Disusun Oleh :
Nama (NPM/NIM)
Hampir semua mahluk ciptaan Allah swt, di atas dunia ini bila hendak
halnya dengan manusia sebagai salah satu diantara mahluk ciptaanNya dalam
Terjemahan :
menciptakan kamu dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istri
yang banyak.1
Memandang perkawinan itu mengandung nilai spiritual yang datangnya dari Allah
1
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : PT. Inter Masa. 1986)
h. 114
Sedang mahluk selain manusia hanya menggunakan perkawinan sebagai alat
untuk berkembang biak saja. Hal ini dikarenakan manusia dikarunia oleh Allah
ialah Ketuhan Yang Maha Esa, makanya perkawinan mempunyai hubungan yang
erat dengan agama atau kerohanian, sehingga perkawinan bukan hanya sekedar
mempunyai unsur jasmani saja akan tetapi unsur kerohanian juga mempunyai
peranan penting. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan tujuan dari sebuah
perkawinan yaitu untuk membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera
diharapkan, terkadang harus putus ditengah jalan apakah sebab perceraian itu
karena cerai talak, cerai gugat, fasid nikah, fasakh nikah, atau pembatalan sebuah
dalam skripsi ini penulis mencoba melihat praktek pembatalan perkawinan pada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul satu masalah pokok yaitu
Indonesia. Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan
Perkawinan?
C. Hipotesis
Adalah tidak adanya izin untuk berpolygami atau izin untuk beristeri lebih
dari satu orang, dalam hal ini pihak suami telah melakukan suatu perkawinan baru
dengan seorang wanita tanpa sepengetahuan dari isterinya yang sah. Untuk
sebagai berikut :
di Pengadilan Agama Tana Toraja yaitu adalah tidak adanya izin untuk
berpolygami atau izin untuk beristeri lebih dari satu orang, dalam hal ini
D. Pengertian Judul
Untuk memproleh pemahaman yang lebih jelas dari judul praktek pembatalan
Tana Toraja. Maka terlebih dahulu akan dijelaskan bebepara kata yang digunakan
dalam judul tersebut. Kata Pembatalan diambil dari kata batal yang berarti tidak
jadi, atau tidak sah.2 “Perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak
perkawinan setelah adanya ijab kabul dan aqad nikah. Perkawinan yang
dimaksud dalam hal ini adalah : Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 3 Setelah kita
mengenal pengertian dari kata yang digunakan dalam judul, maka dikaitkanlah
Ruang lingkup pembahasan dalam skripsi ini, terlebih dahulu melihat praktek
2
W.J.S. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Cet: X; Jakarta, Balai
Pustaka, Jakarta. 1987), hal.
3
Lihat Undang-Undang Perkawinan No.1 Thn 1974, ( Arkola), h. 5
Agama Tana Toraja serta faktor penyebab timbulnya dan faktor pendukung dan
penghambatnya.
E. Tinjauan Pustaka
Selain dari buku di atas, penulis juga mempersiapkan rujukan lain. Undang-
Dan buku-buku yang lain yang berkaitan dengan pembahasan ini. Sehingga
Perkawinan di Tana Toraja, mengingat judul ini belum pernah ada yang
meneliti sejauh mana upayah yang dilakukan Pengadilan Agama Tana Toraja
F. Metode Penelitian
penelitian.
dialog atau tanya jawab secara langsung antara dua orang bertahap-
yang dibahas.
1. Tujuan Penulisan
penyelesaian studi pada perguruan tinggi. Oleh karena itu penulis mempunyai
2. Kegunaan Penulisan
Ali, Moh. Daud. Hukum Islam Dan Peradilan Agama. Cet I ; Jakarta. PT. Raja
Anwar Hardjono DR., SH. Hukum Islam “Keluasan Dan Keadilannya”, Cet.II,
Cik Hasan Bisry, Drs. MS. Peradilan Agama Di Indonesia. Cet II, Raja Grafindo
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : PT. Inter Masa.
1986)
Hasbi Ash Siddieqy M. Hukum-Hukum Fiqih Islam, Cet. II, PT. Bulan Bintang,
jakarta. 1965.
Izin Perkawinan Dan Perceraian Bagi Pegawai Negri Sipil, Jakarta, Ghalia
Rofiq, Drs. Ahmad, M.A. Hukum Islam Di Indonesia, Cet I, Raja Grafindo
Sayyid Sabik, Fikhu Sunnah, jilid 8, Bandung, Al- Ma`a rif , 1990.
1981.
Jakarta. 1987.
Agung,1983.
(OUT LINE SEMENTARA)
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Hipotesis
5. Metode Penelitian
6. Tinjauan Pustaka
8. Kepustakaan
NOMOR 1974
1. Pengertian Pembatalan
3. Alasan-Alasan Pembatalan
1. Kasus I
2. Kasus II
3. Kasus III
BAB IV PEMBATALAN PERKAWINAN PADA PAENGADILAN
2. Proses Penyelesaiaan
BAB V P E N U T U P
1. Kesimpulan
2. Saran-Saran