Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang metode metode eksplorasi air tanah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua piha yang telahm
berkontribusidalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan dasar semua makhluk hidup terutama bagi
manusia. Pertumbuhan penduduk dan kemajuan pembangunan menyebabkan
meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Sementara itu, kerusakan lingkungan dan
pencemaran telah menyebabkan sumber air bersih di permukaan terus berkurang.
Sebagai solusinya manusia mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi air bawah
permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan terhadap air bersih.
Metode yang sering digunakan untuk menduga kondisi air bawah tanah
adalah metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode ini, arus listrik diinjeksi ke
dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian mengukur nilai tegangan dengan
melalui dua elektroda potensial menggunakan alat resistivitymeter. Terdapat
berbagai macam aturan yang dipakai untuk menempatkan keempat elektroda
tersebut di atas. Aturan-aturan penempatan keempat elektroda tersebut dalam istilah
geofisika biasa disebut dengan konfigurasi elektroda. (Hendrajaya, 1990).
Meskipun terdapat berbagai macam jenis konfigurasi elektroda, tetapi yang sering
dipergunakan adalah konfigurasi elektroda Wennner, Schlumberger, Dipole-dipole
dan konfigurasi Rectangle. Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
digunakan dalam pelaksanaan di lapangan yang tidak terlalu sulit (cukup datar dan
luas) dan penetrasi arus yang tidak terlalu dalam (Hendrajaya, 1990). Sedangkan
untuk bentangan yang tidak merata serta penetrasi arus yang dalam maka
digunakanlah konfigurasi elektroda Dipole-dipole. Konfigurasi elektroda
Rectangle sangat jarang digunakan karena pengaturannya yang sedikit sulit.
PEMBAHASAN
Kondisi air tanah dapat diketahui dari kondisi akuifer. Akuifer adalah suatu lapisan
batuan atau formasi geologi yang mempunyai struktur yang memungkinkan air
untuk masuk dan bergerak melaluinya dalam kondisi normal (Tood, 1980)
Menurut Suharyadi sebagian air tanah berasal dari air permukaan yang
meresap masuk kedalam tanah dan membentuk suatu siklus hidrologi. Air tanah
(ground water) air yang terdapat pada suatu lapisan batuan yang menyimpan dan
meloloskan air yang disebut akuifer. Air tanah dapat dibedakan kedalam dua jenis
yaitu air tanah bebas dan air tanah dalam. (Bakri, 2003).
Selain itu dikenal pula air tanah magnetik (Vulkanik) yang mempunyai
kedalaman sekitar 3-5 kilometer, air kosmik yang berasal dari meteorit, serta fosil
atau connate yakni air yang terperangkap dalam suatu cekungan dimana proses
terjadinya bersamaan dengan proses terjadinya proses sedimenasi yang berlangsung
secara alami dalam waktu pembentukan yang cukup lama. Air tanah merupakan
salah satu komponen dari suatu sistem peredaran air di alam yang disebut
siklus hidrologi. Siklus hidrologi sendiri adalah suatu proses sikulasi dan perubahan
bentuk dari air dialam yang berlangsung secara terus menerus, baik air yang berada
di laut, di atmosfer maupun yang berada di daratan.
Proses sirkulasi air di alam dan komponen-komponen yang berpengaruh
didalamnya merupakan suatu proses berjalan secara alami dan berkesinambungan.
Uap air dari permukaan tanah (danau, laut, sungai, kolam) dan transpirasi tumbuhan
akan bergerak naik ke atmosfer oleh proses pendinginan dan kondensasi menjadi
awan dan embun yang kemudian pada kondisi meteorologi tertentu terjadi proses
presipitasi berupa hujan.
Sebagian air hujan menguap kembali sebelum mencapai permukaan tanah
dan sebagian lainnya tertahan oleh tumbuhan sebagai intersepsi. Air hujan yang
jatuh dipermukaan tanah akan meresap ke dalam tanah/batuan sebagai infiltrasi dan
perkolasi yang kemudian tersimpan sebagai air tanah atau sebagai aliran bawah
permukaan. Oleh berbagai proses geologi tertentu air tanah atau aliran bawah
permukaan tanah tersebut dapat muncul ke permukaan dalam bentuk rembesan
ataupun sebagai mata air.
Sebagian air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah/batuan menjadi air
limpasan yang selanjutnya mengisi danau, sungai, laut dan tubuh air permukaan
lainnya. Sedangkan sebagian air yang berada di dalam tanah pada bagian atas
maupun tubuh air permukaan dan tumbuhan akan menguap kembali sebagai
evapotraspirasi.
Pada proses sirkulasi air tersebut, volume air tanah di dalam zona
penyimpanan akan selalu berubah, karena terjadinya proses pengikisan kembali
(recharge) dan pengeluaran kembali (discharge). Pengisian kembali air tanah
berasal dari peresapan air hujan, tubuh air permukaan dan disamping itu dikenal
pula pengisian air tanah secara buatan. Besar volume pengisian kembali akan
tergantung pada luasan daerah pengisian.
Pengeluaran kembali terjadi apabila air tanah mengalir keluar dari zona
penyimpanan seperti rembesan, mata air, dan pemompaan air tanah. Pemompaan
atau pemanfaatan air tanah untuk berbagai keperluan baik keperluan rumah tangga,
industri, pertanian, perikanan dan lain-lainnya menjadi sangat penting oleh karena
itu pemenuhan kebutuhan dari sumber air permukaan sifatnya masih relatif terbatas.
