Anda di halaman 1dari 14

Bab 4 pendekatan dan metodologi

1. 1. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan


Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 1 4.1 PENDEKATAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN Pendekatan dipahami sebagai sebagai suatu cara
pandang dalam memahami suatu hal yang kemudian akan melandasi pemilihan metode
bagaimana sesuatu tersebut dipahami. Dalam konteks pengelolaan kegiatan, pendekatan
dipahami lebih kepada pola pikir yang digunakan oleh pengelola terhadap kegiatan yang
dipercayakan penyelesaiannya kepada pengelola tersebut. Pola pikir yang dimaksud di
sini lebih mengarah pada cara yang digunakan untuk mengelola sumber daya yang
tersedia untuk menyelesaikan keseluruhan rangkaian kegiatan sehingga menghasilkan
produk atau keluaran kegiatan sebagaimana yang telah ditentukan. Terkait dengan
pemahaman ini, maka jenis pendekatan yang berkembang sifatnya lebih kepada pola
yang sistematis dengan langkah-langkah yang jelas pada tiap tahapannya. 4.1.1
Pendekatan Normatif Pendekatan normatif dalam Penyusunan Strategi dan Model
Pengembangan Kawasan perkotaan dan perdesaan dan Perdesaan di PKW Indramayu, ini
pada dasarnya meliputi pendekatan yang bersifat komprehensif dan mengacu pada norma
(peraturan, strategi, dokumen perencanaan, dsb) yang terkait dengan ketentuan peraturan
dan perundangan terkait dengan substansi penyusunan Strategi dan Model
Pengembangan perkotaan dan perdesaan. Pendekatan normatif ini erat kaitannya dengan
pendekatan perencanaan dan analisis kebijakan. Adapun mekanisme umum yang sering
digunakan dalam pendekatan normatif antara lain adalah :
2. 2. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 2 a) Perumusan Masalah
(Definisi) menghasilkan informasi dari proses review dan analisis normatif (kebijakan,
peraturan, dokumen perencanaan, dsb), mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan
masalah, b) Peramalan (Prediksi) menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula pilihan tidak melakukan
sesuatu, c) Rekomendasi (Preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau
kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah, d)
Pemantauan (Deskripsi) menghasilkan informasi tentang konsekuensi saat ini dan masa
lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan dan e) Evaluasi menyediakan informasi
mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan masalah. Kelima tahapan
tersebut dipahami sebagai satu rangkaian siklus yang berulang. Siklus ini tidak dilihat
sebagai satu kesatuan siklus melainkan sebagian dari siklus yang ada, yaitu sampai pada
tahap penyusunan dokumen Strategi dan Model Pengembangan. Gambar 4.1 Diagram
Pendekatan Normatif Yang Berorientasi Masalah Terkait dengan lingkup pelaksanaan
kegiatan Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan Kawasan perkotaan dan
perdesaan dan Perdesaan di PKW Indramayu, pendekatan normatif akan digunakan
dalam beberapa lingkup kegiatan sebagai berikut : Review RTRW Kabupaten dan
Kebijakan Terkait, Koordinasi Diskusi Kegiatan dengan Tim Teknis ataupun
langsung dengan masyarakat yang berada di sekitar wilayah perencanaan, Analisis
kedudukan kawasan perkotaan dan perdesaan dalam Rencana Tata Ruang,
3. 3. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 3 Identifikasi dan
penetapan lokasi kawasan terpilih terkait wilayah pelayanan PKW Indramayu dan
Penyusunan konsepsi, rencana strategis, model pengembangan dan indikasi program
pentahapan pembangunan serta perhitungan estimasi biaya investasi kegiatan. 4.1.2
Pendekatan Partisipatif Pendekatan partisipatif dalam proses penyusunan strategi dan
model pengembangan ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
yang terkait dengan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan diwilayah
perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki
oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah. Guna memperoleh keluaran yang
diinginkan dari suatu pendekatan dan proses partisipatif, maka dirumuskan mekanisme
pembangunan secara partisipatif. Mekanisme umum yang sering digunakan dalam
pendekatan ini antara lain adalah : a) Persiapan sosial b) Survey (permasalahan umum,
potensi, dan kendala) c) Kesepakatan prioritas permasalahan yang akan ditangani d)
Kesepakatan penggalangan dan alokasi sumber daya e) Kesepakatan rencana f) Proses
implementasi g) Pemanfaatan hasil pembangunan h) Evaluasi Gambar berikut
memberikan ilustrasi dari proses atau mekanisme umum pendekatan partisipatif.
4. 4. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 4 Gambar 4. 2 Mekanisme
Umum Pendekatan Partisipatif Dalam pendekatan partisipatif, untuk memperoleh suatu
kesepakatan, lazimnya dilakukan pertemuan/diskusi dengan stakeholder terkait.
Pertemuan tersebut ditujukan untuk : a) Mendorong semua anggota dalam kelompok
untuk memberikan kontribusi saran dan ide, selain itu juga untuk dapat berpartisipasi
dalam curah pendapat dan proses membangun konsensus bersama, b) Membangun
konsensus kelompok yang bersifat praktis, c) Memfasilitasi penyusunan formulasi dalam
mencari inovasi dan solusi kreatif dalam berbagai masalah dan isu dan d) Memunculkan
kepekaan dalam kelompok terhadap para stakeholder dan juga memunculkan rasa
bertanggung jawab. Terkait dengan lingkup pelaksanaan kegiatan penyusunan strategi
dan model ini, pendekatan partisipatif akan digunakan dalam beberapa lingkup kegiatan
sebagai berikut :
5. 5. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 5 a) Survey sekunder dan
primer pada wilayah perencanaan. Pendekatan partisipatif dapat digunakan dengan
melibatkan stakeholder di wilayah perencanaan untuk menambah dan memperdalam
informasi yang banyak secara cepat, mengumpulkan informasi-informasi yang dimiliki
oleh stakeholder, mengklarifikasi informasi yang kurang pada basis data dan juga bisa
dipakai untuk memperoleh opini-opini yang berbeda mengenai satu permasalahan
tertentu, b) Identifikasi Potensi, Masalah, Hambatan dan Tantangan pada wilayah
pelayanan dan wilayah perencanaan, c) Penentuan wilayah pelayanan, d) Survey primer,
pemetaan potensi, masalah, dan kebutuhan pada lokasi e) Melakukan diskusi dengan
pemerintah daerah dalam penyusunan tahapan pembangunan serta pola pembiayaan
kegiatan yang akan dilakukan. 4.1.3 Pendekatan Teknis - Akademis Proses Penyusunan
Strategi dan Model Pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik identifikasi, analisis,
penyusunan konsep dan perumusan strategi. Terkait dengan lingkup pelaksanaan kegiatan
penyusunan strategi dan model pengembangan ini, pendekatan teknis akademis akan
digunakan dalam beberapa lingkup kegiatan sebagai berikut : Koordinasi Diskusi
Kegiatan dengan Tim Teknis ataupun langsung dengan masyarakat yang berada di sekitar
wilayah perencanaan, Analisis kedudukan kawasan perkotaan dan perdesaan dalam
Rencana Tata Ruang, Identifikasi dan penetapan lokasi kawasan terpilih terkait wilayah
pelayanan PKW Indramayu dan Penyusunan konsepsi, strategi dan model
pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu Penyusunan
Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan (Indikasi Program)
6. 6. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 6 4.1.4 Pendekatan
Eksploratif Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara
menerus. Pendekatan ini akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data &
informasi maupun dalam proses analisa dan evaluasi guna perumusan konsep strategi.
