Tentukan f(x) adalah suatu fungsi dari suatu variabel real x, fungsi ini bersifat periodik dengan
lebar periode 2, sehingga f(x+2)=f(x), untuk setiap bilangan real x. Kita akan mencoba
menulis fungsi tersebut sebagai suatu jumlah tak hingga, atau sebagai deret dari fungsi-fungsi
periodik 2 yang sederhana. Kita akan mulai dengan suatu jumlah tak hingga dari fungsi-fungsi
sinus dan cosinus pada interval [-, ], lalu kita akan menggunakan formulasi-formulasi yang
berbeda-beda dan kemudian melakukan generalisasi.
Dan
Kita akan mencoba menata konfigurasi dengan penulisan sebagai deret maka:
dari persamaan di atas tampak bahwa pada n=0 mempunyai nilai yang tidak tergantung pada
bagian sinusoidalnya sehingga dapat dirumuskan:
Penulisan jumlah parsial dari deret fourier f diatas dan dilakukan perluasan sampai pada nilai
tak terhingga dapat dirumuskan menjadi:
disebut sebagai deret fourier .
Contoh 1:
Sebagai contoh mari kita uraikan bentuk gelombang kotak (square wave) :
dengan n = 1,2,3,4,5,, bilangan real
maka akan diperoleh kesetaraan deret fourier dari gelombang kotak sebagai berikut:
atau
Di bawah ini adalah grafik pendekatan deret fourier hingga n=13 beserta gelombang kotak
originalnya, dengan a = 10.
Gambar 1, gelombang kotak
Contoh 2:
maka,
atau,
Grafik gelombang gigi gergaji dapat dilihat di bawah ini, grafik ini diperluas ekspansi variabelnya
dengan -2 x 2, a = 10 dan n = 1,2,3,4,5:
dengan i sebagai penanda bagian imajiner, kita telah mengenal di awal bab ini bahwa koefisien-
koefisien deret Fourier dibentuk oleh serangkaian fungsi kosinus dan sinus.
Manipulasi matematis atas dua rumus Euler di atas menghasilkan:
Maka :
dan
maka
Dengan memanipulasi batasan n pada bagian paruh kedua ruas kanan persamaan (1) dengan
menganggapnya sebagai cermin diperoleh:
Lebih jauh:
dan
Pada ilmu kerekayasaan, ketika variable x menandakan waktu, urutan koefisien tersebut dinamai
ranah frekuensi. Gelombang kotak sering digunakan untuk menunjukan bahwa ranah dari fungsi
merupakan susunan frekuensi diskret.
Konvergensi dan aproksimasi
Deret Fourier tidak selalu memenuhi sifat konvergensi, dan bahkan jika konvergen pada suatu
nilai tertentu x0 dar x, jumlah dari suatu deret pada x0mungkin berbeda dari nilai f(x0) dari
persamaan aslinya. Perihal konvergensi adalah satu dari pertanyaan-pertanyaan mendasar
dalam analisis harmonik untuk menentukan kapan deret fourier memenuhi konvergensi, dan
kapan jumlah dari deret sama dengan fungsi aslinya.
Contoh 3:
Berikut ini adalah satu set persamaan yang aproksimasi Fouriernya tidak mempunyai
konvergensi, yaitu persamaan gelombang gigi gergaji dengan mengambil rentang - x
dapat ditulis demikian:
atau
atau
Penyusunan persamaan penulis tinggalkan untuk latihan para pembaca, berikut ini grafiknya:
Pernyataan ini disebut sebagai jumlah parsial. Kita akan melihat, bagaimanakah cara (SN )(x)
konvergen ke f(x) sejalan terhadap N menuju ke tak-berhingga.
Perhitungan akar terkecil
Katakanlah bahwa p adalah polinomial trigonometri pada derajat N dengan bentuk
Perlu ditekankankan bahwa SN adalah satu polinom trigonometri dengan derajat N. Teorema
Parseval mengimplikasikan bahwa:
Teorema: Polinom trigonometrik SN merupakan polinom trigonometri terbaik yang unik pada
derajat N yang mendekati f(x), dengan anggapan tersebut, untuk setiap polinom
trigonometrik p adalah tidak sama dengan SN (p SN ) pada derajat N, kita dapat
merumuskan
Perumusan di atas dapat dringkaskan oleh norma ruang Hilbert:
Mari kita coba mengulas teorema ini menggunakan contoh 3 di atas tanpa mempertimbangkan
bentuk eksponensial, hal ini dilakukan supaya kita memahami dahulu perhitungan akar terkecil.
Kita ambil N=14,
memperoleh dan .
dan
selanjutnya para pembaca dipersilakan melanjutkan, maka akan diperoleh hasil seperti pada
contoh 3.
(*)Catatan: Grafik yang dibuat menggunakan program Microsoft Office Excel dengan
pertimbangan program tersebut selalu menjadi bawaan Windows yang umum digunakan, pula
mudah dioperasikan dan cukup akurat untuk analisis awal Fourier