Anda di halaman 1dari 11

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Hilgrad dalam Sukmadinata (2007:155-156), belajar adalah suatu

proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap

situasi. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009:2) menyatakan bahwa belajar

adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui

aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses

pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Tujuan dari belajar pada hakikatnya adalah untuk memperoleh hasil

belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-

nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Merujuk

pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2009:5), hasil belajar berupa :

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam


bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan
aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan
Intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat
khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.

5
6

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak


jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dari penjelasan di atas dapat ketahui bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

mengajarnya. Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) menyatakan bahwa hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif

adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehention (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan), anayisis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluasi (menilai).

Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatori, pre-routine, dan

rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

social, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren (dalam

Suprijono, 2009:7), pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan

sikap. Dengan demikian, tujuan belajar adalah untuk memperoleh perubahan

prilaku tiap individu, perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau

kognitif saja, melainkan juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta

keterampilan (psikomotorik).
7

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek

potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh

para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara

frakmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran

di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu

sendiri. Suryabrata (1995: 249-254), menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

Dalam pembelajaran matematika terdapat berbagai macam hal-hal yanng

mempengaruuhi keberhasilan terhadap proses pembelajaran. Untuk mencapai

pemahaman terhadap materi yang diajarkan setiap siswa pasti memliki hal-hal

yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperolehnya. Adapun faktor-faktor

yang berpengaruh itu diantaranya adalah:

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

a) Faktor jasmaniyah (fisiologi)


Jasmani ini meliputi (1) jasmani dan (2)fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengarunhnya
dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Addapun fungsi-fngsi
fisiologis ini adalah panca indera yang merupakan gerbang masuknya
pengarh kedalam individu.

b) Fator psikologis
Psikologis ini terdiri dari faktor intelektif dan non intelektif. Faktor
intelektif faktor ini meliputi faktor potensi (kemampuan yang dimiliki)
yaitu kecerdasandan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi
yang dimiliki. Sedangkan faktor non intelektif yaitu unsur-unsur
8

kepribaian tertentu seperti sikap, kebiasaan minat, kebutuuhan,


motifasi, emosi, dan penyesuaian diri.

2. Faktor Yang Berasal Dari Luar Dari Luar Diri Sendiri (Eksternal) Diantara

faktor eksternal itu adalah:

a) Faktor social
Yang dimaksud adalah faktor mnusia (sesama manusia), baik manusia
itu ada (hadir) atau kehadirannya itu dapat disismpulkan, jadi tidak
langsung hadir.

b) Faktor-faktor non-sosial
Faktor non-sosial ini tak terbatas jumlahnya, diantaranya letak sekolah,
alat-alat pelajaran, kesehatan siswa dan lain sebagainya.

2.1.3 Penggunaan Alat Peraga

Materi pelajaran IPA biasanya berupa hafalan, materi pelajaran akan

tersampaikan dengan baik apabila guru menggunakan media dan strategi

pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran diperlukan untuk

mempermudahkan guru dalam penyampaian materi agar tidak sekedar menghafal.

Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Menurut AECT

(Association of Education and Comunication Technology) (1979) dalam Arsyad

(2011) media sebagai saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Adapun Education Association dalam Usman dan Asnawir (2002) mendefinisikan

media sebagai benda yang dapat dimanipulasi dilihat, didengar, dan dibaca yang

dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Gerlach dan Ely (1971) dalam

Kustandi dan Sutjipto (2011) menyatakan bahwa apabila dipahami secara garis

besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.


9

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media

pembelajaran

Perolehan pengetahuan dan keterampilan dalam belajar terjadi karena ada

pengalaman yang sudah dialami sebelumnya. Menurut Burner (1966) dalam

Arsyad (2011) ada tiga tingkatan utama dalam belajar, yaitu pengalaman

langsung, pengalaman gambar dan pengalaman abstrak. Salah satu gambaran

yang digunakan sebagai acuan landasan teori penggunan media dalam proses

belajar adalah kerucut pengalaman Dale (Gb1).

Gambar 1 Kerucut Edgar Dale (Sumber : Arsyad, 2011)

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011) tingkatan pengalaman yang

digambarkan oleh Dale menunjukkan bahwa semakin ke bawah maka

pengetahuan yang diperoleh semakin besar dan semakin tinggi pengetahuan yang

diperoleh semakin kecil. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling

utuh dan bermakna tentang informasi dan gagasan yang terkandung dalam

pengalaman tersebut, oleh karena itu melibatkan indera penglihatan, pendengaran,


10

perasaan, penciuman, dan peraba. Penggunaan semua indera akan memberi

dampak langsung terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap

sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Dengan adanya kriteria pemilihan media, guru diharapkan dapat lebih

mudah menggunakan media yang tepat untuk membantu guru menyampaikan

materi pembelajaran kepada siswa. Terkait hal tersebut untuk menepis pendapat

bahwa mata pelajaran biologi bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami

siswa, maka perlu di buat media yang menggambarkan objek biologi secara

faktual misalnya rangka yang dapat menunjukkan bagian-bagian penting dalam

sistem rangka dari kelas berbeda. Media rangka memberikan gambaran yang jelas

dan faktual, karena disajikan dalam bentuk aslinya. Realia adalah benda asli yang

digunakan sebagai medium untuk memperoleh informasi. Sebagai medium

informasi, realia mampu menjelaskan konsep yang abstrak dengan meminimalisir

keterangan verbal.

