PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai sumber informasi dan
refrensi mengenai prosedur kerja pada pemeriksaan darah rutin.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan
perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen,
antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia
terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein
dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan plasma
darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan
trombosit (platelet) (Watson,2002).
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media
transportasi,pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta
keseimbangan basaeritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah
merah mampumengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam
jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja(Evelyn C.
Pearce, 2006).
4.1 Hasil
4.1.1 Data Pasien
4.1.1.1 Data Pasien Normal
Umur: 54 tahun
J.Kelamin: Perempuan
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 13,5 gr/dl P: 14-18 W: 12-16
Leukosit 7000 /mm3 4500-11000
Laju Endap Darah 45 mm/jam P < 15 W < 20
Jumlah Trombosit 156.000 /ul 150.000-450.000
Hematokrit % P:42-50 W:36-46
Eritrosit Juta/mm3 P: 4, 7-5,1 W: 4,2-5,4
MCV 84,0 Fl 80-97
MCH 29,9 Pg 25,9- 33,5
MCHC 35,7 g/dl 31,5- 35,5
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 1 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
Netrofil Batang 2 % 2-6
Netrofil Segment 57 % 50-75
Limfosit 34 % 20-40
Monosit 6 % 2-5
Morfologi Darah Tepi
Eritrosit Normal
Lekosit Normal
Trombosit Normal
Parasit Darah
Plasmodium Negatif
Hemostastis
Masa Pendarahan Menit 1-3
Masa Pembekuan Menit 2-5
Kesimpulan Normal
Kesimpulan
Leukosit
osis
Kesimpulan Anemia,
leukosito
sis,
trombosi
topenia
Umur: 63 tahun
J. Kelamin: Laki-laki
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11,4 gr/dl P: 14-18 W: 12-16
Leukosit 8.200 /mm3 4500-11000
Laju Endap Darah 60 mm/jam P < 15 W < 20
Jumlah Trombosit 547.000 /ul 150.000-450.000
Hematokrit 33,3 % P:42-50 W:36-46
Eritrosit Juta/mm3 P: 4, 7-5,1 W: 4,2-5,4
MCV 84,9 Fl 80-97
MCH 29,1 Pg 25,9- 33,5
MCHC 34,2 g/dl 31,5- 35,5
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 4 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
Netrofil Batang 1 % 2-6
Netrofil Segment 73 % 50-75
Limfosit 17 % 20-40
Monosit 5 % 2-5
Morfologi Darah Tepi
Eritrosit Normosit
,
normokr
om
Lekosit Normal
Trombosit Normal
Parasit Darah
Plasmodium Negatif
Hemostastis
Masa Pendarahan Menit 1-3
Masa Pembekuan Menit 2-5
Kesimpulan Anemia
normokr
om,
trombosi
tosis
Kesimpulan Eosinofil
ia
Kesimpulan Trombos
itosis
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data diatas dapat kita lihat bahwa beberapa kelainan pada darah
adalah eosinofilia, leuositosis, trombositosis, anemia. Hal ini disebabkan karena
kadar atau jumlah pada masing-masing parameter kurang atau lebih dari normal.
Pemeriksaan darah lengkap merupakan suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk
menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon
tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita
suatu penyakit infeksi. Pemeriksan ini meliputi beberapa jenis parameter, yaitu
hemaglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, eritrosit, Laju endap darah, hitung
jenis leukosit, platelet distribution width (PDW), red cell distribution width
(RDW). Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien
yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan
jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan
lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan
terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Eosinofil merupakan leukosit polimorfonuklear yang mengandung
beberapa protein spesifik dalam granula disitoplasmanya. Ada dua tipe granula
sitoplasmik dalameosinofil, yaitu granula besar yang mengandung suatuelektron
matriks kristaloid padat berisi protein kationik, dangranula amorf kecil. Eosinofil
diproduksi oleh sumsum tulang.Nilai normal eosinofil dalam darah berkisar antara
50-250/uL dan dalam cairan bronchoalveolar lavage (BAL) adalah <1%.
