Anda di halaman 1dari 27

RANGKUMAN

A. Sumber Daya Mineral dan Energi NTB

Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, posisi NTB terletak pada pertemuan


dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia) yang
berinteraksi dan saling berbenturan. Batas kedua lempeng ini merupakan daerah
yang sangat labil, karena di tempat ini tertumpuk energi yang sangat besar dan
sewaktu-waktu dapat terlepas dalam bentuk gempabumi, letusan gunung api, dan
tanah longsor yang ditandai dengan munculnya gunung api aktif dan kegempaan
yang tinggi.

Disamping mempunyai potensi bencana, pada daerah pertemuan kedua


lempeng ini dihasilkan juga kondisi Geologi yang sangat bermanfaat, yaitu
terbentuknya potensi sumber daya mineral dan energi, dan potensi bentang alam
yang sangat potensial, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

B. Kondisi Geologi NTB

Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan
yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium
(resent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,
batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping
dan dasit.

Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit,


batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis,
batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri
dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan
breksi lahar.
Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat,
epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi
Sangiang, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium
dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.

C. Potensi Sumber daya Mineral

Sebagai hasil proses geologi yang terus berlanjut di berbagai lokasi, telah
dihasilkan berbagai jenis bahan galian, diantaranya: emas, perak, tembaga, timah
hitam, pasir besi, mangan, belerang, kaolin, gipsum, tanah liat, batuapung, tras,
batukapur, marmer, kalsit, batu, dan pasir.

Keberadaan sumber daya mineral golongan A (strategis) berupa minyak dan


gas bumi diperkirakan di lepas pantai utara Pulau Lombok, masih dilakukan
penyelidikan dan telah pula dilakukan pemboran eksplorasi oleh perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA), namun belum diketahui tingkat
keterdapatannya.

Gambar : Peta Penyebaran/Trend Cekungan Hidrokarbon di lepas pantai utara


Pulau Lombok (Pertamina)
Dari hasil penyelidikan pendahuluan dan rinci sumber daya mineral
golongan B (vital) telah ditemukan berupa : logam mulia (emas dan perak), logam
dasar (timbal dan tembaga), logam besi serta mineral industri (belerang). Emas,
perak dan tembaga merupakan endapan hidrothermal dengan indikasi berupa urat-
urat kwarsa dengan ketebalan bervariasi, serta type pofiri. Indikasi adanya emas,
perak dan tembaga ini hampir di seluruh wilayah Sumbawa bagian barat.

Cebakan emas dan tembaga tipe porfiri dijumpai di lokasi Batu Hijau,
Dusun Tongo Desa Sekongkang Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat.
Kini sedang dilakukan tahap eksplorasi/produksi bahan galian golongan B berupa
tembaga dan emas dan telah diketahui jumlah cadangan yang potensial.

Bahan galian golongan C (non strategis/non vital) yang telah dan masih
dieksploitasi adalah batu bangunan, tanah liat, tanah urug, pasir/sirtu,
batugamping dan batuapung. Bahan galian tersebut sebagian besar digunakan
sebagai bahan bangunan dan konstruksi jalan, kecuali batuapung telah dikirim ke
luar daerah sebagai komoditi ekspor.

D. Sumber Daya Mineral Non Logam (Bahan Galian Mineral Industri)


dan Kemungkinan Pengembangannya

Jenis komoditi mineral non logam (mineral industri) yang terdapat di NTB
yaitu :
bahan galian Golongan Non Logam terdapat sebanyak 34 jenis bahan galian,
sampai saat ini yang dapat diketahui keterdapatannya 22 komoditi dengan
klasifikasi cadangan yang bervariasi dari hipotetik hingga terindikasi. Untuk itu
masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut agar diperoleh data yang lebih akurat
disamping ditemukannya komoditi baru.

Penambangan/ekploitasi bahan galian golongan Non Logam : Batuapung,


Batu Bangunan, Sirtu, Batu Kapur, Tanah Liat dan lainnya, pada umumnya
dilakukan oleh perorangan secara tradisional dengan skala kecil pada lokasi yang
terpencar tanpa dilengkapi dengan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD),
sehingga menimbulkan kerusakan lahan yang cukup luas dan untuk reklamasinya
memerlukan dana yang tidak kecil dan cukup lama. Hal ini mengakibatkan
kesulitan diperolehnya data produksi yang akurat disamping terpencarnya
kerusakan lingkungan pada beberapa lokasi yang harus direklamasi sesuai
peruntukan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang.

Kemungkinan Pengembangannya

Terbatasnya sarana/prasarana teknis baik berupa peralatan laboratorium,


peralatan pemetaan dan pembuatan peta sehingga data kualitas bahan galian
maupun penyiapan peta belum dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat waktu.