Namun hingga saat ini air tanah untuk keperluan rumah tangga masih lebih besar
dibanding pemakai air lainnya.
2. Konduktifitas Hidrolik
Konduktifitas Hidrolik disebut juga sebagai permeabilitas (K=T/D) adalah
besarnya aliran air yang dapat disalurkan melewati satu satuan penampang akuifer
tegak lurus terhadap arah aliran air dalam satu satuan landaian hidrolika. Dalam
ilmu teknik terapan permeabilitas adalah merupakan unit kecepatan dari
kemampuan lapisan batuan untuk meloloskan air. Dengan kata lain bahwa
permeabilitas adalah parameter hidrolika yang menyatakan ukuran jumlah air yang
dapat diteruskan oleh media porous persatuan luas penampang. Konduktivitas
hidrolika dipengaruhi oleh porositas, ukuran butir dan distribusinya. Satuannya
dinyatakan dalam cm3/detik atau m3/hari.
6. Ketebalan Akuifer
Ketebalan akuifer merupakan jarak tegak lurus antara bidang yang
menjadi batas atas dan bawah dari suatu lapisan batuan yang mengandung air
tanah. Ketebalan akuifer dapat ditentukan dari berbagai pengamatan geologi serta
penelitian geofisika atau dengan kegiatan pengeboran.
F. Metode Geolistrik
Dalam eksplorasi geofisika, metode geolistrik tahanan jenis merupakan
metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari
lapisan batuan didalam bumi. Sebetulnya terdapat banyak metode eksplorasi
geofisika yang menggunakan sifat tahanan sebagai media/alat untuk mempelajari
keadaan geologi bawah permukaan.
Dalam metode metode geolistrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu:
1. Metode Resistivitas Mapping
Metode ini merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk
mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara horizontal, oleh
karena itu pada metode ini dipergunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk
semua titik pengamatan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur isoresistivitasnya.
G. Dasar Interpretasi
Secara teoritis setiap batuan memiliki daya hantar listrik dan harga tahanan
jenis masing-masing. Batuan yang sama belum tentu mempunyai nilai tahanan jenis
yang sama. Sebaliknya harga tahanan jenis sama bisa dimiliki oleh batuan-batuan
berbeda. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain: komposisi litologi, kondisi
batuan, komposisi mineral yang dikandung, kandungan benda cair dan faktor
eksternal lainnya. (Soenarto, 2003).
Beberapa aspek berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis suatu batuan bisa
sebagai berikut :
Batuan sedimen yang bersifat lepas mempunyai nilai tahanan jenis lebih
rendah bila dibanding dengan batuan sedimen padu dan kompak
Batuan beku dan batuan metamorf mempunyai nilai tahanan jenis yang
tergolong tinggi
Batuan yang basah dan mengandung air, nilai tahanan jenisnya rendah dan
semakin lebih rendah lagi bila yang dikandungnya bersifat payau atau asin
Kandungan logam yang berada di sekitar lokasi pendugaan sangat
berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis batuan.
Faktor luar seperti kabel, tiang listrik dan saluran pipa logam dapat
mempengaruhi hasil pengukuran di lapangan.
Tabel Daftar Nilai Resistivitas Berbagai Jenis Mineral
No Mineral Resistivitas ( m)
1 Tanah 1.000-10.000
2 Air Dalam Lapisan Alluvial 10-30
3 Air Sumber 50-100
4 Pasi Dan Kerikil Kering 1.000-10.000
5 Pasir Dan Kerikil Yang Mengandung Air Tawar 50-500
6 Pasir Dan Kerikil Yang Mengandung Air Asin 0.5-5
7 Air Laut 0.2
8 Napal 20-200
9 Batu Gamping 300-10.000
10 Batu Pasir Lempung 50-300
11 Batu Pasir Kuarsa 300-10.000
12 Tufa Gunung Api 0.5-5
13 Lava 100-300
14 Serpih 300-3.000
15 Geniss, Granit Selingan 100-1.000
16 Serpih Mengandung Grafit 0.5-5
17 Granit 1.000-10.000
18 Air Permukaan 80-200
19 Air Tanah 30-100
20 Konglomerat 100-500
21 Alluvium Dilivium
a. Lapisan Slit Lempung 10-200
b. Lapisan Pasir 100-600
100-1.000
c. Lapisan Pasir Dan Kerikil
22 Neo-Tersier
a. Batu Lumpur 20-200
b. Batu Pasir 50-500
100-500
c. Kelompok Andesit
200-2000
d. Kelompok Chert, Slate
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seiring perkembangan waktu, ada banyak metode yang di yang digunakan
untuk mencari air tanah (eksplorasi air tanah). Salah satunya metode geolistrik,
metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode geolistrik yang mempelajari
sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan didalam bumi. Sebetulnya
terdapat banyak metode eksplorasi geofisika yang menggunakan sifat tahanan
sebagai media/alat untuk mempelajari keadaan geologi bawah permukaan
Air adalah salah satu kebutuhan dasar semua makhluk hidup terutama bagi
manusia. Pertumbuhan penduduk dan kemajuan pembangunan menyebabkan
meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Sementara itu, kerusakan lingkungan dan
pencemaran telah menyebabkan sumber air bersih di permukaan terus berkurang.
Sebagai solusinya manusia mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi air bawah
permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan terhadap air bersih.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
F. Metode Geolistrik
G. Dasar Interpretasi
1.4 Kesimpulan
1.5 Saran
TUGAS GEOHIDROLOGI
OLEH :
R1C115032
KENDARI
2017