Peningkataneosinofil >20% dalam cairan BAL terdapat pada acute andchronic
eosinophilic pneumonia, Churg-Strauss syndrome,idiopathic hypereosinophilic
syndrome, parasitic infestationsdan drug reaction(Mulyanto, 2012).
Ciri-ciri dari trombosit adalah tidak berinti, besarnya antara 2-3 mikro
meter,berwarna biru muda dan berisi butiran-butiran merah.(Wagener dkk,1980).
Sel-sel trombosit memegang peranan penting dalam trombosis, (pembekuan
darah). Jumlahnya dalam sirkulasi biasanya hanya meningkat sebagai fenomena
sementara, misal setelah cedera. Namun terdapat banyak situasi patologis yang
menyebabkan jumlah trombosit berkurang. Hal ini dikarenakan trombosit sangat
penting untuk mencegah perdarahan dar. Trombosit dibutuhkan secara berlanjut
untuk menutup luka secara stabil. (Spector,1993). Trombositopenia adalah
penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Kelainan ini berkaitan dengan
peningkatan resiko perdarahan hebat, hanya dengan cidera ringan atauperdarahan
spontan kecil. Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit autoimun
yang ditandai oleh pembentukan antibodi terhadap trombosit. Sebab-sebab
sekunder trombositopenia adalah berbagai obat atau infeksi virus atau bakteri
tertentu. Koagulasi intravaskuler diseminata timbul apabila terjadi
trombositopenia akibat pembekuan yang meluas. (Elizabeth J. Corwin).
Penyebab paling lazim defisiensi trombosit (trombositopenia) adalah
kerusakan prekursor trombosit yang berinti banyak di dalam sumsum tulang, yaitu
megakariosit disebabkan karenaobat-obatan antimetabolisme yang dipakai dalam
kemoterapi kanker. Pengaruh terhadap sumsum tulang semacam itu juga
dihasilkan oleh agen-agen fisik maupun kimia yang menimbulkan anemia
aplastika, misal radiasi pengion atau keracunan benzen. Trombositopenia juga
merupakan ciri utama leukemia, kebanyakan karena digantinya megakariosit oleh
sel-sel neoplasma. Trombositopenia dijumpai pula pada kanker, yang diduga
disebabkan oleh beredarnya antibody anti trombosit yang sering dapat
disembuhkan dengan mengambil limpanya. Penyebab penting penimbul purpura
yang potogenitasnya tak jelas ialah kegagalan ginjal kronik. Meskipun, trombosit
mempunyai jumlah yang normal tetapi kemampuan setiap sel-selnya berbeda.
(Spector, 1993).
Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi.
Trombositosis berkaitan dengan peningkatan resiko trombosis (pembekuan)
dalam sistem pembuluh. Trombositosis primer dapat terjadi pada leukemia atau
polisitemiavera, penyakit sumsum tulang. Sebab-sebab sekunder trombositosis
antara lain adalah infeksi, olahraga, stres, dan ovulasi. .
Leukosit tampak pada jaringan SSP yang mengalami iskemik telah
dimengerti sebagai respon patofisiologi terhadap adanya lesi. Bukti yang baru
menyatakan bahwa leukosit bisa juga secara langsung terlibat dalam patogenesis
dan perluasan dari lesi SSP setelah perfusi ulang.Jenis leukosit yang dikerahkan
pada peradangan akut ini adalah neutrofil.Leukosit itu sendiri dapat menimbulkan
lesi yang lebih luas pada daerah iskemik dengan cara menyumbat mikrosirkulasi
dan vasokonstriksi serta infiltrasi ke neuron kemudian melepaskan enzim
hidrolitik, pelepasan radikal bebas dan lipid peroksidase (Clark, 2002).