4.1.4.1 Eksplorasi dalam Proses Pengumpulan Data & Informasi Dalam proses
pengumpulan data dan informasi, pendekatan eksploratif digunakan mulai dari kegiatan
inventarisasi dan pengumpulan data awal, hingga eksplorasi data dan informasi di lokasi
studi yang dilakukan. Sifat pendekatan eksploratif yang menerus akan memungkinkan
terjadinya pembaharuan data dan informasi berdasarkan hasil temuan terakhir.
Pendekatan eksploratif juga memungkinkan proses pengumpulan data yang
memanfaatkan sumber informasi secara luas, tidak terbatas pada ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidangnya ataupun stakeholder yang terkait dan terkena imbas
secara langsung dari kegiatan terkait, namun juga dari berbagai literatur baik dalam
bentuk buku maupun tulisan singkat yang memuat teori atau model terkait substansi
pekerjaan yang telah dilakukan. Dalam pendekatan eksploratif ini sangat memungkinkan
diperoleh informasi-informasi tambahan yang tidak diduga sebelumnya atau yang tidak
pernah dikemukakan dalam teori-teori yang ada. Informasi yang didapat dengan
pendekatan ini bisa bersifat situasional dan berdasarkan pengalaman sumber. 4.1.4.2
Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi Eksplorasi dalam proses analisa dan
evaluasi dilakukan guna mengelaborasi pokok permasalahan serta konsep-konsep
penanganan dan pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan yang ada berikut
dukungan regulasi dan kebijakan. Eksplorasi perlu mengaitkan konsep-konsep teoritis
dengan kondisi dan karakteristik permasalahan melalui pendalaman pemahaman terhadap
lokasi pekerjaan. Proses eksplorasi ini akan mengkerucut pada suatu bentuk pendekatan
yang konfirmatif dalam menilai kesesuaian suatu pola penanganan serta kebutuhan
rumusan kebijakan yang dapat mengintervensi permasalahan agar pola penanganan
terpilih dapat diimplementasikan dan mencapai hasil yang optimal.
7. 7. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 7 4.1.4.3 Pendekatan Studi
Dokumenter dalam Identifikasi dan Kajian Materi Pekerjaan Pekerjaan ini memiliki
kecenderungan sifat studi yang memerlukan dukungan kegiatan kajian, baik terhadap
literatur berupa tulisan, jurnal, dan hasil studi terkait, hingga berbagai jenis regulasi dan
kebijakan yang terkait dengan upaya pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan.
Untuk itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter yang akan menginventarisasi
dan mengeksplorasi berbagai dokumen terkait dengan materi pekerjaan. Studi
dokumenter memiliki ciri pendekatan yang mengandalkan dokumen/data-data sekunder
seperti : Peraturan perundangan-undangan dan dokumen kebijakan yang terkait,
Laporan strategi dan model pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan pada
wilayah lain (best practice) Teori maupun konsep-konsep pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan 4.1.4.4 Pendekatan Preskriptif dalam Perumusan Konsep
Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Pendekatan preskriptif (prescriptive
approach) merupakan jenis pendekatan yang bersifat kualitatif dan dapat memberikan
deskripsi analitis untuk menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dalam mendukung
suatu strategi penanganan ataupun kebijakan. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menilai suatu rencana alternatif kebijakan untuk kemudian
mengeluarkan rekomendasi yang tepat berkaitan dengan kemungkinan implementasi
kebijakan dan program-programnya di masa yang akan datang. Dengan penggunaan
pendekatan preskriptif ini, diharapkan studi tidak hanya terfokus pada analisa kondisi
eksisting, namun juga dapat memperhatikan potensi implikasi pemanfaatan suatu
konsepsi penanganan atau kebijakan. 4.1.5 Pendekatan Incremental-Strategis dan
Strategis-Proaktif 4.1.5.1 Pendekatan Incramental-Strategis Kegiatan ini merupakan suatu
penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu terkait
Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu. Suatu produk
strategi pengembangan yang baik harus operasional, oleh karenanya maksud dan tujuan
perencanaan yang ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan langkah-langkah
kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai
8. 8. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 8 maksud dan tujuan
tersebut. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan perencanaan yang realistis adalah :
Mengenali secara nyata masalah-masalah pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan; Mengenali secara nyata potensi yang dimiliki kawasan perkotaan dan
perdesaan; Mengenali secara nyata kendala yang dihadapi kawasan perkotaan dan
perdesaan dalam proses pembangunan; Memahami tujuan pembangunan secara jelas
dan nyata; Mengenali aktor-aktor yang berperan dalam pembangunan kawasan
perkotaan dan perdesaan; Mengenali aturan main yang berlaku dalam proses
pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan. Pendekatan yang digunakan dalam
Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan Kawasan perkotaan dan Perdesaan di
PKW Indramayu adalah pendekatan Incremental yang lebih bersifat strategis, dimana
sebagian besar kondisi- kondisi awal (pra-kondisi) dari suatu persoalan pembangunan
tidak diperhatikan atau diluar kontrol. Adapun karakteristik pendekatan ini antara lain :
Berorientasi pada persoalan-persoalan nyata; Bersifat jangka pendek dan menengah;
Terkonsentrasi pada beberapa hal, tetapi bersifat strategi; Mempertimbangkan
eksternalitas; Langkah-langkah penyelesaian tidak bersifat final. Metoda SWOT
