A. Analisa Swot
Faktor strategi internal Skala K SP x K Bobot
Prioritas
M1 ( Ketenagaan )
a. Internal factor (IFAS)
STERENGTH
1. Adanya struktur organisasi 1 5 5 5/ 75 = 0,07
yang tertata rapi.
2. Adanya sistem
pengembangan staf berupa 4 5 20 20/75 = 0,27
pelatihan (BCLS,
ACLS,ECG, dan CI.
3. Perawat memahami peran ,
fungsi, tanggung jawab dan 2 5 10 10/75=0,13
disiplin dalam bertugas.
4. Kerjasama antara anggota
terjalin baik. 3 5 15 15/75=0,2
5. Kepala ruangan
mendukung praktek
manajemen 5 5 25 25/75=0,33
Jumlah 75 1
WEEKNESS
1. Sebagian besar perawat 2 3 6 6/18=0,33
adalah D3.
2. Hanya sebagian perawat di 3 3 9 9/18=0,5
ruangan yang mengikuti
pelatihan tentang
menejemen keperawatan
3. Jumlah tenaga perawat
tidak sebanding dengan 1 3 3 3/18=0.17
jumlah pasien yang berada
di ruangan.
Jumlah 18 1
36
b. Eksternal Faktor Analysis
Strategic (Efas)
OPPORTUNITY
1. Rumah sakit memberikan 1 3 3 3/18=0,17
kebijakan bagi perawat
ruangan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
2. Kepala ruangan, CI dan staf
2 3 6 6/18=0,33
menerima dengan baik dan
memfasilitasi mahasiswa
praktek manajemen
keperawatan di ruangan.
3. Adanya kerjasama antara
3 3 9 9/18=0,5
perawat klinik dan
mahasiswa.
Jumlah 18 1
THREATHENED
1. Sebagian besar pasien di 2 2 4 4/6=0,7
rungan dahlia memiliki
tingkat ketergantungan partial
dan total
2. Makin tingginya kesadaran 1 2 2 2/6=0,3
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
Jumlah 6 1
37
disiplin dalam bertugas.
4. Kerjasama antara anggota 0,2 1 0,2
terjalin baik
5. Kepala ruangan mendukung
praktek manajemen 0,33 4 1,32
Jumlah 1 2,86
WEEKNESS
1. Sebagian besar perawat 0,33 2 0,66
adalah D3
2. Hanya sebagian perawat di 0,5 3 1,5
ruangan yang mengikuti
pelatihan tentang menejemen
keprawatan
3. Jumlah tenaga perawat tidak
sebanding dengan jumlah
0,17 1 0,17
pasien yang berada di
ruangan.
Jumlah 1 2,33
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
b. Eksternal Faktor Analysis
Strategic (Efas)
OPPORTUNITY
1. Rumah sakit memberikan
kebijakan bagi perawat 0,17 4 0,68
ruangan untuk melanjutkan O-T=
pendidikan ke jenjang yang 3,17-
lebih tinggi. 3=0,17
2. Kepala ruangan, CI dan staf
menerima dengan baik dan
0,33 3 0,99
memfasilitasi mahasiswa
praktek manajemen
keperawatan di ruangan.
3. Adanya kerjasama antara
perawat klinik dan
mahasiswa.
0,5 3 1,5
Jumlah 1 3,17
THREATHENED
1. Sebagian besar pasien di 0,7 3 2,1
rungan dahlia memiliki tingkat
ketergantungan partial dan
total
38
2. Makin tingginya 0,3 3 0,9
kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
Jumlah 1 3
39
alat kesehatan.
2. Adanya akreditasi RS 1 2 2 2/6=0,3
mengenai penyediaan sarana
dan prasarana.
Jumlah 6 1
TREATENED
1.Adanya tuntutan yang tinggi 1 1 1 1/1=1
dari pasien untuk
memberikan sarana dan
prasarana yang memadai.
Jumlah 1
40
belum optimal
Jumlah 1,7
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Tersedianya dana untuk 0,7 2 1,4 O-T=
perbaikan prasarana yang 1,7-2=-0,3
rusak dari bagian pengadaan
alat kesehatan.
