak mampu mengatur diri untuk
membentuk kristal. Inilah yang mendasari para ahli mengkategorikan batu apung
sebagai "mineraloid" karena tersusun atas kaca vulkanik amorf.
Gas yang bercampur dengan magma akan keluar melalui ventilasi vulkanik
dalam bentuk buih cair. Selanjutnya, buih tersebut akan cepat mendingin ketika di
udara, dan jatuh kembali ke bumi sebagai potongan batu apung. Letusan gunung
berapi terbesar dapat mengeluarkan sangat banyak material vulkanik. Material
tersebut dapat terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari partikel debu yang halus
sampai dengan blok besar batuan se-ukuran rumah.
Harga batu apung tidak semahal batu permata, tetapi batu apung sangat
banyak kegunaannya. Dalam industri cat batu apung dapat dimanfaatkan sebagai
pelapis nonskid, cat sekat akustik, bahan pengisi tekstur cat, dan sebagai flattening
agents. Pada industri kimia batu apung dapat digunakan sebagai media fitrasi,
chemical carrier, dan pemicu korek api belerang.
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping
sering disebut juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa
disebut "limestone". Batu gamping paling sering terbentuk di perairan laut
dangkal.
Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan
tersimpan di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat
mengakibatkan akumulasi seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit
ini dikenal sebagai stalaktit. Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta
tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua) depositnya disebut dengan stalakmit.
Batu gamping yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine"
dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.
1. Chalk: merupakan sebuah batu gamping lembut dengan tekstur yang sangat
halus, biasanya berwarna putih atau abu-abu. Batuan ini terbentuk terutama dari
cangkang berkapur organisme laut mikroskopis seperti foraminifera atau dari
berbagai jenis ganggang laut.
4. Belerang (Sulfur)
a. Pengertian Belerang
Belerang adalah unsur kedua dalam kolom keenam belas dari tabel periodik.
Hal ini diklasifikasikan sebagai nonlogam. Atom belerang memiliki 16 elektron
dan 16 proton dengan 6 elektron valensi di kulit terluar. Belerang adalah unsur
kesepuluh yang paling melimpah di alam semesta. Belerang dapat lebih dari 30
bentuk alotrop berbeda (struktur kristal). Ini adalah yang paling alotrop dari setiap
elemen.
Simbol :S
Nomor atom : 16
Dalam kondisi standar Belerang berwarna kuning pucat yang solid. Hal ini
lembut dan tidak berbau. Alotrop paling umum dari belerang ini disebut
octasulfur.
Belerang tidak larut dalam air. Ia juga bekerja sebagai insulator listrik yang
baik.Ketika dibakar, belerang memancarkan api berwarna biru dan meleleh ke
dalam cairan berwarna merah cair yang disebut lava. Hal ini juga bergabung
dengan oksigen untuk membentuk gas beracun yang disebut sulfur dioksida
(SO2).
Belerang dapat ditambang dari pertambangan bawah tanah. Hal ini juga
dapat dipulihkan sebagai produk sampingan dari berbagai proses industri
termasuk penyulingan minyak bumi.
Belerang sudah diketahui sejak zaman kuno. Budaya kuno di India, Cina,
dan Yunani semua tahu tentang belerang. Hal ini bahkan disebut dalam Alkitab
sebagai belerang. Kadang-kadang dieja sulfur.kimiawan Perancis Antoine
Lavoisier yang, pada tahun 1777, membuktikan belerang yang merupakan salah
satu dari unsur-unsur dan bukan senyawa.
Sulfur mendapatkan namanya dari kata Latin sulfur yang berarti untuk
membakar.
g. Isotop
Ada empat isotop stabil belerang termasuk sulfur-32, 33, 34, dan 36.
Mayoritas alami belerang adalah belerang-32.
Salah satu satelit planet Jupiter, yaitu Io, terlihat berwarna kuning karena
terdapat sejumlah besar sulfur di permukaannya. Belerang ini berasal dari
banyak gunung berapi yang masih aktif di planet.
Sumber utama hujan asam adalah ketika sulfur dioksida memasuki
atmosfer dan diubah menjadi asam sulfat.
Siklus sulfur penting yang terjadi di bumi mirip dengan siklus unsur lain
seperti siklus karbon, oksigen, dan nitrogen.
China, Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia adalah penghasil sulfur
terbanyak dunia.
5. Batu Lempung
Batuan sedimen merupakan jenis batuan penyusun lapisan kulit bumi yang
berasal dari hasil pelapukan. Keberadaannya hanya sekitar 5 persen di lapisan
terluar kerak bumi. Batuan ini termasuk batuan sekunder yang karena terbentuk
dari jenis- jenis batuan lain yaitu batuan beku dan batuan metamorf. Terdapat
banyak contoh batuan sedimen. Ada yang mempunyai struktur butiran kasar, dan
ada juga yang berstruktur butiran halus. Salah satu contoh batuan sedimen yang
memiliki ukuran butiran halus yakni batu lempung.
