Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

1. Defenisi
Autisme adalah ketidakmampuan perkembangan yang biasanya terlihat sebelum
usia dua setengah tahun dan ditandai dengan gangguan pada wicara dan bahasa,
mobilitas, persepsi, dan hubungan interpersonal.(Speer, Kathleen Morgan. 2007)

Autisme adalah gangguan perkembangan yang umumnya menimpa anak-


anak.Gangguan ini membuat anak tidak mampu berinteraksi sosial dan seolah-olah
hidup dalam dunianya sendiri. (Aizid, Rizem. 2011)
Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang
ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang koqnitif, bahasa,
perilaku, komunikasi, dan interaksi social.

2. Etiologi
Penyebab yang pasti dari autisme belum diketahui, yang pasti hal ini bukan
disebabkan karena pola asuh yang salah.
Menurut penelitian para ahli menunjukkan bahwa autisme mempunyai penyebab
neurobiologist yang sangat kompleks. Gangguan neurobiologist ini dapat disebabkan
oleh interaksi factor genetic dan lingkungan seperti pengaruh negative selama masa
perkembangan otak.
Banyak faktor yang menyebabkan pengaruh negative selama masa
perkembangan otak, antara lain; penyakit infeksi yang mengenai susunan saraf pusat,
trauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik selama masa dalam kandungan
maupun setelah dilahirkan, gangguan imunologis,gangguan absorpsi-protein tertentu
akibat kelainan di usus.

3. Klasifikasi
 Jenis persepsi
Autisme persepsi meupakan autism yang timbul sebelum lahir dengan gejala
adanya rangsangan dari luar, baik kecil maupun kuat dapat menimbulkan kecemasan.
 Jenis reaksi
Autisme reaktif yaitu dengan gejala penderita membuat gerakan-gerakan tertentu
berulang-ulang dan kadang disertai kejang dan dapat diamati pada usia 6-7
tahun, memiliki sifat rapuh, mudah terpengaruh oleh dunia luar.

 Jenis autisme yang timbul kemudian


Jenis ini diketahui setelah anak agak besar dan akan mengalami kesulitan
dalam mengubah perilakunya karena sudah melekat atau ditambah adanya
pengalaman yang baru.

4. Pathway
5. Tanda dan gejala Autisme

Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun,dan
secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2-5 tahun. Namun, pada beberapa
kasus anak autis, gejalanya justru terlihat pada usia sekolah. Berdasarkan sebuah
penelitian, autisme lebih banyak menimpa anak laki-laki dari pada anak perempuan

Adapun gejala-gejala autisme pada anak, menurut Dr. Suriviana, antara lain:
1. Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan nonverbal,meliputi:

a. Terlambat bicara atau tidak dapat bicara


b. Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain,yang sering disebut
sebagai bahasa planet.
c. Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai
d. Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
e. Meniru atau membeo; beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada,
maupun kata-katanya tanpa mengerti artinya.
f. Kadang berbicara monoton seperti robot
g. Mimik muka datar
h. Seperti anak tuli,tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan
cepat.
2. Gangguan pada interaksi sosial, meliputi:
a. Menolak atau menghindar untuk bertatap muka
b. Mengalami kesulitan
c. Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
d. Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain
e. Menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan
sesuatu untuknya,apabila ia sedang menginginkan sesuatu
f. Jika didekati untuk bermain,justru menjauh
g. Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
h. Terkadang masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan
sebentar,kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun.
i. Keengganan untuk berinterasi lebih nyata dengan anak sebaya dibandingkan terhadap
orang tuanya.