2.Adanya akreditasi RS 0,3 2 0,6
mengenai penyediaan sarana
dan prasarana.
Jumlah 1,7
TREATENED
1.Adanya tuntutan yang tinggin 1 2 2
dari pasien untuk
memberikan saran dan
prasarana yang memadai.
Jumlah 2
41
M3 METODE (MAKP)
Penentuan bobot:
SKALA K SP x K BOBOT
ANALISIS SWOT
PRIORITAS
M3 METODE
MAKP
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan
3 6 18 18/126=0,14
keperawatan yang digunakan
yaitu metode tim
2. Model yang digunakan
5 6 30 30/126=0,24
sesuai dengan visi dan misi
Rumah sakit
3. Hampir semua perawat
2 6 12 12/126=0,1
mengerti dan memahami
model yang digunakan dan
menyatakan cocok dengan
model yang ada
4. Model yang digunakan
1 6 6 6/126=0,04
sudah cukup efisien
5. Memiliki standar asuhan
4 6 24 24/126=0,19
keperawatan
6. Terlaksananya komunikasi
6 6 36 36/126=0,29
yang cukup baik antar
profesi
126 1
Jumlah
WEAKNESS
1. Sebagian perawat kurang
jelas dengan job 4 4 16 16/40=0,4
descripsionya.
2. Isi timbang terima belum
berfokus pada masalah 2 4 8 8/40=0,2
keperawatan
3. Pendokumentasian proses
keperawatan belum optimal. 1 4 4 4/40=0,1
4. Pasien belum percaya
sepenuhnya dengan perawat. 3 4 12 12/40=0,3
Jumlah 40 1
42
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari pasien dan 3 3 9 9/18=0,5
masyarakat cukup baik
2. Ada kerjasama yang baik 2 3 6 6/18=0,3
antara mahasiswa dengan
perawat ruangan.
3. Adanya mahasiswa S1 1 3 3 3/18=0,2
Keperawatan
Jumlah 18 1
THREATENED
1. Persaingan dengan RS lain
1 3 3 3/18=0,2
2. Tuntutan masyarakat akan
pelayanan yang maksimal
3 3 9 9/18=0,5
3. Kebebasan pers
mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi di
2 3 6 6/18=0,3
dalam ruangan ke masyarakat
18 1
Jumlah
M3 METODE
MAKP
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model asuhan
keperawatan yang
0,14 4 0,56
digunakan yaitu MAKP
TIM
2. Model yang digunakan
sesuai dengan visi dan 0,24 3 0,72 S-W
misi rumah sakit
3. Hampir semua perawat 2,52-1,96=
mengerti dan memahami 0,56
0,1 2 0,2
model yang digunakan dan
menyatakan cocok dengan
43
model yang ada
4. Model yang digunakan
sudah cukup efisien 0,04 2 0,08
5. Memiliki standar asuhan
0,19 2 0,38
keperawatan
6. Terlaksananya komunikasi 0,29 2 0,58
yang cukup baik antar
profesi
Jumlah 2,52
WEAKNESS
1. Sebagian perawat kurang jelas 0,4 4 0,16
dengan job descripsionya.
2. Isi timbang terima belum 0,2 3 0,6
berfokus pada masalah
keperawatan
3. Pendokumentasian proses 0,1 3 0,3
keperawatan belum optimal.
4. Pasien belum percaya 0,3 3 0,9
sepenuhnya dengan perawat.
Jumlah 1,86
OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari pasien dan 0,5 3 0,15
masyarakat cukup baik
2. Ada kerjasama yang baik 0,3 1 0,3
antara mahasiswa dengan
perawat ruangan.