Tabel : Potensi Mineral Non Logam di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tingkat Sumber Daya


No Komoditas Keterangan
Penyelidikan Jumlah (Ton) Klasifikasi

1. Andesit Prospek 1.800.00 Spekulatif Merupakan Lava dan breksi


Pengamatan 49.040.00 Hipotetik vulkanik
Pendahuluan 1.024.001.554 Memungkinkan
Detail 235.051.000 Terbukti

2 Batuapung Prospection 96.013.000 spekulatif Batuapung yang memiliki


kandungan 60,91% SiO 2

3 Batugamping Prospek 596.806.550 spekulatif Bahan dasar Kalsium


Pengamatan 341.711.000 Hipotetik Karbonat(CaC0 3)
Pendahuluan 127.612.500 Hipotetik

4 Belerang Pengamatan 275 Hipotetik Lempung pengotor

5 Bentonit Pengamatan 118.878.000 Hipotetik -

6 Dasit Pendahuluan 404.880.000 Hipotetik Material bangunan, agregat


beton.

7 Diorit Pendahuluan 1.587.000 Hipotetik Putih terang, kekuningan


Pengamatan 117.851.000 Hipotetik dan putih kecoklatan

8 Kalsedon Pengamatan 37.700 Hipotetik Putih kekuningan dan putih


Detail Expl. 36.000 Terbukti kecoklatan

9 Kaolin Pengamatan 6.016.000 Hipotetik Mengandung senyawa SiO


2 :7,35%, Al 2 O 3 : 9,83%,
Fe 2 O 2 :14,97%

10 Lempung Pengamatan 497.279.000 Hipotetik SiO2:19,52-


Pendahuluan 9.302.900 Memungkinkan 60,72%:Al2O3:7,74-
23,35%,

11 Marmer Pengamatan 33.021.500 Hipotetik Marmer dengan kuat tekan


Pendahuluan 1.336.626.000 Memungkinkan 600-800 kg/cm 2
Eksplorasi 36.726.000 Terbukti Gamping kristalin dgn Kuat
Datail tekan 836 kg/cm 2, untuk
exterior & interior

12 Oker Pendahuluan 45.000 Memungkinkan Batuan vulkanik beku,


kuning kemerahan

13 Pasir Pengamatan 80.000 Hipotetik Bercampur batuapung


Pendahuluan 600.000 Spekulatif -
Prospek 5.568.000 Spekulatif -

14 Pasir kwarsa Pengamatan 83.000 Hipotetik -

15 Perlit Pendahuluan 8.000 Possible kehijauan transparan

16 Pirofilit Pengamatan 84.332.000 Hipotetik -

17 Sirtu Pengamatan 3.309.981 Hipotetik Kerikil pasiran berukuran


Prospek 2.230.000 Spekulatif alluvium
Eksplorasi 75.000 Terbukti -
Datail
18 Toseki Pengamatan 564.00 Hipotetik Tuff Hasil rombakan
Pendahuluan 468.000 Hipotetik alterasi Hidrothermal, Putih
kekuningan.

19 Trash Eksplorasi 506.00 Terbukti Berkualitas bagus dgn kuat


Datail 2.128.300 Spekulatif tekan 2.97-7,7 kg/cm 2, dan
20,7-35 kg/cm 2,

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi NTB, 2003

Belum seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten terbentuk Dinas


Pertambangan, disamping itu terbatasnya tenaga yang mempunyai pengetahuan di
bidang Geologi dan Pertambangan pada Pemerintah Daerah, sehingga keterlibatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan data potensi maupun
pemanfaatan bahan galian golongan C yang belum terjangkau oleh kegiatan
inventarisasi bahan galian golongan C oleh Dinas Pertambangan Provinsi NTB
sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan.

E. Pengenalan Bahan Galian Industri Yang Ada Di NTB


1. Andesit

Sebenarnya semua jenis batuan yang menyusun lapisan kulit bumi terbentuk
dan berasal dari satu zat yang sama, yaitu magma. Magma adalah material batuan
berbentuk cair yang sangat panas. Magma yang ada di dalam permukaan bumi
selalu bergerak, baik secara intrusi maupun ekstrusi.

Pergerakannya ini menyebabkan magma berada jauh di kamar magma yang


memiliki suhu dan tekanan berbeda. Perbedaan suhu dan tekanan ini
menyebabkan magma mengalami kristalisasi menjadi batuan beku. Ini merupakan
tahap awal dari siklus batuan.
Selanjutnya, tahap ini akan terus berlangsung sehingga menghasilkan jenis batuan
lainnya. Yakni batuan sedimen dan batuan metamorf atau batuan malihan. Setiap
batuan ini meski berasal dari induk yang sama memiliki karakteristik yang
berbeda. Bahkan setiap jenisnya juga terpecah ke dalam berbagai macam bentuk
batuan.

Batuan beku misalnya, karena berbagai kondisi terbagi menjadi beberapa


macam. Batu-batuan ini meski masih memiliki kemiripan, karena sama-sama
terbentuk dari kristalisasi magma juga memiliki ciri khas masing-masing. Salah
satu contoh jenis batuan beku adalah batuan andesit, yang akan kita bahas lebih
lanjut.

a. Pengertian Batuan Andesit

Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan


andesit banyak ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di
pegunungan Andes terbentuk sebagai lava interbeded bersamaan dengan
deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi stratovulcano yang curam.

Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan beku yang
tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), serta memiliki kandungan silica
yang lebih tinggi dari batu basal dan lebih rendah dari batuan rhylolite dan
felsite.

