2011 12 2 44 PDF
2011 12 2 44 PDF
PHARMACON
Pharmaceutical Journal of Indonesia
Susunan Pengurus:
Alamat Redaksi:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I Pabelan Kartosuro Sukoharjo
Telp. (0271) 717417 Ext. 167, 168, 175 Fax. (0271) 715448
E-mail: pharmacy@ums.ac.id
CATATAN REDAKSI
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT. Tak terasa Pharmacon kembali menyapa
pembaca pada edisi kali ini. Pharmacon Volume 12 No 2 berisi artikel dengan beragam topik
penelitian. Pharmacon ini diawali dengan artikel tentang hasil penelitian formulasi suspensi
eritromisin dan aktivitas antibakteri pada jeruk purut. Disusul dengan tulisan bertemakan uji
sitotoksik dari senyawa turunan kurkumin. Artikel tentang uji antibakteri juga terdapat pada edisi
kali ini.
Kupasan mengenai toksisitas kombinasi tiga tanaman obat berkhasiat dan isolasi flavonoid
dari Dewandaru menutup edisi kali ini. Semoga Pharmacon semakin bermanfaat. Kritik dan saran
dari pembaca selalu kami nantikan.
Selamat membaca
Wassalamualaikum Wr. Wb
Redaksi
i
Vol. 12, No. 2, Desember 2011 ISSN 1411 4283
PHARMACON
Pharmaceutical Journal of Indonesia
DAFTAR ISI
Catatan Redaksi i
Daftar Isi ii
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap 50 - 54
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Ratna Yuliani, Peni Indrayudha, dan Septi Sriandita Rahmi
Uji Toksisitas Akut Dari Kombinasi Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri 69 - 72
auct. Non L.), Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Dan Biji Jinten Hitam
(Nigella sativa L.)
Muhtadi, Andi Suhendi, Nurcahyanti W., dan EM. Sutrisna
Isolasi Dan Identifikasi Flavonoid Dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.) 73 - 81
Andi Suhendi, Landyyun Rahmawan Sjahid, Dedi Hanwar
ii
UJI STABILITAS FISIK DAN DAYA ANTIBAKTERI SUSPENSI ERITROMISIN DENGAN
SUSPENDING AGENT PULVIS GUMMI ARABICI
ABSTRAK
Eritromisin adalah salah satu antibiotik golongan makrolida yang tidak larut dalam air,
sehingga dibuat dalam sediaan suspensi. Untuk membuat suspensi stabil dalam penyimpanan
salah satu caranya adalah dengan meningkatkan viskositas suspensi yaitu dengan penambahan
suspending agent salah satunya adalah PGA (Pulvis Gummi Arabici). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi stabilitas fisik (volume sedimentasi, mudah tidaknya dituang, ukuran
partikel, viskositas, dan redispersibilitas) dan daya anti bakteri suspensi eritromisin dengan PGA
sebagai suspending agent. Suspensi dibuat 3 formula dengan perbedaan konsentrasi suspending
agent (PGA). Formula I dengan konsentrasi PGA 5%, formula II konsentrasi PGA 7,5% dan
formula III dengan konsentrasi PGA 10%. Uji stabilitas fisik dan daya antibakteri dianalisis dengan
diuji distribusi normalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov yang dilanjutkan dengan uji anava dua
jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan t-test. Hasil uji stabilitas fisik suspensi
eritromisin, formula yang paling baik adalah formula 1 dengan konsentrasi PGA 5% karena
memiliki ukuran partikel yang kecil dan konstan selama penyimpanan, volume sedimentasi yang
terbentuk lambat, memberikan waktu tuang dan waktu suspensi untuk terdispersi kembali, cepat.
Suspensi eritromisin konsentrasi 5%; 7,5% dan 10% memberikan hasil daya hambat yang sama
terhadap Staphylococcus aureus. Suspensi eritromisin konsentrasi 7,5% memberikan diameter
hambat yang konstan selama penyimpanan.
