Anda di halaman 1dari 23

ALAT TAMBAHAN PENANGANAN

BAHAN
Pada crane serbaguna yang mengangkat
berbagai bentuk muatan ditangani dengan
memakai anduh (sling) rantai yang dikatkan
pada kait. Kait tunggal (standar) dan kait
tanduk adalah jenis kait yang paling sering
dipakai untuk keperluan ini. Kadang-kadang
digunakan kait segitiga. Kait standar dan
tanduk dibuat dengan ditempa pada cetakan
rata atau cetakan tertutup atau dapat juga
dibuat dari beberapa plat dengan bentuk kait
yang dijadikan satu
Kemampuan Angkat
1. Kait tempa :
Kait standar sampai 50 ton
Kait tanduk mulai dari 25 ton ke atas
2. Kait segitiga dan kait berlapis mempunyai
kemampuan angkat diatas 100 ton
Pada umumnya, muatan digantung pada anduh
berutas-empat dengan dua lilitan tali pada kait.
Kait sering kali mempunyai bentuk penampang
trapesium yang dibuat lebih lebar di dalam.
Kait Tempa Standar
Tegangan aman tidak boleh belebihi 500 kg/cm2.
Tinggi minimum kait ditentukan oleh tegangan tekan
yang diijinkan pada ulir yang didapat dengan rumus
sebagai berikut:
t = kisar ulir
4Qt do = diameter luar
H ulir
(d 0 d1 ) p
2 2
d1 = diameter dalam
ulir
Tegangan tekanan aman p diambil sama dengan p = 300 sampai
350 kg/cm2
Tegangan satuan pada dudukan kait dapat dicari dengan
rumus: Q M M 1 y

F Fr Fr x y r
= tegangan satuan pada bagian yang berjarak y dari
sumbu netral
Q = beban pada kait
F = luas penampang kritis
r = jari-jari kelengkungan sumbu netral pada daerah kritis
x = faktor yang tergantung pada bentuk penampang dan
kelengkungan netral. Jarak dari pusat kelengkungan ke
sumbu netral akan bernilai negatif bila bagian itu terletak
diantara pusat kelengkungan dan sumbu netral dan bernilai
positif bila terletak pada bagian lain sumbu netral
Momen lentur M diasumsikan bernilai positif bila
menyebabkan kelengkungan kait bertambah (jari-
jarinya berkurang) dan bernilai negatif bila
kelengkungannya berkurang
M = -Qr = -Q (0,5a + e1)
Nilai x didapat dari persamaan :
e2
1 y
x
F e1 y r dF
Untuk trapesium dengan sisi b1 dan b2 dan tinggi h aka
menjadi
2r b1 b2 r e2
x 1 b2 e2 r 1n b1 b2
b1 b2 h h r e1
Dengan ketelitian yang cukup, pusat
kelengkungan sumbu netral pada bagian kritis
berhimpit dengan pusat geometris kait
sehingga r = 0,5a + e1
h
Bila mengambil nilai h = a, dan bila a = 1
b1
dan b = n maka rumus setelah
2
ditransformasikan ankan berbentuk :
5n 7
x 1,5n 0,51,09861 n 1 1
3n 1
2
Dengan mengabaikan perpindahan sumbu netral
relatif terhadap pusat massa bagian tersebut maka
diperoleh n2 h
e1
n 1 3

Dengan mendistribusikan nilai M = -Q (0,5a + e1), r =


0,5a + e1, y = -e1 (untuk bagian terdalam yang
tertarik) dan y = e2 (untuk bagian terluar yang
tertekan)
Q Q0,5a e1 Q0,5a e1 1 y Q 0,5a e1 1 y
1 1
F Fr Fr x yr F r x y r

Q 0,5a e1 1 e Q 1 2e1
1
1

F
r x r e1 F x a
Tegangan maksimum pada bagian terdalam
Q 1 2e1
I aman
F x a

Tegangan maksimum pada bagian terluar


Q 1 e2
II aman
F x a h
2
Metode Grafik untuk menetukan Faktor x
Nilai x adalah jarak dari titik O ke garis vertikal yang bersangkutan; y
adalah panjang garis vertikal di dalam bagian penampang. Titik-titik
terluar ordinat kemudian dihubungkan dengan suatu garis. Absis titik
pusat penampang tersebut ditentukan dengan
h

yxdx
xc 0
h

ydx
0

Dengan ;
f : luas daerah yang dibatasi oleh kurva
F : luas penampang kait
Luas penampang daerah f dan F ditentukan dengan memaki
planimeter.
Dengan meneruskan prosedur yang sama untuk semua garis
vertikal akan didapatkan sejumlah titik dan bila titik tersebut
dihubungkan, kita akan dapat mencari luas daerah f1 dan f2 pada
titik C. Perbedaan f1-f2 akan selalu bernilai negatif.
Luas daerah f1 dan f2 dapat ditentukan dengan memakai
planimeter.
Faktor x akan sama dengan