Meskipun pembentukan batuan andesit juga terjadi di bawah permukaan


bumi, umumnya batuan andesit terbentuk di permukaan bumi sebagai akibat
letusan gunung merapi. Karena itu para ahli mengklasifikasikannya ke dalam
bagian batuan beku ekstrusif.

b. Kandungan dan Morfologi Batuan Andesit

Batuan Andesit terbentuk dari magma dengan temperatur antara 900 sampai
1.100 derajat celcius. Mineral-mineral yang dikandung batuan andesit bersifat
mikroskopis, sehingga tak bisa dilihat tanpa batuan mikroskop. material-material
itu antara lain adalah :

Silika (SiO2), dengan jumlah antara 52-63 %


Kuarsa, dengan jumlah sekitar 20 %
biotite
Basalt
Feltise
Plagiocase feldspar
pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene)
hornblende dengan persentase sangat kecil

Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu-abu


yang dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang
cukup besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat
dan struktur yang sangat pejal. Tapi struktur kepadatan batuan andesit masih
dibawah batuan granit.

Batuan Andesit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal


mineral pada batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum
proses pembekuan magma terjadi. Karena itu, para ahli geologi bisa
mengidentifikasi sejarah perjalanan magma dari kristalin yang terdapat pada
batuan andesit.

Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran. Perbedaan


ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum sempat
terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu permukaan yang rendah.
Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang berbeda. Yaitu :

fenokris. adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan sejak di


bawah permukaan bumi
groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang terbentuk dengan cepat di
permukaan.
Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam batuan andesit seragam (Fenokris
saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian dimana, batuan andesit
mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass. Batuan andesit
dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andesit Porfiri.

Walaupun pada umumnya berwarna abu-abu, namun pada kondisi cuaca


tertentu, batuan andesit bisa saja memiliki warna coklat tua. Karena itu untuk
mengidentifikasinya perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail. Jika ditemukan ada
batuan yang memiliki ciri morfologi sama dengan batuan andesit tapi belum pasti
akan kandungan kimianya, maka untuk sementara batuan tersebut
disebut andesitoid. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan
mineralnya barulah diputuskan apakah batuan ini benar merupakan batuan andesit
atau bukan.

c. Proses Pembentukan Batuan Andesit

Proses pembentukan batuan andesit secara letusan(vulkanologi) agak mirip


dengan proses pembentukan batuan diorit. Batuan andesit biasanya ditemukan
dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan
bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur
batuan andesit sangat halus.

Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah


satuanya adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng
samudra akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan
sumber magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit. Karena itu
biasanya batuan andesit terletak diatas zona subdiksi yang jadi batuan umum
penyusun kerak benua.

Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona
subdiksi. Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean
ridges dan oceanic hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial
melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada
struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar
menuju kerak benua (lava) bercampur dengan magma benua.

d. Manfaat batuan Andesit

Batuan andesit umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan dipotong jadi
dimension stone untuk berbagai keperluan.

1. Sektor konstruksi

Batuan andesit banyak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur


seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta gedung-
gedung dan lainnya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk keperluan
infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit
banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca
dan tahan lama.

Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar


konstruksi/pembangunan. Batuan andesit yang bisa digunakan untuk fungsi ini
harus melewati serangkaaian tes berupa uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser,
desnsitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil tes ini akan memperlihatkan elastisitas
batuan dan sifat fisika lainnya. Sehingga bisa disortir batuan mana yang bisa
digunakan.

2. Sebagai dimension stone


Karena tidak semua batuan andesit dari pertambangan bisa digunakan untuk
konstruksi, batuan andesit juga dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat,
diamplash kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.
Potongan-potongan ini yang disebut dimension stone. Dimension stone umumnya
dimanfaatkan untuk keperluan estetika. Seperti ornamen-ornamen pada dinding,
lantai atau dekorasi lainnya.

Selain itu Dimension Stone dari batuan andesit juga digunakan untuk
memproduksi berbagai macam kerajinan tangan. Misalnya pusat kerajinan di
Majalengka dan Cirebon yang menggunakan dimension stone dari batuan andesit
sebagai bahan bakunya.

e. Lokasi andesit di NTB

Bahan galian ini berupa komponen breksi dari endapan piroklastik lava dan
intrusi terdapat di kecamatan Gerung, Sekotong, Bayan Kabupaten Lombok Barat,
Praya Barat, Pujut Janapria, Praya Timur, Batukliang, Pringgarata Kabupaten
Lombok Tengah, Terara, Sakra, Masbagik, Pringgabaya, Sambelia, Selong,
Keruak Kabupaten Lombok Timur, Taliwang, Plampang, Sumbawa Besar, Lape
Lopok, Batulanteh Kabupaten Sumbawa, Huu, Dompu Kabupaten Dompu,
RasanaE,Belo,Sape Kabupaten Bima.

Potensi sumber daya secara keseluruhan diperkirakan sebanyak


1,750.571.604 ton. Pemanfaatan Batuan Andesit adalah untuk bahan bangunan
dan pembuatan jalan.

