Anda di halaman 1dari 7

Tugas Perkembangan Teknologi Komunikasi

Bayu Putra Aditya


152050213 (Efek)
Kelas D
Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Univesitas Pasundan
Bandung
Bab I

LATAR BELAKANG

Media televisi merupakan salah satu media yang memiliki keunggulan tersendiri yang sedang
marak digunakan oleh masyarakat. Sering dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia
akan informasi semakin besar.

Pada zaman sekarang, televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan
informasi secara cepat dan mampu mencapai pemirsa dalam jumlah banyak dari waktu
bersamaan. Televisi dengan berbaga tayangan yang ditampilkan telah mampu menarik minat,
dan membius pemirsa untuk menyaksikan berbagai tayangan-tayangan yang ditampilkan mulai
dari infotaiment,entertaiment, iklan, hingga sinetron dan film yang sesungguhnya tidak layak
ditampilkan.

Kehadiran televisi sesungguhnya memang mampu menayangkan tayangan-tayangan yang begitu


menarik karena telah ditambahi dengan aksesoris-aksesoris, sehingga tanpa didasari mereka
sangat mengagumi beberapa acara-acara yang ditayangkan di televisi dan mampu mengubah
mereka sedikit demi sedikit.Tayangan-tayangan di televisi juga dapat menimbulkan dampak
positif dan dampak negative.
 Contoh kasus

Pengaruh Televisi Pada Pelajar

Televisi menjadi sarana komunikasi utama di sebagian besar masyarakat kita. Hampir di setiap
rumah tak mengenal dari kalangan atas atau bawah sekalipun terdapat benda berbentuk segi
empat yang menyajikan tayangan berupa hiburan maupun informasi. Sayangnya pada saat ini
televisi sering menyajikan nilai kekerasan baik secara fisik maupun verbal. Penyajiannya seperti
hanya sebagai hiburan atau informasi dengan gaya yang indah dan dikemas menjadi berseni,
menarik. Namun, di dalamnya baik secara terselubung maupun terang-terangan terdapat nilai-
nilai kekerasan. Nilai-nilai itu dapat mempengaruhi penontonnya tanpa disadari. Tayangan
Televisi harus diatur karena mempengaruhi sikap dan perilaku penontonya khususnya bagi yang
belum memiliki referensi yang kuat yakni pelajar yang masih dibawah umur. Di era globalisasi
sekarang ini media cukup andil dalam perkembangan kepribadian masyarakat terutama kalangan
pelajar.

Media yang cukup dekat dengan pelajar saat ini adalah media televisi. Hampir setiap hari para
pelajar menyaksikan televisi. Di dalam televisi tentunya terdapat beberapa stasiun televisi.
Stasiun-stasiun televisi tersebut tentunya menyediakan tayangan-tayangan untuk menarik
perhatian para penonton. Tayangan-tayangan televisi tersebut membawa dampak pada psikis
penontonnya. Khususnya pada kalangan pelajar cukup membawa pengaruh baik positif maupun
negatif. Akhir-akhir ini cukup marak tayangan televisi yang tidak patut untuk di saksikan oleh
pelajar khususnya pelajar yang masih di bawah usia pubertas. Banyak tayangan-tayangan di
televisi yang menyajikan kekerasan yang dapat merangsang penontonnya untuk melakukan
tindakan serupa.

Contoh kasus

beberapa tahun lalu ada suatu acara gulat di stasiun televisi swasta yang mampu merangsang
penonton khususnya pelajar untuk melakukan tindakan serupa. Kita mungkin masih ingat ketika
itu banyak anak menjadi korban luka atau bahkan sampai meninggal akibat mempraktikan
adegan kekerasan dalam acara tersebut. Haruskah dunia pertelevisian kita yang seharusnya
memberikan informasi kepada masyarakat malah menjadi malapetaka ? walaupun tayangan gulat
tersebut sudah tidak boleh tayang lagi, masih banyak tayangan-tayangan kekerasan lain yang
terselip dalam adegan sinetron, acara reality show, dan bahkan acara lawak di televisi. Kita
sering melihat juga mungkin disekitar lingkungan kita tinggal atau sekolah, adanya
tindak bullying yang dilakukan oleh pelajar mengikuti gaya-gaya candaan yang di sajikan oleh
acara-acara di televisi. Mereka melakukan bullying terhadap temannya padahal belum tentu
temannya tersebut dapat menerima. Jelas-jelas ini akan menimbulkan dampak psikologis kepada
yang menjadi korban bullying tersebut. Tentunya kita tidak mau hal serupa seperti efek dari
tayangan gulat beberapa tahun lalu terulang kembali harus ada tindakan untuk menangani
masalah ini.