merupakan contoh penjabaran dari pendekatan yang bersifat incremental-strategis. 4.1.5.2
Pendekatan Strategis-Proaktif Pendekatan strategis-proaktif merupakan bentuk kebalikan
dari pendekatan incremental-strategis. Adapun yang dimaksud rencana strategis-proaktif
adalah : Rencana yang kurang menekankan pada penentuan maksud dan tujuan
pembangunan, tetapi cenderung menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian
masalah, yang kemudian dijabarkan pada program-program pembangunan dan alokasi
pembiayaan pembangunan;
9. 9. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 9 Rencana yang melihat
lingkup permasalahan secara internal maupun eksternal, dengan menyadari bahwa
pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam membentuk pola tata ruang kawasan
yang terjadi; Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan kondisi di masa
yang akan datang tidak bisa lagi hanya didasarkan pada perhitungan-perhitungan
proyeksi tertentu, akan tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat kemungkinan-
kemungkinan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru, faktor-faktor
ketidakpastian, serta kejutan-kejutan lain yang terjadi diluar perkiraan semula;
Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan memberikan satu
acuan arah-arah pembangunan kawasan; Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan
(action). 4.1.5.3 Pencampuran Kedua Pendekatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan Kedua
jenis pendekatan ini dapat digunakan dalam pekerjaan ini. Perbedaan penggunaannya
hanya terdapat pada kesesuaian sifat pendekatan dengan karakteristik kegiatan yang
sedang dilakukan. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut: Dalam perumusan
konsepsi dan penyusunan rencana kawasan, maka pendekatan incremental-strategis perlu
dikedepankan untuk dapat menghasilkan suatu konsepsi pengembangan yang sifatnya
cenderung utopis, namun hal ini memang disesuaikan dengan kebutuhan perumusan
visi-misi dan tujuan pengembangan kawasan yang memiliki kecenderungan untuk
mencapai suatu kondisi yang paling ideal, setidaknya sebagai sebuah target jangka
panjang yang perlu diwujudkan Dalam penyusunan rencana pembangunan, program
pentahapan, dan aspek pendukung lainnya, perlu dikedepankan pendekatan strategis-
proaktif untuk dapat menghasilkan suatu produk dokumen rencana yang realistis dan
dapat diimplementasikan sesuai tahapan pelaksanaannya. 4.1.5.4 Pendekatan
Pembangunan Berkelanjutan Pendekatan pembangunan berkelanjutan merupakan suatu
pendekatan dalam perencanaan yang memandang bahwa pembangunan bukan merupakan
suatu kegiatan yang sesaat melainkan suatu kegiatan yang berlangsung secara kontinyu
dan tidak pernah berhenti seiring dengan perkembangan jaman. Pendekatan ini
10. 10. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 10 menekankan pada
keseimbangan ekosistem, antara ekosistem buatan dengan ekosistem alamiah. Dalam
perencanaan pembangunan kesesuaian ekologi dan sumber daya alam penting artinya
agar pembangunan yang terjadi tidak terbatas dalam tahu rencana yang disusun saja.
Pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan bertujuan untuk menghasilkan
suatu konsep kebijakan dan strategi penanganan kawasan perkotaan dan perdesaan yang
berwawasan lingkungan, namun bukan berarti menjadikan kepentingan lingkungan
sebagai segala-galanya. Dalam pendekatan ini yang dipentingkan adalah keseimbangan
antara pembangunan lingkungan dan non- lingkungan (ekonomi, sosial, teknologi, dan
sebagainya) sehingga dicapai suatu kondisi pembangunan yang harmonis. Dalam
pendekatan ini ada 3 tiga prinsip dasar yang dipegang, yaitu (Haughton dan Hunter,
1994) : Prinsip persamaan antar generasi, yaitu pengaruh pada kemampuan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka harus
dipertimbangkan. Prinsip ini dikenal juga sebagai principle of futurity. Prinsip keadilan
sosial, yaitu keberlanjutan mensyaratkan bahwa pengontrolan keseluruhan distribusi
sumber daya harus merata. Prinsip tanggung jawab transfontier, yaitu bahwa dampak
dari aktivitas manusia seharusnya tidak melibatkan suatu pemindahan geografis yang
tidak seimbang dari masalah lingkungan. Dalam prinsip ini terdapat perlindungan
terhadap kualitas dari lingkungan. Gambar 4.3 Diagram Alir Pendekatan Berkelanjutan
11. 11. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 11 Dalam pendekatan
pembangunan berkelanjutan ini terkait juga dengan penciptaan keberlanjutan
masyarakat/komunitas (sustainable communities) tempat dimana suatu komunitas ingin
tinggal dan bekerja pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Konsep
pembangunan berkelanjutan akan dapat terus berlanjut jika terdapat masyarakat yang
terus berlanjut pula. Dalam sustainable communities, masyarakat menciptakan suatu
komunitas seperti yang dikehendaki oleh masyarakat sehingga dapat tercipta suatu
keberlanjutan dalam komunitas tersebut. Sustainable communities ini akan dapat
dikembangkan dimana banyak pemain dalam peran yang berbeda-beda dan dengan
ketertarikan dan nilai yang berbeda dalam suatu aliran informasi yang berharga dan
mereka memiliki kesempatan untuk bergabung dalam suatu proses pembelajaran dan
respon inovatif terhadap perubahan lingkungan dan perubahan lainnya (Innes dan
Booher, 2000). 4.1.6 Konsep Perancangan Konsepsi penanganan kawasan perkotaan dan
perdesaan disusun sebagai upaya untuk : a. Mengantisipasi isu-isu kawasan perkotaan
dan perdesaan yang berkembang, b. Meminimasi permasalahan/konflik yang ada, c.
