Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PERTEMUAN EVALUASI DAN PERENCANAAN


PROGRAM MTBS/MTBM
DI KABUPATEN GARUT
TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


DINAS KESEHATAN
Jalan Proklamasi No 7 Tarogong Garut Telepon/ Fax (0262) 232670/ 2246427

I. Pendahuluan
a. Dasar Hukum
1. UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya Pasal
28H Ayat 1 menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan
2. Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(UUPA)
4. SK Menkes No.131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
5. SK Menkes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Kesehatan Masyarakat
6. Perda nomor 5 tahun 2006 tentang Perlindungan Anak
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota

b. Gambaran Umum

Salah satu dari kesepakatan yang ingin dicapai Millenium


Development Goals (MDGs) dalam bidang kesehatan anak adalah
MDGs 4 dengan target untuk menurunkan kematian balita 2/3-nya
dibanding kondisi tahun 1990. Dengan demikian pada tahun 2015
diharapkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita
(AKBAL) di Indonesia telah turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup (KH)
dan 32/1000 KH.
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk dapat menurunkan
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi dan Angka
Kematian Balita antara lain melalui upaya yang meliputi aspek supply
maupun deman, akan tetapi belum terjadi akselerasi penurunan yang
bermakna hal ini bisa dilihat dari angka berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 sebesar 20/1000 Kelahiran
Hidup (KH), 35/1000 KH, dan 44/1000 KH. Tingginya Angka Kematian
tersebut disebabkan oleh berbagai pola penyakit.
Berdasarkan Riskesdas 2007 menunjukan pola penyakit penyebab
utama kematian bayi-balita yang terbanyak adalah masalah neonatal
yaitu respiratory disorders (35,9%) dan premature (32,3%), sepsis
neonatorum (20,5%) dan congenital malformations (18,1%). Penyebab
penyakit infeksi adalah diare (31,4%) dan pnemonia (23,8%) pada
kematian bayi, sedangkan untuk penyebab kematian anak balita adalah
diare (25,2%) dan pnemonia (15,5%).
Berdasarkan data rutin dari laporan Puskesmas dan Rumah Sakit
Tahun 2013 kasus kematian neonatal dan bayi di Kabupaten Garut
tercatat 190 kasus dan balita tercatat 13 kasus, sedangkan pada tahun
2014 terjadi adanya peningkatan kasus kematian neonatal dan bayi
sebanyak 217 kasus dan kematian balita 17 kasus.
Pada tahun 2014, penyebab langsung kematian neonatal dan bayi
disebabkan oleh asfiksia 47,5%, komplikasi pada bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) 36,9%, infeksi 1,4% serta penyebab lainnya
14,3%. Proporsi kematian bayi menurut umur pada tahun 2014 banyak
terjadi pada kelompok umur 0-7 hari 85,3%, 8-28 hari 8,3% dan
kelompok umur 29 hari 12 bulan 6,5%. Sedangkan penyebab langsung
kematian balita lebih banyak dikarenakan kasus lain-lain (TB, dehidrasi,
meningitis, demam) 47,1%, ISPA 29,4% serta diare 23,5%.
Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi-
balita, Departemen Kesehatan RI bekerja sama dengan IDAI dan WHO
telah mengembangkan paket pelatihan MTBS yang mulai dikembangkan
di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai pada 1997
dan saat ini telah mencakup 33 provinsi termasuk Provinsi Jawa Barat.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian bayi-balita yang
disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak,
malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan
tersebut. Melalui pendekatan komprehensif MTBS, maka bayi balita yang
dilayani menggunakan standar MTBS, selain dapat dideteksi
kemungkinan sakit, juga akan dipantau status gizi, status imunisasi dan
adanya konseling.
Untuk itu Kabupaten Garut mencoba mengembangkan metode
pendekatan komperhensif MTBS/MTBM yang diharapkan dapat
mempercepat penurunan kematian Neonatal, Bayi dan Balita sehingga
dapat mendukung tercapainya Millenium Development Goalds (MDGs 4)
dalam bidang kesehatan anak. Puskesmas terlatih MTBS/MTBM di
Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2014 sebanyak 55 puskesmas
(84,6%).
Dalam upaya memantau dan memotivasi kinerja program
MTBS/MTBM di Kabupaten Garut, diantaranya dipandang perlu
menyelenggarakan bimbingan teknis melalui pertemuan evaluasi dan
perencanaan program MTBS/MTBM melalui dukungan dana APBD
Kabupaten Garut tahun 2015, sehingga diharapkan adanya kesepakatan
untuk tindak lanjut pelayanan MTBS/MTBM termasuk menyepakati
sistem pencatatan pelaporan.
II. Tujuan
1. Evaluasi capaian program MTBS/MTBM tahun 2014
2. Pembahasan teknis operasional pelayanan MTBS/MTBM mencakup
teknis tatalaklana pelayanan dan teknis pencatatan pelaporan
3. Disepakatinya rencana tindak lanjut kegiatan program MTBS/MTBM di
wilayah kerja puskesmas pada tahun 2015/2016.

