DISUSUN OLEH:
NURIZA CHOIRUL FHADILAH
P.1337420916022
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Mubarak 2002).
2. Struktur keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi untuk bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, dan tidak mengulang - ulang
isu dan pendapat sendiri.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah (Murwani,
2007).
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Sudiharto, (2007), antara adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif (The affective function) : Fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social placement
fungtion) : Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
c. Fungsi Reproduksi (reproductive function): Fungsi untuk mempertahankan
generasi menjadi kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function): Fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.
4. PERKEMBANGAN FISIK
a. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah
lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak
mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia
prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan
Mandle, 1994)
Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan
kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang
biasanya diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat
untuk mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi,
dan olah raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi
dan lebih berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira
2 tahun sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.
b. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut
jantung rata- rata 70 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan
frekuensi pernafasan stabil 19 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan
menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode
ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran
dewasa.
c. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat
dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar
yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama
bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan
individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai
terlihat. Perbedaan individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam
partisipasi anak dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot yang
terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar
tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan
pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas.
Ketrampilan meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa
kanak kanak membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan
personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses
kebutuhan ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian
anak dalam area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi
dalam perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.
d. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika
terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia
sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang
seimbang dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan
orang tua untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak
untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas.
5. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir
dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh
persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7
tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal
sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan symbol secara
operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan
proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga
kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan.
Pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem
solving) yang sederhana.
a. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di
nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-
kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia
dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-
nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai
berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang
suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau
kata-kata yang di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian
berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki
kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan
dengan teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak
meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan
strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta
menjadi kalimat.
6. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang
penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang
mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang
menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak
berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
a. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan
kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai
prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha
untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya,
karena informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan
menjadi pedoman pada tingkah lakunya.
b. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas
jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di
pertahankan oleh anak biasa di sebut geng. Umumnya anak laki-laki dan
perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh
sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat
pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi
adanya kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan
anak sekolah menuju adolesens.
c. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada
periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini
banyak peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar
pada seksualitasnya.
d. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih
individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi
seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan.
Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain
dinilai.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx 1
Intervensi
a. Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi.
b. Bantu ibu/orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang
yang dilewati anak dengan masa pertumbuhan dan perkembangan.
c. Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
2. Dx 2
intervensi
a. Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini
sesuai umur.
b. Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
c. Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Dx 3
Intervensi
a. Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
b. Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu
c. Beri makanan yang aman untuk usia anak
d. Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
DAFTAR PUSTAKA