3. Adanya mahasiswa S1 0,2 1 0,2
Keperawatan
Jumlah 0,65
THREATENED
1. Persaingan dengan RS 0,2 1 0,2 O-T
lain
2. Tuntutan masyarakat akan 0,5 2 1 0,65-1,5=
pelayanan yang maksimal - 0,85
3. Kebebasan pers
mengakibatkan mudahnya 0,3 1 0,3
penyebaran informasi di
dalam ruangan ke
masyarakat
M3 METHODE (SUPERVISI)Jumlah 1,5
44
SWOT PRIORITAS
M3 METHODE
(SUPERVISI)
STRENGTH
1. RSUD Dr.Harjono S Ponorogo 2 3 6 6/18=0,33
terakreditasi B
2. Supervisi keperawatan di
ruang dahlia sudah dilakukan 1 3 3 3/18=0,17
dari KARU kepada KATIM
dan dari KATIM ke perawat
pelaksana
3. Kabid dan karu mendukung 3 3 9 9/18=0,5
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
TOTAL 18 1
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas 2 5 10 10/75=0,13
tentang supervisi
2. Belum mempunyai format
yang baku dalam pelaksanaan 3 5 15 15/75=0,2
supervisi
3. Kurangnya program pelatihan
dan sosialisasi tentang 1 5 5 5/75=0,06
supervisi
4. Petunjuk pelaksanaan 4 5 20 20/75=0,27
supervisi belum ada
5. Belum adanya dokumentasi 5 5 25 25/75=0,33
supervisi yang jelas
TOTAL 75 1
45
a. Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
THREATENED
`1 2 2 2/6=0,33
1. Persaingan RSUD Ponorogo
dengan rumah sakit lain
semakin berat 2 2 4 4/6=0,66
2. Tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional
6 1
TOTAL
46
Semua Hasil diatas dimasukkan dalam tabel
STRENGTH
Jumlah 2,33
WEAKNESS
5. Belum adanya
dokumentasi supervisi
yang jelas
Jumlah 2,51
47
b. Eksternal Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
0,33 4 1,32
1. Adanya kemampuan
OT=
ruangan untuk berubah
3,3
menjadi lebih baik
0,5 3 1,5 2,31 =
2. Terbukanya peluang bagi 0,99
perawat untuk melanjut
pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi 0,16 3 0,48
3. Adanya mahasiswa
praktek manajemen .
keperawatan untuk
mengembangkan sistem
supervisi
Jumlah 3,3
THREATENED
Jumlah 2,31
SKALA
ANALISA SWOT K SP x KK BOBOT
PRIORITAS
Pengelolaan obat
48
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
WEAKNESS 7 7 49 49/196=0,25
1. Belum ada lembar serah
terima obat 4 7 28 28/196=0,14
2. Sentralisasi obat sudah
dilaksanakan namun
belum maksimal 1 7 7 7/196=0,04
3. Belum ada pembagian
tugas dan tanggung jawab
tentang sentralisasi obat
yang jelas 5 7 35 35/196=0,18
4. Selama ini belum ada
format persetujuan
sentralisasi obat untuk
pasien 2 7 14 14/196=0,07
5. Prosedur sentralisasi obat
belum optimal 3 7 21 21/196=0,11
6. Tidak ada supervisi
tentang sentralisasi obat 6 7 42 42/196=0,21
7. Tidak semua obat
tersentralisasi.
196 1
Total
49
1. Ada mahasiswa yang
praktek manajemen
keperawatan 1 2 2 2/6=0.3
2. Kerja sama yang baik
antara institusi dan bidang
keperawatan
6 1
Total
THREATENED
1. Adanya tuntutan pasien 2 2 4 4/6=0,7
untuk mendapatkan
pelayanan yang
profesional
2. Meningkatnya kesadaran 1 2 2 2/6=0,3
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pengelola
sentralisasi obat.
6 1
Total
M3 SENTRALISASI OBAT
Internal factor
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan 0,1 3 0,3 SW
sentralisasi obat 2,1
2. Kepala ruangan mendukung 3,21 =
kegiatan sentralisasi obat 0,3 2 0,6 -1,11
3. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan sentralisasi 0,2 4 0,8
obat
4. Adanya buku injeksi dan alat
50
penyimpanan obat 0,4 1 0,4
Total
1 2,1
WEAKNESS
1. Belum ada lembar serah
terima obat 0,25 4 1
2. Sentralisasi obat sudah
dilaksanakan namun belum
0,14 3 0,42
maksimal
3. Belum ada pembagian tugas
dan tanggung jawab tentang
0,04 1 0,04
sentralisasi obat yang jelas
4. Selama ini belum ada format
persetujuan sentralisasi obat
untuk pasien 0,18 3 0,54
5. Prosedur sentralisasi obat
belum optimal
6. Tidak ada supervisi tentang 0,07 2 0,14
sentralisasi obat
7. Tidak semua obat 0,11 4 0,44
tersentralisasi.