Merealisasikan tantangan yang ada sehingga menjadi faktor penguat sendi- sendi
pengembangan wilayah, d. Mengatasi kendala dan hambatan yang ada sehingga menjadi
pendorong pengembangan wilayah, e. Mengoptimalkan peluang pengembangan wilayah
yang ada. Dengan mempertimbangkan kelima upaya di atas, maka konsepsi penanganan
kawasan perkotaan dan perdesaan sesuai dengan ketiga strategi pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan adalah sebagai berikut : 1. Memperbaiki Kondisi Kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat agar Mampu Meningkatkan Taraf Hidup dan Kesejahteraan
Masyarakat Menciptakan keterkaitan fungsional antar kluster sosial ekonomi (kluster
penduduk setempat dan kluster binaan pengelolaan sumberdaya alam) sehingga terwujud
pembangunan kesatuan wilayah ekonomi yang sinkron antar wilayah berdasarkan potensi
dan kekayaan sumberdaya wilayah setempat Meningkatkan tingkat pelayanan sarana
dan prasarana wilayah
12. 12. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 12 2. Meningkatkan
Kemampuan dan Kapasitas Pengelolaan Potensi Wilayah yang Ada Meningkatkan
koordinasi antar pelaku dalam pengelolaan sumberdaya alam, pengisian dan pemerataan
penduduk, peningkatan sarana dan prasarana wilayah (perhubungan, komunikasi, listrik,
air bersih, kesehatan, pendidikan, dan pasar) Membangun basis data pembangunan
yang memadai melalui survei dan pemetaan sumberdaya alam mendukung peningkatan
kemampuan dan kapasitas pengelolaan potensi wilayah. 4.2 METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN Metodologi merupakan suatu cara melakukan suatu
kegiatan/hal, khususnya melalui rangkaian pengaturan yang sistematis/prosedural untuk
mencapai suatu output akhir (CIO-Midmarket, 1999). Dalam pekerjaaan ini, metodologi
dipahami sebagai serangkaian langkah-langkah/teknik/prosedur/cara analisis yang
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang terkait. 4.2.1 Metode Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan Dalam kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan, dilakukan
kegiatan koordinasi dan kajian awal. Adapun metode yang digunakan antara lain Metode
Rapat Koordinasi berupa diskusi untuk mendapatkan data awal lokasi dan penerima
manfaat dari rencana ini, dan Metode Desk Study. Pekerjaan ini memiliki kecenderungan
sifat studi yang memerlukan dukungan kegiatan kajian, baik terhadap literatur berupa
tulisan, jurnal, dan hasil studi terkait, hingga berbagai jenis regulasi dan kebijakan yang
terkait dengan upaya pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan. Desk Study
mencakup kegiatan pengumpulan materi baik yang bersifat teoritis maupun empiris (hasil
studi/pelaksanaan kegiatan sejenis). Bahan-bahan yang dikumpulkan meliputi produk
legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah yang terkait
pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan. Adapun data dan informasi yang
dikumpulkan dan dikaji dalam desk study ini antara lain bertujuan untuk menghasilkan :
Pemahaman mengenai kebijakan terkait pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan, seperti RTRW, RDTR, Rencana Kawasan perkotaan dan perdesaan, RPJM dan
sebagainya;
13. 13. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 13 Pemahaman kawasan
terkait isu, potensi dan persoalan, sejarah perkembangannya. 4.2.2 Metode Pelaksanaan
Survey Metode pelaksanaan survey terkait dengan pengumpulan data dan informasi yang
dilakukan pada tahap awal dari suatu kegiatan. Kegiatan ini pada intinya berusaha
mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya namun tepat sasaran untuk dapat
memberikan gambaran awal kondisi dan untuk proses analisa persoalan yang ada di
lapangan informasi sebagai bahan guna penyusunan strategi dan model pengembangan.
Terkait dengan metode pengumpulan data dan informasi, persiapan yang dilakukan
adalah dengan menggunakan stakeholders approach guna memperoleh dukungan dari
pemerintah daerah dan stakeholder lain terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan. Untuk
itu perlu dilakukan beberapa kegiatan persiapan, antara lain : Identifikasi stakeholder
terkait dan berwenang dalam masalah kawasan perkotaan dan perdesaan di lokasi
perencanaan; Upaya memperoleh contact person daerah untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan dan penyesuaian jadwal kegiatan di daerah; Need assessment survey, guna
memperoleh rincian kebutuhan pelaksanaan pekerjaan serta menyusun rancangan
pelaksanaan kegiatan survey dan observasi di daerah serta penyiapan perangkat
pendukung kegiatan; Penyiapan tim survey, yaitu pembagian tim pelaksana survey
yang terdiri dari tenaga ahli pekerjaan. A. Survey Data Sekunder Survey data sekunder
adalah suatu metoda untuk mengumpulkan data dan informasi yang disajikan secara
tertulis. Adapun data dan informasi yang dimaksud dapat berupa data atau informasi yang
dikemas dalam bentuk buku dan artikel baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy
yang diperoleh melalui internet maupun institusi terkait. Survey data sekunder ini
dilakukan terhadap instansi Pemda/institusi terkait dengan pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan guna memperoleh data mengenai lokasi perencanaan, serta data
pendukung lainnya.
14. 14. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 14 B. Survey Primer Survey
primer dilakukan dengan 2 (dua) teknik survey, yaitu: (1) Observasi lapangan, yaitu
pengamatan secara visual untuk mengetahui dan mencatat secara rinci mengenai keadaan
yang sebenarnya di lapangan. Semua data dan informasi hasil survey visual dicatat dalam
peta-peta sederhana disertai dengan sketsa, foto, dan catatan-catatan ringkas lainnya yang
diangap perlu. Peta-peta dapat berupa peta dasar dari kota pada skala survey. Sketsa-
sketsa, foto, dan catatan-catatan dapat ditempelkan pada peta dan seluruh hasil studi
diperagakan atau diterbitkan sebagai sebuah laporan. Peta lainnya harus saling
melengkapi sebagai serial segi-segi mendetail dari bentuk kota; dan (2) Ground truth
survey, merupakan metoda teknis yang bertujuan untuk membandingkan/mengkonfirmasi
data/informasi sekunder dengan kondisi nyata di lapangan. Metode ini dapat
memperlihatkan adanya perubahan tertentu dalam rentang waktu antara suatu data
sekunder dikompilasikan oleh instansi terkait dengan perkembangan yang telah terjadi
hingga saat terakhir (waktu dilakukannya survey primer). C. Wawancara Metode
wawancara ini merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi
langsung dari pelaku yang mengalami secara langsung kejadian- kejadian yang terkait
dengan perkembangan ruang. Wawancara dilakukan dengan tujuan agar pewawancara
dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga
apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Selain itu wawancara ini
dilakukan agar hal yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat
lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa
mendatang. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur artinya
pelaksana kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa,
tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tetapi
untuk lebih mengarahkannya, sudah disiapkan guideline pertanyaan inti untuk lebih
lanjut dikembangkan secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu
sendiri.
