Anda di halaman 1dari 6

SPO PELAYANAN KEDOKTERAN TERHADAP KEJANG

DEMAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 1 dari 3
SPO/KPS/PRWT/001

STANDAR Tanggal Terbit Disetujui


PROSEDUR Plt. Direktur Rumah Sakit
OPERASIONAL Umum Daerah Kebayoran Baru
( SPO )

dr. Friana Asmely


2017 NIP:197602092003122004

PENGERTIAN Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain. Kejang
demam 2-4% terjadi pada anak umur 6 bulan 5 tahun
TUJUAN Sebagai panduan tatalaksana Kejang Demam
KEBIJAKAN Penerapan Standar terapi di RS
GAMBARAN KLINIS Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu
24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh
kejang demam.
Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
1. Anamnesa terhadap pasien dan keluarga terkait keluhan yang
dirasakan :
a. Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari
riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang,
kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau
penyebab kejang. Umumnya kejang demam pada anak dan
berlangsung pada permulaan demam akut, berupa serangan
kejang klonik umum atau tonik klonik, singkat dan tidak ada
tanda-tanda defek neurologis
b. Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi
medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi,
keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital,
mencari tanda-tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan
sistemik, terpapar zat toksik, sumber kjinfeksi, atau adanya

183
kelainan neurologis fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran
diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor penyebab.
3. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada
anak, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain,
yaitu :
Laboratorium darah, seperti : kadar gula darah, elektrolit, dan
hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan
kejang pertama.
Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak
memiliki kecurigaan fokus infeksi
PENATALAKSANAAN a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya
mengenai kejang demam dan prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya
adalah dengan:
ii. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau BB < 10kg: 5
mg, BB > 10kg: 10 mg. Bila setelah pemberian
diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama
dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
dilanjutkan diazepam intravena dengan dosis 0,3-
0,5 mg/kg.
iii. Diazepam iv 0.3 0,5 mg/ kgbb kecepatan 1-2
menit (0,5mg/kg) dosis maksimal 20 mg. Bila
kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin
secara intravena
iv. Fenitoin loading dose iv 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50
mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
pemakaian maintenance dose 4-8 mg/kg/hari,
dimulai 12 jam setelah dosis awal.
v. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka
pasien harus dirawat di ruang rawat intensif, dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan rujukan
mengingat tidak tersedianya ruang intensif anak di
RSUD Kebayoran Baru
vi. Antipiretik, paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
setiap 6 jam atau Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali
tiap 6-8 jam
vii. Profilaksis terapi untuk mencegah berulangnya
kejang
Profilaksis intermitten
Diberikan selama anak demam, diazepam 0,5

184
mg/kgBB/hr
Profilaksis terus menerus (KDK)
Diberikan pada kejang demam kompleks dengan
faktor resiko
Lama pemberian 1 tahun.
Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hr, atau
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hr
viii. Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari
ix. Indikasi rawat :
Kejang demam pertama kali
kejang demam <12 bulan
KDK
Hiperpireksia (40c)
x. Pemasangan infus cairan NS 0,9 % : D 5% sesuai
dosis maintenance anak
UNIT TERKAIT IGD, RAWAT INAP, LAB, APOTEK

Edit :
SPO PELAYANAN KEDOKTERAN TERHADAP KEJANG
DEMAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 1 dari 3
SPO/KPS/PRWT/001

STANDAR Tanggal Terbit Disetujui


PROSEDUR Plt. Direktur Rumah Sakit
OPERASIONAL Umum Daerah Kebayoran Baru
( SPO )

dr. Friana Asmely


2017 NIP:197602092003122004

PENGERTIAN Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain. Kejang
demam 2-4% terjadi pada anak umur 6 bulan 5 tahun
TUJUAN Sebagai panduan tatalaksana Kejang Demam
KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

185
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3. pedoman penyusunan standar pelayanan kesehatan kementrian
kesehatan tahun 2014
Prosedur Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan
menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status.
Dokter melakukan anamnesa terhadap pasien dan keluarga
terkait keluhan yang dirasakan
ANAMNESIS Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada permulaan
demam akut, berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik,
singkat dan tidak ada tanda-tanda defek neurologis
Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis
yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan
neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-
tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat
toksik, sumber infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal. Bila
terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk
mencari faktor penyebab.
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu
24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh
kejang demam.
Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

DIAGNOSIS BANDING 1. Meningitis


2. Ensefalitis
3. Epilepsi
PEMERIKSAAN Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada
PENUNJANG
anak, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain, yaitu :
Laboratorium darah, seperti : kadar gula darah, elektrolit, dan
hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan
kejang pertama.
Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak
memiliki kecurigaan fokus infeksi
TERAPI Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai
kejang demam dan prognosisnya.
Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah
dengan:
i. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau BB < 10kg: 5
mg, BB > 10kg: 10 mg. Bila setelah pemberian

186
diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat
diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama
dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang,
dilanjutkan diazepam intravena dengan dosis 0,3-
0,5 mg/kg.
ii. Diazepam iv 0.3 0,5 mg/ kgbb kecepatan 1-2
menit (0,5mg/kg) dosis maksimal 20 mg. Bila
kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin
secara intravena
iii. Fenitoin loading dose iv 10-20 mg/kg/kali dengan
kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50
mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
pemakaian maintenance dose 4-8 mg/kg/hari,
dimulai 12 jam setelah dosis awal.
iv. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka
pasien harus dirawat di ruang rawat intensif, dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan rujukan
mengingat tidak tersedianya ruang intensif anak di
RSUD Kebayoran Baru
v. Antipiretik, paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
setiap 6 jam atau Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali
tiap 6-8 jam
vi. Profilaksis terapi untuk mencegah berulangnya
kejang
Profilaksis intermitten
Diberikan selama anak demam, diazepam 0,5
mg/kgBB/hr
Profilaksis terus menerus (KDK)
Diberikan pada kejang demam kompleks dengan
faktor resiko
Lama pemberian 1 tahun.
Fenobarbital 3-5 mg/kgBB/hr, atau
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hr
vii. Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari
viii. Indikasi rawat :
Kejang demam pertama kali
kejang demam <12 bulan
KDK
Hiperpireksia (40c)
ix. Pemasangan infus cairan NS 0,9 % : D 5% sesuai
dosis maintenance anak
EDUKASI Konseling & Edukasi Konseling dan edukasi dilakukan untuk
membantu pihak keluarga mengatasi pengalaman menegangkan
akibat kejang demam dengan memberikan informasi mengenai:
1. Prognosis dari kejang demam.
2. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam.
3. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak.
4. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
5. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.
KRITERIA RUJUKAN Kriteria Rujukan

187
Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi
yang memerlukan unit intensif
Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.
PROGNOSIS Prognosis umumnya dubia ad bonam, namun sangat tergantung dari
kondisi pasien saat tiba, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam pada
Anak. Jakarta. 2006
2. IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: PB IDI. 2013

188

Anda mungkin juga menyukai