0,21 3 0,63
Total 1 3,21
OPPORTUNITY
0,7 4 2,8 OT
1. Ada mahasiswa yang praktek
3,4 2,6
manajemen keperawatan
2. Kerja sama yang baik antara =
institusi dan bidan 0,3 2 0,6 0,8
keperawatan
Total
1 3,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan pasien
untuk mendapatkan 0,7 2 1,4
pelayanan yang profesional
51
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung 0,3 4 1,2
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pengelola
sentralisasi obat.
Total 2,6
M3 TIMBANG TERIMA
SKALA
ANALISA SWOT K SP x K BOBOT
PRIORITAS
M3- METODE
Timbang Terima
STRENGTH
1. Timbang terima dipimpin 1 7 7 7/196=0,04
oleh kepala ruangan (shift
pagi)
2. Overan merupakan kegitan 2 7 14 14/196=0,07
rutin yang dilakukan pada
pergantian shift
3. Ada klarifikasi, Tanya 3 7 21 21/196=0,11
jawab, dan validasi terhadap
semua yang dioperkan
4. Semua perawat tahu hal-hal 4 7 28 28/196=0,14
yang perlu dipersiapkan
dalam operan
5. Selalu ada interaksi selama 5 7 35 35/196=0,18
operan
6. Semua perawat-perawat 6 7 42 42/196=0,21
tahu prinsip-prinsip tentang
penyampaian operan di
depan pasien
7. Ada buku khusus untuk 7 7 49 49/196=0,25
pelaporan operan
Total 196 1
WEAKNESS
52
waktu operan
2. Timbang terima lebih fokus 3 4 12 12/40=0,3
pada diagnosis medis
3. Belum adanya format 2 4 8 8/40=0,2
timbang terima
4. Isi timbang terima belum 4 4 16 16/40=0,4
terfokus pada masalah
keperawatan.
Total 40 1
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa psik
praktek manajemen di 2 3 6 6/18=0,33
ruangan
2. Adanya kerja sama yang 1 3 3 3/18=0,17
baik antara perawat ruangan
dan mahasiswa manajemen
3. Sarana dan prasarana 3 3 9 9/18=0,5
penunjang cukup tersedia
Total 18 1
THREATENED
2. Meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang 1 2 2 2/6=0,33
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 6 1
53
Timbang Terima
STRENGTH
1. Timbang terima dipimpin 0,04 3 0,12 S-W
oleh kepala ruangan (shift 2,97-2,9=
pagi) 0,07
2. Overan merupakan kegitan 0,07 2 0,14
rutin yang dilakukan pada
pergantian shift
3. Ada klarifikasi, Tanya 0,11 4 0,44
jawab, dan validasi terhadap
semua yang dioperkan
4. Semua perawat tahu hal-hal 0,14 3 0,42
yang perlu dipersiapkan
dalam operan
5. Selalu ada interaksi selama 0,18 4 0,72
operan
6. Semua perawat-perawat 0,21 3 0,63
tahu prinsip-prinsip tentang
penyampaian operan di
depan pasien
7. Ada buku khusus untuk 0,25 2 0,5
pelaporan operan
Total 2,97
WEAKNESS
Total 2,9
54
ruangan 2=1,83
2. Adanya kerja sama yang 0,17 3 0,51
baik antara perawat ruangan
dan mahasiswa manajemen
3. Sarana dan prasarana 0,5 4 2
penunjang cukup tersedia
Total 3,83
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat 0,67 2 1,34
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan
yang profesional
2. Meningkatkan kesadaran 0,33 2 0,66
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 2
M3 RONDE KEPERAWATAN
SKALA
ANALISA SWOT K SP X K BOBOT
PRIORITAS
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Ruangan mendukung adanya 3 5 15 15/65=0,23
ronde keperawatan
2. Adanya kemauan perawat 1 5 5 5/65=0,08
untuk meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan.