ABSTRACT
45 PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Rahman, IR. et al. (44-49)
Mudah tidaknya dituang beberapa bagian; diukur kurang lebih 100
Suspensi dituang dari botol dengan partikel dan digolongkan ke dalam grup yang
0
kemiringan kurang lebih 45 , waktu yang telah ditentukan.
diperlukan untuk mencapai volume tertentu
dicatat. Viskositas
Caranya suspensi yang telah dingin
Ukuran partikel dimasukan dalam wadah, kemudian
Ukuran partikel ditentukan secara viskosimeter dicelupkan di wadah tersebut.
mikroskopis dengan cara, skala okuler Tunggu hingga jarum berhenti bergerak, catat
dikalibrasi dengan cara mikrometer angka yang tertera. Penetapan dilakukan tiap
ditempatkan di bawah mikroskop. Setelah itu minggu selama dua bulan.
garis awal skala okuler dihimpitkan dengan
garis awal objektif dan ditentukan harga skala Redispersibilitas
okuler; suspensi yang partikelnya akan Suspensi yang telah disimpan dalam
dianalisis diletakkan di atas obyek glass, lalu tabung berskala dengan volume yang sama
dilakukan grouping, yaitu ditentukan ukuran digojok dengan kecepataan tertentu
partikel yang terkecil dan terbesar untuk menggunakan alat penggojok. Waktu yang
sediaan dengan membagi jarak ukur menjadi diperlukan untuk terdispersi kembali dicatat.
Uji antibakteri
0.200
signifikan (berbeda tidak bermakna) dengan
0.150 FI
nilai p-value=0,633, sementara pengujian
FII
0.100
formula I dengan formula III signifikan (berbeda
FIII
bermakna) dengan nilai p-value = 0,016.
0.050
Mudah tidaknya dituang (detik)
0.000 3,50
1 2 3 4 5 6 7 148 219 10
21 3511 42
12 13
49 14
56 3,00
Lama penyimpanan (hari) 2,50
FI
2,00
Gambar 1- Grafik volume sedimentasi suspensi eritromisin FII
dengan suspending agent PGA selama penyimpanan 2 1,50
FIII
bulan, suspensi eritromisin formula III memiliki volume 1,00
sedimentasi paling besar dibandingkan dengan formula I
0,50
dan formula II
0,00
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov 1 2 3 4 5 6 7 148 21
9 28
10 35
11 42
12 49
13 56
14
menunjukkan data volume sedimentasi
terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan uji Lama penyimpanan (hari)
statistik anava 2 jalan. Dari uji anava dua jalan Gambar 2- Grafik waktu penuangan suspensi Eritromisin
dari hasil uji untuk faktor formula mempunyai p- dengan perbedaan konsentrasi suspending agent yang
berbeda selama penyimpanan 2 bulan, suspensi dengan
value = 0,000<0,05 maka ketiga formula formula III memerlukan waktu tuang yang lebih lama dari
memberikan volume sedimentasi yang formula I dan II
berbeda. Faktor hari nilai p-value= 0,000<0,05
yang berarti lamanya penyimpanan juga Hasil pengujian ukuran partikel dapat
memberikan volume sedimentasi yang dilihat pada Gambar 3.
berbeda. Pada faktor interaksi antara formula
0,350
dengan hari didapat nilai p-value= 0,000<0,05
0,300
yang berarti adanya interaksi antara perbedaan
Ukuran partikel (mm)
47 PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Rahman, IR. et al. (44-49)
Data uji statistik Kolmogorov-Smirnov 35
menunjukkan data ukuran partikel terdistribusi 30
dengan hari didapat nilai p-value= 0,007<0,05 Gambar 5- Grafik waktu terdispersi kembali suspensi
yang berarti adanya interaksi antara formula eritromisin dengan perbedaan konsentrasi suspending
dengan lamanya penyimpanan, mempengaruhi agent yang berbeda selama penyimpanan 2 bulan,
suspensi dengan formula III memberikan waktu terdispersi
ukuran partikel suspensi. Analisis dilanjutkan t- yang paling lama dari formula I dan II.
