Anda di halaman 1dari 8

Kompetensi yang ingin dicapai (1):

KINETIKA DAN KATALISIS


1. Mampu menyusun tabel stoikiometri reaksi (yang
P SEMESTER GENAP 2010/2011 selalu diusahakan berbasis mol) untuk reaksi
e tunggal maupun reaksi kompleks, dan beberapa
r aplikasinya.
t 2. Memahami makna konversi reaksi dan molar
e DASAR-DASAR KINETIKA extent of reaction, yang dikaitkan dengan limiting
m reactant dan excess reactant.
u REAKSI KIMIA 3. Mampu membedakan antara campuran ekuimolar,
a campuran stoikiometrik, dan campuran dengan
n perbandingan (atau rasio) molar tertentu.
K Siti Diyar Kholisoh 4. Mampu memanfaatkan pendekatan atau asumsi
e keadaan ideal untuk melakukan perhitungan gas-
- gas.
2 JURUSAN TEKNIK KIMIA – FTI 5. Memahami beberapa macam penggolongan reaksi
& UPN “VETERAN” YOGYAKARTA (dengan bisa menjelaskan perbedaannya dan
3 Kamis, 24 Maret 2011 contohnya masing-masing).

Kompetensi yang ingin dicapai (2): Kompetensi yang ingin dicapai (3):
6. Memahami beberapa cara pendefinisian kecepatan reaksi: 11. Memahami gambaran reaksi yang berdensitas tetap
definisi secara ekstensif dan intensif, definisi untuk reaksi (constant-density) atau berdensitas berubah
homogen dan heterogen, serta mampu menjelaskan (variable/varying-density)
kaitannya masing-masing. 12. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi untuk
7. Memahami konsep stoikiometri dalam kecepatan reaksi menjabarkan hubungan antara konsentrasi masing2
dan bisa menjelaskan hubungan antara kecepatan reaksi komponen reaksi dengan konversi reaktan-reaktannya.
yang dinyatakan terhadap masing-masing 13. Mampu memanfaatkan stoikiometri reaksi dan
komponen/zatnya. persamaan keadaan gas (ideal) untuk menjabarkan
8. Memahami stoikiometri reaksi (melalui penyusunan tabel hubungan antara tekanan parsial masing2 komponen
stoikiometri), untuk reaksi tunggal-vs-kompleks, maupun reaksi dengan tekanan totalnya.
sistem batch-vs-kontinyu (alir). 14. Memahami makna persamaan kinetika/kecepatan/laju
9. Memahami istilah2 konversi reaksi, yield (perolehan) reaksi kimia dan bagaimana persamaan tersebut
produk, dan selektivitas produk, serta kaitannya dengan diperoleh (untuk melakukan studi kinetika).
stoikiometri reaksi. 15. Memahami model persamaan kinetika reaksi yang
10. Memahami gambaran reaksi yang berlangsung secara berbentuk hukum pangkat (power-law) dan non-hukum
batch. pangkat.

PENGGOLONGAN REAKSI-1
Kompetensi yang ingin dicapai (4):
1. Berdasarkan banyaknya fase yang terlibat dalam sistem
16. Memahami konsep orde atau tingkat reaksi (dalam reaksi
kinetika hukum pangkat) dan perbedaannya dengan Reaksi homogen, reaksi heterogen
kemolekulan/molekularitas reaksi, serta memahami 2. Berdasarkan keberadaan atau penggunaan katalis
perbedaan antara reaksi elementer dan non- Reaksi katalitik, reaksi non-katalitik
elementer (dalam konteks ini). 3. Berdasarkan mekanisme atau kompleksitasnya
Reaksi sederhana (reaksi tunggal searah atau
17. Memahami konstanta kecepatan reaksi (atau ireversibel)
kecepatan reaksi spesifik, k) dalam persamaan Reaksi kompleks (reaksi bolak-balik atau reversibel,
kinetika reaksi dan mampu mengidentifikasikan reaksi seri atau konsekutif atau berurutan,
orde sebuah reaksi homogen berdasarkan satuan k. reaksi paralel, reaksi seri-paralel, reaksi rantai,
reaksi polimerisasi)
18. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Berdasarkan kemolekulan reaksinya
kecepatan reaksi. Reaksi unimolekuler, reaksi bimolekuler, reaksi
19. Memahami pengaruh suhu terhadap kecepatan trimolekuler atau termolekuler
reaksi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif 5. Berdasarkan orde reaksinya
(melalui pendekatan korelasi Arrhenius). Reaksi berorde bilangan bulat, reaksi berorde bilangan
pecahan

