MARTHA MISA
NO STB : 056/G/14
TUGAS KONSERVASI
PENGERTIAN
Identifikasi artinya dalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari
seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan
dengan identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang dengan membedakan dari orang lain.
3. Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan keteranga pribadi, dari penggabungan
tersebut biasanya yang paling dapat dipercaya berupa : KTP, Pasport, SIM dan sebagainya.
a. Wawancara langsung dengan sumbernya atau orang lain, biasanya sebelum wawancara dimulai
sudah disiapkan pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan.
b. Mengisi formulir identifikasi oleh orang yang bersangkutan, dalam membuat format isian buatlah
pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga mudah diisi dan tidak ragu-ragu.
c. Gabungan wawancara dengan mengisi formulir, setelah formulir diisi maka dilanjutkan dengan
wawancara untuk meyakinkan isian yang telah dibuat, shingga informasi yang diperoleh akan lebih
akurat.
a. Data identifikasi bisa tidak akurat/benar karena memang dibuat tidak benar untuk tujuan tertentu.
b. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat menimbulkan kesalahfahaman sehingga data yang
diperoleh kurang akurat/kurang jelas, atau karena situasi tertentu sehingga seseorang takut/malu
mengungkapkan identitas.
DATA IDENTIFIKASI PASIEN DI RUMAH SAKIT
Setiap berkas rekam medis pasien dirumah sakit pasti memuat data identifikasi pasien, oleh karena itu
dapat dibayangkan betapa sangat banyaknya tersimpan data identikasi pasien di rumah sakit.
Unit rekam medis sangat pertanggung jawab atas kelengkapan data identifikasi setiap pasien, maka
dalam memperoleh data identifikasi pasien harus diperoleh data selengkap mungkin sehingga dalam
proses pelayanan kesehatan selanjutnya akan berjalan dengan baik.
Masalah masalah yang timbul akibat dari kesalahan identifikasi akan menyebabkan kerugian bagi
rumah sakit karena akan terjadi pemborosan waktu, tenaga, materi ataupun pekerjaan yang tidak
efisien dan lebih jauh akan merugikan pasien itu sendiri, misalnnya kesalahan pemberian
obat/tindakan dsb.
Sebaiknya identifikasi pasien dilakukan sebelum pasien diperiksa/dirawat, oleh karena itu sedapat
mungkin keterangan-keterangan dapat diminta langsung kepada pasien sendiri, tetapi bila tidak
mungkin dapat dimintakan keterangan kepada famili atau teman terdekat yang ada.
Pengumpulan data identifikasi di rumah sakit sebaiknya dilakukan dengan cara wawancara dan
pengisian formulir dan akan lebih baik bila didukung dengan keterangan-keterangan lain yang bersifal
legal, misalnya KTP, Pasport, SIM dsb.
1. Petugas harus tenang, ramah, sopan dalam menghadapi pasien, mendengarkan dengan penuh
perhatian dan sabar menjelaskan hal-hal yang ditanyakan, perlu di ingat bahwa orang yang datang
dirumah sakit adalah orang yang dalam kesusahan, sehingga kemungkinan emosinya kadang tidak
terkontrol dan kesan pertama pasien kepada rumah sakit terletak pada pelayanan di tempat
penerimaan pasien (Admission office)
2. Petugas harus teliti dalam mencatat data identitas pasien
3. Harus ada petunjuk tertulis tentang tata cara pencatatan atau penulisan yang harus diikuti oleh
semua petugas, seperti cara penulisan nama, gelar dsb.
Untuk dapat mencatat data identifikasi pasien yang lengkap dari pasien maka perlu disediakan kolom-
kolom dan cara pengisiannya/penulisannya.
2. Nama Pasien
a. Apabila dengan wawancara, penyebutan nama sebaiknya dengan di eja, ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan dalam penulisan nama.
b. Nama pasien harus lengkap (bukan nama panggilan)
c. Nama pasien sendiri
d. Bagi pasien wanita yang bersuami, ditulis dengan NAMA SENDIRI baru di ikuti nama suami.