15. 15. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 15 4.2.3 Metode Analisis A.
Analisis Kebutuhan (Need Analysis) Kebutuhan (Need) menurut Briggs adalah
ketimpangan atau gap antara "apa yang seharusnya" dengan "apa yang senyatanya".
Gilley dan Eggland menyatakan bahwa kebutuhan adalah kesenjangan antara seperangkat
kondisi yang ada pada saat sekarang ini dengan seperangkat kondisi yang diharapkan.
Bradshaw mengidentifikasi adanya 5 (lima) jenis kebutuhan yaitu kebutuhan normatif,
kebutuhan yang dirasakan, kebutuhan yang diekspresikan, kebutuhan komparatif dan
kebutuhan masa datang. Penjelasan masing-masing kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut : a) Kebutuhan normatif (normative need) adalah kebutuhan yang ada karena
dibandingkan dengan norma tertentu, b) Kebutuhan yang dirasakan (felt need) dapat
disebutkan pula sebagai kebutuhan keinginan. Kebutuhan jenis ini biasanya disampaikan
seseorang kalau kepadanya ditanyakan apa yang diperlukan atau diinginkan. c)
Kebutuhan yang diekspresikan/dinyatakan (expressed need). Dapat disamakan dengan
pemikiran ekonomi bahwa bila seseorang memerlukan sesuatu maka akan menimbulkan
permintaan (demand). d) Kebutuhan komparatif (comparative need) adalah kebutuhan
yang muncul kalau kita membandingkan dua kondisi atau lebih yang berbeda. e)
Kebutuhan masa yang akan datang (anficipated/future need) adalah kebutuhan hasil
proyeksi atau antisipasi atas apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan
analisis kebutuhan adalah "suatu proses untuk menentukan apa yang seharusnya (sasaran-
sasaran) dan mengukur jumlah ketimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang
senyatanya". Definisi lain dari analisis kebutuhan adalah "suatu proses yang sistematis
dalam menentukan sasaran, mengidentifikasi ketimpangan antara sasaran dengan keadaan
nyata, serta menetapkan prioritas tindakan". Terkait dengan pekerjaan ini, analisis
kebutuhan merupakan suatu proses untuk menentukan persoalan apa saja yang akan
ditangani melalui penyusunan strategi-strategi penanganan kawasan perencanaan.
Mencakup pekerjaan-pekerjaan penentuan kebutuhan atau kondisi yang harus dipenuhi
dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan berbagai
kebutuhan yang bersinggungan antar berbagai pemangku kepentingan. Kebutuhan dari
hasil analisis ini harus dapat dilaksanakan, diukur, diuji, terkait dengan
16. 16. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 16 kebutuhan bisnis yang
teridentifikasi, serta didefinisikan sampai tingkat detil yang memadai untuk desain
sistem. Pada dasarnya analisis kebutuhan terdiri atas 5 (lima) langkah pokok : 1.
Identifikasi Masalah 2. Evaluasi dan sintesis 3. Pemodelan 4. Spesifikasi 5. Review
Dengan mengembangkan pertanyaaan yang mendasar melihat dari berbagai aspek yang
terkait maka akan didapatkan masalah yang akan dan dapat dipecahkan melalui
penyusunan strategi-strategi tersebut. Sebelum melakukan penyusunan kebijakan dan
strategi perlu untuk menguji kelayakan atau evaluasi apa yang akan diangkat didalamnya,
melalui uji kelayakan, dapat juga dengan konsultasi dengan para ahli. Perlu juga untuk
memikirkan fasilitas yang diperlukan dan melihat dari segi teknis. Melakukan pemodelan
dan spesifikasi masalah dan solusi yang akan diangkat dalam kebijakan dan strategi. Dan
terakhir melakukan review dari keseluruhan proses analisis sehingga mendapatkan
kesimpulan akhir mengenai inti dari kebijakan dan strategi yang akan disusun. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan adalah suatu kegiatan yang berupa
proses mengidentifikasi masalah dan kebutuhan secara menyeluruh dengan melihat dari
berbagai aspek yang terkait supaya kebijakan dan strategi yang disusun dapat tepat
sasaran dan memiliki nilai tambah serta berguna (tepat guna). B. Analisis Lahan Kawasan
Perencanaan Dalam penyusunan Strategi dan Model Pengembangan perkotaan dan
perdesaan ini akan dilaksanakan analisis kondisi lahan untuk mengidentifikasi potensi
dan daya dukung serta kendala dan limitasi lahan di kawasan perencanaan. Kegiatan
analisis ini, secara substansi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Analisis Eksternal
menyangkut analisis terhadap kedudukan kawasan dalam konstelasi makro dikaitkan
dengan kebijakan pembangunan wilayah, baik kebijakan spasial (RTRW) maupun
kebijakan sektoral serta analisis terhadap kedudukan kawasan dalam konteks keruangan
makro, yaitu menyangkut aksesibilitas eksternal kawasan dan dukungan infrastruktur
terhadap kawasan perencanaan.
17. 17. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 17 2. Analisis Internal terkait
dengan kondisi eksisting dari kawasan perencanaan. Analisis internal selalu menjadi
aspek yang penting dalam proses perancangan. Pertimbangan ini mencakup analisis
mikro dan makro iklim, berbagai ekosistem dan keterkaitannya, hidrologi permukaan,
vegetasi dan kondisi bawah tanah permukaan. Semua pertimbangan ini menuntut analisis
dan penelitian yang ekstensif dan mendetail untuk menghasilkan data-data yang akurat.
