Agama
Agama
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Walimin, MPd.I
Anggota kelompok :
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Keadilan........................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul BUDAYA AKADEMIK DAN ETOS KERJA,
SIKAP TERBUKA DAN ADIL tepat pada waktunya.Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan
makalah berikutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya Akademik (Academic Culture) dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak maju
bersama dinamika perubahan dan pembaharuan sesuai tuntutan zaman. Perubahan dan
pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal
senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang mengabdikan dan
mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka
yang menggenggam idealisme dan gagasan tentang kemajuan.
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.sikap terbuka antara lain adalah jujur, dan
ini merupakan ajaran akhlak yang penting di dalam Islam. Selain itu dalam agama
islamkita diharapkan dapat berlaku Adil. Dari ketiga hal diatas penulis berkeinginan
membuat sebuah makalah yang berjudul Budaya akademik dan etos kerja serta sikap
terbuka dan adil
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian budaya akademik.
2. Untuk mengetahui bagian yang mencakup dalam budaya akademik.
3. Mengetahui konsep, ciri-ciri, tradisi, dan kebebasan dalam budaya akademik.
4. Mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan SDM mahasiswa dalam budaya
akademik
5. Mengetahui pengertian etos kerja.
6. Mengetahui fungsi dan hubungan etos kerja dalam sikap keterbukaan dan keadilan.
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya akademika adalah budaya yang dihasilkan oleh suatu komunitas yang
tindakannya didasari oleh tindakan ilmiah teknis dan mampu menjelaskan tindakannya itu
atas dasar logika dan ilmu pengetahuan.
Cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang bernaung dalam
sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas.
Budaya Akademik dapat diartikan sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan
akademik yang dihayati, dimaknai, dan diamalkan oleh warga masyarakat akadenik, di
lembaga pendidikan, dan lembaga penelitian. Kehidupan dan kegiatan akademik diharapkan
selalu berkembang, bergerak maju seiring dengan dinamika perubahan dan pembaharuan
sesuai dengan perkembangan jaman. Perubahan dan pembaharuan dalam kehidupan dan
kegiatan akademik menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi harapan dan dambaan
setiap orang yang mengabdikan dan mengakulturasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi
dan penelitian, terutama mereka yang memegang idealisme dan gagasan tentang kemajuan.
Perubahan dan pembaharuan ini hanya dapat terjadi apabila digerakkan dan didorong oleh
pihak-pihak yang saling terkait, memiliki komitmen dan tanggung jawab yang tinggi terhadap
perkembangan dan kemajuan budaya akademik.
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya yang universal. Artinya, dimiliki oleh
setiap orang yang melibatkan dirinya dengan aktivitas akademik. Membangun budaya
akademik bukan persoalan yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan
akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma
kegiatan akademik tersebut.
Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik tersebut
adalah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu refrensi aktual dan mutakhir, dan
lain-lain. Dengan melalukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan budaya
mutu yang secara bertahap bisa menjadi kebiasaan dalam berprilaku baik itu mahasiswa
maupun tenaga pendidik di perguruan tinggi. Oleh karena itu, tanpa melakukan kegiatan-
kegiatan dalam bidang akademik, mustahil dan tidak mungkin seorang akademisi akan
memperoleh nilai-nilai normative akademik. Bisa saja ia mampu berbicara tentang norma dan
nilai-nilai akademik tersebut di depan forum, namun tanpa disertai proses pemblajaran dan
pelatihan. Norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud dalam praktik kehidupan sehari-
hari jika demikian. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan melakukan berbagai pelanggaran
dalam suatu wilayah tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari.
Perguruan tinggi sangat berperan dalam mewujudkan upaya dan pencapaian budaya
akademik. Perguruan tinggi merupakan wadah untuk pembinaan intelektuan dan moral yang
mendasari kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya dalam
pengertian luas disamping dirinya sendirilah yang berperan dalam perubahan tersebut.
Perkembangan budaya akademik di dalam situasi yang sarat akan idealisme, rumusan
konsep dan pengertian tentang budaya akademik yang disepakati oleh sebagian besar
responden adalah budaya atau prilaku hidup yang selalu mencari kebenaran yang ilmiah
melalui kegiatan akademik dalam masyarakat, yang membangun kebebasan berpikir,
keterbukaan, rasional dan objektif. Berikut merupakan ciri-ciri perkembangan budaya
akadmik:
1. Penghargaan terhadap pendapat orang lain secara objektif
2. Pemikiran kritis dan rasional dengan tanggung jawab moral
3. Kebiasaan membaca
4. Penambahan ilmu dan wawasan
5. Kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat
6. Diskusi ilmiah
7. Managemen perguruan tinggi
8. Penulisan artikel, majalah, dan buku
9. Proses belajar dan mengajar
Tradisi Akademik
Merupakan tradisi yang menjadi cirri khas kehidupan masyarakat akademik dengan
menjalankan proses belajar dan mengajar antara dosen dan mahasiswa, mengadakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta membangun cara berpikir kritis dan
rasional serta inovatif di dalam lingkungan akademik.