2. Batu Apung

a. Pengertian Batu Apung

Batu apung (pumice) adalah batuan dengan ciri ciri utama berwarna terang
serta sangat berpori. Batu apung termasuk jenis batuan beku yang terbentuk dari
hasil letusan eksplosif gunung berapi. Batuan ini biasanya disebut juga sebagai
batuan gelas volkanik silikat karena mengandung buih yang terbuat dari
gelembung berdinding gelas. Batu apung paling banyak digunakan sebagai
agregat beton ringan dan sebagai bahan abrasif pada berbagai produk industri.
Batu apung memiliki porositas tinggi sehingga batuan tersebut bisa mengapung di
atas air.

b. Ciri-ciri Batu Apung

Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel
yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas yang terkandung di
dalamnya. Banyaknya ruang pori (Vesikel) pada batu apung yang dibatasi oleh
dinding tipis membuat batuan ini mempunyai berat jenis yang sangat rendah. Batu
apung biasanya memiliki berat jenis kurang dari 1, sehingga membuat batuan ini
mampu mengapung diatas air.

Pada umumnya batu apung terdapat sebagai bahan lepasan atau fragmen-
fragmen dalam breksi gunung api. Mineral-mineral yang terdapat dalam batu
apung biasanya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan kristobalit.

Batu apung mempunyai sifat kimia dan fisika antara lain: mengandung
oksida SiO2, K2O, MgO, CaO, Al2O3, SO3, Fe2O3, Na2O, TiO2, dan Cl, LOI
(Loss of Ignition) 6%, pH 5, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound
transmission) rendah, water absorption (peresapan air) 16,67%, ketahanan
terhadap api bisa sampai 6 jam, konduktifitas panas (thermal conductivity)
rendah, dan rasio kuat tekan terhadap beban cukup tinggi.

Gambar batu apung (pumice) memperlihatkan banyaknya ruang pori (vesikel).

c. Macam-macam Jenis Batu Apung

Sebagian besar batu apung berasal dari magma yang mengandung gas yang
memiliki komposisi rhyolitik. Sangat jarang batu apung berasal dari magma yang
berkomposisi basaltik ataupun andesitik. Letusan yang bersifat eksplosif akan
mengeluarkan material gunung api ke udara, kemudian material tersebut
mengalami transportasi secara horizontal dan akan terakumulasi sebagai batuan
piroklastik. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal
terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.

Didasarkan pada material asalnya, cara pembentukan, dan distribusi ukuran


partikelnya (fragmen), batu apung dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
yaitu:

1. Batu apung sub-areal

2. Batu apung sub-aqueous

3. Batu apung new ardante

4. Batu apung hasil endapan ulang (redeposit)

Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api


berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran batu apung di Indonesia pada
umumnya melingkupi daerah Pulau Lombok, Sukabumi, Serang, dan Pulau
Ternate.

d.Asal Terbentuknya Batu Apung

Ruang pori (dikenal sebagai vesikel) pada batu apung merupakan petunjuk
bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk. Vesikel sebenarnya merupakan
gelembung gas yang terperangkap di batuan selama pendinginan cepat dari
magma yang kaya akan gas. Material yang mengalami pendinginan sangat cepat
tersebut menyebabkan atom-atom didalamnya tidak mampu mengatur diri untuk
membentuk kristal. Inilah yang mendasari para ahli mengkategorikan batu apung
sebagai "mineraloid" karena tersusun atas kaca vulkanik amorf.

Di bawah permukaan bumi, magma mengandung beberapa persen berat gas


terlarut karena mereka berada di bawah pengaruh tekanan yang tinggi. Kondisi ini
mirip dengan karbon dioksida terlarut di dalam botol tertutup minuman
berkarbonasi seperti bir ataupun soda. Jika Anda mengguncang botol bir atupun
soda tersebut, kemudian segera membuka botol, pelepasan tekanan secara tiba-
tiba memungkinkan gas untuk keluar bercampur dengan buih/busa.

Gas yang bercampur dengan magma akan keluar melalui ventilasi vulkanik
dalam bentuk buih cair. Selanjutnya, buih tersebut akan cepat mendingin ketika di
udara, dan jatuh kembali ke bumi sebagai potongan batu apung. Letusan gunung
berapi terbesar dapat mengeluarkan sangat banyak material vulkanik. Material
tersebut dapat terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari partikel debu yang halus
sampai dengan blok besar batuan se-ukuran rumah.

e. Manfaat Batu Apung

Harga batu apung tidak semahal batu permata, tetapi batu apung sangat
banyak kegunaannya. Dalam industri cat batu apung dapat dimanfaatkan sebagai
pelapis nonskid, cat sekat akustik, bahan pengisi tekstur cat, dan sebagai flattening
agents. Pada industri kimia batu apung dapat digunakan sebagai media fitrasi,
chemical carrier, dan pemicu korek api belerang.