Psikolog Universitas Andalas (Unand) Padang Kuswardani Susari Putri, M.Si. ( dikutip dari
hanura.com ) menilai saat ini masih sedikit stasiun televisi yang menayangkan program yang
berpihak kepada anak. Siaran televisi masih dipenuhi adegan kekerasan dan masih sedikit
menghadirkan program yang mendidik dan mencerdaskan anak. Menurut dia, siaran televisi
masih didominasi oleh adegan kekerasan, baik secara fisik maupun kejiwaan yang dapat merusak
aspek kejiwaan anak. ini bisa dilihat dari beberapa stasiun televisi swasta yang menyajikan acara
lawak yang sarat akan nilai kekerasan seperti seorang pemain dipukul oleh suatu benda lunak,
memasukan benda ke dalam mulut seorang pemain, dan bahkan yang lebih parah mengolok-olok
seorang pemainnya berdasarkan kekurangan fisiknya

Menurut peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 03 tahun 2007 tentang standar program
siaran pasal 1 ayat 13 adalah program yang dalam penyajiannya memunculkan efek suara berupa
hujatan, kemarahan yang berlebihan, pertengkaran dengan suara seolah-olah membanting atau
memukul sesuatu, dan atau visualisasi gambar yang nyata-nyata menampilkan tindakan seperti
pemukulan, pengerusakan secara eksplisit dan vulgar adalah merupakan program yang
mengandung muatan kekerasan. Hal ini dapat kita lihat di acara-acara televisi kita seperti
sinetron, reality show, dan acara lainnya yang masih sarat akan nilai kekerasan berdasarkan
indikator peraturan komisi penyiaran Indonesia tersebut.
Bab II

 Analisis kasus

 Data/fakta
1. Beberapa tahun lalu ada suatu acara gulat di stasiun televisi swasta yang mampu
merangsang penonton khususnya pelajar untuk melakukan tindakan serupa. Kita mungkin
masih ingat ketika itu banyak anak menjadi korban luka atau bahkan sampai meninggal
akibat mempraktikan adegan kekerasan dalam acara tersebut.

2. Dalam adegan sinetron, acara reality show, dan bahkan acara lawak di televisi. Kita
sering melihat juga mungkin disekitar lingkungan kita tinggal atau sekolah, adanya
tindak bullying yang dilakukan oleh pelajar mengikuti gaya-gaya candaan yang di sajikan
oleh acara-acara di televisi. Mereka melakukan bullying terhadap temannya padahal
belum tentu temannya tersebut dapat menerima. Jelas-jelas ini akan menimbulkan
dampak psikologis kepada yang menjadi korban bullying tersebut.

 Teori yang di Gunakan

Teori Pengembangan (Cultivation Theory)

Teori pengembangan adalah suatu pendekatan yang dibangun oleh Profesor George Gerbner. Ia
memulai proyek penelitian mengenai indikator-indikator budaya pada pertengahan tahun 1960an.
Penelitian ini untuk mengkaji apakah dan bagaimana menonton televisi dapat mempengaruhi ide
atau gagasan pemirsa mengenai dunia.
Berdasarkan pendapat para peneliti, televisi adalah pendongeng utama di dalam masyarakat masa
kini. Selain itu, televisi juga telah menjadi sumber utama sosialisasi bagi masyarakat. Televisi
juga menampilkan sebuah mainstream atau pandangan yang seragam mengenai dunia saat ini.

