LANDASAN TEORITIS
1. Defenisi
Autisme adalah ketidakmampuan perkembangan yang biasanya terlihat sebelum
usia dua setengah tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara dan bahasa,
mobilitas, persepsi, dan hubungan interpersonal.(Speer, Kathleen Morgan. 2007)
2. Etiologi
Penyebab yang pasti dari autisme belum diketahui, yang pasti hal ini bukan
disebabkan karena pola asuh yang salah.
Menurut penelitian para ahli menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab
neurobiologist yang sangat kompleks. Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan
oleh interaksi factor genetic dan lingkungan seperti pengaruh negative selama masa
perkembangan otak.
Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negative selama masa
perkembangan otak, antara lain; penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat,
trauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik selama masa dalam kandungan
maupun setelah dilahirkan, gangguan imunologis,gangguan absorpsi-protein tertentu
akibat kelainan di usus.
3. Klasifikasi
Jenis persepsi
Autisme persepsi meupakan autism yang timbul sebelum lahir dengan gejala
adanya rangsangan dari luar, baik kecil maupun kuat dapat menimbulkan kecemasan.
Jenis reaksi
Autisme reaktif yaitu dengan gejala penderita membuat gerakan-gerakan tertentu
berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat diamati pada usia 6-7
tahun, memiliki sifat rapuh, mudah terpengaruh oleh dunia luar.
4. Pathway
5. Tanda dan gejala Autisme
Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun,dan
secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2-5 tahun. Namun, pada beberapa
kasus anak autis, gejalanya justru terlihat pada usia sekolah. Berdasarkan sebuah
penelitian, autisme lebih banyak menimpa anak laki-laki dari pada anak perempuan
Adapun gejala-gejala autisme pada anak, menurut Dr. Suriviana, antara lain:
1. Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan nonverbal,meliputi:
7. Penatalaksanaan
Autisme merupakan gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable) namun
bisa diterapi (treatable), maksudnya kelainan yang terjadi pada otak tidak bisa
diperbaiki namun ada gejala-gejala yang dapat dikurangi semaksimal mungkin
sehingga anak tersebut nantinya dapat berbaur dengan anak-anak lain secara normal.
d. Psikoterapi
Terapi khusus bagi anak autisme yang dalam pelaksanaannya harus melibatkan
peran aktif dari orang tua. Psikoterapi menggunakan teknik bermain kreatif verbal dan
non verbal yang memungkinkan orang tua lebih mendekatkan diri kepada anak
autisme dan mengenal kondisi anak secara mendetail guna membantu proses
penyembuhan anak.
e. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan membantu anak autisme yang mempunyai perkembangan
motorik kurang baik, antara lain gerak-geriknya kasar dan kurang luwes.Terapi
okupasi akan menguatkan, memperbaiki koordinasi, dan keterampilan otot halus anak.
f.Terapi Music
Terapi music untuk anak-anak autisme ialah penggunaan bunyi dan musik dalam
memunculkan hubungan antara penderita dengan individu lain, sekaligus terapi untuk
mendukung serta menguatkan secara fisik, mental, social dan emosional. Penggunaan
bunyi dan musik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya bermain music
bersama dengan improvisasi bebas. Hal ini sangat cocok untuk anak-anak autisme
yang notabene sulit dalam berkomunikasi. Melalui musik, anak-anak autisme dapat
mengungkapkan perasaan mereka dengan segala cara, baik menggunakan anggota
tubuh, suara, maupun alat musik yang disediakan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Kaji riwayat kehamilan ibu,nutrisi saat hamil dan terjadi ganguan pada saat hamil atau
tidak.
Kaji riwayat partum dan post partum
Uji perkembangan
Psikososial
Menarik diri dan tidak responsive terhadap orang tua
Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
Perilaku menstimulasi diri
Pola tidur tidak teratur
Permainan stereotip
Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
Tantrum yang sering
Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
Kemampuan bertutur kata menurun
Menolak mengonsumsi makanan yang tidak halus
Neurologis
Respons yang tidak sesuai terhadap stimulasi
Reflex mengisap buruk
Tidak mampu menangis ketika lapar
Gastrointestinal
Penurunan nafsu makan
penurunan berat badan
Gangguan tingkah laku
Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal.contoh:sulit bicara atau bicara berulang-
ulang
Gangguan pola bermain.contohnya:tidak suka bermain dengan teman sebaya
Gangguan sensori,seperti tidak sensitive terhadap rasa sakit/takut
Gangguan respon emosi.contoh:sering marah-marah dan tertawa tanpa alasan
Gangguan interaksi social
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulasi
b. Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubngan dengan rawat inap
di rumah sakit
c. Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan gangguan
3. Intervensi Keperawatan
a. Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulasi
Hasil yang diharapkan :
Anak mengkomunikasikan kebutuhannya dengan menggunakan kata-kata atau gerakan
tubuh yang sederhana,konkret; bayi dengan efektif dapat mengomunikasikan
kebutuhannya (keinginan akan makan, kenyamanan, dan sebagainya).