3. Pelaksanaan ronde
keperawatan sudah pernah 5 5 25 25/65=0,38
dilakukan
4. Adanya kasus yang
memerlukan perhatian 4 5 20 20/65=0,31
55
khusus.
Jumlah 65 1
WEAKNESS
1. Pelaksanaan ronde sudah
dilakukan tetapi belum 2 4 8 8/40=0,2
optimal
2. Ronde keperawatan belum
terjadwal dengan baik 1 4 4 4/40=0,1
3. Pendokumentasian
pelaksanaan ronde 3 4 12 12/40=0,3
keperawatan belum
dilaksanakan secara optimal
4. Ronde keperawatan yang
dilakukan di ruang Dahlia 4 4 16 16/40=0,4
jarang dilakukan oleh
perawat, dokter dan tenaga
medis lainnya
Jumlah 40 1
b. External Factor Analysis
Strategic
( EFAS )
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan
mahasiswa keperawatan 3 3 9 9/18=0,5
untuk mengadakan ronde
keperawatan di ruang Dahlia
2. Adanya mahasiswa
keperawatan yang 2 3 6 6/18=0,34
56
melakukan praktek
manajemen keperawatan
3. Adanya kerja sama yang
baik antara mahasiswa 1 3 3 3/18=0,16
keperawatan dan perawat di
ruang Dahlia
Jumlah 18 1
THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 2 2 4 4/6=0,67
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang bermutu dan
profesional
2. Kurangnya fasilitas 1 2 2 2/6=0,33
pendukung untuk
melaksanakan ronde
keperawatan.
Jumlah 6 1
57
WEAKNESS
1. Pelaksanaan ronde sudah 0,2 3 0,6
dilakukan tetapi belum
optimal
2. Ronde keperawatan belum 0,1 2 0,2
terjadwal dengan baik
3. Pendokumentasian 0,3 2 0,6
pelaksanaan ronde
keperawatan belum
dilaksanakan secara optimal
4. Ronde keperawatan yang 0,4 1 0,4
dilakukan di ruang Dahlia
jarang dilakukan oleh
perawat, dokter dan tenaga
medis lainnya
Jumlah 1,8
b. External Factor Analysis
Strategic
( EFAS )
OPPORTUNITY O-T
1. Adanya kesempatan 0,5 2 1 2,84-
mahasiswa keperawatan 2,66=0,1
untuk mengadakan ronde 8
keperawatan di ruang Dahlia
2. Adanya mahasiswa 0,34 4 1,36
keperawatan yang melakukan
praktek manajemen
keperawatan
3. Adanya kerja sama yang baik 0,16 3 0,48
antara mahasiswa
keperawatan dan perawat di
ruang Dahlia
Jumlah 2,84
THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,67 2 1,34
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
bermutu dan professional
2. Kurangnya fasilitas 0,33 4 1,32
pendukung untuk
melaksanakan ronde
58
keperawatan.
Jumlah 2,66
59
M3 METHODE (DOKUMENTASI KEPERAWATAN)
STRENGTH
4 4 16 16/40=0,4
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk tenaga
kesehatan (administrasi
penunjang). 3 4 12 12/40=0,3
2. Format pengkajian sudah ada
dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisiannya. 2 4 8 8/40=0,2
3. Evaluasi keperawatan dengan
SOAPI 1 4 4 4/40=0,1
4. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan
pendokumentasian
40 1
JUMLAH
WEAKNESS
6 6 36 36/126=0,29
1. Sistem pendokumentasian
masih dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi). 5 6 30 30/126=0,24
2. Jumlah ketergantungan pasien
yang tinggi sehingga
pendokumentasian belum
optimal. 4 6 24 24/126=0,19
3. Belum adanya pengawasan
terhadap pendokumentasian
3 6 18 18/126=0,14
asuhan keperawatan
60
4. Belum semua tindakan perawat 1 6 6 6/126=0,05
di dokumentasikan.
5. Dokumentasi tidak segera
dilakukan setelah melakukan 2 6 12 12/126=0,09
tindakan.