Di industri logam dan plastik batu apung dapat digunakan sebagai


pembersih dan pemoles, vibratory and barrel finishing, pressure blasting, electro-
plating, serta pembersih gelas dan kaca. Dalam industri kosmetik dan odol batu
apung digunakan sebagai pemoles dan penambal gigi, serta untuk pemerata kulit.
Di industri komponder, karet dan elektronika, batu apung dapat dimanfaatkan
sebagai bubuk sabun tangan, bahan penghapus, dan pembersih papan sirkit.

f. Lokasi Batu Apung di NTB

Sebaran endapan Batuapung terdapat di kecamatan Bayan, Tanjung,


Narmada, Gangga Kabupaten Lombok Barat; Pringgarata, Kopang, Batukliang
Kabupaten Lombok Tengah; Selong, Terara, Masbagik, Sukamulia, Sakra
Kabupaten Lombok Timur.
Potensi Sumber daya Batuapung diperkirakan sebanyak 44.581.539 ton.
Pemanfaatan Batuapung untuk bahan pencuci tekstil, filler, abrasive dan bahan
bangunan.

3.Batu Gamping (Batu Kapur)

a.Pengertian Batu Gamping (Batu Kapur)

Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia, batu gamping
sering disebut juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa
disebut "limestone". Batu gamping paling sering terbentuk di perairan laut
dangkal.

Batu gamping (batu kapur) kebanyakan merupakan batuan sedimen organik


yang terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan pecahan-pecahan sisa
organisme. Batu gamping juga dapat menjadi batuan sedimen kimia yang
terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat dari air danau ataupun air laut.

Pada prinsipnya, definisi batu gamping mengacu pada batuan yang


mengandung setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit.
Sisanya, batu gamping dapat mengandung beberapa mineral seperti kuarsa,
feldspar, mineral lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu
gamping juga dapat mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul
siderit.

Kandungan kalsium karbonat dari batu gamping memberikan sifat fisik


yang sering digunakan untuk mengidentifikasi batuan ini. Biasanya identifikasi
batu gamping dilakukan dengan meneteskan 5% asam klorida (HCl), jika bereaksi
maka dapat dipastikan batuan tersebut adalah batugamping.
b. Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Laut

Kebanyakan batugamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada


perairan yang hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana
organisme mampu membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai
sumber bahan pembentuk batugamping.

Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan


menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan terlitifikasi menjadi
batugamping.

Produk sisa organisme tersebut juga dapat berkontribusi untuk pembentukan


sebuah massa sedimen. Batu gamping yang terbentuk dari sedimen sisa organisme
dikelompokan sebagai batuan sedimen biologis. Asal biologis mereka sering
terlihat oleh kehadiran fosil.

Beberapa batu gamping dapat terbentuk oleh pengendapan langsung


kalsium karbonat dari air laut. Batu gamping yang terbentuk dengan cara ini
dikelompokan sebagai batuan sedimen kimia. Batugamping ini dianggap kurang
melimpah dibandingkan batu gamping biologis.

c.Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Evaporasi

Batu gamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit


dan formasi gua lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batu
gamping yang terbentuk melalui penguapan. Di sebuah gua, tetesan air akan
merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan ataupun ruang pori di langit-
langit gua, kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua.

Ketika air menguap, setiap kalsium karbonat yang dilarutkan dalam air akan
tersimpan di langit-langit gua. Seiring waktu, proses penguapan ini dapat
mengakibatkan akumulasi seperti es kalsium karbonat di langit-langit gua, deposit
ini dikenal sebagai stalaktit. Jika tetesan jatuh ke lantai dan menguap serta
tumbuh/berkembang ke atas (dari lantai gua) depositnya disebut dengan stalakmit.
Batu gamping yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine"
dan masuk dalam kelompok batuan sedimen kimia.

d. Jenis-jenis Batu Gamping (Batu Kapur)

Ada banyak nama berbeda digunakan untuk batugamping. Nama-nama ini


didasarkan pada bagaimana batu gamping terbentuk, penampilannya (tekstur),
komposisi mineral penyusunnya, dan beberapa faktor lainnya. Berikut ini adalah
beberapa jenis batu gamping yang namanya lebih umum digunakan:

1. Chalk: merupakan sebuah batu gamping lembut dengan tekstur yang sangat
halus, biasanya berwarna putih atau abu-abu. Batuan ini terbentuk terutama dari
cangkang berkapur organisme laut mikroskopis seperti foraminifera atau dari
berbagai jenis ganggang laut.

2. Coquina: merupakan sebuah batu gamping kasar yang tersemenkan, yang


tersusun oleh sisa-sisa cangkang organisme. Batuan ini sering terbentuk pada
daerah pantai dimana terjadi pemisahaan fragmen cangkang dengan ukuran yang
sama oleh gelombang laut.

3. Fossiliferous Limestone: merupakan sebuah batu gamping yang mengandung


banyak fosil. Batuan ini dominan tersusun atas cangkang dan skeleton fosil suatu
organisme.

4. Lithographic Limestone: merupakan sebuah batu gamping padat dengan ukuran


butir sangat halus dan sangat seragam, yang terjadi di dalam sebuah lapisan tipis
membentuk permukaan sangat halus.