1
PENGGOLONGAN REAKSI-2
6. Berdasarkan arah reaksinya
Contoh-
Contoh -contoh Reaksi
Reaksi reversibel (bolak-balik)
Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak- Berorde 1:
balik; dalam hal ini terjadi kesetimbangan. Dekomposisi N2O5: N2O5  2 NO2 + ½ O2
Reaksi ireversibel (searah)
Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu Berorde 2:
arah; tidak ada keadaan setimbang, Pembentukan HI: H2 + I2  2 HI
meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi
kimia yang betul-betul tidak dapat balik. Berorde 3:
Banyak kasus kesetimbangan berada sangat
jauh di kanan sedemikian sehingga 2 NO + O2  2 NO2
dianggap ireversibel.
7. Berdasarkan jenis pengoperasian reaktornya Berorde pecahan:
Sistem reaktor batch, sistem reaktor alir atau Pembentukan phosgene dari CO dan Cl2 (r = k (Cl2)3/2 CO)
kontinyu
8. Berdasarkan prosesnya (kondisi prosesnya) Heterogen nonkatalitik:
Reaksi isotermal (pada volume tetap, pada tekanan
tetap), reaksi adiabatik, reaksi non- C (s) + O2 (g)  CO2 (g)
isotermal non-adiabatik

DEFINISI KECEPATAN REAKSI


REAKSI KOMPLEKS - Contoh
Kecepatan reaksi ekstensif: Ri = mol i terbentuk = dni
satuan waktu dt
Reaksi reversibel (bolak-balik): Kecepatan reaksi intensif:
mol i terbentuk 1 dni (sistem reaksi
Isomerisasi butana: ri = =
(volume fluida ) (waktu ) V dt homogen)
Hidrolisis metil asetat: mol i terbentuk 1 dni
ri ' = =
(massa pada tan ) (waktu ) W dt
Reaksi ireversibel paralel:
mol i terbentuk 1 dni
Dehidrasi dan dehidrogenasi etanol: ri ' ' = = (sistem
(luas permukaan ) (waktu ) S dt reaksi
Reaksi ireversibel seri: mol i terbentuk 1 dni heterogen)
ri' ' ' = =
(volume pada tan) (waktu ) Vs dt
Dekomposisi aseton (seri terhadap ketena): mol i terbentuk 1 dni
ri' ' ' ' = =
4 (volume reaktor ) (waktu ) Vr dt
Ri = V ri = W ri' = S ri' ' = Vs ri' ' ' = Vr ri' ' ' '
Dalam sistem reaksi homogen: V = Vr

STOIKIOMETRI
KECEPATAN REAKSI KIMIA Problem:
Untuk sebuah reaksi tunggal, hubungan stoikiometrik antar
molekul-molekul dalam sistem reaksi dapat disajikan dalam
bentuk tabel stoikiometri reaksi.
Tuliskan hubungan stoikiometrik antara
Untuk reaksi homogen tunggal: laju reaksi berkurangnya reaktan dan laju
aA+ b B
r
cC+dD reaksi terbentuknya produk, untuk reaksi-
hubungan stoikiometri kecepatan reaksinya dapat dituliskan: reaksi sbb.:
− rA − rB rC rD r a. 2 NOCl  2 NO + Cl2
r= = = = atau, secara umum: r = i
a b c d νi
ri menyatakan kecepatan reaksi homogen pembentukan komponen i
b. H2O2 + H2  2 H2O
dan νi menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i.
Jangan lupa bahwa:
positif (+) untuk produk atau hasil reaksi
Harga νi
negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi

2
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH-1
Problem:
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
Reaksi fase gas: (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
4 NH3 + 3 O2  2 N2 + 6 H2O Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
berlangsung secara batch. A nA0 − n A0 X A n A = n A0 − n A0 X A
b b
Jika pada suatu saat (t = t) gas N2 B nB0 − ( n A0 X A ) nB = nB 0 − ( n A0 X A )
a c
ca
terbentuk dengan laju 0,60 mol liter-1 C nC0 ( n A0 X A ) nC = nC 0 + ( n A0 X A )
a ad
d n D = n D 0 + ( n A0 X A )
detik-1, berapakah laju berkurangnya O2? D nD0
a
( n A0 X A )
a
Inert (I) nI0 0 nI = nI 0
Jumlah nT0 δ n A0 X A nT = nT 0 + δ n A0 X A
Orde reaksi semu (pseudo order)
d c b
dengan: δ = + − −1
a a a