6. Respon pasien pasca tindakan
kurang terpantau 126 1
JUMLAH
OPPORTUNITY ( PELUANG )
5 5 25 25/75 = 0,33
1. Adanya program pelatihan
tentang pendokumentasian
keperawatan.
2. Peluang perawat untuk 4 5 20 20/75 = 0,27
meningkatkan pendidikan.
3. Mahasiswa S1 keperawatan 3 5 15 15/75 = 0,2
praktik manajemen untuk
mengembangkan sistem
dokumentasi.
4. Kerjasama yang baik antara 2 5 10 10/75 = 0,13
perawat dan mahasiswa
5. Sistem MAKP yang diterapkan 1 5 5 5/75 = 0,07
mahasiswa S1 keperawatan
JUMLAH 75 1
THREATENED
1. Adanya kesadaran pasien dan 1 3 3 3/18 = 0,17
keluarga akan tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. Akreditasi rumah sakit tentang 3 3 9 9/18 = 0, 5
sistem dokumentasi
3. Persaingan rumah sakit dalam
2 3 6 6/18 = 0, 33
memberikan pelayanan
keperawatan
JUMLAH
18 1
61
Semua Hasil diatas dimasukkan dalam table
STRENGTH
Jumlah 3
WEAKNESS
62
di dokumentasikan
0,09 4 0, 36
5. Dokumentasi tidak segera
dilakukan setelah melakukan
tindakan.
Jumlah 3,05
OPPORTUNITY ( PELUANG )
Jumlah 3,67
63
THREATENED
Jumlah 3,33
64
M3. DISCHARGE PLANING
Discharge Planing
STRENGTH
Jumlah 40 1
WEAKNESS
4. Pemberian peendidikan
65
kesehatan secara lisan kepada
pasien / keluarga.
Jumlah 40 1
Skala
K SP x KK BOBOT
Prioritas
Faktor Strategi Esternal
OPPORTUNITY
66
keluarga untuk mengikuti
anjuran dari perawat.
jumlah 18 1
THREATENED
Jumlah 18 1
STRENGTH
3. Perawat menggunakan
bahasa indonesia dan 0,4 1 0,4
67
bahasa jawa saat pasien
akan pulang.
WEAKNESS
3. Keterbatasan waktu
dan tenaga perawat. 0,3 1 0,3
4. Pemberian peendidikan
kesehatan secara lisan
kepada pasien /
keluarga.
1 10 2,2
Total
OPPORTUNITY
3. Adanya kemauan
pasien / keluarga untuk
mengikuti anjuran dari
68
perawat.
1 9 2,84
Total
THREATENED
3. Adanya persaingan
antara rumah sakit
yang semakin ketat.
1 7 2,54
Total
M3 METODE PBB
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Pasien di ruang Dahlia adalah pasien
4 4 16 16/40=0,4
dengan kasus-kasus tertentu yang
dikirim dari IGD, Poli Klinik dan
Ruangan lain atau pindahan
2. Ruang dahlia tidak menolak pasien 3 4 12 12/40=0,3
baru. Selagi kamar masih ada yang
kosong
3. Adanya persiapan yang dilakukan 2 4 8 8/40=0,2
untuk penerimaan pasien.
4. Ada pengkajian ulang saat pasien 1 4 4 4/40=0,1
tiba di ruangan
jumlah 40 1
69
WEAKNESS
1. Kurangnya kesadaran dan
pemahaman keluarga pasien 4 4 16
tentang tata tertib di ruang Dahlia 16/40=0,4
Jumlah 40 1
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 2 2 4 4/6=0,7
yang melakukan praktek
manejemen keperawatan di
ruang Dahlia
2. Adanya kerja sama yang baik
antara perawat ruangan dan 1 2 2 2/6=0,3
mahasiswa keperawatan
Jumlah 6 1
THREATENED
1 Tuntutan masyarakat yang 1 2 2 2/6=0,3
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih bermutu
dan profesional.
