Anda di halaman 1dari 25

BUKU PANDUAN LABORATORIUM S1 MATEMATIKA

PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

ASISTEN : 1.

2.

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
BUKU PANDUAN LABORATORIUM S1 MATEMATIKA

PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

ASISTEN : 1.

2.

KONTRAK PERKULIAHAN
KEHADIRAN : 15%

KUIS : 15%

TUGAS : 20%

UTS : 20%

UAS : 30%

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016
ABSENSI PRAKTIKUM ANALISIS NUMERIK

Nama :

NIM :

Paraf
Pertemuan Hari / Tgl Judul
Asisten Pertama Asisten Kedua

Diketahui Kepala Laboratorium Medan, 2016


S1 Matematika FMIPA USU Asisten Lab

Dr. Suyanto, M.Kom


Nip. 19590813198601 1 002
DAFTAR ISI

Bab I METODE BISEKSI 1

Bab II METODE REGULA FALSI 4

Bab III METODE NEWTON RAPHSON 7

Bab IV METODE SECANT 10

Bab V METODE INTEGRASI REIMANN 13

Bab VI METODE INTEGRASI TRAPEZOIDA 16

Bab VII METODE INTEGRASI SIMPSON 19


BAB I

METODE BISEKSI

Metode Biseksi dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan non-linier.


Penyelesaian persamaan non-linier adalah penentuan akar-akar persamaan non-linier, dimana
akar sebuah persamaan = 0 adalah nilai-nilai yang menyebabkan nilai () sama
dengan nol. Dengan kata lain, akar persamaan () adalah titik potong antara kurva () dan
sumbu .

Metode Biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian. Dari dua bagian ini, dipilih
bagian yang mengandung akar dan yang tidak mengandung akar, dibuang. Hal ini dilakukan
berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.

Algoritma Metode Biseksi:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
3. Tentukan toleransi error atau iterasi maksimum.
4. Hitung () dan ().
5. Jika () > 0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila tidak
dilanjutkan ke langkah selanjutnya.
+
6. Hitung = 2
7. Hitung ().
8. Bila () () < 0 maka = dan () = (), bila tidak = dan
() = ().
9. Jika | | < atau iterasi > iterasi maksimum, maka peroses dihentikan dan
didapatkan akar = , dan bila tidak ulangi langkah ke-6.

Contoh:

Selesaikan persamaan + 1 = 0. Dengan menggunakan range = [1,0].

iterasi a b f(a) f(b) x f(x)


1 -1 0 -1.7182818 1 -0.5 0.17563936
2 -1 -0.5 -1.7182818 0.1756394 -0.75 -0.58775
3 -0.75 -0.5 -0.58775 0.1756394 -0.625 -0.1676537
4 -0.625 -0.5 -0.1676537 0.1756394 -0.5625 0.01278176
5 -0.625 -0.5625 -0.1676537 0.0127818 -0.59375 -0.0751424
6 -0.59375 -0.5625 -0.0751424 0.0127818 -0.578125 -0.0306192
7 -0.578125 -0.5625 -0.0306192 0.0127818 -0.5703125 -0.00878
8 -0.5703125 -0.5625 -0.00878 0.0127818 -0.5664063 0.00203538
9 -0.5703125 -0.5664063 -0.00878 0.0020354 -0.5683594 -0.0033637
10 -0.5683594 -0.5664063 -0.0033637 0.0020354 -0.5673828 -0.000662
Akar persamaan diperoleh di x = -0.5673828

1 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 1.1

clc;
f = inline ('x*exp(-x)+1');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 1;

disp('-----------------------------------------------------');
disp(' i a b f(a) f(b) x f(x)');
disp('-----------------------------------------------------');

if f(a)*f(b) > 0
disp ('Tidak ada akar!!!');
else
while abs(b-a)>error
x = (a+b)/2;
disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f %10.7f
%10.7f %10.7f',iterasi,a,b,f(a),f(b),x,f(x)))

if f(x)*f(a)<0
b = x;
else
a = x;
end

iterasi = iterasi + 1;
end
end
disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));

2 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 1.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Bisection dengan kasus
yang berbeda.

NILAI PARAF

3 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB II

METODE REGULA FALSI

Metode Regula Falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti halnya Metode Biseksi,
metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update range, titik pendekatan yang
digunakan oleh Metode Regula Falsi adalah:


=
()

Algoritma Metode Regula Falsi:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
3. Tentukan toleransi error atau iterasi maksimum.
4. Hitung () dan ().
5. Untuk iterasi i=1 sampai dengan <
()()
= ()()
Hitung .
Jika () () < 0 maka = dan () = (), jika tidak = dan
() = ().
6. Akar persamaan adalah .

