Pertemuan 2 Dan 3 - Kinkat Genap 2010 2011 PDF
Pertemuan 2 Dan 3 - Kinkat Genap 2010 2011 PDF
Kompetensi yang ingin dicapai (2): Kompetensi yang ingin dicapai (3):
6. Memahami beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi: 11. Memahami gambaran reaksi yang berdensitas tetap
definisi secara ekstensif dan intensif, definisi untuk reaksi (constant-density) atau berdensitas berubah
homogen dan heterogen, serta mampu menjelaskan (variable/varying-density)
kaitannya masing-masing. 12. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi untuk
7. Memahami konsep stoikiometri dalam kecepatan reaksi menjabarkan hubungan antara konsentrasi masing2
dan bisa menjelaskan hubungan antara kecepatan reaksi komponen reaksi dengan konversi reaktan-reaktannya.
yang dinyatakan terhadap masing-masing 13. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi dan
komponen/zatnya. persamaan keadaan gas (ideal) untuk menjabarkan
8. Memahami stoikiometri reaksi (melalui penyusunan tabel hubungan antara tekanan parsial masing2 komponen
stoikiometri), untuk reaksi tunggal-vs-kompleks, maupun reaksi dengan tekanan totalnya.
sistem batch-vs-kontinyu (alir). 14. Memahami makna persamaan kinetika/kecepatan/laju
9. Memahami istilah2 konversi reaksi, yield (perolehan) reaksi kimia dan bagaimana persamaan tersebut
produk, dan selektivitas produk, serta kaitannya dengan diperoleh (untuk melakukan studi kinetika).
stoikiometri reaksi. 15. Memahami model persamaan kinetika reaksi yang
10. Memahami gambaran reaksi yang berlangsung secara berbentuk hukum pangkat (power-law) dan non-hukum
batch. pangkat.
PENGGOLONGAN REAKSI-1
Kompetensi yang ingin dicapai (4):
1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem
16. Memahami konsep orde atau tingkat reaksi (dalam reaksi
kinetika hukum pangkat) dan perbedaannya dengan Reaksi homogen, reaksi heterogen
kemolekulan/molekularitas reaksi, serta memahami 2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalis
perbedaan antara reaksi elementer dan non- Reaksi katalitik, reaksi non-katalitik
elementer (dalam konteks ini). 3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau
17. Memahami konstanta kecepatan reaksi (atau ireversibel)
kecepatan reaksi spesifik, k) dalam persamaan Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel,
kinetika reaksi dan mampu mengidentifikasikan reaksi seri atau konsekutif atau berurutan,
orde sebuah reaksi homogen berdasarkan satuan k. reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai,
reaksi polimerisasi)
18. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Berdasarkan kemolekulan reaksinya
kecepatan reaksi. Reaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi
19. Memahami pengaruh suhu terhadap kecepatan trimolekuler atau termolekuler
reaksi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif 5. Berdasarkan orde reaksinya
(melalui pendekatan korelasi Arrhenius). Reaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan
pecahan
1
PENGGOLONGAN REAKSI-2
6. Berdasarkan arah reaksinya
Contoh-
Contoh -contoh Reaksi
Reaksi reversibel (bolak-balik)
Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak- Berorde 1:
balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan. Dekomposisi N2O5: N2O5 2 NO2 + ½ O2
Reaksi ireversibel (searah)
Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu Berorde 2:
arah; tidak ada keadaan setimbang, Pembentukan HI: H2 + I2 2 HI
meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi
kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Berorde 3:
Banyak kasus kesetimbangan berada sangat
jauh di kanan sedemikian sehingga 2 NO + O2 2 NO2
dianggap ireversibel.
7. Berdasarkan jenis pengoperasian reaktornya Berorde pecahan:
Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau Pembentukan phosgene dari CO dan Cl2 (r = k (Cl2)3/2 CO)
kontinyu
8. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya) Heterogen nonkatalitik:
Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan
tetap), reaksi adiabatik, reaksi non- C (s) + O2 (g) CO2 (g)
isotermal non-adiabatik
STOIKIOMETRI
KECEPATAN REAKSI KIMIA Problem:
Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar
molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat disajikan dalam
bentuk tabel stoikiometri reaksi.
Tuliskan hubungan stoikiometrik antara
Untuk reaksi homogen tunggal: laju reaksi berkurangnya reaktan dan laju
aA+ b B
r
cC+dD reaksi terbentuknya produk, untuk reaksi-
hubungan stoikiometri kecepatan reaksinya dapat dituliskan: reaksi sbb.:
− rA − rB rC rD r a. 2 NOCl 2 NO + Cl2
r= = = = atau, secara umum: r = i
a b c d νi
ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i
b. H2O2 + H2 2 H2O
dan νi menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i.