Bagian ini membahas berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan faktor-faktor
tersebut di atas. Analisis Topografi Topografi merupakan salah satu faktor yang penting
yang harus direncanakan. Lapisan geologi yang mendasari dan proses erosi alamiah yang
berjalan lambat mengakibatkan perbedaan kelandaian permukaan, lembah-lembah,
pegunungan dan perbukitannya. Ciri-ciri topografis ini sangat berpengaruh di dalam
menentukan suatu rencana, karena akan menentukan karakteristik kawasan lahan yang
ada. Penempatan peruntukkan pemanfaatan ruang dalam kawasan perencanaan dan
kaitannya terhadap pemanfaatan ruang lainnya sangat penting. Rencana peruntukkan
pemanfaatan ruang ini disesuaikan dengan kondisi topografi untuk menciptakan
keserasian, sehingga masalah dapat diperkecil dan efisiensi fungsional dapat
ditingkatkan. Analisis Klimatologi Faktor klimatologi (matahari, angin, suhu dan
pemandangan) merupakan pertimbangan mendasar dalam menentukan suatu strategi
pengembangan suatu kawasan. Analisis Hidrologis Analisis hidrologis di kawasan
perencanaan sangat penting dan erat kaitannya dalam menentukan karakter dan pola
drainase yang direncanakan di kawasan perencanaan. Analisis hidrologis yang tepat
diperlukan untuk merencanakan sistem drainase yang baik dan tepat guna menghindari
biaya konstruksi yang mahal serta kemungkinan terjadinya bencana seperti banjir longsor
dan sebagainya. Analisis Aksesibilitas Kawasan Aksesibilitas di dalam kawasan memberi
pengaruh besar terhadap pembagian blok (cluster). Sedangkan penentuan alur
aksesibilitas ini dijabarkan dalam wujud pola
18. 18. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 18 jalan. Dari rencana jalan
ini tampaknya akan menjadi titik tolak penentuan entry point ke dalam kawasan. Analisis
Pola Vegetasi Pola vegetasi yang ada akan mempengaruhi karakter kawasan yang akan
direncanakan. Jenis pohon/tanaman akan mencerminkan pula jenis tanah permukaan yang
ada. Pola vegetasi ini selanjutnya akan berperan pula dalam perencanaan ruang terbuka
dan tata hijau kawasan. C. Metode Tingkat Kemampuan Pelayanan Fasilitas Tingkat
pelayanan fasilitas umum diukur dengan cara mengkaji kemampuan suatu jenis fasilitas
dalam melayani kebutuhan penduduknya. Dalam hal ini, fasilitas umum yang memiliki
tingkat pelayanan 100% mengandung arti bahwa fasilitas tersebut memiliki kemampuan
pelayanan yang sama dengan kebutuhan penduduknya. Untuk mengetahui kelengkapan
fasilitas umum suatu bagian wilayah, dihitung tingkat pelayanannya dengan
menggunakan rumus : dimana : TP = tingkat pelayanan fasilitas i di kawasan j dij =
jumlah fasilitas i di kawasan j bij = jumlah penduduk di kawasan j Cis = jumlah fasilitas i
persatuan penduduk menurut standar penentuan fasilitas untuk kawasan Dengan
perhitungan ini, dapat diketahui tingkat pelayanan setiap fasilitas, kecuali untuk fasilitas
peribadatan, dimana perbedaan terletak pada jumlah penduduk pada kawasan yang
diamati, yaitu diganti oleh jumlah penduduk menurut agama. D. Metode Analisis SWOT
SWOT (Strengthening, Weakness, Opportunity, Treatment atau Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, Ancaman) adalah metodologi yang populer untuk digunakan dalam banyak
aspek dan sektor penganalisaan. SWOT mempunyai keunggulan antara lain :
19. 19. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 19 Dapat diaplikasikan di
banyak bidang penelitian dan pekerjaan; Mudah dimengerti dan sederhana aplikasinya;
Merupakan pendekatan kualitatif Hasil analisis SWOT sangat tergantung pada tingkat
pengetahuan dan pemahaman penggunanya. Semakin detail pemahaman pengguna maka
semakin tajam pula hasil analisisnya. SWOT akan menghasilkan rumusan masalah dan
bahan untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya. Prosedur SWOT
Adapun prosedur dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut : Tentukan variabel-
variabel yang mempengaruhi, misalnya aspek kebijaksanaan dan arahan pada
penyelanggaraan prasarana dan sarana. Pilah-pilah varibel tersebut ke dalam empat
kelompok, yaitu kelompok Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Pada proses ini
sangat dibutuhkan kejelian pengguna dalam mengklasifikasikan variabel tersebut untuk
disesuaikan dengan goals karena sebuah variabel dapat menjadi ancaman sekaligus
sebagai peluang, tergantung dari cara pandang dan tujuannya. Setiap variabel yang
dimasukkan sebagai Kekuatan diberikan label S1, S2, S3, dan seterusnya. Demikian
juga dengan Kelemahan (label W), Peluang (label O) dan Ancaman (label T) Kemudian
pengguna mencoba mengkombinasikan setiap label, misalnya S1 dengan T1 (kekuatan 1
dengan ancaman 1) dan kemudian secara kualitatif dianalisis apa dampak dan
pengaruhnya terhadap pencapaian. Demikian juga untuk kombinasi variabel lainnya.
Disinilah dibutuhkan kejelian pengguna untuk mengkombinasikan setiap variabel,
mengembangkannya sesuai tujuan dan merumuskan hasilnya. Kumpulan kesimpulan
tersebut, kemudian dipilah sesuai prioritas dan besarnya pengaruh, sehingga diperoleh
rumusan kesimpulan sebagai masukan pegambilan keputusan dan kebijakan.
20. 20. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 20 Tabel 4. 1 Analisis SWOT
E. Metode Analisis Pada Proses Fakta-Analisa Adapun pendekatan dan analisis yang
dipergunakan terkait substansi pada proses faktaanalisa, diuraikan pada masing-masing
point sebagai berikut : 1. Delineasi wilayah pelayanan dan wilayah perencanaan Dalam
penentuan wilayah pelayanan dan wilayah perencanaan maka akan mengacu pada ; 1).
