Anda di halaman 1dari 4

Sistem pengapian

23/09/2014
Pemerikasaan Primer
Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemanasan mesin/trouble
shooting dalam sistem pengapian air aki dan oli.
 Trouble shooting :
baterai > nyala> oke
Fuse> mati
Kunci kontak > in(B) > off/oke
> Out (IG) > off/ oke
Coil pengapian : nyala: primer > in/out> ok
Balast resistor : in/out >oke
Platina : kabel biru : > oke
 Kesimpulan : sistem pengapian primer dalam kondisi bagus, alsan
knp pengujian kdang nyala kadang enggk krn posisi platina
 Hipotesis msalah :
saat platina tertutup : shorted makA arus mengalir ke
massa krn hambatan dari coil ke lampu lebih besar.
Saat platina terbuka > hambatan udara lebih besar
shg arrusnya lari ke lampu.
Cara pemeriksaan platina pada arus bertegangan
tinggi adalah dengan menggunakan spark plug tester.

Pemeriksaan Sekunder
 Pemeriksaan sekunder yang dilakukan pada platina yaitu dengan
memeriksa kabel rotor yang memiliki tegangan tinggi ketika mesin
hidup. Cara pemeriksaannya yaitu dengan menggunakan obeng
minyang dikaitkan dengan kabel distributor kemudian kabel rotor
didekat-dekatkan dengan massa sampai timbul percikkan api.
Indikator : jika percikan api yang ditimbulkan berwarna orange
kemerah-merahan maka tegangannya kecil. Dan untuk mengetahui
apakah pengapiannya sudah tepat adalah saat percikan api yang
ditimbulkan dari pemeriksaan berwarna kebiru-biruan.
 Pemeriksaan Rotor : rotor dilewati tegangan tinggi sehingga untuk
mencegah adanaya kebocoran maka rotor harus dilapisi dengan
isolator. Cara pemeriksaan rotor adalah saat dilepas dengan bosnya
maka pengukurannya dengan menggunaakan AVO meter jika tidak
berhubungan maka rotor tersebut tidak bocor.
Pemeriksaan yang lain adalah dengan didekatkan dengan kabel
rotor pembagi, jika saat mesin hidup tidak ada nyala api yang keluar
maka tidak bocor atau sebaliknya.
 Pemeriksaan platina dan gap platina.
Secara visual pemeriksaan platina yaitu memeriksa kondisi platina
apakah berkarat, keropos atau tidak. Kemudian secara mekanik
mengukur celah platina sesuai standar yang sudah ada dan sesuai
dengan buku manual service.
Cara pengecekkan yang lain yaitu dengan memakai kabel AVO jika
Range yang ditunjukkan jauh/banyak maka kondisinya perlu
perbaikan jika Range nya sedikit maka baik.
Hasil pengukuran platina dengan menggunakan Avo yaitu 12,73 kilo
ohm. Hasil yang didapatkan tsb menunjukkan bahwa kondisi platina
mash bagus karena indikatornya yaitu platina dlam kondisi baik jika
range nya + 20% dari 15-18 kiloohm, jika rangenya melebihi 18
kiloohm maka platina dalam kondisi buruk.
 Pemeriksaan Kabel Busy : hasil pemeriksaan yaitu 2,58 kilo ohm
Indikator : untuk suzuki : 15 kilo ohm
Toyota : 25 kilo ohm
 Pemeriksaan busy : jika celah busy berwarna hitam dan bnyak
gemuk maka busy harus segera dibersihkan.
Celah busy standar yaitu 0,7-0,8 dan hasil pengukurannya dlah 0,8
sehingga disimpulkan busy tersebut masih dalam keadaan baik.
 Fuse : fuse dalam bentuk gelas indikatornya berupa angka
Fuse modern indikatornya dalam bentuk warna

30 september 2014
Pengukuran RPM, SUDUT DWELL, TIMING LIGHT, SCOPETESTER
 Mengukur Rpm dengan menggunkan tachometer
Mobil daihatsu espass pada alat ukur nya angka yang ditunjukkan
adalah 400 sedangkan pada mobil angka yang ditunjukkan adlah
800.
Suzuki carrie pada awalnya menunjukkan angka 1400 setelah itu
rpm nya disetting hingga rpm nya menjadi 900 dengan standar rpm
normal adalah + 850
Cara pengukuran : kabel +(merah) pada coil dan kabel – pada
massa
 Mengukur sudut dwell (belum kan? :P )
 Mengukur Timing Light :
Langkah : memposisikan Top dengan memutar ke kanan pada fly
wheel atau memutar ke kiri pada distributor.
Kemudian ukur dengan timing light : hasil pengukuran posisi masih
jauh dengan posisi T pada fly wheel
Karena hasil ukurannya belum oas sehingga dilakukan perbaikan
dengan memutar distributor ke kiri dan mengencangkan baut
dirtributor yang dikaitkan dengan massa. Setelah posisi distributor
sesuai dengan posisi top satu kemudian mesin dihidupkan dan
dilakukan pemeriksaan timing light. Hasil pengukuran ke dua adalah
sudah sesuai yaitu pada posisi 10o sehingga pengukuran timing light
sudah selesai.
 Menggunakan scope tester autocraft ap870
Langkah :
 Memasangkah kabel power yaitu kabel + (merah) pada kabel
busy no.1 dan kabel – (hitam/ kabel induksi) pada baterai
(lupai aku )
 Kemudian menempatkan kabel prim yang berarti primer.
Kabel prim adalah kabel warna ijo yang dipasangkan pada
kutub negatif coil.
 Hasil pengukuran
Mengukur tegangan setiap silinder dengan cara memindahkan kabel merah power
pada silinder-silinder yang akan diukur.

Silinder Besar
Tegangan(KV)
1 6,3
3 6,0
4 6,0
2 6,3

Mengukur timing light dengan memncet tombol simbol TLT pada
timing mark diposisikan 0o dan membaca pada layar scope tester
jika hasilnya sudah menunjukkan angka 10 maka dihentikan timing
mark nya dan di tahan (aku g ngeh yang ini :P)

Mengukur power lose pencet tombol power lose dan hasilnya 0O

Mengukur tahanan platina dengan batas maximal yaitu 253 diukur
ketika mesin dihidupkan loh yaaaaa  dan hasil pengukurannya
adalah good

Menganalisa grafik
Pada saat pengukuran ini kabel yang dipasang adlah kabel +/ merah
pada kutup positif coil primer dan kabel hitam/induksi pada kabel
silinder 1.
Untuk mengetahui grafik parade yang dipencet adalah tombol 50kv
dan tombol 50kv pada barisan tombol grafik sekunder.

Anda mungkin juga menyukai