Sintia Melva
Universitas Bengkulu
Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi terdiri dari orang-orang, untu-unit pokok analisa dalam teori organisasi.
Berbagai ilmu perilaku an sosiologi memberikan banyak dasar untuk dapat memahami
prilaku inndividu dalam organisasi. Berbaagai proses psikologis memberikan alat-alat bagi
manusia untuk mengembangkan keprobadiannya. Konsep orang yang utuh menujukan
adanya integrasi bawaan dan ciri-ciri yang diperboleh pola prilaku individual adalah hasil
dari banyak faktor yang kompleks dan merupakan bagian integral dan penting bagi sistem
psikososial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Teori Motivasi
Vroom (1994) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan jenis-jenis yang dibuat
orang untuk mencapai suatu tujuan ,alih- alih berdasarkan internal. Teori harapan memiliki
tig asumsi pokok:
1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan
memperoleh hal tertentu.
2. Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu.
3. Setiap hasil berkatitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapa hasil
tertentu.
Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi
bila ia percaya bahwa (1) suatu prilaku tetrtentu akan menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil
tersebut mempunyai nilai positif baginya, (3) hail tersebut dapat dicapai dengan usaha yang
dilakukan seseorang. Jadi, seseorang akan memilih , ketika ia melihat alternatif-alternatif,
tingakat kerja demikian yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan
dengan dengannya.
Penelitian dan pengalaman hidup daalam organisasi menunjuan bahwa vitalitas kerja
berdasarkan didasarkan pada empat asumsi utama, yaitu:
2. Proses Motivasi
Konteks menyeluruh mengenai prilaku ini meliputi lingkungan eksternal dan faktor-
faktor internal seperti sasaran dan nilai-nilai organisasi, tekhnologi, struktur dan proses
manajerial. Faktor-faktor ini secara individual dan kolektif, mempengaruhimotivasi individu
dan kelompok dalam organisasi.
Tipe tekhnologi yang dipakai dalam organisasi juga mempengaruhi motivasi. Dalam
beberapa hal, kegiatan manusia dipacu oleh kecepatan mesin padda ban berjalan. Dalam hal-
hal lain, alat-alat, peralataan, dan prosedur hanyalah pembantu bagi usaha manusia yang
merupakan kunci bagi prestasi. Hubungan struktural, uraian pekerjaan dan harapan peranan,
juga memgang peranan penting dalam menetukan jumlah dan fokus usaha manusia.
Tekhnologi dan struktur adalah determinan primer determinan primer mengenai bagaimana
pekerjaan itu dibagi dan dipadukan.
3. Hierarki Kebutuhan
Konsep hierarki kebutuah ini dikembangkan oleh Abraham Maslow sebagai suatu
alternatif untuk meninjau motivasi menurut serangkai hasrat yang relatif terpisah dan nyata.
Konsepnya menekankan pada suatu hierarki dengan kebutuhan tertentu “yang lebih tinggi”
menjadi aktif, jika kebutuhan tertentu “yang lebih rendah” telah terpenuhi.
Herzberg dan para rekannya telah mengajrkan penelitian yang luas mengenai sikap
orang terhadap perkerjaannya. Penelitian ini bertuju menguji konsep bahwa orang itu
mempunyai dua perangkat kebutuhan, yaitu:
a. Perbaikan yang nyata
Konsep motivasi hygiene ini mempunyai hubungan dengan hierarki kebutuhan yaitu,
faktor-faktor hygiene dapat dihubungkan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan. Dalam
industri modern, sifat lingkungan dari kebanyakan pekerja pada dasarnya susah memuaskan
dalam hal kebutuhan tingkat-rendh ini. Artinya, kondisi kerja dan gaji pada ummumnya tela
dapat diterima. Jadi, menurut Maslow, kebutuhan yang telah terpenuhi ini, bukanlah
motivator yang efektif.