Pengertian batu lempung yaitu batuan yang memiliki struktur padat dengan
susunan mineral yang lebih banyak dari batu lanau. Selain itu, batu lempung juga
dapat diartikan sebagai salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau
plastis, tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran
butirannya halus. Ukuran butiran batu lempung sangatlah halus, yakni tidak lebih
dari 0,002 mm.
Mirip dengan batu serpih, batu lempung sangat sulit diteliti. Sangat
dibutuhkan analisis secara kimiawi agar ilmuwan tahu mineral penyusun batu
lempung yang banyak mengandung silika. Silika ini berasal dari feldspar yang
banyak di temukan di lapisan kulit bumi. Selain itu, batu lempung juga memiliki
susunan unsur oksida besi yaitu berupa siderit, markit atau pirit.
Batu lempung mempunyai bentuk yang berbeda satu dengan yang lain. Hal
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat pembentukan batu lempung. Batu
lempung yang pembentukannya di lingkungan danau berbeda dengan batu
lempung yang terbentuk di laut. Pada umumnya, batu yang terbentuk di laut akan
mengandung fosil binatang laut dan memiliki lapisan yang tebal. Selain perbedaan
yang sudah disebutkan, batu lempung dapat dibedakan menjadi 2 jenis
berdasarkan ada tidaknya proses pengangkutan (transportasi), yaitu :
1. Transported clay
2. Residual clay
Batu lempung jenis ini merupakan batu lempung yang tidak mengalami
pengangkutan atau masih berada di tempat asalnya. Karakteristik fisiknya
dipengaruhi oleh kondisi batuan induk, cuaca dan aliran air. Jenis batu lempung
ini biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dari pada transported clay, serta
banyak ditemukan di sekitar batuan induknya.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa batu lempung tersusun atas mineral lempung
(hidrous aluminium silikat). Mineral lempung tersebut dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
Kaolinit
Mineral ini termasuk ke dalam kategori kaolin yang terdiri atas kepingan
silika tetrahedra dan kepingan aluminium oktahedra. Kedua kepingan tersebut
terikat satu sama lain sehingga terbentuk suatu lapisan yang satu kesatuan. Ikatan
keduanya merupakan ikatan hidrogen yang sulit dipisahkan. Karena ikatannya
yang kuat, mineral ini tergolong stabil sehingga air tidak bisa menerobos masuk di
antara kedua kepingan tersebut. Ketiadaan air di antara kedua kepingan tidak
dapat menyusutkan atau pun mengembangkan sel satuannya.
Halloysit
Mineral halloysit mirip dengan kaolinit, akan tetapi ikatannya lebih acak
dan bisa terpisahkan oleh lapisan tunggal molekul air. Jika mineral ini tidak
mengandung lapisan tunggal air karena telah dipanaskan, maka sifat dasar mineral
akan berubah. Sifat dasar dari mineral halloysit yaitu bentuk partikelnya mirip
seperti silinder- silinder yang memanjang.
Montmorillonit
Illit
Bentuk susunan mineral illit terdiri dari kepingan aluminium oktahedra yang
berada di antara dua kepingan silika tetrahedra. Kepingan kepingan tersebut
saling terikat satu sama lain dengan ikatan antar ion- ion kalium yang terdapat
pada setiap kepingan. Ikatan ini tidak lebih kuat dari pada ikatan hidrogen yang
mengikat mineral kaolinit, tetapi lebih kuat dari pada ikatan ionik yang mengikat
mineral montmorillonit. Meski ikatannya tidak terlalu kuat, susunan mineral illit
tidak dapat mengembang akibat dari gerakan air yang berada di antara kedua
kepingannya.
Sifat batu lempung yang liat (plastis) banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan berbagai jenis benda. Berikut adalah beberapa manfaat dari batu
lempung :
Sebagai bahan dasar keramik Batu lempung yang dicampur dengan air dan
membentuk tanah liat dapat digunakan untuk membuat keramik. Keramik tersebut
dapat berupa ubin lantai & dinding, gerabah atau porselen. Bahkan pembuatan
porselen menggunakan lempung yang mengandung kaolinit akan menghasilkan
produk yang tahan panas (produk refraktori). Selain keramik, tanah liat dari batu
lempung juga dimanfaatkan untuk membuat semen, batu bata dan agregat ringan
lainnya.
Sebagai bahan dasar kertas Batu lempung yang memiliki kandungan mineral
kaolinit juga merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kertas yang
berkualitas tinggi.
Sebagai penyerap cairan Batu lempung yang terbentuk dari abu hasil letusan
gunung berapi sering digunakan untuk menyerap cairan yang ada pada kandang
binatang ternak.
Membantu proses pengeboran Batu lempung yang terbuat dari abu vulkanik
juga dapat dimanfaatkan sebagai lumpur yang membantu pengeboran. Selain itu,
dapat juga digunakan dalam industri palletizing bijih besi.
OLEH :
AHMAD LUTHFI SURYADI
2017