5. Oolitic Limestone: merupakan sebuah batu gamping yang terutama tersusun


oleh kalsium karbonat "oolites", berbentuk bulatan kecil yang terbentuk oleh hasil
presipitasi konsentris kalsium karbonat pada butir pasir atau cangkang fragmen.

6. Travertine: merupakan sebuah batu gamping yang terbentuk oleh presipitasi


evaporasi, sering terbentuk di dalam gua, yang menghasilkan deposit seperti
stalaktit, stalakmit dan flowstone.
Gambar macam-macam jenis batugamping dan lingkungan pembentukannya

e. Kegunaan Batu Gamping (Batu Kapur)

Batugamping merupakan batuan dengan keragaman penggunaan yang


sangat besar. Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan
dibandingkan jenis batuan-batuan lainnya. Sebagian besar batugamping dibuat
menjadi batu pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi seperti:
landasan jalan dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling ekonomis
dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagai bahan utama pembuatan semen
portland.

Beberapa jenis batugamping banyak digunakan karena sifat mereka yang


kuat dan padat dengan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini memungkinkan
batugamping dapat berdiri kokoh walaupun mengalami proses abrasi. Meskipun
batugamping tidak sekeras batuan berkomposisi silikat, namun batugamping lebih
mudah untuk ditambang dan tidak cepat mengakibatkan keausan pada peralatan
tambang maupun crusher (alat pemecah batu).

f. Lokasi Batu Gamping di NTB

Sebaran Batugamping terdapat di berbagai wilayah kecamatan, yaitu


Sekotong Kabupaten Lombok Barat, Pujut, Praya Barat Kabupaten Lombok
Tengah, Keruak Lombok Timur, Seteluk, Jereweh, Taliwang, Moyohulu,
Sumbawa, Alas Kabupaten Sumbawa. Dompu Kabupaten Dompu, Belo, Wera,
Monta, Sape Kabupaten Bima.
Potensi sumber daya Batugamping diperkirakan sebanyak 1.453.950.903
ton dengan kisaran kandungan CaO: 40 - 55%, MgO 0,55 - 1,05%. Pemanfaatan
Batugamping untuk industri, konstruksi, pertanian, bahan pembuat semen, dan
lain-lain.

4. Belerang (Sulfur)

a. Pengertian Belerang

Belerang adalah unsur kedua dalam kolom keenam belas dari tabel periodik.
Hal ini diklasifikasikan sebagai nonlogam. Atom belerang memiliki 16 elektron
dan 16 proton dengan 6 elektron valensi di kulit terluar. Belerang adalah unsur
kesepuluh yang paling melimpah di alam semesta. Belerang dapat lebih dari 30
bentuk alotrop berbeda (struktur kristal). Ini adalah yang paling alotrop dari setiap
elemen.

b. Karakteristik dan Sifat Belerang

Simbol :S

Nomor atom : 16

Berat atom : 32.06

Klasifikasi : bukan logam

Fase pada Suhu Kamar : Padat

Berat jenis : (alpha) 2,07 gram per cm3


Titik leleh : 115,21 C, 239,38 F

Titik Didih : 444,6 C, 832,3 F

Dalam kondisi standar Belerang berwarna kuning pucat yang solid. Hal ini
lembut dan tidak berbau. Alotrop paling umum dari belerang ini disebut
octasulfur.

Belerang tidak larut dalam air. Ia juga bekerja sebagai insulator listrik yang
baik.Ketika dibakar, belerang memancarkan api berwarna biru dan meleleh ke
dalam cairan berwarna merah cair yang disebut lava. Hal ini juga bergabung
dengan oksigen untuk membentuk gas beracun yang disebut sulfur dioksida
(SO2).

Bentuk belerang banyak senyawa yang berbeda termasuk gas hidrogen


sulfida yang terkenal karena memiliki bau yang kuat seperti telur busuk. Hidrogen
sulfida berbahaya karena mudah terbakar, meledak, dan sangat beracun.

c. Dimana belerang yang ditemukan di Bumi?

Unsur belerang dapat ditemukan di sejumlah daerah di Bumi termasuk emisi


vulkanik, air panas, kubah garam, dan ventilasi hidrotermal.Belerang juga
ditemukan di sejumlah senyawa alami yang disebut sulfida dan sulfat. Beberapa
contoh adalah timbal sulfida, pirit, cinnabar, seng sulfida, gipsum, dan barit.

Belerang dapat ditambang dari pertambangan bawah tanah. Hal ini juga
dapat dipulihkan sebagai produk sampingan dari berbagai proses industri
termasuk penyulingan minyak bumi.

d. Bagaimana belerang digunakan?

Belerang dan senyawa yang memiliki sejumlah aplikasi industri. Mayoritas


belerang digunakan untuk membuat kimia asam sulfat. Asam sulfat adalah bahan
kimia yang digunakan oleh industri top dunia. Hal ini digunakan untuk membuat
baterai mobil, pupuk, menyuling minyak, proses air, dan untuk mengekstrak
mineral.
Aplikasi lain untuk bahan kimia berbasis belerang termasuk vulkanisasi karet,
pemutihan kertas, dan membuat produk-produk seperti semen, deterjen, pestisida.
dan mesiu.