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrositatau hemoglobin
(rotein pembawa O2) dari nilai normal dalam darahsehingga tidak dapat
memenuhifungsinya untuk membawa O2dalam jumlah yang cukup ke
jaringanperifer sehingga pengiriman O2ke jaringanmenurun.Secara fisiologi,
harganormal hemoglobin bervariasi tergantung umur, jeniskelamin, kehamilan,
dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu,perlu ditentukan batasan kadar
hemoglobin pada anemia.Berdasarkan gambaran morfologik, anemia
diklasifikasikanmenjadi tiga jenis anemia:Anemia normositik normokrom.
Anemia normositik normokrom disebabkan oleh karena perdarahan akut,
hemolisis, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum tulang.
Terjadi penurunan jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan konsentrasi
hemoglobin (Indeks eritrositnormalpada anak: MCV 73101fl, MCH 23 31pg,
MCHC 26 35%),bentuk dan ukuran eritrosit.Anemia makrositik hiperkrom
adalah anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan
hiperkromkarena konsentrasi hemoglobinnyalebih dari normal. (Indeks eritrosit
pada anak MCV > 73 fl, MCH = > 31 pg, MCHC = > 35%). Ditemukan pada
anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia
makrositik non-megaloblastik (penyakit hatidan myelodisplasia) Anemia
mikrositik hipokrom ,anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecildarinormal
dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks
eritrosit : MCV < 73fl, MCH <23 pg, MCHC 26 -35%).Penyebab anemia
mikrositik hipokrom:1)Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi,
2)Berkurangnya sintesis globin: Thalasemiadan Hemoglobinopati,
3)Berkurangnya sintesis heme: Anemia Sideroblastik.Kriteria diagnosis ADB
menurut WHO dan Lanzkowsky:1.Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia,
2.Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata < 31% (Normal : 3235%), 3.Kadar Fe serum
< 50 Ug/dl ( Normal 80180ug/dl), 4.Saturasi transferin < 15% (Normal 20
50%), 5.Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositik yang dikonfirmasi
dengan kadar MCV, MCH, dan MCHC yang menurun(Clark, 2002).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada Praktek Kerja Lapangan adalah:
a. Prosedur yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah
Pengambilan darah (sampling), pembuatan apusan darah,pemeriksaan
parameter darah rutin, laju endap darah (LED)
b. Hal-hal yang harus diperhatikan pada Praktek Kerjaa Lapangan di
Laboratorium Hematologi adalah saat pengambilan sampel adalah sulitnya
melihat letak vena karena pada masing-masing pasien berbeda-beda
bentuknya. Saat pemeriksaan darah rutin terjadinya agregasi atau
pembekuan darah karena kurangnya jumlah EDTA mengakibatkan jumlah
trombosit kurang dari normal, hasil parameter yang kurang lengkap
dikarenakan tidak homogennya darah dengan EDTA. Pada pembuatan
apusan darah adalah pembuatan apusan yang tipis dan rapi, serta
pewarnaan yang merata. Pada Laju endap darah adalah pentingnya
memperhatikan jumlah perbanding Natrium Sitras dengan darah harus
berbanding 1:3 agar mendapatkan hasil yang akurat.
c. Melalui praktek kerja lapangan ini dapat diketahui bahwa parameter hasil
dari pemeriksaan darah rutin dapat menentukan diagnosa suatu penyakit
dan melihat perubahan yang terjadi pada tubuh pasien setelah diberikan
terapi.
5.2 Saran
Saran yang didapat pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
a. Sebaiknya mahasiswa lebih mempersiapkan diri untuk praktek kerja
lapangan.
b. Sebaiknya mahasiswa lebih teliti dan berhati-hati dalam kerja praktek
lapangan agar mendapatkan hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1989. Hematologi. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kerja. 1, 8, 14-
5,24-5, 27
Pearce. 1979. Anatomi dan fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT. Gramedia
Watson.2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Edisi 10. Jakarta : EGC.
Widayanti, Sri. 2008. Analisis Kadar Hemoglobin Pada Anak Buah Kapal PT.
Salam Pacific Indonesia Lines Di Belawan Tahun 2007. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
EDTA Kapas
Sampel darah
1.3 Foto Kerja