Contoh:

Selesaikan persamaan + 1 = 0. Dengan menggunakan range = [1,0].

iterasi a b f(a) f(b) x f(x)


1 -1 0 -1.7182818 1 -0.3678794 0.4685364
2 -1 -0.3678794 -1.7182818 0.4685364 -0.5033143 0.1674201
3 -1 -0.5033143 -1.7182818 0.1674201 -0.5474121 0.0536487
4 -1 -0.5474121 -1.7182818 0.0536487 -0.561115 0.0165754
5 -1 -0.561115 -1.7182818 0.0165754 -0.5653083 0.0050629
6 -1 -0.5653083 -1.7182818 0.0050629 -0.5665853 0.001541
7 -1 -0.5665853 -1.7182818 0.001541 -0.5669737 0.0004686
Akar persamaan diperoleh di x = -0.5669737

4 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 2.1

clc;
f = inline ('x*exp(-x)+1');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 0;

x = ((f(b)*a)-(f(a)*b))/(f(b)-f(a));
fx = f(x);

disp('-----------------------------------------------------');
disp(' i a b f(a) f(b) x f(x)');
disp('-----------------------------------------------------');

if f(a)*f(b) > 0
disp ('Tidak ada akar!!!');
else
while (abs(fx) > e)
iterasi = iterasi+1;
x = ((f(b)*a)-(f(a)*b))/(f(b)-f(a));
fx = f(x);

disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f %10.7f


%10.7f %10.7f',iterasi,a,b,f(a),f(b),x,fx))

if f(a)*fx < 0
b = x;
else
a = x;
end
end
end
disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));

5 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 2.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Regula Falsi dengan kasus
yang berbeda.

NILAI PARAF

6 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB III

METODE NEWTON RAPHSON

Metode Newton Raphson adalah metode pendekatan yang menggunakan satu titik
awal dan mendekatinya dengan memperhatikan gradient pada titik tersebut. Titik pendekatan
+ 1 dituliskan dengan:

( )
+1 =
( )

Algoritma Metode Newton Raphson:

1. Definisikan fungsi () dan ().


2. Tentukan toleransi error atau iterasi maksimum (N).
3. Tentukan nilai pendekatan awal 0 .
4. Hitung ( ) dan ( )
5. Untuk iterasi i=1 sampai denga N
( )
+1 =
( )
6. Akar persamaan adalah yang terakhir diperoleh.

Contoh:

Selesaikan persamaan = 0 dengan titik pendekatan awal0 = 0.

= 1 +

iterasi x f(x) f(x)


0 0 -1 2
1 0.5 -0.1065307 1.6065307
2 0.566311 -0.0013045 1.5676155
3 0.5671432 -0.0000002 1.5671434
Akar persamaan diperoleh di x = 0.5671432

7 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 3.1

clc;
f = inline ('x-exp(-x)');
g = inline ('1+exp(-x)');
x = input ('Input nilai pendekatan awal : ');
N = input ('Input banyak iterasi : ');

disp('---------------------------------------');
disp(' i x f(x) g(x)');
disp('---------------------------------------');

fx = f(x);
gx = g(x);

for i=0:N
disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f',i,x, fx, gx));
x=x-(f(x)/g(x));
fx=f(x);
gx=g(x);

for j=i+1:N+1
x1=x-(f(x)/g(x));
end
end

disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));

8 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 3.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Newton Raphson dengan
kasus yang berbeda.

NILAI PARAF

9 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB IV

METODE SECANT

Metode Secant merupakan perbaikan dari Metode Regula Falsi dan Newton Raphson.
Dimana kemiringan dua titik dinyatakan secara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus
yang melalui satu titik.
+1
+1 =
+1

Algoritma Metode Secant:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan toleransi error atau iterasi maksimum.
3. Tentukan dua nilai pendekatan awal yang diantaranya terdapat akar yaitu 0 dan 1 .
4. Hitung ( ) dan (1 ) sebagai 0 dan 1 .
5. Untuk iterasi i=1 sampai denga | <
1
+1 =
1
6. Akar persamaan adalah yang terakhir diperoleh.

Contoh:

Selesaikan persamaan 2 + 1 = 0

Diketahui bahwa akar terletak pada range = [0.8,0.9]

Maka ambil 0 = 0.8 dan 1 = 0.9 sehingga:

0 = 0 = 0.1687921

1 = 1 = 0.0375176

iterasi X f(x)
1 0.8818149 -0.0015318
2 0.8825283 -1.275E-05
3 0.8825342 4.412E-09
Akar persamaan diperoleh x = 0.8825342

10 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 4.1

clc;
f = inline ('(x*x)-(x+1)*exp(-x)');
x0 = input ('Input nilai x0 : ');
x1 = input ('Input nilai x1 : ');
error = input ('Input toleransi error : ');
iterasi = 1;

disp('---------------------------');
disp(' i x f(x)');
disp('---------------------------');

while abs (f(x1)) > error


x = x1-f(x1)*(x1-x0)/(f(x1)-f(x0));
disp (sprintf('%3g %10.7f %10.7f %10.7f \n', iterasi,
x, f(x)));
x0=x1;
x1=x;
iterasi = iterasi+1;
end

disp (sprintf('Akar persamaan diperoleh di x = %10.7f',x));

11 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 4.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Secant dengan kasus yang
berbeda.

