Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
Allah Swt. kami dapat menyelesaikan makalah Konvensi Naskah. Dalam makalah
ini berisi tentang pengertian dan penjelasan terperinci mengenai konvensi naskah..

Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
karena sumber yang kami miliki sangatlah minim. Semoga makalah ini dapat
bermamfaat bagi kita dan para pembaca terutama dalam menambah wawasan kita
mengenai konvensi naskah. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada
para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan
segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.

Makassar, 27 September 2017


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah
disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi
aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi
naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan
yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim
mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi
pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

Dalam pembuatan naskah yang harus memperhatikan struktur kalimat dan


pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang ditulis itu jelas,
teratur dan menarik. Namun, ada hal yang lebih penting yaitu, sebuah karangan yang
menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal, bagaimana supaya bentuk
atau wajah dari karangan itu sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik.
Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan
yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum
disebut dengan konvensi naskah. Oleha karena itu, kami menyusun makalah agar kita
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang mencakup konvensi naskah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan konvensi naskah
2. Bagaimana pelafalan yang benar dalam bahasa Indonesia?
3. Bagaimana pemisahan susku kata sesuai dengan EYD
4. Bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan EYD
5. Bagaimana penulisan kata dalam EYD

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui maksud dari EYD
2. Mengetahui pelafalan yang benar dalam berbahasa Indonesia
3. Mengetahui pemisahan suku kata yang sesui dengan EYD
4. Mengetahui penulisan huruf yang benar sesuai dengan EYD
5. Mengetahui penulisan kata dalam EYD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konvensi Naskah

Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati
dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di
dalam suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah
karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian
materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan
lainnya.

Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan naskah yaitu:

1. Naskah ditulis dalam format siap cetak


2. Judul ditulis huruf kapital dan huruf tebal
3. Naskah ditulis dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 12.
4. Ukuran kertas A4 dengan margin 4, 4, 3, 3 cm (kiri, atas, kanan, bawah)
5. Alinea baru dimulai pada ketikan keenam dari batas kiri tanpa spasi.
6. Untuk kata asing makadipergunakan cetakan miring
7. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan
bulat yang kurang dari 10 harus menggunakan ejaan.
8. Tabel maupun gambar harus diberi keterangan yang jelas dan diberi nomor urut.
9. Identitas penulis harus dicantumkan di bawah judul.

B. Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:


1. Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian ini dapat disebut juga sebagai halaman pendahuluan yang sama sekali
tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi
bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang
kelihatan lebih menarik.

a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman ini tidak mengandung apa-
apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul
buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas.
Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.

Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan


nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan
identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit
kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Unsur-unsur penulisan Judul sebagai berikut:

Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.


Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan
identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun
penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal),
atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:

1) Komposisi tidak menarik.

2) Tidak estetik.

3) Hiasan gambar tidak relevan.

4) Variasi huruf jenis huruf.

5) Kata ditulis (disusun) oleh.

6) Kata NIM/NRP.

7) Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.

8) Kata-kata yang berisi slogan.

9) Ungkapan emosional.

10) Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

b. Halaman Persembahan (kalau ada)

Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal
itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu
halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya :

Kutulis novel ini dengan cahaya cinta

untuk mahar menyunting belahan jiwa,


Muyasaratun Saidah binti KH. Muslim Djawahir, alm.

Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa

Qurrata ayuni wajalnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]

Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini
ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan
halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan (kalau ada)

Halaman ini harus disiapkan untuk sebuah Tugas Akhir (TA), skripsi, tesis dan lain
sebagainya. Karena digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-
tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan
administratif sebagai karya ilmiah. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan
persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.

Hal-hal yang harus dihindarkan :

Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.


Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
Tulisan melampaui garis tepi.
Menulis nama tidak lengkap.
Menggunakan huruf yang tidak standar.
Tidak mencantumkan gelar akademis.

d. Kata Pengantar

Sering terdapat dua istilah yang saling bertukar penggunaannya yaitu Kata Pengantar
dan Kata Pendahuluan atau Pendahuluan. Sebaiknya penggunaan kedua istilah itu dibedakan.
Kata Pengantar sebaiknya dipergunakan untuk bagian ini, sedangkan Pendahuluan
dipergunakan untuk menyebut bagian awal dari isi karangan.

Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan dari keseluruhan karya
ilmiah yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan
Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi
karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan
kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang
dalam isi karangan.
Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :

Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang,
atau organisasi/lembaga.
Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga
yang membantu.
Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa
dibubuhi tanda-tangan.
Harapan penulis atas karangan tersebut.
Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

Hal-hal yang harus dihindarkan :

o Menguraikan isi karangan.


o Mengungkapkan perasaan berlebihan.
o Menyalahi kaidah bahasa.
o Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
o Kurang meyakinkan.
o Kata pengantar terlalu panjang.
o Menulis kata pengantar semacam sambutan.
o Kesalahan bahasa : ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.

e. Daftar Isi

Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-
unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten
baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi
ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

f. Daftar Gambar (kalau ada)

Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum
dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan:
judul gambar dan nomor halaman.

g. Daftar Tabel (kalau ada)

Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel
dan nomor halaman.

2. Bagian Isi Karangan

a. Pendahuluan

Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian


pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari
uraian itu. Unsur-unsur pendahuluan :

1) Latar belakang masalah, menyajikan :

Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah


Kegunaan praktis hasil analisis (memberikan masukan bagi kebijakan
dalam keputusan)
Pengetahuan tentang studi kepustakaan
Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan
Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis,
cukup dijawab dengan ya atau

2) Tujuan penulisan berisi :

Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai


Upaya pokok yang harus dilakukan
Tujuan utama yang dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang dibahas.

3) Ruang lingkup masalah berisi :

Pembatasan masalah yang akan dibahas.


Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
Definisi atau batasan pengertian istilah

4) Landasan teori menyajikan :

Deskripsi atau kajian teoritik


Penjelasan hubungan teori dengan kerangka

5) Sumber data penulisan berisi :

Sumber data sekunder dan data primer.


Kriteria penentuan jumlah data.
Kriteria penentuan mutu data.
Kriteria penentuan sample.
Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

6) Metode dan teknik penulisan berisi :

Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan


Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti
wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data,
dan kesimpulan.

7) Sistematika penulisan berisi :

Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan


kesimpulan.
Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

b. Tubuh Karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas
secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur
berikut ini :

1) Ketuntasan materi :

Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan
data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau
diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan
pembenaran.

2) Kejelasan uraian/ deskripsi :

a) Kejelasan konsep (keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna).

b) Kejelasan bahasa (ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya).

c) Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta

3) Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :

a) Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata : saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman
saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan
bahwa, uji laboratorium membuktikan bahwa, survei membuktikan bahwa,

b) Kesalahan : pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang
cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan)
tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi,
pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional,
proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai
dengan judul

4) Kesimpulan

Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan,
dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki
cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian
penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik
mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau
penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.

Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara :

a) Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan


argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan
perkembangan dalam tubuh karangan itu.

b) Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu
3. Bagian Pelengkap Penutup

a. Daftar Pustaka (Bibliografi)

Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku,
artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian
karangan.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :

o Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.


o Tahun terbit.
o Judul buku: penulisannya bercetak miring.
o Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.
o Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor,
dan tahun terbit.

Keterangan :

1) Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.

2) Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan
nama pengarang.

3) Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di
belakangnya diberi keterangan ed. editor

4) Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.

5) Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang
pengarang.

b. Lampiran (Apendix)

Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara
panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini.
Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran
ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar
tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

c. Indeks

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan
penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.

d. Riwayat Hidup Penulis


Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut
daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau
pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan,
pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

https://rizkikusrana.wordpress.com/2015/01/30/bahasa-indonesia-konvensi-naskah/

DAFTAR PUTAKA
Mokhtar, Masrurah. dkk. 1967. Bahasa Indonesia. Jakarta:Gunung Agung

https://rizkikusrana.wordpress.com/2015/01/30/bahasa-indonesia-konvensi-
naskah/

Anda mungkin juga menyukai