Belerang juga memainkan peranan penting dalam mendukung kehidupan di


Bumi. Ini adalah unsur kedelapan yang paling berlimpah dalam tubuh manusia.
Belerang merupakan bagian dari protein dan enzim yang membentuk tubuh kita.
Hal ini penting dalam membentuk lemak dan tulang yang kuat.

e. Bagaimana Belerang ditemukan?

Belerang sudah diketahui sejak zaman kuno. Budaya kuno di India, Cina,
dan Yunani semua tahu tentang belerang. Hal ini bahkan disebut dalam Alkitab
sebagai belerang. Kadang-kadang dieja sulfur.kimiawan Perancis Antoine
Lavoisier yang, pada tahun 1777, membuktikan belerang yang merupakan salah
satu dari unsur-unsur dan bukan senyawa.

f. Dari mana asal nama Belerang?

Sulfur mendapatkan namanya dari kata Latin sulfur yang berarti untuk
membakar.

g. Isotop

Ada empat isotop stabil belerang termasuk sulfur-32, 33, 34, dan 36.
Mayoritas alami belerang adalah belerang-32.

h. Fakta Menarik tentang Sulfur

Salah satu satelit planet Jupiter, yaitu Io, terlihat berwarna kuning karena
terdapat sejumlah besar sulfur di permukaannya. Belerang ini berasal dari
banyak gunung berapi yang masih aktif di planet.
Sumber utama hujan asam adalah ketika sulfur dioksida memasuki
atmosfer dan diubah menjadi asam sulfat.
Siklus sulfur penting yang terjadi di bumi mirip dengan siklus unsur lain
seperti siklus karbon, oksigen, dan nitrogen.
China, Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia adalah penghasil sulfur
terbanyak dunia.

i. Lokasi Belerang di NTB

Sebaran endapan Belerang terdapat di kawasan Gunung Rinjani, Kokok


Putih. Potensi yang diketahui adalah sebanyak 927 ton dengan kandungan
Belerang antara 48.7 - 80.5%. Pemanfaatan bahan galian ini untuk industri pupuk,
obat serta insektisida.

5. Batu Lempung

Batuan sedimen merupakan jenis batuan penyusun lapisan kulit bumi yang
berasal dari hasil pelapukan. Keberadaannya hanya sekitar 5 persen di lapisan
terluar kerak bumi. Batuan ini termasuk batuan sekunder yang karena terbentuk
dari jenis- jenis batuan lain yaitu batuan beku dan batuan metamorf. Terdapat
banyak contoh batuan sedimen. Ada yang mempunyai struktur butiran kasar, dan
ada juga yang berstruktur butiran halus. Salah satu contoh batuan sedimen yang
memiliki ukuran butiran halus yakni batu lempung.

a. Pengertian batu lempung

Pengertian batu lempung yaitu batuan yang memiliki struktur padat dengan
susunan mineral yang lebih banyak dari batu lanau. Selain itu, batu lempung juga
dapat diartikan sebagai salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau
plastis, tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran
butirannya halus. Ukuran butiran batu lempung sangatlah halus, yakni tidak lebih
dari 0,002 mm.

Mirip dengan batu serpih, batu lempung sangat sulit diteliti. Sangat
dibutuhkan analisis secara kimiawi agar ilmuwan tahu mineral penyusun batu
lempung yang banyak mengandung silika. Silika ini berasal dari feldspar yang
banyak di temukan di lapisan kulit bumi. Selain itu, batu lempung juga memiliki
susunan unsur oksida besi yaitu berupa siderit, markit atau pirit.

Mineral karbonat berupa bahan- bahan organik dan anorganik juga


ditemukan pada batu lempung. Mineral- mineral penyusun batu lempung tersebut
adalah mineral yang aktif secara elektrokimiawi. Para pakar harus menggunakan
jenis mikroskop elektron untuk melihat jenis mineral yang terdapat pada batu
lempung.

b. Jenis- Jenis Batu Lempung

Batu lempung mempunyai bentuk yang berbeda satu dengan yang lain. Hal
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat pembentukan batu lempung. Batu
lempung yang pembentukannya di lingkungan danau berbeda dengan batu
lempung yang terbentuk di laut. Pada umumnya, batu yang terbentuk di laut akan
mengandung fosil binatang laut dan memiliki lapisan yang tebal. Selain perbedaan
yang sudah disebutkan, batu lempung dapat dibedakan menjadi 2 jenis
berdasarkan ada tidaknya proses pengangkutan (transportasi), yaitu :

1. Transported clay

Disebut transported clay karena batu lempung sudah mengalami


pengangkutan dari tempat terbentuknya. Ada 3 sumber terbentuknya batu
lempung yaitu hasil dari abrasi pantai, hasil dari pelapukan yang mengalami
transportasi serta hasil tercampurnya unsur kimia dan bio kimia. Selama proses
transportasi, batu lempung memungkinkan untuk tercampur dengan mineral halus,
diantaranya adalaha oksida besi, kuarsa dan bahan organisme.