Jangan lupa bahwa:
positif (+) untuk produk atau hasil reaksi
Harga νi
negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi
2
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-1
Problem:
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
Reaksi fase gas: (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
4 NH3 + 3 O2 2 N2 + 6 H2O Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
berlangsung secara batch. A nA0 − n A0 X A n A = n A0 − n A0 X A
b b
Jika pada suatu saat (t = t) gas N2 B nB0 − ( n A0 X A ) nB = nB 0 − ( n A0 X A )
a c
ca
terbentuk dengan laju 0,60 mol liter-1 C nC0 ( n A0 X A ) nC = nC 0 + ( n A0 X A )
a ad
d n D = n D 0 + ( n A0 X A )
detik-1, berapakah laju berkurangnya O2? D nD0
a
( n A0 X A )
a
Inert (I) nI0 0 nI = nI 0
Jumlah nT0 δ n A0 X A nT = nT 0 + δ n A0 X A
Orde reaksi semu (pseudo order)
d c b
dengan: δ = + − −1
a a a
♦ Reaksi fase cair; ρ tetap sedemikian sehingga V tetap (Sistem batch dengan volume reaksi berubah (tidak
tetap) akan dipelajari dalam materi yang lain)
3
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH (dalam Tingkat Reaksi)
Hubungan antara Derajat Konversi dan
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
(sesudah tercapai tingkat reaksi sebesar ε) sebagai berikut:
ε (tingkat reaksi)
Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
nA = nA 0 − a ε
A nA0 −a ε
B nB0
Contoh Soal:
Reaksi homogen fase cair: Contoh Soal:
3A+B C+2D
dilangsungkan dalam reaktor batch pada T dan P tetap,
dengan volume sistem reaksi sebesar 1 dm3. Campuran Untuk reaksi homogen fase gas: A + 3 B →
mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 20 2 R + S yang berlangsung pada kondisi
gmol/dm3 dan B sebesar 5 gmol/dm3. isotermal dalam sebuah reaktor sistem batch
Berapakah molar extent of reaction dan konsentrasi bervolume tetap, turunkanlah hubungan antara
hasil jika konversi A: tekanan parsial A (pA), B (pB), R (pR), dan
(a) 15%, dan S (pS) sebagai fungsi tekanan totalnya (P)
(b) 90% setiap saat. Campuran awal reaksi terdiri atas:
Berikan komentar Anda…!!! A – 30%-mol, B – 50%-mol, R – 5%-mol, dan
sisanya berupa gas inert.
Untuk memperoleh hubungan antara tekanan parsial
dan tekanan total sistem reaksi, berdasarkan
stoikiometri, silakan Anda pelajari sendiri pada handout
Gas-gas diasumsikan berkelakuan ideal
kuliah, halaman 5.
4
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-1
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-2
Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi
yang berbentuk hukum pangkat, persamaan kecepatan Kemolekulan (Molecularity) Reaksi:
reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam
reaktan-reaktannya, atau: sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana.
r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci)
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CAα CBβ CCγ ....
r Contoh: Reaksi: a A + b B cC+dD
Untuk reaksi: a A + b B cC+dD
Kemolekulan reaksinya = a + b
persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan: r = k CAα CBβ Reaksi: 2 A + B 3C+2D
dengan: CA, CB ≡ konsentrasi reaktan A, B Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
α, β ≡ orde reaksi terhadap A, B
Reaksi dengan kemolekulan 1 (satu): reaksi unimolekuler.
k ≡ konstanta atau tetapan kecepatan reaksi
Reaksi dengan kemolekulan 2 (dua): reaksi bimolekuler.
Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume Reaksi dengan kemolekulan 3 (tiga): reaksi trimolekuler
tetap secara isotermal, kecepatan reaksi kadang-kadang atau termolekuler
dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu.
5
Problem: Problem:
Laju reaksi homogen: A + B C + D Sebuah reaksi homogen fase gas pada
adalah: r = k CA½ CB½ 300oC mempunyai nilai konstanta laju
a. Berapakah orde reaksi ini? reaksi sebesar 5 x 10-4 atm-1 s-1.
b. Tuliskan salah satu contoh satuan a. Berorde berapakah reaksi ini?
konstanta kecepatan reaksinya. b. Berapakah nilai konstanta laju reaksinya
c. Jika CA dinaikkan menjadi 4 kali lipat, jika dinyatakan dalam kombinasi
menjadi berapa kali lipatkah satuan: molar (untuk konsentrasi)
kecepatan reaksinya? dan menit (untuk waktu)
k k1 k2 k3 k4 k5 …
Tingkat Energi
Ea 1
ln k = ln A −
R T
6
Problem: Problem:
Sebuah reaksi homogen mempunyai energi Harga k yang teramati untuk reaksi fase gas:
pengaktifan sebesar 65 kJ mol-1. Pada suhu 2 HI ⇔ H2 + I2 pada 356oC dan 443oC
100oC reaksi ini mempunyai kecepatan masing-masing adalah 3,02 x 10-5 dan 2,53
sebesar 7,8 x 10-2 mol liter-1 detik-1. x 10-3 mol-1 dm3 s-1. Jika perubahan entalpi
a. Pada suhu berapa kecepatannya menjadi reaksinya (dianggap tetap pada rentang
1/10 kali kecepatan pada 100oC? suhu yang ditinjau) adalah ∆H = 16,32
b. Berapakah kecepatan reaksi pada 20oC, kJ/mol, berapakah besarnya energi aktivasi
jika data yang lain tetap? reaksi ini dalam arah maju (forward)
maupun kebalikannya (reverse)?
Perolehan (Yield) Sebuah Produk Reaksi Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi
Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A): Selektivitas overall sebuah produk P terhadap
reaktan A (SP/A):
mol A yang bereaksi membentuk P
YP / A = mol A yang bereaksi membentuk P
mol A awal SP / A =
mol A yang bereaksi
ν A P nP − nP ,0
YP / A = ν A P nP − nP ,0
νP nA ,0 SP / A =
ν P nA ,0 − nA
ν A P FP − FP ,0 ν A P FP − FP ,0
YP / A = SP / A =
νP FA ,0 ν P FA ,0 − FA
ν A P CP − CP ,0 ν A P CP − CP ,0
YP / A = 0 ≤ YP / A ≤ 1 SP / A = 0 ≤ SP / A ≤ 1
νP C A ,0 ν P C A ,0 − C A
7
Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: Hubungan antara Derajat Konversi dan
YP / A = X A . S P / A Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)