NILAI PARAF

12 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB V

METODE INTEGRASI REIMANN

Metode Integral Reimann ini merupakan metode integral yang digunakan dalam
kalkulus dan didefinisikan sebagai:

=
=0

Pada metode ini, luasan yang dibatasi oleh = () dan sumbu dibagi menjadi N bagian
pada range = [, ]yang akan dihitung.

Algoritma Metode Integral Reimann:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
3. Tentukan jumlah pembagi area N.
4. Hitung

=

5. Hitung

=
=0

Contoh:

Hitung luas yang dibatasi = 2 dan sumbu untuk range = [0,1].

Dengan N=10, maka

10
= = 0.1
10
diperoleh tabel:
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.01 0.04 0.09 0.16 0.25 0.36 0.49 0.64 0.81 1
Sehingga dapat dihitung:

= =0
= 0.1 (0 + 0.01 + 0.04 + 0.09 + 0.16 + 0.25 + 0.36 + 0.49 + 0.64 + 0.81 + 1
= 0.1 3.85
= 0.385

13 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 5.1

clc;
f = inline('x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');

h = (b-a)/N;
luas = f(a);

for i=1:N
x=a+(i*h);

fx=f(x);

luas = luas + fx;


end
total = h*luas;
disp(sprintf('\n Luas: %10.7f', total));

14 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 5.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Integrasi Reimann dengan
kasus yang berbeda.

NILAI PARAF

15 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB VI

METODE INTEGRASI TRAPEZOIDA

Pada Metode Integral Reimann, setiap daerah bagian dinyatakan sebagai empat
persegi panjang dengan tinggi () dan lebar . Sedangkan pada Metode Trapezoida ini,
setiap bagian dinyatakan sebagai trapesium.

Algoritma Metode Integral Reimann:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
3. Tentukan jumlah pembagi area N.
4. Hitung

=

5. Hitung
1

= (0 + 2 + )
2
=1

Contoh:
1
Hitung 0
2 3

Dengan N=10, maka


10
= = 0.1
10

diperoleh tabel:
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.002 0.016 0.054 0.128 0.25 0.432 0.686 1.024 1.458 2

Sehingga dapat dihitung


1
= 2 (0 + 2 =1 + )

0.1
= {0 + 2(0 + 0.002 + 0.016 + 0.054 + 0.128 + 0.25 + 0.432 + 0.686 + 1.024 +
2
1.458) + 2}
= 0.505

16 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 6.1

clc;
f = inline('2*x*x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');

h = (b-a)/N;

luas = 0;

for i=1:N-1
x=a+(i*h);

fx=f(x);

luas = luas + fx;


end
total =(h*0.5)*(f(a)+f(b)+(2*luas));
disp(sprintf('\n Luas: %10.7f', total));

17 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 6.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Integrasi Trapezoida
dengan kasus yang berbeda.

NILAI PARAF

18 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


BAB VII

METODE INTEGRASI SIMPSON

Metode Integrasi Simpson merupakan pengambangan dari Metode Integrasi


Trapezoida yaitu daerah pembaginya berupa dua buah trapesium dengan menggunakan
pembobot berat di titik tengahnya.

Algoritma Metode Simpson:

1. Definisikan fungsi ().


2. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).
3. Tentukan jumlah pembagi area N.
4. Hitung

=

5. Hitung

= ( + 4 + 2 + )
3 0
= =

Contoh:
1
Hitung 0
2 3

Dengan N=10, maka


10
= = 0.1
10

diperoleh tabel
x 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
f(x) 0 0.002 0.016 0.054 0.128 0.25 0.432 0.686 1.024 1.458 2
Sehingga dapat dihitung:

= 3 (0 + 4 = + 2 = + )

0.1
= {0 + 4 0.002 + 2 0.016 + 4 0.54 + 2 0.128 + 4 0.25
3
+ 2 0.432 + 4 0.686 + 2 1.024 + 4 1.458 + 2}

0.1
= 15 = 0.5
3

19 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Program 7.1

clc;
f = inline('2*x*x*x');
a = input ('Input batas bawah(a) : ');
b = input ('Input batas atas(b) : ');
N = input ('Input jumlah pembagi area(N) : ');

h = (b-a)/N;

luasGanjil = 0;
luasGenap = 0;

for i=1:2:N-1
x=a+(i*h);

fx=f(x);

luasGanjil = luasGanjil + fx;


end

for i=2:2:N-2
x=a+(i*h);

fx=f(x);

luasGenap = luasGenap + fx;


end

total = (h/3)*(f(a)+f(b)+(4*luasGanjil)+(2*luasGenap));
disp(sprintf('\n Luas: %10.7f', total));

20 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika


Latihan
1. Buatlah sebuah program MATLAB dengan memodifikasi program 7.1.
2. Buatlah sebuah program MATLAB menggunakan Metode Integrasi Simpson dengan
kasus yang berbeda.

NILAI PARAF

21 Modul Praktikum Analisis Numerik S1 Matematika

Anda mungkin juga menyukai