3. Gangguan pada bidang perilaku dan bermain


a. Seolah tidak mengerti cara bermain, bermainnya sangat monoton, dan melakukan
gerakan yang sama berulang-ulang sampai berjam-jam.
b. Bila sudah senang terhadap satu mainan, tidak mau mainan yang lain dan cara
bermainnya juga aneh.
c. Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil-mobilan secara terus-menerus
untuk waktu yang lama) atau sesuatu yang berputar.
d. Terdapat kelekatan dengan benda-benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas,
serta gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana-mana.
e. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, dan air yang
bergerak.
f. Perilaku ritualistik sering terjadi
g. Dapat terlihat sangat hiperaktif,misalnya tidak dapat diam, lari ke sana-sini, melompat-
lompat, berputar-putar, dan memukul benda berulang-ulang.
h. Bisa juga menjadi terlalu diam.
4.Gangguan pada bidang perasaan dan emosi, meliputi:
a. Tidak ada atau kurangnya rasa empati (misalnya, ketika melihat anak menangis, si anak
tidak merasa kasihan ia bahkan merasa terganggu, sehingga anak sedang menangis
akan didatangi dan dipukulinya).
b. Tertawa-tawa sendiri serta menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata
c. Sering mengamuk tidak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan apa yang
diinginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan destruktif.
5.Gangguan dalam persepsi sensori, meliputi:
a. Mencium-cium, menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja
b. Bila mendengar suara keras,langsung menutup mata.
c. Tidak menyukai rabaan atau pelukan; bila digendong, cenderung merosot untuk
melepaskan diri dari pelukan.
d. Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu. (Aizid, Rizem.
2011)

6. Gambaran dan Perilaku Anak Autis


1. Gambaran unik anak autis
a. Selektif yang berlebihan terhadap rangsangan sehingga kemampuan menangkap
isyarat yang berasal dari lingkungan sangat terbatas.
b. Kurang motifasi, bukan hanya sering menarik diri dan asyik sendiri, tetapi juga
cenderung tidak termotivasi menjelajah lingkungan baru atau memperluas lingkup
perhatian mereka.
c. Memiliki respon stimulasi diri tinggi. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk merangsang diri sendiri, misalnya bertepuk tangan, mengepak-ngepakkan
tangan, dan memandangi jari-jemari sehingga tidak produktif.
d. Memiliki respon terhadap imbalan. Mereka belajar paling efektif pada kondisi imbalan
langsung, yang jenisnya sangat individual. Namun, respon ini berbeda untuk setiap
anak autis.
2. Perilaku Autistik
a. Perilaku berlebihan (excessive)
 Perilaku self-abuse (melukai diri sendiri)
Perilaku memukul, menggigit, dan mencakar diri diri sendiri.
 Agresif
Perilaku menendang, memukul, menggigit, dan mencubit.
 Tantrum
Perilaku menjerit, menangis, dan meloncat-loncat.
 Masuk atau membuat berantakan
Masuk ke dalam lemari, memberantakkan buku-buku dan mainan, dan bermain-main di
air.
 Perilaku stimulasi-diri
Menatap jari-jemari, berayun, dan mengepak-ngepakkan tangan.

b. Perilaku Berkekurangan (deficit)


 Kesiapan belajar
Kontak mata jika disuruh dan mengikuti perintah sederhana, seperti “tutup pintu” dan
“duduk”.
 Keterampilan motorik kasar
Bermain bola dan mengayuh sepeda roda tiga.
 Keterampilan motorik halus
Menyalin garis, mewarnai, dan menggunakan gunting.
 Imitasi non verbal
Tepuk tangan, menunjuk bagian tubuh, dan mengikuti gerakan atau mimik mulut.
 Imitasi verbal
Mengeluarkan suara secara spontan, meniru suku-suku kata, dan meniru penekanan
atau tinggi rendah dalam suatu kalimat
 Pembicaraan sederhana yang berguna
Menjawab pertanyaan-pertanyaan paling tidak satu kata, meminta sesuatu dengan satu
kata atau lebih.

7. Penatalaksanaan
Autisme merupakan gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable) namun
bisa diterapi (treatable), maksudnya kelainan yang terjadi pada otak tidak bisa
diperbaiki namun ada gejala-gejala yang dapat dikurangi semaksimal mungkin
sehingga anak tersebut nantinya dapat berbaur dengan anak-anak lain secara normal.

Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain :


a. Terapi Medikamentosa
Terapi ini dilakukan dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki
komunikasi, memperbaiki respon terhadap lingkungan,menghilangkan perilaku aneh
serta diulang-ulang.Obat-obat yang ada di Indonesia adalah dari jenis anti-depresan
selektive serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan benzodiazepin, seperti fluoxetine
prozac,sertralin,zoloft,dan risperidone rispedal.
b. Terapi Biomedis
Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian
suplemen. Terapi ini dilakukan berdasarkan banyaknya gangguan fungsi tubuh, seperti
gangguan pencernaan, alergi, daya tahan tubuh rentan, dan keracunan logam berat.
c. Terapi wicara
Umumnya, terapi ini menjadi keharusan bagi anak autis karena mereka
mengalami keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa. Psikoterapi menggunakan
teknik bermain kreatif verbal dan non verbal yang memungkinkan orang tua lebih
mendekatkan diri kepada anak autisme dan mengenal kondisi anak secara mendetail
guna membantu proses penyembuhan anak.

d. Psikoterapi
Terapi khusus bagi anak autisme yang dalam pelaksanaannya harus melibatkan
peran aktif dari orang tua. Psikoterapi menggunakan teknik bermain kreatif verbal dan
non verbal yang memungkinkan orang tua lebih mendekatkan diri kepada anak
autisme dan mengenal kondisi anak secara mendetail guna membantu proses
penyembuhan anak.

e. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan membantu anak autisme yang mempunyai perkembangan
motorik kurang baik, antara lain gerak-geriknya kasar dan kurang luwes.Terapi
okupasi akan menguatkan, memperbaiki koordinasi, dan keterampilan otot halus anak.

f.Terapi Music
Terapi music untuk anak-anak autisme ialah penggunaan bunyi dan musik dalam
memunculkan hubungan antara penderita dengan individu lain, sekaligus terapi untuk
mendukung serta menguatkan secara fisik, mental, social dan emosional. Penggunaan
bunyi dan musik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya bermain music
bersama dengan improvisasi bebas. Hal ini sangat cocok untuk anak-anak autisme
yang notabene sulit dalam berkomunikasi. Melalui musik, anak-anak autisme dapat
mengungkapkan perasaan mereka dengan segala cara, baik menggunakan anggota
tubuh, suara, maupun alat musik yang disediakan.

g. Peran orang tua


Banyak peran yang bisa dan harus dilakukan orang tua anak autis. Pertama,
memastikan diagnosa, sekaligus mengetahui ada- tidaknya gangguan lain pada anak
untuk ikut diobati.Carilah dokter yang dapat memahami penyakit anak dan jangan
fanatik pada satu dokter karena tidak selamanya seorang dokter benar secara mutlak.
Hal yang juga sangat membantu orang tua adalah bertemu dan berbicara dengan
sesama orang tua anak autis. Usahakan bergabung dalam parents support
group.Selain untuk berbagi rasa, juga untuk berbagi pengalaman, informasi, dan
pengetahuan.Orang tua juga harus bertindak sebagai manager saat terapi dilakukan,
misalnya mempersiapkan kamar khusus, mencari dan mewawancara terapis, mengatur
jadwal, melakukan evaluasi bersam tim, juga mampu memutuskan segala sesuatu yang
berkaitan dengan pendidikan, terapisan, dan pengobatan anak.
h. Spesifikasi diet bagi anak autis
1. Bahan makanan yang mengandung luten yang biasanya terdapat dalam gandum,
tepung terigu, atau maizena, oat, barley, dan lain—lain. Produk olahan yang
mengandung gluten antara lain kecap, roti, cookies atau biskuit, mie, sereal, donat, pie.
2. Bahan makanan yang mengandung kasein yang biasanya terdapat dalam susu hewan.
Produk olahan yang mengandung kasein antara lain keju, es krim, yougurt, biskuit,
margarin.
3. Bahan makanan yang mengandung penyedap rasa atau MSG. Selain itu,sebagian
besar anak autisme juga sensitif terhadap bumbu makanan tertentu seperti ketumbar,
merica, jahe, cengkeh.
4. Bahan pemanis dan pewarna buatan seperti permen, saos tomat, minuman kemasan.
5. Makanan yang diawetkan seperti makanan kalengan, sosis, makanan olahan atau
makanan yang dijual di supermarket.
6. Makanan siap saji
7. Minuman berkarbonasi atau sooftdrink
8. Buah-buahan tertentu seperti anggur, pir, lengkeng, pisang, apel, jeruk, tomat, almond,
cherry, strawberry, melon, mangga yang terlalu manis, ketimun.
9. Jenis air tertentu, seperti air ledeng, air sumur. Oleh karena itu tetap dianjurkan bagi
anak autisme untuk mengkonsumsi air mineral
10. Kurma, jagung, santan, minyyak kelapa atau kelapa sawit, abon sapi
11. Gelatin, mayones, mustard, cuka
12. Ebi, kornet, dendeng, ham, telur asin, ikan asin, daging kambing. Oleh karena itu, ikan
dan daging ayam masih menjadi prioritas makanan bagi anak autisme.
13. Kentang goreng, rempeyek
14. Semua jenis gula tanpa terkecuali selain jenis gula yang direkomendasikan dokter atau
terapis
15. Madu dengan campuran gula

