NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN : 1.
2.
DEPARTEMEN MATEMATIKA
2016
BUKU PANDUAN LABORATORIUM S1 MATEMATIKA
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN : 1.
2.
KONTRAK PERKULIAHAN
KEHADIRAN : 15%
KUIS : 15%
TUGAS : 20%
UTS : 20%
UAS : 30%
DEPARTEMEN MATEMATIKA
2016
ABSENSI PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK
Nama :
NIM :
Paraf
Pertemuan Hari / Tgl Judul
Asisten Pertama Asisten Kedua
METODE BISEKSI
Metode Biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian. Dari dua bagian ini, dipilih
bagian yang mengandung akar dan yang tidak mengandung akar, dibuang. Hal ini dilakukan
berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
Contoh:
clc;
f = inline ('x*exp(-x)+1');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 1;
disp('-----------------------------------------------------');
disp(' i a b f(a) f(b) x f(x)');
disp('-----------------------------------------------------');
if f(a)*f(b) > 0
disp ('Tidak ada akar!!!');
else
while abs(b-a)>error
x = (a+b)/2;
disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f %10.7f
%10.7f %10.7f',iterasi,a,b,f(a),f(b),x,f(x)))
if f(x)*f(a)<0
b = x;
else
a = x;
end
iterasi = iterasi + 1;
end
end
disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));
NILAI PARAF
Metode Regula Falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti halnya Metode Biseksi,
metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update range, titik pendekatan yang
digunakan oleh Metode Regula Falsi adalah:
=
()
Contoh:
clc;
f = inline ('x*exp(-x)+1');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 0;
x = ((f(b)*a)-(f(a)*b))/(f(b)-f(a));
fx = f(x);
disp('-----------------------------------------------------');
disp(' i a b f(a) f(b) x f(x)');
disp('-----------------------------------------------------');
if f(a)*f(b) > 0
disp ('Tidak ada akar!!!');
else
while (abs(fx) > e)
iterasi = iterasi+1;
x = ((f(b)*a)-(f(a)*b))/(f(b)-f(a));
fx = f(x);
if f(a)*fx < 0
b = x;
else
a = x;
end
end
end
disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));
NILAI PARAF
Metode Newton Raphson adalah metode pendekatan yang menggunakan satu titik
awal dan mendekatinya dengan memperhatikan gradient pada titik tersebut. Titik pendekatan
+ 1 dituliskan dengan:
( )
+1 =
( )
Contoh:
= 1 +
clc;
f = inline ('x-exp(-x)');
g = inline ('1+exp(-x)');
x = input ('Input nilai pendekatan awal : ');
N = input ('Input banyak iterasi : ');
disp('---------------------------------------');
disp(' i x f(x) g(x)');
disp('---------------------------------------');
fx = f(x);
gx = g(x);
for i=0:N
disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f',i,x, fx, gx));
x=x-(f(x)/g(x));
fx=f(x);
gx=g(x);
for j=i+1:N+1
x1=x-(f(x)/g(x));
end
end
NILAI PARAF
METODE SECANT
Metode Secant merupakan perbaikan dari Metode Regula Falsi dan Newton Raphson.
Dimana kemiringan dua titik dinyatakan secara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus
yang melalui satu titik.
+1
+1 =
+1
Contoh:
Selesaikan persamaan 2 + 1 = 0
0 = 0 = 0.1687921
1 = 1 = 0.0375176
iterasi X f(x)
1 0.8818149 -0.0015318
2 0.8825283 -1.275E-05
3 0.8825342 4.412E-09
Akar persamaan diperoleh x = 0.8825342
clc;
f = inline ('(x*x)-(x+1)*exp(-x)');
x0 = input ('Input nilai x0 : ');
x1 = input ('Input nilai x1 : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 1;
disp('---------------------------');
disp(' i x f(x)');
disp('---------------------------');
NILAI PARAF
Metode Integral Reimann ini merupakan metode integral yang digunakan dalam
kalkulus dan didefinisikan sebagai:
=
=0
Pada metode ini, luasan yang dibatasi oleh = () dan sumbu dibagi menjadi N bagian
pada range = [, ]yang akan dihitung.
=
=0
Contoh:
10
= = 0.1
10
diperoleh tabel:
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.01 0.04 0.09 0.16 0.25 0.36 0.49 0.64 0.81 1
Sehingga dapat dihitung:
= =0
= 0.1 (0 + 0.01 + 0.04 + 0.09 + 0.16 + 0.25 + 0.36 + 0.49 + 0.64 + 0.81 + 1
= 0.1 3.85
= 0.385
clc;
f = inline('x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');
h = (b-a)/N;
luas = f(a);
for i=1:N
x=a+(i*h);
fx=f(x);
NILAI PARAF
Pada Metode Integral Reimann, setiap daerah bagian dinyatakan sebagai empat
persegi panjang dengan tinggi () dan lebar . Sedangkan pada Metode Trapezoida ini,
setiap bagian dinyatakan sebagai trapesium.
Contoh:
1
Hitung 0
2 3
diperoleh tabel:
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.002 0.016 0.054 0.128 0.25 0.432 0.686 1.024 1.458 2
0.1
= {0 + 2(0 + 0.002 + 0.016 + 0.054 + 0.128 + 0.25 + 0.432 + 0.686 + 1.024 +
2
1.458) + 2}
= 0.505
clc;
f = inline('2*x*x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');
h = (b-a)/N;
luas = 0;
for i=1:N-1
x=a+(i*h);
fx=f(x);
NILAI PARAF
Contoh:
1
Hitung 0
2 3
diperoleh tabel
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.002 0.016 0.054 0.128 0.25 0.432 0.686 1.024 1.458 2
Sehingga dapat dihitung:
= 3 (0 + 4 = + 2 = + )
0.1
= {0 + 4 0.002 + 2 0.016 + 4 0.54 + 2 0.128 + 4 0.25
3
+ 2 0.432 + 4 0.686 + 2 1.024 + 4 1.458 + 2}
0.1
= 15 = 0.5
3
clc;
f = inline('2*x*x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');
h = (b-a)/N;
luasGanjil = 0;
luasGenap = 0;
for i=1:2:N-1
x=a+(i*h);
fx=f(x);
for i=2:2:N-2
x=a+(i*h);
fx=f(x);
total = (h/3)*(f(a)+f(b)+(4*luasGanjil)+(2*luasGenap));
disp(sprintf('\n Luas: %10.7f', total));
NILAI PARAF