2 Semakin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum dan
legalitas pelayanan kesehatan. 2 2 4 4/6=0,7
jumlah 6 1
70
71
Semua Hasil di masukkan di tabel berikut :
M3 METODE PBB
STRENGTH
1. Pasien di ruang Dahlia adalah 0,4 3 1,2
pasien dengan kasus-kasus
tertentu yang dikirim dari IGD,
Poli Klinik dan Ruangan lain
S-W = 3-
atau pindahan
2,3=0,7
2. Ruang dahlia tidak menolak 0,3 3 0,9
pasien baru. Selagi kamar masih
ada yang kosong
WEAKNESS
72
4. Penerimaan pasien baru hanya
dicatat dibuku serah terima
pasien. 0,2 2 0,4
Jumlah 1 2,3
OPPORTUNITY
THREATENED
73
M4 (Money)
M4 (MONEY)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
Jumlah 18 1
WEAKNESS
1. 3 3 9 9/18=0,5
Administrasi pembayaran dilakukan 24
jam di kasir
2. 1 3 3 3/18=0,2
Ketika hari libur administrasi juga ikut
libur sehingga pasien KRS
administrasi menjadi
tertunda. 2 3 6 6/18=0,3
3.
RSUD Dr Harjono jauh dari pusat kota
Jumlah 18 1
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari pasien tentang
74
administrasi yang terperinci sesuai 1 2 2 2/ 6 = 0.3
tindakan yang diberikan oleh
perawat dan dokter.
2. Dengan Pelayanan rumah sakit yang
belum optimal biasa menurunkan
tingkat kepercayaan masyarakat 2 2 4 4/6 =0,7
terhadap RSUD Dr Harjono
Ponorogo.
Jumlah 6 1
M4 (MONEY)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Pengelolaan RSUD Dr Harjono 0,5 2 1
Ponorogo dikelola oleh pemerintah
daerah Ponorogo
2. Masyarakat/pasien dapat 0,3 3 0,9 S-W =
menggunakan jasa BPJS dan jasa 2,5-
raharja 1,7=
3. Rumah Sakit Dr Harjono ponorogo 0,8
memiliki fasilitas yang lengkap dan 0,2 3 0,6
baik
Jumlah 1 2,8
WEAKNESS
Jumlah 1,7
75
External Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
3. Tersedianya gedung dan rungan bagi
semua pasien baik di luar kota 0.3 3 0,9 O-T=
maupun dalam kota.
2,3-3=
4. Tersedianya dana untuk untuk 0,7 2 1,4 -0,7
operasional ruangan
Jumlah 2,3
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari pasien tentang
administrasi yang terperinci sesuai 0,3 3 0,9
tindakan yang diberikan oleh
perawat dan dokter.
Jumlah 3
76
M5 MARKETING
Penentuan Bobot:
SKALA
ANALISIS SWOT K SxK BOBOT
PRIROTAS
M5 Marketing
a. Internal faktor (IFAS)
STRENGTH (KEKUATAN)
1. Kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan di 2 3 6 6/18 = 0,33
rumah sakit.
2. Dana fasilitas kesehatan
diperolah dari RSUD 3 3 9 9/18 = 0,5
Ponorogo dan bekerjasama
dengan asuransi kesehatan
BPJS)
3. Dana kesejahteraan
pegawai diperoleh dari 1 3 3 3/18 = 0,17
RSUD Ponorogo
JUMLAH 18 1
WEAKNESS (KELEMAHAN)
JUMLAH 18 1
77
b. Ekternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY (PELUANG)
JUMLAH 6 1
THREATENED (ANCAMAN)
JUMLAH 1 1
STRENGTH (KEKUATAN)
78
JUMLAH
0,17 2 0,34
WEAKNESS (KELEMAHAN)
0,33 2 0,66
1.
Administrasi pembayaran
tidak 24 jam di ruagan.]
2.
Ketika hari libur administrasi
juga ikut libur sehingga
pasien KRS administrasi 0,5 3 1,5
menjadi tertunda
3.
Sebagian besar pasien
menggunakan pelayanan
BPJS, sehingga 1 2,5
pemasukan dana hanya
bersumber dari
pemerintah.
JUMLAH
b. Eksternal Factor (EFAS)
JUMLAH 1 2,7
THREATENED (ANCAMAN)
JUMLAH 1 1
79