Menampilkan objek nyata di dalam kelas, dapat memberikan pengalaman

langsung kepada siswa pada saat pembelajaran. Karena siswa dapat menyentuh,

memegang atau memanipulasi objek tersebut

2.1.4 Manfaat Penggunaan Alat Peraga

Menurut Latuheru (1993:23-24) bahwa secara umum manfaat penggunaan

media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:

1. Media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik


terhadap materi pembelajaran yang disajikan.
2. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak
didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi.
11

3. Media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan


pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.
4. Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik
secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar
mengajar.
5. Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
6. Media pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu
proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu

direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif

untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan

media pembelajaran, yaitu:

(1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media

pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan

pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi

kelas.

(2) Pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi:

a. Pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan

kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dan

pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan

prosedur dan pola tertentu.

b. Pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam

serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan

pembelajaran ppyang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai

tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga

mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,


12

(3) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, meliputi :

a. Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh

seorang saja (sendirian saja).

b. Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2-8 orang)

maupun kelompok besar (9-40 orang),

(4) Media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan

oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-

sama.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru

dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalam proses belajar mengajar

harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

1. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Isi materi pelajaran.

3. Strategi belajar mengajar yang digunakan.

4. Karakteristik siswa yang belajar.

Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan

siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang

disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan

berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam

memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga

untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya

disesuaikan dengan jumlah siswa.


13

2.1.5 Materi Mengenal Bagian Tubuh Hewan Tema Peduli Terhadap


Makhluk Hidup

Hewan memiliki bagian-bagian tubuh yang memiliki fungsi masing-

masing. Bagian-bagian tubuh hewan antara lain kepala sayap, mata, kaki, paruh,

dan sebagainya. Beberapa jenis hewan sebagian memiliki bagian tubuh yang yang

sama. Namun ada juga beberapa hewan yang memiliki bagian tubuh berbeda

dengan hewan yang lainnya. Misalnya pada kucing dan burung perbedaan

terdapat pada alat untuk bergerak. Kucing bergerak menggunakan kaki sedangkan

burung bergerak (terbang menggunakan sayap.

Secara umum bagian-bagian tubuh hewan terdiri dari kepala, tubuh, dan

kaki. Bagian-bagian tubuh tersebut merupakan bagian tubuh luar dari hewan.

Setiap jenis hewan memiliki bentuk tubuh yang disesuaikan dengan tempat

hidupnya dan cara mendapatkan makananya. Penyesuaian diri makhluk hidup

terhadap lingkungannya disebut adaptasi. Penyesuaian bentuk tubuh hewan

terhadap lingkungannya disebut adaptasi morfologi.

A. Bagian Tubuh Hewan dan Kegunaannya

Salah satu contoh hewan peliharaan yang sering kita temukan di rumah

adalah ikan dan kucing. sebagai berikut.


14

2.2 Keranga Bipikir

Pada hakikatnya, IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan

sikap ilmiah. Produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang dapat

memperjelas dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya.

Proses IPA adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan

cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu selanjutnya.

Sedangkan sikap IPA (sikap ilmiah) adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam

mencari dan mengembangkan pengetahuan baru. IPA merupakan mata pelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis. Pembelajaran IPA,

khususnya di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa

ingin tahu siswa secara ilmiah. Oleh karena itu dalam mengajarkan IPA di sekolah

dasar siswa dituntut untuk dapat melakukan pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif

adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, aktif

dalam aktivitas fisik maupun aktivitas mental. Aktivitas siswa yang diamati antara
15

lain aktivitas visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan

emosional..

Berdasarkan uraian diatas maka terdapat teori hubungan langsung sebab

akibat antara variabel dapent dengan variabel independent. Semakin baik

penggunaan teori pembelajaran dengan memakai metode/media yang kongkrit

maka semakin jelas manfaat media pembelajaran, serta semakin baik kualitas

konsentrasi siswa dalam belajar.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan Uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

penggunaan alat peraga poster hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV-A dalam mengenal bagian tubuh hewan tema peduli terhadap makhluk

hidup pada SD Negeri 17 Dewantara Aceh Utara

Anda mungkin juga menyukai