Disinfeksi PDF
Disinfeksi PDF
Jumlah SKS 3
1.4 MANFAAT
Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pertemuan ini adalah
meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai diinfeksi, termasuk
didalamnya disinfeksi secara fisik, secara kimia dan kiteria desain disinfeksi.
2.1 UMUM
Disinfeksi merupakan proses untuk membebaskan air minum dari
mikroorganisme patogen dengan cara memutuskan rantai antara Manusia
dengan bibit penyakit melaui media air. Metoda disinfeksi, secara umum ada
dua, yaitu cara fisik dan cara kimiawi. Disinfeksi secara fisik adalah perlakuan fisik
terhadap mikroorganisme, yaitu panas dan cahaya yang mengakibatkan matinya
mikroorganisme akibat perlakuan fisik tersebut. Air panas hingga titik didihnya
akan merusak sebagian besar bakteri. Sinar matahari mempunyai sinar ultra
violet yang cukup berperan dalam mematikan mikroorganisme.
Disinfeksi secara kimiawi adalah memberikan bahan kimia ke dalam air
sehingga terjadi kontak antara bahan tersebut dengan mikroorganisme yang
berakibat matinya mikroorganisme. Beberapa bahan kimia untuk disinfeksi yang
umum adalah klor dan senyawanya, brom, iodine, ozone, fenol dan senyawa
fenolat, alkohol, logam berat dan senyawa yang berkaitan, bahan pewarna,
sabun dan deterjen sintetis, senyawa ammonium kuarter, hidrogen peroksida
dan beberapa basa dan asam. Dari bahan-bahan kimia diatas, klor dan ozone
yang paling umum digunakan dalam disinfeksi air minum.
Bahan yang akan digunakan untuk disinfeksi harus memenuhi persyratan
sebagai berikut:
Dapat membunuh berbagai jenis dan populasi pathogen di dalam air pada
waktu dan suhu tertentu
Tidak bersifat racun terhadap manusia dan mahluk hidup lain
Murah, metode penyimpanan serta pembubuhan mudah dan aman
Mudah dianalisa dan dideteksi
Menyisahkan sejumlah kadar tertentu dalam air
3
2.2 DISINFEKSI SECARA FISIK
1. Pemanasan
4
2.3 DISINFEKSI SECARA KIMIA
Bahan pengoksidasi/oksidan yang dapat digunakan adalah:
Kelompok halogen, klorin (paling efektif), bromin dan iodin (kolam renang)
Ozon (terkuat, mahal tanpa meninggalkan sisa untuk pengaman jaringan)
KMnO4 dan H2O2 (Digunakan di rumah sakit)
Ion logam Ag (perak) (efektif untuk bakteri)
CuSO4 efektif untuk ganggang bukan untuk bakteri
Teknologi desinfeksi dengan bahan kimia, tergantung pada :
Jenis bakteri
Kadar desinfektan
Kondisi air yang didensinfeksi dan pH
Waktu kontak
Desinfeksi yang paling efektif adalah klorin, HOCl dan OCl- (Klor bebas)
dibanding dengan Klor terikat NH2Cl, NHCl3 dan NCl3 pada pH tertentu.
1. Klorinasi
Klor merupakan bahan yang paling umum digunakan sebagai disinfektan
karena efektif pada konsentrasi rendah, murah dan membentuk sisa klor jika
diterapkan pada dosis yang mencukupi. Beberapa faktor penting yang
mempengaruhi efisiensi disinfeksi dengan klor adalah:
Kekuatan dari desinfektan
Konsentrasi dari desinfektan
Temperatur
Pengadukan
Reaksi breakpoint
Waktu kontak
Karakteristik air
Karakteristik mikroorganisme
pH
5
Senyawa klor yang umum digunakan adalah gas klor (Cl 2), kalsium
hipoklorit (Ca(OCl)2), sodium hipoklorit (NaOCl) dan klor dioksida (ClO 2). Reaksi
klorinasi :
Dosis klor adalah jumlah klor yang ditambahkan pada air untuk
menghasilkan residu spesifik pada akhir waktu kontak. Hasil sisa (residu)
adalah dosis dikurangi kebutuhan klor yang digunakan oleh komponen dan
materi organik yang ada dalam air. Dosis klor yang dibutuhkan pada proses
pengolahan ditentukan dengan uji laboratorium atau pilot plant. Dosis klor
dapat bervariasi tergantung pada kualitas air, temperatur dan kondisi iklim
yang lain. Umumnya, dosisnya berada pada rentang 0,2 sampai 4 mg/L. Tabel
berikut menunjukkan dosis klor yang dianjurkan.