test independent, dengan pengujian tiap
formula. Dari uji t test independent diperoleh Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov
hasil formula I dengan formula II tidak menunjukkan data waktu untuk terdispersi
signifikan (berbeda tidak bermakna) dengan kembali terdistribusi normal, sehingga
nilai p-value=0,586. Kemudian formula II dilanjutkan uji statistik anava 2 jalan. Dari uji
dengan formula III tidak signifikan (berbeda anava dua jalan dari hasil uji untuk faktor
tidak bermakna) dengan nilai p-value=0,064, formula mempunyai nilai p-value= 0,000<0,05
sementara pengujian formula I dengan formula maka ketiga formula memberikan waktu
III signifikan (berbeda bermakna) dengan nilai terdispersi kembali yang berbeda. Faktor hari
p-value=0,038. diperoleh nilai p-value= 0,000<0,05 yang berarti
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov lamanya penyimpanan juga memberikan waktu
menunjukkan data viskositas terdistribusi untuk terdispersi kembali yang berbeda.
normal, sehingga dilanjutkan uji statistik anava Faktor interaksi antara formula dengan
2 jalan. Dari uji anava dua jalan dari hasil uji hari didapat nilai p-value= 0,00< 0,05 yang
faktor formula mempunyai nilai p-value= berarti adanya interaksi antara formula dengan
0,000<0,05 maka ketiga formula memberikan lamanya penyimpanan mempengaruhi waktu
viskositas yang berbeda. Faktor hari nilai p- suspensi untuk terdispersi kembali. Analisa
value= 0,000<0,05 yang berarti lamanya dilanjutkan degan t-test independent. Hasil uji t
penyimpanan juga memberikan viskositas yang test independent diperoleh hasil formula I
berbeda. Faktor interaksi antara formula dengan formula II signifikan (berbeda
dengan hari didapat nilai p-value= 0,999>0,05 bermakna) dengan nilai p-value = 0,049.
yang berarti adanya interaksi antara formula Kemudian formula II dan formula III signifikan
dengan lamanya penyimpanan tidak (berbeda bermakna) dengan nilai p-value =
mempengaruhi viskositas suspensi. Dari uji t 0,000, pengujian formula I dengan formula III
test independent diperoleh hasil formula I signifikan (berbeda bermakna) dengan nilai p-
dengan formula II signifikan (berbeda value = 0,005.
bermakna) dengan nilai p-value=0,002. Parameter uji mikrobiologi suspensi
Kemudian formula II dan formula III signifikan eritromisin terhadap Staphylococcus aureus,
(berbeda bermakna) dengan nilai p- dengan PGA sebagai suspending agent dapat
value=0,000, pengujian formula I dengan diketahui dari diameter hambatan yang
formula III signifikan (berbeda bermakna) dihasilkan. Hasil pengujian reaksi pewarnaan
dengan nilai p-value = 0,001. Gram memberikan warna ungu, yang
8,00 menunjukkan bahwa bakteri merupakan bakteri
7,00 Gram positif. Pada pengujian suspensi
6,00 eritromisin pada hari ke 1, 30 dan 60 masih
memiliki aktivitas daya antibakteri terhadap
Viskositas (d-pa)
5,00 FI
4,00
FII
FIII
Staphylococcus aureus yang ditunjukkan
3,00 dengan terbentuknya diameter zona hambat
2,00 radikal. Diameter zona hambat radikal ditandai
1,00 dengan tidak diketemukan adanya
0,00 pertumbuhan bakteri di sekitar sumuran. Data
1 2 3 4 5 6 7 14
8 21 28 11
9 10 35 12
42 13
49 56
14
uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
Lama penyimpanan (hari) data daya hambat suspensi terdistribusi normal,
Gambar 4- Grafik viskositas suspensi eritromisin dengan sehingga dilanjutkan uji statistik anava 2 jalan.
perbedaan konsentrasi suspending agent yang berbeda Hasil uji anava dua jalan dari hasil uji
selama penyimpanan 2 bulan, semakin lama penyimpanan,
untuk faktor formula mempunyai nilai p-value=
viskositas ketiga formula semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 354, 356-357 Edisi IV, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, hal 32, 247, 248, 279,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Gerald, K., 2005, AHFS Drug Information, 2646, 2645, American Society of Health, System
Pharmacist, USA.
Purwanto, H., 2002, Daftar Obat Indonesia, Edisi 10, 358-359, Grafidian Medipress, Jakarta.
Rowe, C. R, Sheskey, J. R., 2000, Handbook of Pharmaceutical Exipients, edisi IV, 1, American
Society of Health, System Pharmacist , USA.
49 PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Desember 2011, Rahman, IR. et al. (44-49)