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA


SISTEM BATCH-2
Konsentrasi setiap komponen yang dinyatakan dalam konversi:
n A n A0 ( 1 − X A )
CA = =
V V
 b 
Coba Anda ulangi (penyusunan b
n B 0 − ( n A0 X A ) n A0 θ B − X A 
 a 
n a atau: CB =
CB = B =
tabel stoikiometri tadi), jika V V V
c  c 
konversi reaksi dinyatakan nC 0 + ( n A0 X A ) n A0  θ C + X A 
n a atau: CC =  a 
CC = C =
terhadap B (XB) V
d
V

V
d 
nD 0 + ( n A0 X A ) n A0  θ D + X A 
CD =
nD
= a atau: CD =  a 
V V V
ni 0
dengan: θi =
n A0
(i menyatakan komponen-komponen sistem reaksi selain A)

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA


SISTEM BATCH-3 SISTEM BATCH-4
Sistem batch dengan volume reaksi tetap Pada sistem batch dengan sistem volume reaksi tetap:
V sistem setiap saat (t = t) sama dengan V sistem mula-
Kondisi sistem volume reaksi konstan (atau tetap) dapat dicapai mula, atau: V = V0
jika: Dengan demikian:
♦ Selama reaksi berlangsung, V tetap atau ρ tetap n (1− X A )
♦ Dalam sistem batch fase gas, reaktor dilengkapi dengan C A = A0 = C A0 ( 1 − X A )
V
instrumen pengatur suhu dan tekanan, sedemikian sehingga V  b 
tetap. n A0 θ B − X A 
CB =  a  = C θ − b X 
♦ Jumlah mol produk reaksi = jumlah mol reaktan A0  B A
V  a 
Contoh: Reaksi gas CO dengan air pada proses gasifikasi
batubara: Dengan cara yang sama, diperoleh: C C = C A0  θ C + c X A 
 a 
CO + H2O CO2 + H2
 d 
2 mol 2 mol C D = C A0 θ D + X A 
(jika z-factor dianggap tetap)  a 

♦ Reaksi fase cair; ρ tetap sedemikian sehingga V tetap (Sistem batch dengan volume reaksi berubah (tidak
tetap) akan dipelajari dalam materi yang lain)

3
STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
SISTEM BATCH (dalam Tingkat Reaksi)
Hubungan antara Derajat Konversi dan
Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)
dan pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
(sesudah tercapai tingkat reaksi sebesar ε) sebagai berikut:

ε (tingkat reaksi)
Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
nA = nA 0 − a ε
A nA0 −a ε
B nB0

(konversi reaksi) C nC0


Xi Coba Anda isikan kolom-
(konversi reaktan i) D nD0 kolom yang lain di sini…!!!
Inert (I) nI0
Jumlah nT0

Contoh Soal:
Reaksi homogen fase cair: Contoh Soal:
3A+B C+2D
dilangsungkan dalam reaktor batch pada T dan P tetap,
dengan volume sistem reaksi sebesar 1 dm3. Campuran Untuk reaksi homogen fase gas: A + 3 B →
mula-mula mengandung A dengan konsentrasi 20 2 R + S yang berlangsung pada kondisi
gmol/dm3 dan B sebesar 5 gmol/dm3. isotermal dalam sebuah reaktor sistem batch
Berapakah molar extent of reaction dan konsentrasi bervolume tetap, turunkanlah hubungan antara
hasil jika konversi A: tekanan parsial A (pA), B (pB), R (pR), dan
(a) 15%, dan S (pS) sebagai fungsi tekanan totalnya (P)
(b) 90% setiap saat. Campuran awal reaksi terdiri atas:
Berikan komentar Anda…!!! A – 30%-mol, B – 50%-mol, R – 5%-mol, dan
sisanya berupa gas inert.
Untuk memperoleh hubungan antara tekanan parsial
dan tekanan total sistem reaksi, berdasarkan
stoikiometri, silakan Anda pelajari sendiri pada handout
Gas-gas diasumsikan berkelakuan ideal
kuliah, halaman 5.