Tabel 13.2 Dosis Klor yang Diperlukan untuk Disinfeksi
6
desinfektan klor. BPC maksimum terjadi pada pH 6,5 8,5 dengan waktu
kontak lebih dari 30 menit
7
Gambar 13.2 Skema sel pembentukan ozone
8
Gambar 13.3 Bak kontak ozone
Pada reaksi itu terbentuk radikal bebas, HO 2 dan HO, yang mempunyai
kekuatan oksidasi besar dan merupakan bentuk yang aktif dalam proses
disinfeksi. Radikal bebas ini juga mempunyai kekuatan oksidasi untuk bereaksi
dengan pengotor lain dalam larutan.
Bila ozone masuk ke dalam air, akan terjadi dua kemungkinan, yaitu
oksidasi langsung yang berlangsung lambat dan selektif, dan auto-
dekomposisi menjadi radikal hidroksil yang berlangsung cepat. Auto-
dekomposisi dipercepat oleh adanya radikal hidroksil, radikal organik,
hidrogen peroksida, sinar ultra violet, atau ion hidroksida dalam konsentrasi
tinggi. Radikal hidroksil dapat mengoksidasi organik dengan cepat dan tidak
selektif. Oksidasi langsung akan terjadi bila pH air rendah dan auto
dekomposisi akan terjadi bila pH air tinggi.
Ozone bereaksi dengan senyawa anorganik seperti ion nitrat, besi,
mangan, sulfida, dan amonium. Oksidasi substansi anorganik ini dengan
prosese ozonisasi sangat cepat dan lengkap. Ozone, sebagai oksidan yang kuat
dan efektif, merusak banyak senyawa organik penyebab warna, rasa, dan bau
dalam air minum. Oleh karena itu, ini secara luas digunakan untuk
mengendalikan rasa dan bau, menyisihkan warna dan menyisihkan besi dan
mangan.
Ozone juga bereaksi dengan bahan organik alami (NOMs=natural
organic matters), di antaranya senyawa alifatik dan aromatik, asam humit dan
9
pestisida. Ozon menguraikan senyawa organik menjadi jenis molekul yang
lebih rendah, seperti aldehid dan keton.
Keuntungan dan kerugian ozone dalam pengolahan air minum
tercantum pada Tabel berikut 12.3, Sedangkan perbandingan berbagai bahan
kimia sebagai disinfektan dapat dilihat pada Tabel 12.4,
Tabel 13.3 Keuntungan dan Kerugian Ozone sebagai Disinfektan
10
III PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
Disinfeksi merupakan proses untuk membebaskan air minum dari
mikroorganisme patogen dengan cara memutuskan rantai antara Manusia
dengan bibit penyakit melaui media air.
Metoda disinfeksi ada dua, yaitu cara fisik dan cara kimiawi. Disinfeksi
secara fisik adalah perlakuan fisik terhadap mikroorganisme, yaitu panas dan
cahaya yang mengakibatkan matinya mikroorganisme. Sedangkan disinfeksi
secara kimiawi adalah memberikan bahan kimia ke dalam air sehingga terjadi
kontak antara bahan tersebut dengan mikroorganisme yang berakibat matinya
mikroorganisme
3.2 SOAL TES FORMATIF
Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa
pertanyaan sebagai berikut:
1. sebutkan syarat bahan yang digunakan untuk filtrasi !
2. Jelaskan perbedaan disifeksi fisik dengan disinfeksi kimia !
Hamer, Mark J. 1975, Water and Waste Water Technology, John Wiley & sons,
Inc.
Masduki, A. (2009), Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Air Minum, Jurusan
Teknik Lingkungan, FTSP, ITS Surabaya.
Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G. (2000), Water Work Engineering: Planning,
Design & Operation, Prentice Hall PTR, Texas.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6774: 2008 tentang Tata cara perencanaan
unit paket instalasi pengolahan air, Badan Standarisasi Nasional.
11