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Kaji riwayat kehamilan ibu,nutrisi saat hamil dan terjadi ganguan pada saat hamil atau
tidak.
Kaji riwayat partum dan post partum
Uji perkembangan
Psikososial
 Menarik diri dan tidak responsive terhadap orang tua
 Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
 Keterikatan yang tidak pada tempatnya dengan objek
 Perilaku menstimulasi diri
 Pola tidur tidak teratur
 Permainan stereotip
 Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
 Tantrum yang sering
 Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu pembicaraan
 Kemampuan bertutur kata menurun
 Menolak mengonsumsi makanan yang tidak halus
Neurologis
 Respons yang tidak sesuai terhadap stimulasi
 Reflex mengisap buruk
 Tidak mampu menangis ketika lapar
Gastrointestinal
 Penurunan nafsu makan
 penurunan berat badan
Gangguan tingkah laku
Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal.contoh:sulit bicara atau bicara berulang-
ulang
Gangguan pola bermain.contohnya:tidak suka bermain dengan teman sebaya
Gangguan sensori,seperti tidak sensitive terhadap rasa sakit/takut
Gangguan respon emosi.contoh:sering marah-marah dan tertawa tanpa alasan
Gangguan interaksi social
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulasi
b. Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubngan dengan rawat inap
di rumah sakit
c. Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan gangguan

3. Intervensi Keperawatan
a. Hambatan komunikasi berhubungan dengan kebingungan terhadap stimulasi
Hasil yang diharapkan :
Anak mengkomunikasikan kebutuhannya dengan menggunakan kata-kata atau gerakan
tubuh yang sederhana,konkret; bayi dengan efektif dapat mengomunikasikan
kebutuhannya (keinginan akan makan, kenyamanan, dan sebagainya).

INTERVENSI RASIONAL
Ketika berkomunikasi dengan Kalimat yang sederhana dan diulang-
anak,bicaralah dengan kalimat ulang mungkin merupakan satu-
singkat yang terdiri atas satu hingga satunya cara berkomunikasi karena
tiga kata,dan ulangi perintah sesuai anak yang autistic mungkin tidak
yg diperlukan. mampu mengembangkan tahap
operasional yang konkret
Gunakan irama,music,dan gerakan Gerakan fisik dan suara membantu
tubuh untuk membantu anak mengenali integritas tubuh serta
perkembangan komunikasi sampai batasan-batasannya sehingga
anak dapat memahami bahasa. mendorongnya terpisah dari objek
dan orang lain.
Bantu anak mengenali hubungan Memahami konsep penyebab dan
antara sebab akibat dengan cara efek membantu anak membangun
menyebutkan perasaannya yang kemampuan untuk terpisah dari objek
khusus dan mengidentifikasi serta orang lain dan mendorongnya
penyebab stimulus bagi mereka. mengekspresikan kebutuhan serta
perasaannya.
Ketika berkomunikasi dengan Biasanya anak autistic tidak mampu
anak,bedakan kenyataan dengan membedakan antara realitas dan
fantasi,dalam pernyataan yang fantasi,dan gagal untuk mengenali
singkat dan jelas. nyeri atau sensasi lain serta peristiwa
hidup dengan cara yang bermakna.
Sentuh dan gendong bayi, tetapi Menyentuh dan menggendong
semampu yang dapat ditoleransi mungkin tidak membuat bayi yang
autistic merasa nyaman