PERSAMAAN KINETIKA ATAU


KECEPATAN REAKSI
Problem:
Persamaan kinetika atau kecepatan reaksi:
Set up a stoichiometric table for the hubungan matematika yang menggambarkan besarnya
following reaction and express the perubahan jumlah mol sebuah komponen reaksi i seiring
dengan perubahan waktu, sesuai dengan definisi
concentration of each species in the reaction kecepatan reaksi di bagian sebelumnya.
as function of conversion evaluating all Bagaimana Data-data dan persamaan-persamaan kecepatan
constants. persamaan reaksi yang tersedia dari literatur
kinetika sebuah
C2H4 + ½ O2  CH2(O)CH2 reaksi dapat Metode-metode untuk memperoleh data
diperoleh?
The feed enters at 6 atm and 260oC and is a r = ...?
kecepatan reaksi dari percobaan di
laboratorium, menganalisisnya, dan
stoichiometric mixture of air and ethylene. menginterpretasikannya.
(Fogler, 1992, p. 97)
Postulasi mekanisme reaksi untuk memprediksi
persamaan kecepatan reaksi

4
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KEMOLEKULAN, ORDE, DAN
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-1
KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-2
Untuk model persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi
yang berbentuk hukum pangkat, persamaan kecepatan Kemolekulan (Molecularity) Reaksi:
reaksi homogen dapat dituliskan sebagai fungsi konsentrasi banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam
reaktan-reaktannya, atau: sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana.
r = f (Ci) atau: r = f (k, Ci)
Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
Persamaan ini lazim dituliskan sebagai: r = k CAα CBβ CCγ ....
r Contoh:  Reaksi: a A + b B cC+dD
Untuk reaksi: a A + b B cC+dD
Kemolekulan reaksinya = a + b
persamaan kecepatan reaksinya dapat dituliskan: r = k CAα CBβ  Reaksi: 2 A + B 3C+2D
dengan: CA, CB ≡ konsentrasi reaktan A, B Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3
α, β ≡ orde reaksi terhadap A, B
Reaksi dengan kemolekulan 1 (satu): reaksi unimolekuler.
k ≡ konstanta atau tetapan kecepatan reaksi
Reaksi dengan kemolekulan 2 (dua): reaksi bimolekuler.
Pada reaksi fase gas, dan reaksi berlangsung pada volume Reaksi dengan kemolekulan 3 (tiga): reaksi trimolekuler
tetap secara isotermal, kecepatan reaksi kadang-kadang atau termolekuler
dinyatakan sebagai perubahan tekanan per satuan waktu.

KEMOLEKULAN, ORDE, DAN


KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-3
Orde Reaksi
Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat
faktor konsentrasi reaktan-reaktan di dalam persamaan
kecepatan (atau kinetika) reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan
interpretasi data hasil percobaan di laboratorium.
Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan,
ataupun nol.
r
Jika persamaan kecepatan reaksi: a A + b B cC+dD
α
adalah: r = k CA CB β

maka: α ≡ orde reaksi terhadap A


β ≡ orde reaksi terhadap B
α + β ≡ orde reaksi keseluruhan (atau disebut orde reaksi saja).
Untuk reaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi
Untuk reaksi non-elementer : orde reaksi ≠ kemolekulan reaksi (Hill, 1977)

KEMOLEKULAN, ORDE, DAN KEMOLEKULAN, ORDE, DAN


KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-4 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI-5
Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 1 Konstanta Kecepatan Reaksi (Rate Constant) - 2
Disebut juga kecepatan reaksi spesifik (specific rate)
Berdasarkan satuan-satuan yang sangat spesifik untuk setiap
Jika sebuah reaksi dengan reaktan tunggal A mempunyai kecepatan orde reaksi yang berlainan, harga k sebuah reaksi kimia
reaksi yang berorde n sebesar: secara tidak langsung dapat mengindikasikan besarnya
r = k CA
n
atau: r = k ' pA n orde reaksi tersebut.
maka reaksi tsb. mempunyai harga konstanta kecepatan reaksi sebesar: (Coba jabarkanlah satuan-satuan konstanta kecepatan reaksi
r r yang berorde 0, 1, 2, 3, dan ½ )
k= n atau: k' = n
CA pA
Karena dalam hal ini CA biasa dinyatakan dalam satuan mol A per Harga k sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada reaksi fase gas,
satuan volume reaksi dan r dalam satuan mol A per satuan volume harga k juga dipengaruhi oleh katalis, tekanan total sistem, dsb.
reaksi per satuan waktu, maka secara umum harga k dapat dinyatakan Pada reaksi fase cair, harga k juga dipengaruhi oleh tekanan total
dalam satuan: sistem, kekuatan ion, pemilihan pelarut, dsb. Namun demikian,
1− n
 mol  pengaruh faktor-faktor ini biasanya sangat kecil sehingga dapat
k [=]   (waktu )− 1 atau: k ' [ = ] ( tekanan )
1− n
(waktu )−1 diabaikan terhadap pengaruh suhu.
 volume 