III. Peserta
Pengelola program MTBS/MTBM dari 55 puskesmas dan pengelola bayi
balita dari 12 puskesmas

IV. Waktu dan Tempat


Hari : Rabu
Tanggal : 22 April 2015
Jam : 08.00 s.d 15.00 WIB
Tempat : Aula Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Jalan Proklamasi No.7 Tarogong Garut.

V. Materi
1. Kebijakan upaya mempercepat penurunan
angka kematian bayi balita dan peningkatan kualitas hidup anak
2. Evaluasi data program MTBS MTBM tahun
2014
3. Pemaparan pelayanan SDIDTK di UPTD
Puskesmas Leles dan Sukarame
4. Review materi MTBS MTBM
5. Review sistem pencatatan pelaporan program
MTBS MTBM
6. Kesepakatan rencana kegiatan MTBS MTBM
tahun 2015/2016

VI. Metoda
Presentasi, panelis perwakilan puskesmas dan kesepakatan rencana tindak
lanjut

VII. Hasil Yang Diharapkan


Pengelola program MTBS/MTBM diharapkan mempunyai komitmen dan
mampu memotivasi tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan bayi balita dengan pendekatan MTBS/MTBM

VIII. Biaya
Kegiatan ini dibiayai dari sumber dana APBD Kabupaten Garut tahun 2015
Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Kegiatan Peningkatan Kesehatan
Masyarakat.

IX. Penyelenggara
Seksi Kesehatan Anak dan Lansia Bidang Kesehatan Keluarga Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut.

X. Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat tahun 2015 di
Kabupaten Garut.

Garut, 15 April 2015


Mengetahui Pelaksana
Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Kepala Seksi Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Anak dan Lansia

Iwan Suhendar,S.Sos, M.MKes Yeti Heryati,SKM, MKM


NIP 19640304 198402 1 001 NIP 19671214 199006 2 001
JADWAL
PERTEMUAN EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM MTBS/MTBM
KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

Garut, Rabu 22 April 2015


No Jam Acara Pelaksana

1 08.00 09.00 Pendaftaran peserta Panitia

2 09.00 09.30 Pembukaan MC:


1. Laporan Panitia Penyelenggara Kabid Kesga
2. Pembukaan Kadiskes Kab.Garut

3 09.30 09.40 Break Panitia

4 09.40 12.00 Pemaparan materi :


1. Kebijakan upaya mempercepat Kabid Kesga
penurunan angka kematian bayi balita
dan peningkatan kualitas hidup
2. Evaluasi data program MTBS MTBM Kasi Kes Anak dan Lansia
tahun 2014
3. Pemaparan kegiatan SDIDTK di UPTD Pengelola Program MTBS
Puskesmas Leles dan Sukarame MTBM UPTD Puskesmas
Leles dan Sukarame
4. Review materi MTBS MTBM Nurlaela Syahid,SKM

5 12.00 13.00 ISTIRAHAT SHALAT Panitia

6 13.00 14.30 Pencatatan dan pelaporan Kusyanadi,SKM

7 14.30 15.00 Tanya jawab dan kesepakatan Kasi Kes Anak dan Lansia

8 15.00 Penutupan Panitia

Anda mungkin juga menyukai