Misalnya, : Ny. Suhatini Suwardjo dsb
e. Nama marga ditulis dibelakang nama sendiri, misalnya : Ny.Suciati Sihite
f. Gelar ditulis dibelakang nama, misalnya : Gunarto, Drs, Gunarsih, dr. dsb.
g. Penulisan nama harus dengan huruf cetak atau capital.
h. Pencatatan harus menggunakan ejaan yang disempurnakan. Dsb
3. Alamat
Penulisan alamat sebaiknya ditulis alamat tinggal sekarang (sesuai dengan KTP), dengan mencatat
nama jalan, nomor rumah, RT?RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten atau Kota Madya dan Kode
Pos.
5. Umur
Diisi sesuai isian/kolom yang disediakan, misalnya jika umurnya masih dalam hari maka penulisan
diletakan dalam kolom hari, jika umurnya bulan maka penulisan dalam kolom bulan dst.
6. Jenis Kelamin
Diisi yang jelas.
7. Status Perkawinan
a. Kawin
b. Belum/Tidak kawin
c. Duda
d. Janda
8. Agama
a. Islam
b. Protestan
c.Roma Khatolik
d. Hindu
e. Budha
f. Lainnya ()
9. Pendidikan
a. Belum/Tidak tamat SD d. Tamat SLTA
b. Tamat SD e. Tamat Akademi
c. Tamat SLTP f. Tamat Universitas/PT
10. Pekerjaan
Ditulis pekerjaan pasien dan alamat pekerjaan lengkap dengan nomor telepon.
11. KTP
Nomor KTP harus ditulis dengan lengkap dan jelas.
Dalam mencatat data identitas pasien sebaiknya diusahakan sebanyak banyaknya, selengkap
lengkapnya dan dengan banar, jika dalam mencari data pasien dapat diperoleh dengan selelengkap
mungkin dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan maka dengan bukti-bukti itu kita dapat
menetapkan jati diri seorang pasien dengan tepat.
NAMA : MARIA RIPKA PETROSIA ANGGA
NO STB : 06/G/14
TUGAS KONSERVASI
PENGERTIAN
Identifikasi artinya dalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari
seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan
dengan identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang dengan membedakan dari orang lain.
3. Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan keteranga pribadi, dari penggabungan
tersebut biasanya yang paling dapat dipercaya berupa : KTP, Pasport, SIM dan sebagainya.
a. Wawancara langsung dengan sumbernya atau orang lain, biasanya sebelum wawancara dimulai
sudah disiapkan pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan.
b. Mengisi formulir identifikasi oleh orang yang bersangkutan, dalam membuat format isian buatlah
pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga mudah diisi dan tidak ragu-ragu.
c. Gabungan wawancara dengan mengisi formulir, setelah formulir diisi maka dilanjutkan dengan
wawancara untuk meyakinkan isian yang telah dibuat, shingga informasi yang diperoleh akan lebih
akurat.
a. Data identifikasi bisa tidak akurat/benar karena memang dibuat tidak benar untuk tujuan tertentu.
b. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat menimbulkan kesalahfahaman sehingga data yang
diperoleh kurang akurat/kurang jelas, atau karena situasi tertentu sehingga seseorang takut/malu
mengungkapkan identitas.
Setiap berkas rekam medis pasien dirumah sakit pasti memuat data identifikasi pasien, oleh karena itu
dapat dibayangkan betapa sangat banyaknya tersimpan data identikasi pasien di rumah sakit.
Unit rekam medis sangat pertanggung jawab atas kelengkapan data identifikasi setiap pasien, maka
dalam memperoleh data identifikasi pasien harus diperoleh data selengkap mungkin sehingga dalam
proses pelayanan kesehatan selanjutnya akan berjalan dengan baik.