5
Problem: Problem:
Laju reaksi homogen: A + B  C + D Sebuah reaksi homogen fase gas pada
adalah: r = k CA½ CB½ 300oC mempunyai nilai konstanta laju
a. Berapakah orde reaksi ini? reaksi sebesar 5 x 10-4 atm-1 s-1.
b. Tuliskan salah satu contoh satuan a. Berorde berapakah reaksi ini?
konstanta kecepatan reaksinya. b. Berapakah nilai konstanta laju reaksinya
c. Jika CA dinaikkan menjadi 4 kali lipat, jika dinyatakan dalam kombinasi
menjadi berapa kali lipatkah satuan: molar (untuk konsentrasi)
kecepatan reaksinya? dan menit (untuk waktu)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENGARUH SUHU TERHADAP
KECEPATAN REAKSI KONSTANTA KECEPATAN REAKSI
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi:
1. Suhu (T) Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap sebagian besar
2. Komposisi campuran reaksi (C) reaksi kimia dapat didekati melalui korelasi yang
3. Tekanan (P) disampaikan oleh Arrhenius, yakni:
4. Keberadaan katalis atau inhibitor  Ea 
k = A exp  −  Jika T makin besar, maka
5. Parameter-parameter yang berhubungan dengan proses  RT  k juga makin besar
transfer secara fisik (misalnya: kondisi aliran, tingkat dengan:
pencampuran, parameter-parameter perpindahan massa
antarfase, kesetimbangan fase, luas bidang kontak k ≡ konstanta kecepatan reaksi
antarfase, parameter-parameter perpindahan panas, dsb. A ≡ faktor frekuensi tumbukan reaksi (atau disebut juga faktor
pre-eksponensial)
Pada reaksi homogen non-katalitik, hanya faktor (1), (2), dan (3) Ea ≡ energi atau tenaga aktivasi reaksi
yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
R ≡ konstanta gas universal (R = 8,314 J/mol.K = 1,987
Pada reaksi katalitik, faktor (4) atau faktor katalis juga berperan
mempengaruhi kecepatan reaksi. kal/mol.K = 82,06 cm3.atm/mol.K)
Pada sistem reaksi heterogen (di mana problem yang dihadapi T ≡ suhu absolut
menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan sistem reaksi  Ea 
exp  −  ≡ faktor eksponensial
homogen), faktor (5) juga mempengaruhi kecepatan reaksi.  RT

Penentuan Energi Aktivasi Reaksi


Gambaran Energi Aktivasi (Ea) dan Panas berdasarkan Percobaan
∆H) untuk Kasus Reaksi Sederhana
Reaksi (∆ Ea sebuah reaksi dapat diketahui melalui percobaan
kinetika reaksi pada berbagai suhu T yang berbeda-beda.
T T1 T2 T3 T4 T5 …

k k1 k2 k3 k4 k5 …
Tingkat Energi

Ea 1
ln k = ln A −
R T

Pengaruh suhu terhadap


kecepatan reaksi yang
digambarkan tersebut di atas
tidak berlaku untuk kasus
(Kasus reaksi endotermik) (Kasus reaksi eksotermik) reaksi-reaksi biokimia
(enzimatik) dan reaksi
peledakan.

6
Problem: Problem:
Sebuah reaksi homogen mempunyai energi Harga k yang teramati untuk reaksi fase gas:
pengaktifan sebesar 65 kJ mol-1. Pada suhu 2 HI ⇔ H2 + I2 pada 356oC dan 443oC
100oC reaksi ini mempunyai kecepatan masing-masing adalah 3,02 x 10-5 dan 2,53
sebesar 7,8 x 10-2 mol liter-1 detik-1. x 10-3 mol-1 dm3 s-1. Jika perubahan entalpi
a. Pada suhu berapa kecepatannya menjadi reaksinya (dianggap tetap pada rentang
1/10 kali kecepatan pada 100oC? suhu yang ditinjau) adalah ∆H = 16,32
b. Berapakah kecepatan reaksi pada 20oC, kJ/mol, berapakah besarnya energi aktivasi
jika data yang lain tetap? reaksi ini dalam arah maju (forward)
maupun kebalikannya (reverse)?