Sebaliknya, jika kondisi ini tidak cukup memuaskan, para pekerja bisa menjadi
kecewa dan bahkan tidak mencapai prestasi yang normal. Akan tetapi, tidak mungkin
konsentrasi untuk perbaikan segi lingkungan kerja ini aan menimbulkan usaha luar biasa;
artinyadi atau daan melampaui panggilan kewajiban.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya fikir dan daya fisik yang
imilki individu, perilaku dan sifatnya ditentun oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memnuhi kepuasan.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan
SDM sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuan.
a. Kepentingan individu
b. Kepentingan organisasi
c. Kepentingan nasional
2. Komponen perencanaan SDM, yaitu :
a. Tujuan
b. Perencanaan Organisasi
3) Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi, dan situasi
persediaan SDM
4) Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa endatang.
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk
mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini
memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kaitan SDM akan dikembangkan
dan dikelola.
e. Prosedur Perencanaan SDM
Metode PSDM, dikenal atas metode nonilmiah dan ilmiah. Metode nonilmiah
diaartikan bahwa perencanaan SDM hnya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan
perkiraan-pekiraan dari perencanaannya saja. Sedangkan metode ilmiah diartikan bahwa
PSDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data, informsi, dan peramalan dari
perencanaannya.
Setiap perusahaan pasti memiliki karyawan yang bekerja di berbagai bagian. Dan
masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab yyang berbeda. Akan sangat
penting bagi setiap untuk mempertahankan karyawannya agar dapat bekeja secara maksimal.
Kal inni sangatlah penting, karena karyawan merupakan aset dari suau perusahaan yag akan
memajukan perusahaan itu sndiri. Oleh karena itu, membangun loyalitas karyawan merupaka
suatu keharusan.
Berikut beberapa kita agar seseorang karyawan dapat tumbuh menjafi karyawan yang loyal:
1. Kepercayaan dan itegritas : seorang karyawan yang loyal adalah seorang yang dapat
dipercaya. Atasan dapat menjadi contoh yang baik untuk karyawannya agar dapat melakukan
setiap pekerjaan yang diberikan dengan baik. Dan tentunya seorang atasan harus memilki
komunikai yang baik dengan para karyawan.
6. Rekan kerja : banyak karyawan yang bertahan dan loyal karena faktor ini. Mungkin
mereka tidak menerima jagi yang besar. Namun, karena rekan rekan kerja dan lingkungan
yang positif, mereka bertahaan terus dala perusahaan tersebut.
8. Hubungan dengan atasan : hubungan dengan atasan memang sangat penting untuk
dibangun. Atasan yang kurang mampu emahami kkepemimpinan dapat embuat karyawan
tersebut ridak dapat bertahan. Namun, jialau seserang pemimpin mampu memahami
karyawannya, pastilah karyawan lebih loyal untuk bekerja lebih baik lagi.
1. Produktifitas Kerja
2. Efisiensi
3. Kerusakan
4. Kecelakaan
5. Pelayanan
6. Moral
Dengan pengembangan moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan
keterampilanya sesuai dengan pekerjaaan sehingga mereka antusias untuk
menylesaikan pekerjaanya dengan baik.
7. Karier
8. Konsetual
9. Kepemimpinan
11. Konsumen
a. Peserta Pembangunan
Peserta yang akan mengikuti pengembangan dari suatu perusahaan adalah karyawan
baru dan lama, baik dia tenaga operasional atau karyawan manajerial.
1) Karyawan baru, yaitu karyawan yang baru diterima bekerja pada perusahaan. Mereka
diberi pengembangan agar memahami, terampil, dan ahli dalam menyelesaikan pekerjaannya,
sehingga para karyawan dapat bekerja efesien dan efektif pada jabatan
pekerjaannya.Pengembangan karyawan baru perlu dilaksanakan agar teori dasar yang telah
mereka kuaeai dapat diimplementasikan secara baik dalam pekerjaannya.
