Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PHBS

1. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan

Kesehatan Masyarakat.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan

pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatannya.

B. Tujuan PHBS

PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit

menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Dan dapat

melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS

4
5

C. Sasaran PHBS

1. Tatanan Rumah Tangga

Merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan

mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan di masyarakat.

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi

dalam :

a. Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota

keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah)

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah

misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh

masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

c. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam atau mendukung

pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya,

kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca

persalinan dan mencegah infeksi neonatus.


6

b. Memberi ASI Esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi

ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu.

Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker

rahim.

c. Menimbang balita setiap bulan

Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan

penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status

gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan

dan perkembangan balita serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi

kekurangan gizi.

d. Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika

kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang

digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan

saringan sederhana.

e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan

mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman

dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi

antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.

f. Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara

lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan
7

sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman,

sumber air, tanah dan sebagainya.

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal

seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara

memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah

bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah

didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat

terpenuhi.

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari. Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan

pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.

j. Tidak merokok didalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang

disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan Sekolah

Seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-

10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara

mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui

pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.


8

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota

keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :

a. Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau siswa

dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang

bermasalah)

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang

bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua siswa, kader kesehatan sekolah,

tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

c. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau

mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di

institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru,

tokoh masyarakat dan orang tua siswa

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit,

bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman

dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare,

thypus, cacingan, flu burung dll.

b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan

(BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya

aman untuk kesehatan atau tidak.


9

c. Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi

dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan

kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa

menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

d. Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan

tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap

penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes,

stroke dan hipertensi.

e. Memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang

di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan

penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu

sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan

rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.

f. Tidak merokok.

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit

penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan

kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap

rokok.
10

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar

pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

h. Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak

mencemari sumber air dilingkungan sekitar.

Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi

vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

3. Tatanan Tempat Kerja

Merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan

PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan

pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat

di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar

tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.

a. Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam lingkungan tempat kerja yang akan dirubah perilakunya

yaitu seluruh aspek yang ada dalam suatu perusahaan (karyawan dan pemilik

perusahaan) yang bermasalah.

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah dalam lingkungan

tempat kerja yaitu pemilik perusahaan, mitra kerja

c. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau

mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS


11

dalam lingkungan perusahaan, yaitu kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, tokoh

masyarakat

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah

masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar dan buang air kecil

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6. Menggunakan air bersih.

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai

jenis pekerjaan.

4. Tatanan Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana

pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana, perdagangan, dsb.

Disini kita berupaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-

tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif

dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di

tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum akan

terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.

a. Sasaran primer
12

Adalah sasaran utama di tempat umum yang akan dirubah perilakunya yaitu pengurus

maupun pengunjung yang bermasalah dalam berprilaku hidup bersih dan sehat

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu/ kelompok di tempat umum yang

bermasalah yaitu prilaku masyarakat di sekitar tempat umum

c. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau

mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di

tempat umum misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Dinas kebersihan,

guru, tokoh masyarakat.

PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung

dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan

PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.

Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana

pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan

sarana sosial lainnya.

a. PHBS di Pasar

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Tidak merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

b. PHBS di tempat Ibadah

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik

nyamuk
13

c. PHBS di Rumah Makan

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup

makanan dan minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban,

Tidak merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan

5. Tatanan Di Fasilitas Kesehatan

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau

perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti

rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. Sehingga dapat memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup

perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan

ber-PHBS.

PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk

mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan

yang sehat.

a. Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam institusi kesehatan yang akan dirubah perilakunya atau

bermasalah (individu/kelompok) yaitu pengunjung, pengguna fasilitas, dan paramedis

dalam institusi kesehatan.

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi kesehatan yang

bermasalah misalnya, kelapa ruangan, dokter, dan kepala rumah sakit.

c. Sasaran tersier
14

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau

mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di

institusi kesehatan misalnya, Dinas kesehatan

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :

a. menggunakan air bersih,

b. menggunakan jamban yang bersih & sehat,

c. membuang sampah pada tempatnya,

d. tidak merokok,

e. tidak meludah sembarangan,

f. memberantas jentik nyamuk.

6. Strategi Kegiatan PHBS

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya

menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi

ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS

diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif),

khususnya dalam menciptakan perilaku baru Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah

menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :

C. Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu

menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang

diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan

keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke

mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada
15

yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan

adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community

organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah

individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan

kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari

luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi

promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yangN

akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagaibantuan hendaknya

disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa

yang dibutuhkan oleh masyarakat.

D. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu

anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan

terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada

(keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis

agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku

tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya

dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina

Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :

1. Pendekatan Individu

2. Pendekatan Kelompok

3. Pendekatan Masyarakat Umum

E. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait
16

ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan

pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat

informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan

sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana

non pemerintah.

Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang

diperoleh dalam waktu singkat.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu

1. mengetahui atau menyadari adanya masalah.

2. tertarik untuk ikut mengatasi masalah.

3. peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternative

pemecahan masalah.

4. sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan

masalah.

5. memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :

1. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

2. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

3. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

4. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

5. Dikemas secara menarik dan jelas

6. Sesuai dengan waktu yang tersedia.


17

F. Manajemen PHBS

Selanjutnya sebelum melaksanakan langkah-langkah manajemen PHBS, terlebih

dahulu dilakukan kegiatan persiapan yang meliputi :

1. Persiapan sumber daya manusia

Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola program Promkes,

bentuk kegiatannya yaitu :

a. Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)

b. Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

c. Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor

d. Pelatihan PHBS

e. Lokakarya PHBS

f. Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah berjalan baik resmi

maupun tidak resmi.

Persiapan teknis dan administrative

Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun

sumbernya serta dana yang, diperlukan.

Persiapan administrasi, dilakukan melalui :

a. Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.

b. Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.

c. Pencatatan dan pelaporan.

d. Pemantauan.
18

G. Tahap Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan masalah

perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi pengkajian PHBS

secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan pengkajian sumber daya (dana,

sarana dan tenaga).

1. Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif

a. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan dengan

5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan JPKM

dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Data tersebut dapat dipefoleh

dari Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Data yang

diperoleh dianalisis secara deskriptif sebagai informasi pendukung untuk

memperkuat permasalahan PHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat

simpulan hasil analisis data sekunder tersebut.

Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :

a. Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu

b. Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan

c. Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan, faktor

penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber daya penyuluhan, masalah

kebijakan, administrasi, organisasi.

H. Tahap Perencanaan

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi

komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut

1. Menentukan Tujuan
19

Berdasarkan kegiatan pengkaj ian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS wilayah

maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah perilaku kesehatan

masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya berdasarkan masalah perilaku

kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya PKM ditentukan tujuan yang akan

dicapai untuk mengatasi masalah PHBS yang ditemukan.

I. Tahap Pelaksanaan

1. Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/

bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil keputusan di tingkat

keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan,

kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada anggota keluarga dan lingkungan

disekitarnya.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan,

seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang secara fungsional

maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.

Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan

kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturan

tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.

Langkah-langkah Advokasi

a. Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau tersier

b. Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.

c. Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

d. Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik dan metoda

yang tepat.

e. Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.


20

f. Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.

2. Mengembangkan Dukungan Suasana

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/suami/bapak

ibu, kakek, nenek, dan lain-lain.

Tujuannva adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana

yang mendukung dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain

melalui anjuran untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk

tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.

Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder, seperti

petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program Lembaga Swadaya Masyarakat, yang

peduli kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannya adalah agar kelompok ini

dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS.

Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,

pelatihan, dsb.

Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

a. Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana, seperti :

demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

b. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam

bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

c. Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan

disempurnakan.

d. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

3. Gerakan Masyarakat

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti bapak, ibu yang

mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan cara menjadi kader
21

posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat

pengetahuannya kesadaran maupun kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat.

Caranya dengan penyuluhan perorangan. kelompok, membuat gerak Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat.

Ditingkat petugas strategi ini ditujukan kepada sasaran primer, meliputi pimpinan

puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya meningkatkan motivasi

petugas untuk membantu masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi

banding, pelatihan, dll.

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat

a. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.

b. Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti pelatihan,

pengembangan media komunikasi untuk penyuluhan individu, kelompok dan massa,

lomba, sarasehan dan lokakarya.

c. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam

bentuk komitmen dan sumber daya.

d. Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba dan

disempurnakan.

e. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan lintas

program dan lintas sektor pada tatanan terkait.

f. Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan, eksekutif).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak; pelaksanaan

adalah menerapkan AIC, yaitu :

A (Apreciation) : penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.

I (Involvement) : keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.


22

C (Commitment) : kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan, tugasnya.

J. BENTUK- BENTUK KEGIATAN PHBS

Kegiatan PHBS dapat dilakukan oleh semua masyarakat secara mandiri baik oleh individu

maupun kelompok. Kegiatan PHBS yang dapat dilakukan oleh masyarakat dapat dilakukan di

beberapa bidang, yaitu :

Di bidang kebersihan perorangan, beberapa prilaku bersih dan sehat yaitu :

1. Seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun,

2. Mandi minimal 2x/hari

3. Gosok gigi minimal 2 x sehari

Di bidang Gizi dan Farmasi, beberapa perilaku bersih dan sehat yaitu :

1. Makan dengan gizi seimbang

2. Memberi bayi ASI eksklusif

3. Mengkonsumsi garam beryodium

4. Makan buah dan sayur tiap hari

5. Menimbang berat badan(BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan

Di bidang Kesling, beberapa perilaku bersih dan sehat yaitu:

1. Seperti membuang sampah pada tempatnya,

2. Menggunakan jamban,

3. Memberantas jentik

4. Rumah memiliki ventilasi

5. Menggunakan air bersih

6. Memiliki jamban yang telah memenuhi syarat kesehatan


23

Di Bidang KIA & KB, beberapa perilaku bersih dan sehat yaitu :

1. Memeriksakan kehamilan secara rutin

2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

3. Mengimunisasi Balita dengan lengka

Di Bidang Pemeliharaan Kesehatan, beberapa contohnya adalah

1. Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan

2. Memiliki buku KIA untuk ibu hamil

3. Mendaftar sebagai pengguna pelayan kesehatan di suatu rumah sakit

4. Memanfaatkan Puskesmas/Sarana Kesehatan lain.

Anda mungkin juga menyukai