Kebijakan terkait seperti RTRW Nasional, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten dan
kebijakan lainnya, 2). Fungsi PKW berdasarkan perkembangan eksisting dan 3). Batas
Administrasi. 2. Keterkaitan sistem perkotaan PKW Indramayu dengan PKN, PKW, dan
PKL, serta KSP di sekitarnya Hal ini dapat ditinjau dari Kebijakan RTRW Nasional
mengenai rencana pengembangan sistem perkotaan nasional dan RTRWN Provinsi
mengenai rencana pengembangan sistem perkotaan. 3. Analisis kondisi ekonomi dan
sosial budaya di PKW Indramayu Hal ini dapat ditinjau dari PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) wilayah bersangkutan. Struktur Ekonomi dapat dilihat dari persentase
masing-masing lapangan usaha baik pada PDRB ADHB (atas dasar harga berlaku)
maupun PDRB ADHK (atas dasar harga kosntan). Adapun untuk laju pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat berdasarkan PDRB ADHK. 4. Evaluasi kinerja PKW Indramayu
Dengan pendekatan perbandingan/komparatif antara Kriteria PKW dalam kebijakan
dengan kondisi eksisting. Kriteria-kriteria PKW dalam berbagai kebijakan (kebijakan
pusat, provinsi dan kabupaten), kebijakan dan program apa saja yang direncanakan
dibandingkan dengan implementasinya. 5. Analisis kebutuhan untuk perwujudan fungsi
PKW Indramayu Pendekatan kriteria PKW dengan potensi wilayah perencanaan.
Pendekatan mengacu pada arahan struktur ruang baik RTRW pada level nasional,
provinsi
21. 21. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 21 maupun kabupaten terkait
kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana pada PKW Indramayu. 4.2.4 Metode
Perumusan Rencana Terkait dengan pekerjaan penyusunan strategi dan model
pengembangan ini, maka metode penyusunan akan mengacu pada pedoman Penyusunan
Perencanaan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang muatannya disesuaikan dengan
pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan. Adapun pendekatan dan metode yang
dipergunakan terkait substansi rencana diuraikan pada masing-masing point sebagai
berikut : 1. Penyusunan sistem pusat pelayanan PKW Indramayu Penyusunan sistem
pusat pelayanan PKW Indramayu mengacu pada hasil evaluasi dan kinerja PKW
Indramayu dan arahan struktur ruang RTRW Kabupaten Indramayu. 2. Strategi
pengembangan fasilitas dan infrastruktur PKW Indramayu Perumusan strategi
pengembangan fasilitas dan infrastruktur PKW Indramayu mengacu pada hasil evaluasi
dan kinerja PKW Indramayu. Dengan melihat fasilitas dan infrastruktur minimal yang
harus ada (RTRW Provinsi), fasilitas dan infrastruktur yang sudah dan sedang dibangun
dan fasilitas dan infrastruktur yang sama sekali belum dibangun, sehingga dapat
ditentukan kemudian strategi percepatan pengembangan fasilitas dan infrastruktur yang
belum tersedia. 3. Indikasi program untuk pengembangan PKW Indramayu Berdasarkan
hasil evaluasi kinerja PKW dapat diketahui kebutuhan untuk perwujudan fungsi PKW
Indramayu, sehingga dapat ditentukan arahan program perencanaan maupun program
pembangunan. 4.2.5 Metode Penyempurnaan Rencana Lingkup kegiatan ini pada
dasarnya adalah kegiatan untuk menyempurnakan hasil yang telah dicapai pada lingkup-
lingkup intern pelaksana pekerjaan. Salah satu metode yang digunakan dalam
penyempurnaan rencana adalah Metode Diskusi dan Konsultasi untuk mendapatkan
masukan bagi penyempurnaan dokumen rencana.
22. 22. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 22 4.2.6 Metode Pelaksanaan
Diskusi dan Konsultasi Dalam rangka penyusunan strategi dan model pengembangan
maka dibutuhkan proses diskusi dan konsultasi untuk mendapatkan data dan informasi
awal, serta untuk mendapatkan masukan bagi penyusunan dan penyempurnaan dokumen
rencana yang akan dibuat. Diskusi dan konsultasi ini akan dilakukan dengan Stakeholder
dan pemberi kerja. Metode teknis dalam pelaksanaan kegiatan diskusi dan konsultasi ini
akan disesuaikan dengan kebutuhan, namun pada intinya akan mengacu pada dasar-dasar
diskusi pengumpulan masukan, sehingga sifatnya akan sesuai dengan pendekatan
pelaksanaan diskusi yang memenuhi prinsip : Eksploratif, dimana pembahasannya
akan menyeluruh yang meliputi aspek- aspek penunjang dalam penyusunan rencana;
Konfirmatif, dimana terdapat proses diskusi dua arah (brainstorming) antara tenaga ahli
professional maupun dengan pihak dari penyedia jasa dan stakeholder; Preskriptif
(prescriptive method) merupakan jenis pendekatan yang bersifat kualitatif dan dapat
memberikan deskripsi analitis untuk menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dalam
mendukung suatu strategi penanganan. Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi dan
menilai suatu rencana alternatif penanganan untuk kemudian mengeluarkan rekomendasi
yang tepat berkaitan dengan kemungkinan implementasi dan program-programnya di
masa yang akan datang.
