Anda di halaman 1dari 3

BAB 5

JARINGAN ADAPTIVE RESONANS THEORY

Jaringan Adaptive Resonans Theory (ART) menggunakan aturan pelatihan tak


terbimbing (unsupervised). Motivasi jaringan ART adalah dapat mengendalikan derajat
kemiripan pola yang berada pada gugus yang sama. Dearajat kemiripan dikendalikan oleh
parameter kewaspadaan. (vigilance). Jaringan ART dikategorikan menjadi dua, yaltu ARTI
untuk penggugusan vector biner dan ART2 untuk vector bernilai kontinyu.

Arsitektur Jaringan ARTI


Jaringan ARTI terdiri atas dua lapis, yaitu lapis Fl (masukan dan antarmuka) dan
lapis F2 (gugus). Seperti terlihat pada Gambar 5.1

Gambar 5.1 Jaringan ART1

Berdasarkan informasi dan unit gugus dan pola masukan,unit Reset mengendalikan
derajat kemiripan pola yang berada pad guus yang sama. Lapisan Fl dan F2 terhubung oleh
dua lintasan bobot, yaitu bobot bottom-up (dad Fl ke F2) dan bobot top-down (dad F2 ke Fl).
Pembaruari bobot dikendalikan oleh persamaan diferensial, tetapi disumsikan bahwa
jaringan ART1 dioperasikan dalam mode pelatihan cepat, yang mana bobot mencapai
keseimbangan saat penyajian pola. Setelah unit gugus dipilih dan bobot diperbarul, maka
sinyal top-down dan bottom-up berresonansi.

Universitas Gadjah Mada 1


Algoritma
Notasi yang digunakan dalam pelatihan jaringan ART1 adalah sebagai berikut:
n : cacah komponen vector masukan.
m : cacah gugus yang dapat dibentuk
bij : bobot bottom-up
tji : bobot top-down
p : parameter kewaspadaan
s : vector masukan biner (n-tupel)
x : vector aktivasi untuk lapis Fib (biner)
II x II : norm vector x yang didefinisikasi sebagai cacah komponen xi
L : Parameter yang digunakan untuk memperbarui bobot bottom-up.

Langkah-Iangkah algoritma adalah sebagai berikut:


Langkah 0. Inisialisasi parameter
L>1
O < P< 1
Inisialisasi bobot:
0 < biji (0) < L / (L—1+n)
tji = 1
Langkah 1. Selama syarat berhenti salah, kerjakan Langkah 2 — 13.
Langkah 2. Untuk setiap masukan pelatihan, kerjakan Langkah 3 — 12
Langkah 3. Tetapkan aktivasi semua unit F2 menjadi nol.
Tetapkan aktivasi unit F1 a sama dengan vector masukan s.
Langkah 4. Hitung norm dari s
IIsII =  si i

Langkah 5. Kirimkan sinyal masukan dan lapis F la ke FIb


xi = si
42
Langkah 6. Untuk setiap node F2 yang tidak dilarang:
Bila yj ≠ - 1, maka
yj =  bij xi
i

Langkah 7. Selama reset benar, kerjakan Langkah 8 — 1 1


Langkah 8. Cari J sedemikian sehingga yj > yj untuk semua node
j Bila yj = -1, maka semua node dilarang dan pola ini
tidak dapat diguguskan.

Universitas Gadjah Mada 2


Langkah 9. Hitung ulang aktivasi x dan aktivasi FIb
xi = Si tJi
Langkah 10. Hitung norm vector x
││ x ││ =  xi
i

Langkah 11. Uji untuk reset


Bila ││ x ││ / ││ s ││ <  , maka:
Yj = - I (node J dilarang ) Ianjutkan
lagi ke Langkah 7
Langkah 12. Perbarui bobot node J ( dengan pelatihan cepat)
biJ (baru) = L xi / ( L — 1 + ││ x ││
tj (baru) = xi
Langkah 13. Uji syarat berhenti

Universitas Gadjah Mada 3

Anda mungkin juga menyukai