Anda di halaman 1dari 27

Arsitektur Byzantine adalah satu dari empat gaya arsitektur gereja-gereja di Eropa,

yaitu Byzantine, Romanesque, Gotik, dan Barok. Gaya ini berkembang di Byzantium
atau disebut juga Konstantinopel (sekarang Istanbul, ibu kota Turki). Ketika
Konstantinopel akhirnya dikuasai oleh pasukan Muslim pada tahun 29 Mei 1453, gaya
inipun kemudian diadopsi oleh umat Islam dan memunculkan apa yang sekarang
menjadi ciri khas semua masjid di dunia: kubah. Keunikan inilah yang membuat gaya
arsitektur Byzantine sebagai satu-satunya gaya arsitektur yang dipakai oleh gereja
sekaligus masjid. Dengan kata lain, gaya ini merupakan jembatan antara kebudayaan
Islam dan Kristen.

Gaya Byzantine muncul ketika Kaisar Konstantinus memutuskan untuk memindahkan


ibu kota kekaisaran Romawi ke arah timur, yaitu ke kota Konstantinopel (Byzantium) di
Turki. Letak Byzantium yang jauh dari pusat agama Katolik di Roma membuat gaya
arsitektur gereja-gereja di wilayah ini jauh berbeda dengan gereja-gereja di Eropa.

Saat itu, ada dua tipe model bangunan gereja, yaitu tipe basilika yang berbentuk
lorong memanjang (banyak dipakai sebagai model gereja di Indonesia saat ini) dan
gaya yang lebih geometris dengan kubah pada pusatnya.

Gaya kedua inilah yang kemudian menjadi ciri khas gaya Byzantium. Secara umum
gaya Byzantium memiliki ciri khas sebagai berikut.

1. Kubah yang sangat besar pada bagian tengah bangunan.


2. Berbentuk sirkular atau sentral, berbeda dengan bentuk gereja pada umumnya yang
memanjang. Kadang bentuknya polygonal (bersisi banyak), misalnya hexagonal (bersisi
enam) atau octogonal (bersisi delapan).

3. Terdapat semidome berbentuk separuh kubah yang mengelilingi kubah utama di


pusat.

4. Pilar-pilar berukuran sangat besar untuk menopang berat bangunan.


5. Dinding tebal dan terbuat dari batu bata.

6. Bagian interior sangat luas.

7. Jendela berukuran kecil dan berfungsi untuk pencahayaan.

8. Hiasan atau dekorasi lebih bersifat oriental dengan ukiran bermotif tumbuhan atau
hewan, jarang menggunakan patung atau figur manusia.
9. Ciri khas gereja Byzantine adalah penggunaan hiasan berupa mosaik pada
dindingnya.

Gaya arsitektur Byzantium ini banyak ditemui di wilayah Eropa Timur, terutama di Turki
dan Rusia Gaya arsitektur ini hingga kini menjadi ciri khas gereja2 Kristen Ortodoks.
Berikut ini beberapa contoh bangunan gereja bergaya arsitektur Byzantine.

Hagia Sophia (Istanbul, Turki)


Hagia Sophia atau dikenal pula dengan sebutan Church of the Holy Wisdom adalah
contoh bangunan bergaya Byzantine paling terkenal. Gereja ini dibangun atas perintah
kaisar Yustinian. Begitu hebatnya kemampuan para arsitek dan pembuat bangunan di
Byzantium saat itu, hingga pembuatan gereja megah ini hanya memakan waktu 5 tahun
(532-537), bandingkan dengan proses pembuatan gereja Gotik yang memakan waktu
hingga ratusan tahun. Perancangnya adalah Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari
Miletus.

Bagian paling menakjubkan dari gereja ini adalah kubah raksasanya yang setinggi 56
m. Setelah Konstantinopel ditaklukkan pasukan Muslim, gereja ini diubah menjadi
masjid dan ditambahkan minaret (menara) pada setiap sisinya. Kini, bangunan
bersejarah ini berstatus museum. Ini adalah satu-satunya tempat di dunia ini dimana
kita bisa melihat simbol2 agama Kristen dan Islam berdampingan pada satu tempat.
Hagia Irene (Istanbul, Turki)
Gereja Hagia Irene atau Church of the Holy Peace dibangun sekitar abad ke-4. Terletak
di halaman Istana Topkapi, gereja ini dulunya adalah gereja utama di Istanbul sebelum
pembangunan Hagia Sophia. Pada 1846, gereja ini dialihfungsikan menjadi museum
pertama di Turki.