INTERVENSI RASIONAL
Ketika berkomunikasi dengan Kalimat yang sederhana dan diulang-
anak,bicaralah dengan kalimat ulang mungkin merupakan satu-
singkat yang terdiri atas satu hingga satunya cara berkomunikasi karena
tiga kata,dan ulangi perintah sesuai anak yang autistic mungkin tidak
yg diperlukan. mampu mengembangkan tahap
operasional yang konkret
Gunakan irama,music,dan gerakan Gerakan fisik dan suara membantu
tubuh untuk membantu anak mengenali integritas tubuh serta
perkembangan komunikasi sampai batasan-batasannya sehingga
anak dapat memahami bahasa. mendorongnya terpisah dari objek
dan orang lain.
Bantu anak mengenali hubungan Memahami konsep penyebab dan
antara sebab akibat dengan cara efek membantu anak membangun
menyebutkan perasaannya yang kemampuan untuk terpisah dari objek
khusus dan mengidentifikasi serta orang lain dan mendorongnya
penyebab stimulus bagi mereka. mengekspresikan kebutuhan serta
perasaannya.
Ketika berkomunikasi dengan Biasanya anak autistic tidak mampu
anak,bedakan kenyataan dengan membedakan antara realitas dan
fantasi,dalam pernyataan yang fantasi,dan gagal untuk mengenali
singkat dan jelas. nyeri atau sensasi lain serta peristiwa
hidup dengan cara yang bermakna.
Sentuh dan gendong bayi, tetapi Menyentuh dan menggendong
semampu yang dapat ditoleransi mungkin tidak membuat bayi yang
autistic merasa nyaman
b. Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan rawat
inap di rumah sakit
Hasil yang diharapkan :
Anak memperlihatkan penurunan kecenderungan melakukan kekerasan atau perilaku
merusak diri sendiri,yang ditandai oleh frekuensi tantrum dan sikap agresi atau
destruksi berkurang,serta peningkatan kemampuan mengatasi frustasi.
INTERVENSI RASIONAL
Sediakan lingkungan kondusif dan anak yang autistic dapat
sebanyak mungkin rutinitas berkembang melalui lingkungan
sepanjang periode perawatan di yang kondusif dan rutinitas,dan
rumah sakit. biasanya tidak dapat beradaptasi
terhadap perubahan dalam hidup
mereka.
Lakukan intervensi keperawatan Sesi yang singkat dan sering
dalam sesi singkat dan sering.Dekati memungkinkan anak mudah
anak dengan sikap lembut dan mengenal perawat serta
bersahabat,dan jelaskan apa yang lingkungan rumah
akan anda lakukan dengan kalimat sakit.Mempertahankan sikap
yang jelas,dan sederhana. tenang,ramah,dan
mendemonstrasikan prosedur
pada orang tua,dapat membantu
anak menerima intervensi.
Gunakan restrain fisik selama Restrain fisik dapat mencegah
prosedur ketika membutuhkannya, anak dari tindakan mencederai diri
untuk memastikan keamanan anak sendiri.Biarkan anak terlibat dalam
dan untuk mengalahkan amarah dan perilaku yang tidak terlalu
frustasinya. membahayakan.
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan orang tua untuk Membiarkan orang tua
mengekspresikan perasaan dan mengekspresikan perasaan dan
kekhawatiran mereka. kekhawatiran mereka tentang
kondisi kronis anak membantu
mereka beradaptasi terhadap
frustasi dengan baik.
Rujuk orang tua ke kelompok Kelompok pendukung
pendukung autism setempat dan ke memperbolehkan orang tua
sekolah khusus jika diperlukan. menemui orang tua dari anak lain
yang menderita autis untuk
berbagi informasi dan
memberikan dukungan
emosional.
Anjurkan orang tua untuk mengikuti Kontak dengan kelompok
konseling swabantu membantu orang tua
memperoleh informasi tentang
masalah terkini,dan
perkembangan yang
berhubungan dengan autisme
DAFTAR PUSTAKA
Speer,Kathleen morgan.rencana asuhan keperawatan pediatric.2007.EGC:Jaka