23. 23. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 23 Gambar 4. 4 Kerangka
Pikir Studi PKW INDRAMAYU PENGUMPULAN DATA DAN FORMASI ANALISIS
KEBUTUHAN ANALISIS LAHAN KRITERIA, RENCANA DAN KEBIJAKAN
TERKAIT PKW INDRAMAYU STRATEGI DAN MODEL PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI PKW INDRAMAYU STRATEGI
DAN MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI
PKW INDRAMAYU RTRWN RTRWP RTRWK PP 34/2009 PERMEN PU 494/
PRT/M/2005 ANALISIS INTERNAL (FISIK DASAR) : TOPOGRAFI KLIMATOLOGI
HIDROLOGI ANALISIS EKSTERNAL : TERHADAP NASIONAL TERHADAP
PROVINSI TERHADAP KAB/KOTA LAINNYA KEBUTUHAN NORMATIF
KEBUTUHAN YANG DIRASAKAN KEBUTUHAN YANG DIEKSPRESIKAN
KEBUTUHAN KOMPARATIF KEBUTUHAN YANG AKAN DATANG EVALUASI
KINERJA PKW STRATEGI, RENCANA DAN MODEL PERWUJUDAN PKW
INDRAMAYU DELINIASI WILAYAH PELAYANAN DAN WILAYAH
PERENCANAAN PKW INDRAMAYU INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN PKW
INDRAMAYU RUMUSAN INTERAKSI SISTEM PERKOTAAN & PERDESAAN
PKW INDRAMAYU DAN KEBUTUHAN FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR
24. 24. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 24 Gambar 4. 5 Metodologi
Pelaksanaan Pekerjaan KELUARAN METODA LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN ANTARA LAPORAN AKHIR Perumusan Strategi dan Model
Pengembangan - Delineasi wilayah pelayanan dan wilayah perencanaan PKW Indramayu
- Evaluasi kinerja PKW Indramayu - Rumusan interaksi sistem perkotaan & perdesaan
(sistem pusat pelayanan) PKW Indramayu dan kebutuhan fasilitas & infrastruktur -
Strategi, rencana dan model perwujudan PKW Indramayu - Indikasi program untuk
perwujudan PKW Indramayu Identifikasi wilayah pelayanan, wilayah perencanaan, dan
kebijakan terkait perwujudan PKW Kerangka Teoritis Pengembangan Kawasan
Perkotaan dan Perdesaan Data & Informasi : - Studi Literatur - Laporan-laporan - dsb
Strategi dan Model Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW
Indramayu Inventarisasi Kebijakan/ Peraturan/ Perundangan, Studi Literatur, Menggali
Permasalahan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan, Koordinasi dan Asistensi dengan Tim
Teknis Dinas. Survey Primer dan Sekunder, Visualisasi Lokasi, Kompilasi Data,
Mapping, Koordinasi dan Asistensi dengan Tim Teknis Dinas Identifikasi Potensi dan
Masalah, Perumusan Kebijakan dan Strategi, Perumusan Indikasi Program, Koordinasi
dan Asistensi dengan Tim Teknis Dinas Tinjauan Kebijakan/ Peraturan/ Perundangan,
Tinjauan Teoritis dan Permasalahan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Fakta-Analisa ;
Kondisi Eksisting Wilayah Perencanaan dan Pelayanan, Data-Data Sarana dan Prasarana
Pelayanan Dasar, Dokumentasi Visual, Peta Hasil Mapping dan Digitasi Strategi
Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan, Hasil Evaluasi Kinerja PKW
Indramayu, Sistem Perkotaan & Perdesaan (Sistem Pusat Pelayanan), Rencana
Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur dan Indikasi Program
Peraturan/Perundangan : - UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang - Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan - Peraturan
MenteriPekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan dan
StrategiNasional Pengembangan Perkotaan - Peraturan Daerah ProvinsiJawa Barat
Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pengembangan Jawa Barat Bagian Utara Analisis
Kebutuhan - Kebutuhan normatif (normative need) - Kebutuhan yang dirasakan (felt
need) - Kebutuhan yang diekspresikan - (expressed need) - Kebutuhan komparatif
(comparative need) - Kebutuhan masa yang akan datang (anficipated/future need)
Kebijakan Penataan Ruang : - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) -
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat - Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Indramayu Analisis Lahan Kawasan Analisis Internal : - Analisis Topografi -
Analisis Klimatologi - Analisis Hidrologis - Analisis Aksesibilitas Kawasan - Analisis
Pola Vegetasi Analisis Eksternal : - Terhadap Nasional - Terhadap Provinsi - Terhadap
Kab/Kota Lainnya Arahan Rencana/Kebijakan/ Kriteria Terkait PKW Indramayu
25. 25. [LAPORAN PENDAHULUAN] Penyusunan Strategi dan Model Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di PKW Indramayu IV - 25 Contents 4.1
PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN........................................................ 1
4.1.1 Pendekatan Normatif .................................................................................... 1 4.1.2
Pendekatan Partisipatif................................................................................. 3 4.1.3
Pendekatan Teknis - Akademis ..................................................................... 5 4.1.4
Pendekatan Eksploratif ................................................................................. 6 4.1.4.1
Eksplorasi dalam Proses Pengumpulan Data & Informasi......................... 6 4.1.4.2
Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi........................................... 6 4.1.4.3
Pendekatan Studi Dokumenter dalam Identifikasi dan Kajian Materi Pekerjaan 7 4.1.4.4
Pendekatan Preskriptif dalam Perumusan Konsep Pengembangan Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan............................................................................. 7 4.1.5 Pendekatan
Incremental-Strategis dan Strategis-Proaktif ........................... 7 4.1.5.1 Pendekatan
Incramental-Strategis............................................................ 7 4.1.5.2 Pendekatan
Strategis-Proaktif................................................................... 8 4.1.5.3 Pencampuran
Kedua Pendekatan dalam Pelaksanaan Pekerjaan ............ 9 4.1.5.4 Pendekatan
Pembangunan Berkelanjutan................................................ 9 4.1.6 Konsep
Perancangan................................................................................... 11 4.2 METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN ..................................................... 12 4.2.1 Metode
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan................................................. 12 4.2.2 Metode
Pelaksanaan Survey....................................................................... 13 4.2.3 Metode
Analisis........................................................................................... 15 4.2.4 Metode
Perumusan Rencana...................................................................... 21 4.2.5 Metode
Penyempurnaan Rencana ............................................................. 21 4.2.6 Metode
Pelaksanaan Diskusi dan Konsultasi.............................................. 22 Tabel 4. 1 Analisis
SWOT.......................................................................................................................... 20
Gambar 4. 1 Diagram Pendekatan Normatif Yang Berorientasi Masalah................... 2
Gambar 4. 2 Mekanisme Umum Pendekatan Partisipatif ........................................... 4
Gambar 4. 3 Diagram Alir Pendekatan Berkelanjutan............................................... 10
Gambar 4. 4 Kerangka Pikir Studi .............................................................................. 23
Gambar 4. 5 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan...................................................... 24

Anda mungkin juga menyukai