Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ADPR

NAMA : ARI NUR CHINTIA


NIM : 011600431
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : PEMILIHAN ALAT SURVEYMETER

PEMBIMBING : MARIA CHRISTINA P

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
Pemilihan peralatan ukur radiasi khususnya surveymeter tergantung pada beberapa faktor.
Beberapa persyaratan umum termasuk: portable (kemudahan untuk dibawa), kemampuan
mekanis, kemudahan penggunaan dan pembacaan, kemudahan perawatan, serta
kehandalannya. Di samping persyaratan persyartan umum ini, alat ukur radiasi harus dikalibrasi
juga, serta harus memiliki karakteristik-karakteristik lain seperti berikut, dimana hal ini diurutkan
berdasarkan prioritas:

1. Kemampuan untuk memberikan tanggapan (response) pada radiasi yang sedang


diukur.

Lebih tepatnya dalam hal ini kita mengetahu jenis radiasi apa yang akan kita deteksi dimana
detektor atau alat ukur beberapa alat tentunya memiliki karakteristik atau sifat tertentu. Sama halnya
dengan ada beberapa surveymeter yang hanya mamapu mendeteksi radiasi gamma, ada yang hanya
mampu mendeteksi radiasi beta. Sehingga dalam pemilihan kita tentunya harus mengetahui sumber
radiasi apa yang akan kita deteksi.

Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh praktis: Sebuah alat ukur radiasi yang digunakan
untuk mengukur/mendeteksi radiasi beta dan gamma, yang berjendela pada salah satu sisinya, yang
pada umumnya digunakan adalah dengan ketebalan dinding 30 mg/cm2. Peralatan ukur radiasi ini
tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengukur/mendeteksi beta yang berenergi rendah, seperti:
C-14 atau S-35, atau untuk kontaminasi alfa, seperti: Po-210. Masing-masing dari jenis
radionuklida ini akan memancarkan radiasi energi yan tidak dapat dapat menembus dinding alat
ukur dengan tebal 30 mg/cm2. Demikian pula, akan terjadi kesalahan dalam menyimpulkan hasil
pengukuran apabila menggunakan peralatan ukur radiasi beta untuk mengukur radiasi neutron.
Maka, dalam pemilihan alat ukur radiasi, harus diperhatikan bahwa penggunaan masing-
masing peralatan disesuaikan dengan obyek yang akan diukur.

2. Kepekaan (sensitivitas).

Alat ukur radiasi yang digunakan harus peka terhadap radiasi yang diukurnya. Contoh
praktisnya adalah: alat ukur radiasi/ detektor radiasi yang digunakan untuk mencari jarum radium
yang hilang harus memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan alat ukur
radiasi yang digunakan untuk mengukur radiasi di ruangan akselerator. Dalam ruangan akselerator,
mungkin radisi yang ada mencapai ratusan mGy per jam. Sebuah alat ukur radiasi yang memiliki
sensitivitas 0,01 mGy/jam dapat digunakan dan berfungsi dengan baik di lingkungan yang seperti
ini. Dalam usaha mencari jarum radium yang hilang, dengan menggunakan alat ukur yang sama
akan sangat membatasi daerah kerjanya. Sebuah alat ukur radiasi Geiger muller yang memiliki
tingkat sensitivitas 0,05 mGy/jam mungkin dapat lebih membantu. Misalnya: jika 1 mg jarum
radium hilang, jarak pendeteksian antara sumber radiasi tersebut dengan alat ukur tertentu adalah 90
cm, sementara dengan menggunakan alat ukur Geiger Muller jarak tersebut adalah 412 cm.
Sehingga dengan menggunakan alat ukur radiasi Geiger muller dapat meliputi daerah kerja 53,5
m2, sedangkan dengan menggunakan alat ukur radiasi yang pertama hanya mencakup daerah kerja
seluas 2,5 m2 saja. Tingkat kepekaan yang tinggi pun pada keadaan tertentu tidak akan
membantu kita mencapai tujuan pengukuran. Kisaran tingkat radiasi atau sensitivitas alat
ukur radiasi harus juga dipertimbangkan dan sesuai dengan onyek pengukurannya.

3. Waktu response.

Waktu respon suatu alat ukur radiasi dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh
alat tersebut untuk mencapai 63 % dari pembacaan akhir dalam suatu mendan radiasi. Waktu ini
ditentukan oleh kapasitas input (dalam farad) dan tahanan (dalam ohm). Konstanta waktu biasanya
dinyatakan dalam detik. Waktu respon yang rendah artinya alat ukur tersebut dapat memberikan
tanggapan yang cepat atas perubahan-perubahan yang terjadi dalam medan radiasi.

4. Ketergantungan energi.

Pada umumnya peralatan ukur radiasi memiliki rentang energi yang terbatas.
Ketergantungan energi biasanya sudah dinyatakan oleh pabrik pembuatnya, misalnya: akurat
sampai dengan 10 % dari nilai yang sebenarnya untuk energi 80 keV sampai dengan 2 MeV. Atau
juga dengan menggunakan kurva ketergantungan energi.

5. Biaya

Dalam hal materi memang sudah menjadi hal penting untuk setiap pembelian beberapa alat
tidak hany alat ukur radiasi namun hampir semua keperluan. Kita tentunya juga harus
mempertimbangkan biaya mengenai pembelian alat ukur radiasi. Daam hal biaya sebenarnya
berkaitan dengan semua faktor diatas karna kita tahu beberapa apabila alat tersebut memiliki
spesifikasi sangan bagus maka harganya pun juga sebanding. Dengan memeprtimbangkan bahwa
alat yang digunakan itu hanya untuk mendeteksi sinar gamma maka kita tidak seharusnya membeli
alat yang multifungsi, atau mampu mendeteksi 2 jenis sehingga harganya pun tidak melonjak tinggi.
Kemudian kebutuhan energi, dan faktor-faktor lain tentunya harus dipertimbangkan sehingga dalam
hal ini kita bisa menera harga tersebut cocok tidak dengan spesifikasi yang sudah tersedia dalam
alat tersebut.

Sumber : https://www.scribd.com/document/157107120/Ansn-Ind-Ins-Alat-Ukur-Radiasi
Diakses pada 16 Desember 2017 pukul 22.00

Anda mungkin juga menyukai