Penyakit Graves disebabkan oleh terganggunya fungsi sistem imun tubuh. Pada kondisi ini,
antibodi yang diproduksi oleh tubuh yang seharusnya ditujukan kepada virus atau benda asing
lain sebagai pemicu penyakit, malah justru menyerang reseptor yang terdapat pada sel dalam
kelenjar tiroid di leher. Antibodi ini kemudian mengganggu proses produksi hormon tiroid
sehingga jumlahnya menjadi berlebihan dan menyebabkan hipertiroidisme.
Beberapa faktor risiko juga dapat memicu penyakit Graves, antara lain:
Jenis kelamin. Dibandingkan pria, wanita memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk
terserang penyakit.
Penyakit ini cenderung dialami oleh orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun.
Sejarah penyakit Graves di dalam riwayat Beberapa gen yang diturunkan di dalam keluarga yang
memiliki sejarah penyakit ini menyebabkan anggota keluarga tersebut menjadi lebih rentan
terkena penyakit Graves.
Gangguan sistem kekebalan tubuh lain. Beberapa jenis gangguan lain pada sistem kekebalan
tubuh dapat menjadi pemicu penyakit ini, yaitu diabetes tipe 1 dan artritis reumatoid (rheumatoid
arthritis).
Stres secara emosional atau fisik. Peristiwa atau sakit yang menyebabkan stres dapat turut
memicu penyakit Graves pada orang dengan gen yang rentan terhadap penyakit ini.
Merokok dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, terutama bagi seorang perokok yang
mengidap penyakit Graves akan memiliki risiko yang tinggi, termasuk risiko terkena penyakit
Graves ophthalmopathy.
Trauma yang dialami oleh kelenjar tiroid, misalnya akibat prosedur operasi.
Kehamilan maupun paska persalinan khususnya pada perempuan dengan gen yang rentan dapat
meningkatkan risiko munculnya penyakit Graves.
Adanya benjolan (nodule) abnormal yang berkembang pada kelenjar tiroid. Benjolan-benjolan
ini biasanya bukan kanker.
Kanker tiroid. Pada kasus yang langka, penderita kanker tiroid dapat memicu kondisi ini.
Rambut rontok
Insomnia
Depresi
Gelisah
Terdapat dua kondisi khusus berdasarkan gejala khas yang muncul, yaitu oftalmopati Graves
yang mengenai area mata dan dermopati Graves yang mengenai kulit. Kondisi oftalmopati
Graves terjadi akibat adanya karbohidrat tertentu yang terakumulasi di dalam kulit dan belum
diketahui juga penyebab pastinya. Gangguan yang dialami oleh sekitar 30 persen penderita
penyakit Graves ini bergejala berikut:
Mata yang menonjol (exophthalmos)
Kehilangan penglihatan
Oftalmopati Graves biasanya muncul bersamaan dengan kondisi hipertiroidisme atau muncul
beberapa bulan sesudahnya. Namun gejala penyakit ini mungkin sudah ada sejak sebelum
mengalami hipertiroidisme atau bisa juga tanpa kehadiran hipertiroidisme.
Dermopati Graves adalah kasus yang lebih jarang ditemukan. Gejala utamanya adalah memerah
dan menebalnya kulit pada area tulang kering atau bagian atas kaki.
Segera temui dokter untuk memeriksakan gejala penyakit Graves yang dialami dan mendapatkan
diagnosis yang akurat.
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengecek level hormon tiroid serta hormon
pituitari yang mengatur produksi hormon dari kelenjar tiroid, yaitu TSH (thyroid-stimulating
hormone). Penderita penyakit Graves umumnya memiliki level hormon pituitari yang lebih
rendah dari batas normal, serta level hormon tiroid yang lebih tinggi. Tes terhadap level antibodi
dapat direkomendasikan untuk mengetahui kemungkinan hipertiroidisme yang disebabkan oleh
penyakit Graves atau kondisi lain.
Pemeriksaan penunjang penyakit Graves lainnya terdiri dari pemeriksaan ultrasound, CT scan,
X-ray, dan MRI scan untuk melihat pembesaran pada kelenjar tiroid. Prosedur ultrasound dapat
menjadi pilihan bagi pasien yang tengah hamil.
Tes lainnya adalah pemeriksaan serapan yodium radioaktif pada kelenjar tiroid. Jumlah yodium
radioaktif yang diserap oleh kelenjar tiroid akan membantu dokter menentukan apakah pasien
sedang menderita penyakit Graves atau kondisi penyebab hipertiroidisme lainnya.
Latihan fisik dapat membantu mengurangi risiko rapuhnya tulang atau osteoporosis.
Mengurangi stres sebanyak mungkin dapat mengurangi efek gejala maupun penyakit Graves itu
sendiri.
Keropos tulang atau osteoporosis. Banyaknya hormon tiroid turut berdampak kepada
kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium ke dalam tulang. Hal ini menyebabkan kekuatan
tulang menjadi berkurang sehingga menjadi mudah rapuh.
Kondisi kehamilan yang terganggu. Beberapa komplikasi penyakit Graves pada masa kehamilan,
antara lain kelahiran prematur, disfungsi tiroid pada janin, menurunnya perkembangan janin,
tekanan darah tinggi pada ibu (preeklamsia), gagal jantung pada ibu, hingga keguguran.
Kondisi badai tiroid (thyroid storm), atau cepatnya laju produksi hormon tiroid secara berlebihan
yang dikenal juga dengan istilah thyrotoxic crisis. Kondisi ini dipicu oleh hipertiroidisme parah
yang tidak segera mendapat penanganan dan tergolong kondisi yang langka dan sangat
berbahaya bagi penderita. Beberapa gejala yang menandakan thyroid storm, antara lain keringat
berlebih, demam, muntah, diare, kejang, mengigau, rendahnya tekanan darah, bahkan koma.
Kondisi ini wajib mendapat penanganan di rumah sakit secepatnya.