Gereja San Vitale (Ravenna, Italia)

Gereja ini dibangun pada tahun 547 dan adalah satu dari sedikit gereja bergaya
Byzantium di daratan Eropa. Desain gereja ini berbentuk oktagonal (bersegi delapan)
dan dihiasi dengan fresco (lukisan dinding) yang masih terawat hingga kini.
Kucuk Ayasofya
Arti namanya adalah Aya Sofia Kecil. Bangunan ini dulunya gereja Santo Sergius dan
Bacchus yang kemudian dialihfungsikan menjadi masjid.

Gereja Holy Apostles (Athena, Yunani)

Basilika St. Mark (Venesia)


Basilika Sacre Cour (Paris, Prancis)
Gereja St. Theodore (Turki)

Katedral Saint Sophia (Harbin, Cina)


Katedral Saint Sava (Belgrade, Serbia)

Katedral Alexander Nevsky (Sofia, Bulgaria)


Katedral Alexander Nevsky (Estonia)

Katedral Naval (Krondstat, Rusia)


Katedral Christ The Saviour (Moskow, Rusia)

Katedral ini dibangun antara tahun 18391883, namun dihancurkan oleh Stalin pada
1931. Setelah rezim komunis digulingkan, gereja ini dibangun kembali menyerupai
bentuk aslinya dan kini menjadi gereja terbesar di Rusia.
Katedral Poti (Georgia)

Katedral Ascension (Novocherkassk, Rusia)

Katedral Nativity of the Theotokos (Rusia)


Biara Serafimo-Diveevsky (Rusia)

Katedral St. Basil (Moscow, Rusia)


Pembangunan gereja ini diperintahkan oleh kaisar Ivan the Terrible yang konon juga
memerintahkan agar arsitek dari gereja ini dibutakan begitu pembangunan gereja
selesai supaya tidak membangun bangunan yang sama indahnya dengan gereja ini.
Keunikan gereja ini adalah dibuat meninggi walaupun masih mengikuti rancangan
gereja bergaya Byzantium yang oktagonal. Bentuk kubahnya pun berbentuk umbi
bawang (onion dome).

Katedral The Saviour on Blood (St. Petersburg, Rusia)


Katedral St. Peter and Paul (Petergof, Rusia)
Aku tahu apa komentar kalian begitu melihat gereja-gereja di atas, Kok mirip masjid
ya?

Memang, setelah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1452,
gaya arsitektur Byzantine diadopsi oleh kaum Muslim untuk membangun masjid.
Bahkan, denah masjid-masjid di dunia ini kini mengikuti bentuk gereja bergaya
Byzantine, yaitu berbentuk segiempat atau polygonal (bersegi banyak) dengan kubah di
bagian tengahnya. Apalagi gaya Byzantine memang tidak mengenal penggunaan
patung hewan ataupun manusia yang dilarang dalam ajaran Islam. Gaya arsitektur
Byzantine yang di-Islamkan ini kemudian disebut gaya Ottoman oleh arsitek Muslim,
sebab berkembang pada masa kekhalifahan Ottoman. Berikut ini beberapa masjid
bergaya Ottoman.

Dome of The Rock (Yerusalem, Palestina)


Masjid ini dibangun di samping di tempat yang dipercaya oleh umat Muslim sebagai
lokasi terjadinya Isra Miraj. Nama resminya dalam bahasa Arab adalah Masjid Qubbat
as-Sakrah. Arsiteknya adalah Yazid bin Salam dan Raja bin Hawyah. Struktur
bangunan masjid ini berbentuk oktagonal (segienam) dengan kubah berdiameter 20 m.
Masjid Agung Damascus (Damascus, Syria)

Masjid ini awalnya adalah sebuah gereja bernama Basilika St. Yohanes Pembaptis
yang dialihfungsikan menjadi masjid pada masa kekhalifahan Ummayah pada tahun
634.
Masjid Biru (Istanbul Turki)

Masjid yang memiliki nama resmi Masjid Sultan Ahmed ini dibangun antara tahun 1609
hingga 1616. Masjid ini sengaja dibangun menyerupai Hagia Sophia oleh arsiteknya,
Mimar Sinan, yang juga membangun berbagai masjid bergaya Ottoman lainnya di
Istanbul.
Masjid Salimiye (Edirne, Turki)
Masjid Fatih (Istanbul, Turki)
Masjid Suleymaniye (Istanbul, Turki)

Masjid Ortakoy (Istanbul, Turki)


Masjid Mohammad Ali Pasha (Kairo, Mesir)
Gaya arsitektur Byzantine dipakai secara berdampingan oleh umat Islam dan Kristen
Ortodoks di Asia Timur sehingga batas-batas perbedaan di antara keduanya pun lama-
lama menghilang.

Anda mungkin juga menyukai