Kebebasan Akademik
1. Kebebasan menulis.
2. Kebebasan meneliti.
3. Menghasilkan karya keilmuan.
4. Menyampaikan pendapat atau pikiran.
5. Penyampaian gagasan yang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
Dalam kepustakaan internasional kebebasan akademik dipandang sebagai inti dari budaya
akademik dan berkaitan dengan kebebasan. Dalam sejarahnya kebebasan akademik telah
mengalami dilemma dalam perkembngannya. Hampir selama puluhan tahun kebebasan
akademik mengalami pelanggaran dan pembatasan. Hal ini juga dipengaruhi oleh berbagai
factor yang mendasar diantarnya: pergeseran kepemimpinan dari kepemimpinan Soeharto
kepada Habibie, kemudian mengalami perubahan kebebasan yang tak terbendung pada era
kepemimpinan Abdurrahman Wahid. Pada era kepemimpinannya kebebasan digumamkan
begitu bebasnya hamper tak terbatas dan tak bertanggung jawab. Hingga pada akhirnya pada
masa pemerintahan Mega Wati Soekarno Putri perkembangan kebebasan berpendapat makin
sulit untuk dikendalikan.
Selain daripada itu, kebebasan akademik terkadang juga berkaitan dengan sikap-sikap
dalam kehidupan beragama yang apada era dan pandangan keagamaan tertentu menimbulkan
hambatan dlam perkembangan kebeasan akademik, khususnya kebebasan berpendapat. Dapat
diartikan bahwa kebebasan akademik suatu masyarakat atau bangsa sangat tergantung dan
berkaitan dengan situasi politik dan pemerintahan oleh para penguasa.
Prinsip kebebasan mimbar akademik yang dinamis, terbuka, dan ilmiah, sesui dengan yang
diamanatkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sitem Pedidikan Nasional. Dalam
implementasinya:
Etos berasal dari bahasa Yunani yaitu etos yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi juga
dimiliki oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etos kerja
adalah semangat kerja yang menjadi cirri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Secara terminologis kata etos adalah yang mengalami perubahan makna yang meluas.
Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda, yaitu:
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter
seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai
dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan suatu keinginan ataupun cita-cita. Etos kerja
adalah refleksi dari sikap hidup aynga mendasar, maka etos kerja pada dasarnya juga
merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang
berdimensi transenden.
Menurut K.H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta
caranya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high Performance).
Dengan semikian adanya etos kerja pada diri seorang pedagang akan lahir semangat untuk
menjalankan sebuah usaha dengan sungguh-sungguh, karena memiliki keyakinan bahwa
dengan berusaha secara maksimal hasil yang akan di dapat tentunya maksimal pula. Dengan
etos kerja tersebut jaminan keberlangsungan usaha berdagang seseorang akan terus
berkembang dan berjalan seiring waktu.
F. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja Dalam Sikap Keterbukaan dan Keadilan
Secara umum etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak terhadap perbuatan dan
kegiatan individu. Menurut A. Tambani Rusyam, fungsi etos kerja adalah pendorong
timbulnya perbuatan, penggairah dalam beraktivitas, penggerak, seperti mesin pada mobil
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Kerja merupakan perbuatan melakukan pekerjaan. Menurut kamus W.J.S.
Purwadaminta, kerja berarti melakukan sesuatu atau sesuatu yang dilakukan. Kerja
memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas kerja mencangkup semua bentuk usaha
yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun materi, baik itu yang bersifat
intelektual maupun fisik. Sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi yang
persetujuannya mendapatkan materi. Jadi pengertian etos adalah karakter seseorang atau
kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan dalam bekerja yang disertai
semangat yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita.
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru,tidak ada
keraguan. Dengan demikian transparansi atau keterbukaan adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas, mudah dipahami dan tidak dipertanyakan
lagi kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintah, keterbukaan atau
transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi factual
mengenai berbagai hal yang bekenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti kejujuran, kelurusan, dan
keikhlasan dan tidak berat setengah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang. Menurut
Ensiklopedi Indonesia kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak kesalahan suatu
pihak, memberikan sesuatu kepada orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya,
mengetahui hak dan kewajiban mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat pada aturan
yang berlaku. Tida pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai
dengan hak dan kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Budaya akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan
kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik,
di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Dalam beragama kita dianjurkan untuk
menempuh pendidikan yang paling tinggi, oleh karenanya setiap insane manusia yang dapat
menempuh kegiatan akademisi dengan baik yang sesua dengan norma dalam Hindu akan
memperoleh tempat yang tinggi pula nantinya.
Etos kerja bukan semata-mata berakhir pada mencari rezeki untuk menghidupi diri
dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun malam terus menerus tidak
mengenal lelah tetapi kerja yang dimaksud adalah kerja yang mencangkup segala bentuk
amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga,
dan masyarakat sekelilingnya serta Negara.
Inti dai sikap terbuka ialah jujur, dan inin merupakan ajaran ahlak dalam bersikap.
Tanpa danya kejujuran segala sesuatu perbuatan yang kita kerjakan tidakklah berarti dan
berakhir sia-sia
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini semoga bermanfaat bagi semua kalangan, khususnya
pelajar dan menjadi sumber refrensi serta apabila ada kekurangan atau dalam penulisan ada
beberapa kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapt menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://alifviarahma.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-sikap.html
https://www.slideshare.net/FaiqoDiyana/budaya-akademik-etos-kerja-dan-sikap-adil-terbuka-
67533690
http://fisikaituunique.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-budaya-akademik-etos.html
http://namaraaulia.blogspot.co.id/2016/08/makalah-etos-kerja-.html
http://uinpalembang.blogspot.co.id/2016/05/makalah-etos-kerja-dalam-perspektif.html
http://www.academia.edu/11430884/Paper_agama
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-3-sikap-terbuka-dan-adil