2) Karyawan lama, yaitu karyawan lama yang di tugaskan perusahaan untuk mengikuti
pengembangan, seperti pada Balai Pusat Latihan Kerja. Pengembangan karyawan lama
dilaksanakan karena tuntutan pekerjaan, jabtan, perluasan perusahaan, penggantian mesin
lama dengan mesin baru, pembaruan metode kerja, serta persiapan untuk promosi. Jelasnya
pengembangan karyawan lama perlu dilaksanakan agar para karyawan semakin memahami
thecnical skill, human skill, manageril skill, supaya moral kerja dan prestasi kerjanya
meningkat.
b. Metode Pengembangan
Metode pengembangan terdiri atas Metode pelatihan atau training dan Metode
pendidikan atau education. Latihan/training diberikan kepada karyawan operasional,
sedangkan pendidikan/education diberikan kepada karyawan manajerial.
a) On The Job
Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru suatu
pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas. Metode latihan ini di bedakan
dalam 2 cara yaitu:
b) Vestibule
Vestibule adalah metode pelatihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel
yang biasanya di selenggarakan dalam suatu perusahaan industri untuk
memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan
pekerjaan tersebut. Melalui percobaan di buat suatu duplikasi dari bahan, alat-alat,
dan kondisi yang akan mereka temui dalam situasi kerja yang sebenarnya.
c) Demonstration and Example
d) Simulation
e) Apprenticeship
f) Classroom Methods
Penilaian kinerja adalah kegiatan menajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja
karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya. Penilaian kinerja adalah menilai rasio
hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Menurut Andrew F. Sikula penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.
Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya
sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan proses penilainnya jujur dan objektif
serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini memungkinkan karyawan
dipromosikan, didemosikan, dikembangkan, dan ata balas jasanya di naikkan.
Jadi dengan penilaian prestasi kerja dapatlah diketaui prestasi kerja seorang karyawan
di mana terdapat kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang dimilikinya.
Bagi mereka yang memilii prestasi kerja yang tinggi, memungkinkan dirinya untuk diberikan
promosi.
a. Dasar penilaian
Dasar penilaian adalah uraian pekerjaan dari setiap individu karyawan karena
dalam uraian pekerja inilah ditetapkan tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan
oleh setiap karyawan. Secara umum standar berarti apa yang akan dicapai sebagai
ukuran untuk penilain. Secara garis besar standar dibedakan atas dua, yaitu:
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Suatu motivasi yang diberikan seorang manager atau atasan kepada bawahannya dapat
memengaruhi kinerja seorang karyawan tersebut, cara-cara yang dapat dilakukan oleh manager
tersebut adalah dengan cara mengkombinasikan ketiga prinsip ini. Orang akan termotivasi bila ia
percaya bahwa :
3. Mengevaluasi kinerja karyawan adalah hal yang perlu dilakukan, agar setiap target dari
perusahaan tersebut dapat diketahui. Sehingga jika ada suatu cacat dalam kinerja karyawan
sebelumnya, maka untuk kedepannya kecacatan tersebut dapat diperbaiki.
B. Saran
Penulis sadar akan kekurangan isi makalah ini, makalah ini pun sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami selaku penulis memohon maaf jika banyak kesaahan dalam makalah
ini, kami juga memohon kepada Ibu dan teman-teman untuk memberikan masukan yang membangun
guna untuk memperbaiki makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fremont E.Kast dan James E.Rosenzweig, Organisasi dan Management. Bumi Aksara:
[1] R. Wayne Pace Don F. Faules, Komunikasi dan Organisasi: Strategi Meningkatkan akinerja
perusahaan, PT Remaja Rosdakarya: Bandung. 1998. Hal. 124-125
[3]Fremont E.Kast dan James E.Rosenzweig, Organisasi dan Management. Bumi Aksara: jakarta.
1995. Hal. 402-403
[4]Ibid...hal 404
[7]Ibid...
[10] www.google.com/ Penilaian dan Evaluasi Kinerja Karyawan diakses pada tanggal 29 April pukul
16.2