2. Residual clay

Batu lempung jenis ini merupakan batu lempung yang tidak mengalami
pengangkutan atau masih berada di tempat asalnya. Karakteristik fisiknya
dipengaruhi oleh kondisi batuan induk, cuaca dan aliran air. Jenis batu lempung
ini biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dari pada transported clay, serta
banyak ditemukan di sekitar batuan induknya.

c. Jenis- jenis mineral lempung

Seperti yang telah dijelaskan bahwa batu lempung tersusun atas mineral lempung
(hidrous aluminium silikat). Mineral lempung tersebut dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

Kaolinit

Mineral ini termasuk ke dalam kategori kaolin yang terdiri atas kepingan
silika tetrahedra dan kepingan aluminium oktahedra. Kedua kepingan tersebut
terikat satu sama lain sehingga terbentuk suatu lapisan yang satu kesatuan. Ikatan
keduanya merupakan ikatan hidrogen yang sulit dipisahkan. Karena ikatannya
yang kuat, mineral ini tergolong stabil sehingga air tidak bisa menerobos masuk di
antara kedua kepingan tersebut. Ketiadaan air di antara kedua kepingan tidak
dapat menyusutkan atau pun mengembangkan sel satuannya.

Halloysit

Mineral halloysit mirip dengan kaolinit, akan tetapi ikatannya lebih acak
dan bisa terpisahkan oleh lapisan tunggal molekul air. Jika mineral ini tidak
mengandung lapisan tunggal air karena telah dipanaskan, maka sifat dasar mineral
akan berubah. Sifat dasar dari mineral halloysit yaitu bentuk partikelnya mirip
seperti silinder- silinder yang memanjang.

Montmorillonit

Mineral montmorillonit juga disebut dengan smectit, yang merupakan


mineral hasil bentukan satu kepingan aluminium dan dua kepingan silika. Di
antara dua kepingan silika terdapat kepingan oktahedra yang membentuk suatu
lapisan yang satu. Montmorillonit terbentuk dari proses sedimentasi bersuasana
basa (alkali) yang sangat silikan. Selain itu, montmorillonit mempunyai ukuran
kristal yang sangat kecil tetapi memiliki gaya tarik terhadap air yang sangat kuat
sehingga air tersebut dapat memisahkan kepingan. Hal tersebut merupakan akibat
kurangnya muatan negatif pada kepingan oktahedran dan lemahnya gaya ikatan
van der Waals pada ujung kepingan silika. Air yang masuk di antara kepingan
dapat melunakkan dan merusak struktur tanah yang mengandung mineral
montmorillonit.

Illit

Bentuk susunan mineral illit terdiri dari kepingan aluminium oktahedra yang
berada di antara dua kepingan silika tetrahedra. Kepingan kepingan tersebut
saling terikat satu sama lain dengan ikatan antar ion- ion kalium yang terdapat
pada setiap kepingan. Ikatan ini tidak lebih kuat dari pada ikatan hidrogen yang
mengikat mineral kaolinit, tetapi lebih kuat dari pada ikatan ionik yang mengikat
mineral montmorillonit. Meski ikatannya tidak terlalu kuat, susunan mineral illit
tidak dapat mengembang akibat dari gerakan air yang berada di antara kedua
kepingannya.

d. Manfaat Batu Lempung

Sifat batu lempung yang liat (plastis) banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pembuatan berbagai jenis benda. Berikut adalah beberapa manfaat dari batu
lempung :

Sebagai bahan dasar keramik Batu lempung yang dicampur dengan air dan
membentuk tanah liat dapat digunakan untuk membuat keramik. Keramik tersebut
dapat berupa ubin lantai & dinding, gerabah atau porselen. Bahkan pembuatan
porselen menggunakan lempung yang mengandung kaolinit akan menghasilkan
produk yang tahan panas (produk refraktori). Selain keramik, tanah liat dari batu
lempung juga dimanfaatkan untuk membuat semen, batu bata dan agregat ringan
lainnya.

Sebagai bahan dasar kertas Batu lempung yang memiliki kandungan mineral
kaolinit juga merupakan bahan dasar yang baik untuk pembuatan kertas yang
berkualitas tinggi.
Sebagai penyerap cairan Batu lempung yang terbentuk dari abu hasil letusan
gunung berapi sering digunakan untuk menyerap cairan yang ada pada kandang
binatang ternak.

Membantu proses pengeboran Batu lempung yang terbuat dari abu vulkanik
juga dapat dimanfaatkan sebagai lumpur yang membantu pengeboran. Selain itu,
dapat juga digunakan dalam industri palletizing bijih besi.

e. Lokasi Batu Lempung di NTB

Endapan Lempung tersebar di berbagai daerah antara lain di Ampenan Kota


Mataram; Narmada, Gerung, Sekotong Kabupaten Lombok Barat; Praya Barat,
Praya Timur, Sengkol, Pujut Kabupaten Lombok Tengah; Terara Kabupaten
Lombok Timur; Dompu Kabupaten Dompu. Potensi sumber daya yang diketahui
sebanyak 538.745.025 ton. Pemanfaatan Lempung dapat digunakan untuk bahan
dasar industri semen dan keramik.
REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

OLEH :
AHMAD LUTHFI SURYADI

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM

2017

Anda mungkin juga menyukai