Selain itu, terdapat beberapa tema yang secara konsisten diangkat ke layar televisi yaitu
kekerasaan, peran gender secara stereotype, dan berbagai macam program virtual lainnya.
Semakin sering seseorang menonton televisi maka akan ia akan semakin percaya bahwa bahwa
kenyataan yang ada dalam tayangan televisi sama dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan
nyata. Karenanya, pemirsa kelas berat akan merasa bahwa dunia tempat ia tinggal adalah tempat
yang paling berbahaya.

Dengan menggunakan cultivation theory atau teori pengembangan kita bisa melihat efek yang di
timbulkan oleh televisi terhadap prilaku pelajar khususnya bagi yang belum memiliki referensi
yang kuat yakni pelajar yang masih dibawah umur, efek ini di timbulkan karena konsumtif
terhadap media televise sangatlah besar yang sekaligus juga mempengaruhi prilaku si anak itu
sendiri, karena ia merasa bahwa apa yang di tampilkan di televisi adalah kejadian nyata, seperti
kasus di atas tayangan smackdown bisa mempengaruhi prilaku anak cotohnya anak itu
menirukan gulat yang di tayangkan di televisi yang jelas jelas itu hanya rekayasa media supaya
menarik perhatian khalayak, tapi bagi pelajar yang mungkin wawasannya sudah luas dan tidak
percaya akan tayangan yang ada di televise mungkin hal seperti ini tidak akan berpengaruh apa-
apa tetap untuk pelajar di bawah umur ini sangat berbahaya karena dapat merangang mereka
untuk mempraktekannya dengan temannya.

Lebih bahaya lagi bila mana televisi sudah menayangkan adegan dewasa dalam film, anak anak
akan menangkap dan menyimpan kejadian tersebut di ingatannya dan setidaknya akan
mempengaruhi prilakunya, pola pikir mereka pun akan terganggu dengan adanya film dewasa
mereka akan berfikir dan berprilaku layaknya dewasa yang di implementasikan kepada teman
atau lawan jenisnya makanya tidak jarang sekarang anak di bawah umur sudah mencoba
melakukan yang seharusnya tidak di lakukan di usianya.

 Efek negatif dari televisi terhadap pelajar

1. Kurangnya minat belajar di rumah dan menghabiskan waktu dengan menonton


televisi
2. Malas
3. Perubahan prilaku menjadi beranggapan semua kejadian yang di lihat adalah kejadian
sebenarnya
4. Mengikuti gaya atau meniru niru adegan di televisi
5. Merusak Mata
6. Mengekspos Anak Terhadap Kekerasan
7. Menjauhkan Anak dari Anggota Keluarga
8. Dengan banyaknya film yang tidak sesuai dengan umur anak anak banyak meniru
adegan yang tidak sesuai dengan umurnya

 Efek positif dari televisi terhadap pelajar

1. Menambah wawasan
2. Sebagai sarana hiburan
3. Mengetahui berita berita baik di dalam maupun di luar negeri
4. Menjadi sarana edukasi
5. Memberi Inspirasi
6. Mendukung Kemampuan Visual Anak
Bab III

 Kesimpulan

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tayangan kekerasan di televisi memicu tindakan kekerasan
pelajar. Untuk masalah ini sebaiknya orang tua menemani dan mengawasi anak mereka yang
masih di usia sekolah ketika menonton televisi. Apabila tidak bisa menemani setidaknya
mewanti-wanti anak-anaknya untuk tidak meniru adegan yang tidak baik dalam tayangan televisi
yang disaksikannya. Dari pihak stasiun televisi juga agar bisa menyaring tayangan-tayangan
yang mengandung kekerasan didalamnya kalaupun itu bukan tayangan untuk anak-anak
setidaknya pihak stasiun televisi memindahkan jam tayang tayangan atau acara tersebut. Komisi
Penyiaran Indonesia juga diharapkan bisa memperingati acara-acara yang sarat dengan adegan
atau tayangan kekerasan yang tidak baik di tonton untuk pelajar khususnya yang masih dibawah
umur. Memang cukup sulit untuk mengatasi pengaruh negatif dari televisi di era globalisasi ini.

 Sumber pustaka

https://www.kompasiana.com/angga_lesmana/pengaruh-televisi-terhadap-pada-
pelajar_552887306ea834ee018b4590

Anda mungkin juga menyukai