Masalah masalah yang timbul akibat dari kesalahan identifikasi akan menyebabkan kerugian bagi
rumah sakit karena akan terjadi pemborosan waktu, tenaga, materi ataupun pekerjaan yang tidak
efisien dan lebih jauh akan merugikan pasien itu sendiri, misalnnya kesalahan pemberian
obat/tindakan dsb.
Sebaiknya identifikasi pasien dilakukan sebelum pasien diperiksa/dirawat, oleh karena itu sedapat
mungkin keterangan-keterangan dapat diminta langsung kepada pasien sendiri, tetapi bila tidak
mungkin dapat dimintakan keterangan kepada famili atau teman terdekat yang ada.
Pengumpulan data identifikasi di rumah sakit sebaiknya dilakukan dengan cara wawancara dan
pengisian formulir dan akan lebih baik bila didukung dengan keterangan-keterangan lain yang bersifal
legal, misalnya KTP, Pasport, SIM dsb.
1. Petugas harus tenang, ramah, sopan dalam menghadapi pasien, mendengarkan dengan penuh
perhatian dan sabar menjelaskan hal-hal yang ditanyakan, perlu di ingat bahwa orang yang datang
dirumah sakit adalah orang yang dalam kesusahan, sehingga kemungkinan emosinya kadang tidak
terkontrol dan kesan pertama pasien kepada rumah sakit terletak pada pelayanan di tempat
penerimaan pasien (Admission office)
2. Petugas harus teliti dalam mencatat data identitas pasien
3. Harus ada petunjuk tertulis tentang tata cara pencatatan atau penulisan yang harus diikuti oleh
semua petugas, seperti cara penulisan nama, gelar dsb.
Untuk dapat mencatat data identifikasi pasien yang lengkap dari pasien maka perlu disediakan kolom-
kolom dan cara pengisiannya/penulisannya.
2. Nama Pasien
a. Apabila dengan wawancara, penyebutan nama sebaiknya dengan di eja, ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan dalam penulisan nama.
b. Nama pasien harus lengkap (bukan nama panggilan)
c. Nama pasien sendiri
d. Bagi pasien wanita yang bersuami, ditulis dengan NAMA SENDIRI baru di ikuti nama suami.
Misalnya, : Ny. Suhatini Suwardjo dsb
e. Nama marga ditulis dibelakang nama sendiri, misalnya : Ny.Suciati Sihite
f. Gelar ditulis dibelakang nama, misalnya : Gunarto, Drs, Gunarsih, dr. dsb.
g. Penulisan nama harus dengan huruf cetak atau capital.
h. Pencatatan harus menggunakan ejaan yang disempurnakan. Dsb
3. Alamat
Penulisan alamat sebaiknya ditulis alamat tinggal sekarang (sesuai dengan KTP), dengan mencatat
nama jalan, nomor rumah, RT?RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten atau Kota Madya dan Kode
Pos.
5. Umur
Diisi sesuai isian/kolom yang disediakan, misalnya jika umurnya masih dalam hari maka penulisan
diletakan dalam kolom hari, jika umurnya bulan maka penulisan dalam kolom bulan dst.
6. Jenis Kelamin
Diisi yang jelas.
7. Status Perkawinan
a. Kawin
b. Belum/Tidak kawin
c. Duda
d. Janda
8. Agama
a. Islam
b. Protestan
c.Roma Khatolik
d. Hindu
e. Budha
f. Lainnya ()
9. Pendidikan
a. Belum/Tidak tamat SD d. Tamat SLTA
b. Tamat SD e. Tamat Akademi
c. Tamat SLTP f. Tamat Universitas/PT
10. Pekerjaan
Ditulis pekerjaan pasien dan alamat pekerjaan lengkap dengan nomor telepon.
11. KTP
Nomor KTP harus ditulis dengan lengkap dan jelas.
Dalam mencatat data identitas pasien sebaiknya diusahakan sebanyak banyaknya, selengkap
lengkapnya dan dengan banar, jika dalam mencari data pasien dapat diperoleh dengan selelengkap
mungkin dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan maka dengan bukti-bukti itu kita dapat
menetapkan jati diri seorang pasien dengan tepat.