b. Resiko membahayakan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan rawat
inap di rumah sakit
Hasil yang diharapkan :
Anak memperlihatkan penurunan kecenderungan melakukan kekerasan atau perilaku
merusak diri sendiri,yang ditandai oleh frekuensi tantrum dan sikap agresi atau
destruksi berkurang,serta peningkatan kemampuan mengatasi frustasi.

INTERVENSI RASIONAL
Sediakan lingkungan kondusif dan anak yang autistic dapat
sebanyak mungkin rutinitas berkembang melalui lingkungan
sepanjang periode perawatan di yang kondusif dan rutinitas,dan
rumah sakit. biasanya tidak dapat beradaptasi
terhadap perubahan dalam hidup
mereka.
Lakukan intervensi keperawatan Sesi yang singkat dan sering
dalam sesi singkat dan sering.Dekati memungkinkan anak mudah
anak dengan sikap lembut dan mengenal perawat serta
bersahabat,dan jelaskan apa yang lingkungan rumah
akan anda lakukan dengan kalimat sakit.Mempertahankan sikap
yang jelas,dan sederhana. tenang,ramah,dan
mendemonstrasikan prosedur
pada orang tua,dapat membantu
anak menerima intervensi.
Gunakan restrain fisik selama Restrain fisik dapat mencegah
prosedur ketika membutuhkannya, anak dari tindakan mencederai diri
untuk memastikan keamanan anak sendiri.Biarkan anak terlibat dalam
dan untuk mengalahkan amarah dan perilaku yang tidak terlalu
frustasinya. membahayakan.

Gunakan teknik modifikasi perilaku Pemberian imbalan dan hukuman


yang tepat untuk menghargai perilaku dapat membantu mengubah
positif dan menghukum perilaku yang perilaku anak dan mencegah
negative. episode kekerasan.

Ketika anak berperilaku destruktif, Setiap peningkatan perilaku


tanyakan apakah ia mencoba agresif menujukkan perasaan
menyampaikan sesuatu untuk stress meningkat, kemungkinan
dimakan atau diminum atau apakah muncul dari kebutuhan untuk
ia perlu pergi ke kamar mandi mengkomunikasikan sesuatu

c. Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan gangguan


Hasil yang diharapkan :
Orang tua mendemonstrasikan keterampilan peran menjadi orang tua yang tepat yang
ditandai oleh ungkapan kekhawatiran mereka tentang kondisi anak dan mencari nasihat
serta bantuan.

INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan orang tua untuk Membiarkan orang tua
mengekspresikan perasaan dan mengekspresikan perasaan dan
kekhawatiran mereka. kekhawatiran mereka tentang
kondisi kronis anak membantu
mereka beradaptasi terhadap
frustasi dengan baik.
Rujuk orang tua ke kelompok Kelompok pendukung
pendukung autism setempat dan ke memperbolehkan orang tua
sekolah khusus jika diperlukan. menemui orang tua dari anak lain
yang menderita autis untuk
berbagi informasi dan
memberikan dukungan
emosional.
Anjurkan orang tua untuk mengikuti Kontak dengan kelompok
konseling swabantu membantu orang tua
memperoleh informasi tentang
masalah terkini,dan
perkembangan yang
berhubungan dengan autisme

DAFTAR PUSTAKA
Speer,Kathleen morgan.rencana asuhan keperawatan pediatric.2007.EGC:Jaka

Anda mungkin juga menyukai