2 f1 f 2
e2
1 y
x
F e1 y r dF F
Jarak antara garis nol (netral) adan garis pusat adalah
x

1 x
Dengan :
: jari-jari kelengkungan titik pusat
Tegangan aman
Tegangan aman satuan yang didapatkan dengan rumus I dan II tidak
boleh melebihi 1500 kg/cm2. Penampang III dan IV diperiksa
kekuatannya pada sudut maksimum yang diizinkan 2 = 120 dengan
cara yang sama seperti Penampang I dan II. Dengan
Q Q
mengabaikan gaya geser perhitungan untuk gaya tan
dilakuakn dengan 2 2

memakai cara yang sama dengan sebelumnya, tetap memakai nilai rdan
bukan a hubungkan dimensi yang
2
bersangkutan dari penampang tersebut. Bagian silindris tangkai kait
yang masuk ke lubang pada bintang-lintang akan mengalami tegangan
tarik. Akan tetapi tegangan lentur akan timbul akibat salah stel sebab itu
tegangan yang diizinkan dalam hal ini akan jauh berkembang
Kait Tanduk Ganda
Kait tanduk didesain dengan dudukan yang
lebih kecilldaripada kait tunggal dengan
kapasitas angkat yang sama. Dimensi pada
bagian tangkai kait yang polos dan berulir
hampir sama dengan kait tunggal dan bagian
berulir diperiksa dengan metode perhitungan
yang sama. Pada prinsipnya, bagian yang
melengkung pada kait tanduk di cek dengan
cara yang sama
Pada prinsipnya, bagian yang melengkung pada kait tanduk
di cek dengan cara yang sama. Akan tetapi akibat
penggantungan yang tak simetrik, tarikan anduh meningkat
(kira-kira 1/3 kali)
Karena gaya 1 1/3 x Q/2 = 2/3 Q yang bekerja pada satu
tanduk, maka tarikan pada anduh yang bekerja dengan
sudut terhadap vertikal menjadi
2Q
P
2 cos
Gaya normal pada penampang I-II adalah
2Q sin
P1
3 cos
Dengan adalah sudut kemiringan penampang tersebut
terhadap vertikal
Seperti pada kait tunggal, penampang kait tanduk
dibentuk trapesium bertepi bulat
Dengan mengabaikan gaya geser, tegangan
satuan pada bagian yang paling ekstreem akan
menjadi
P1 1 2e1 P1 1 e2
1 II
F x a F x a e e
1 2
2
a = diameter kait
e1 dan e2 = jarak antara garis netral dengan
bagian ekstreem
F= luas penampang daerah kritis
Kait Mata Segitiga Padat

Biasanya Kait mata segitiga dipakai pada crane


dengan kapasitas angkat yang besar (diatas 10
ton), dan hanya kadang-kadang saja dipakai
pada crane dengan kapasitas sedang.
Kelemahan pada kait ini adalah anduh yang
mengangkat muatan harus dilewatkan ke
dalam lubang kait tersebut. Kait segitiga padat
ditempa langsung dari satu potong baja utuh.
Momen lentur pada pertemuan kedua sisinya dengan
busur ialah
Q1
M2
13

Gaya tarik yang bekerja pada bagian sisi ialah


Q1
p
a
2 cos
Dengan: 2

a = sudut antara kedua sisi


Q = beban
I = panjang busur yang diukur
sepanjang garis netral
Sambungan antara busur, sisi dan tangkainya
tidak boleh membentuk sudut yang tajam tetapi harus
rata dan halus.
Tegangan satuan maksimum pada bagian sumbu
dapat ditentukan dengan rumus
Q1

M lentur P1
M lentur P1 x
W F 6
Dengan:
Q a
P1 tan= gaya tekan yang bekerja
2 2
pada busur, dalam kg
W = momen perlawanan
F = luas penampang busur
Tegangan satuan aman untuk baja 3
adalah aman 800 kg / cm 2

Anda mungkin juga menyukai