Problem: Konversi Sebuah Reaktan


Ada dua reaksi homogen berorde dua Konversi sebuah reaktan A (XA):
dengan konstanta laju k1 dan k2 serta mol A yang terkonversi mol A yang bereaksi
XA = =
Ea1 > Ea2. Jika suhu reaksi dinaikkan mol A awal mol A awal
dari T1 ke T2, maka: n A ,0 − nA
XA =
nA ,0
k1 (T2 ) ?k (T )
........... 2 2 FA ,0 − FA
k1 (T1 ) k 2 (T1 ) XA =
FA ,0
C A ,0 − C A
XA = 0 ≤ XA ≤1
C A ,0

Perolehan (Yield) Sebuah Produk Reaksi Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi

Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A): Selektivitas overall sebuah produk P terhadap
reaktan A (SP/A):
mol A yang bereaksi membentuk P
YP / A = mol A yang bereaksi membentuk P
mol A awal SP / A =
mol A yang bereaksi
ν A P nP − nP ,0
YP / A = ν A P nP − nP ,0
νP nA ,0 SP / A =
ν P nA ,0 − nA
ν A P FP − FP ,0 ν A P FP − FP ,0
YP / A = SP / A =
νP FA ,0 ν P FA ,0 − FA
ν A P CP − CP ,0 ν A P CP − CP ,0
YP / A = 0 ≤ YP / A ≤ 1 SP / A = 0 ≤ SP / A ≤ 1
νP C A ,0 ν P C A ,0 − C A

7
Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: Hubungan antara Derajat Konversi dan
YP / A = X A . S P / A Tingkat Reaksi (Molar Extent of Reaction)

Instantaneous fractional yield sebuah produk P


terhadap reaktan A (sP/A):
ε (tingkat reaksi)
kecepa tan pembentukan P r
sP / A = = P
kecepa tan berkurangnya A − rA Xi (konversi reaksi)

Pada sebuah sistem


reaksi paralel: εk (untuk multiple reactions)

moles of desired product formed n − n P0


Selektivitas = = P
moles of undesired product formed n R − n R0
rdesired r
Selektivitas = = P
rundesired rR

Test Yourself! Yield & Selectivity in a


Dehydrogenation Reactor
Consider the following pair of reactions: Reaksi fase-gas:
A2B (desired)
C2H6  C2H4 + H2 (1)
AC (undesired)
C2H6 + H2  2 CH4 (2)
Suppose 100 mol of A is fed to a batch reactor and
the final product contains 10 mol of A, 160 mol of B, Kondisi awal: 85%-mol etana and sisanya
and 10 mol of C. Calculate: inert (I).
(a) The fractional conversion of A Fractional conversion etana = 0,70
(b) The percentage selectivity of B & C relative to A Fractional yield (selektivitas) etilena = 0,60.
(c) The extents of the first and second reactions Calculate the molar composition of the
product gas.

CONTOH SOAL Problem (Fogler, 1992, p. 531)


1 P Oksidasi formaldehida yang menghasilkan asam
Sistem reaksi paralel: A 2 formiat berlangsung dalam fase gas menurut
Q + R reaksi sbb:
berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume tetap yang beroperasi HCHO + ½ O2  HCOOH
secara batch. Jika: 2 HCHO  HCOOCH3
# mula-mula hanya terdapat A dan Q dengan konsentrasi yang berlangsung simultan. Jika k1 = 0,7
masing-masing sebesar: CA0 = 0,5 mol/L dan CQ0 = 0,01 mol/L, (dm3/mol)½ min-1 dan k2 = 0,6 (dm3/mol) min-1.
# selektivitas (overall fractional yield) terhadap pembentukan P Laju alir volumetrik umpan masuk = 100
sebesar 80%, dm3/min pada 5 atm dan 140oC. Umpan berupa
# dan banyaknya A yang telah bereaksi pada suatu saat sebesar 35%, campuran: HCHO 66,7% dan O2 33,3%. Waktu
maka berapa: ruang = 10 menit.
a) konsentrasi A, P, Q, dan R pada saat tersebut?
b) yield (atau perolehan) produk P pada saat tersebut? a. Berapa konversi HCHO?
b. Berapa yield dan selektivitas HCOOH?

Anda mungkin juga menyukai