“Komunitas Tumbuhan”
Kelompok V
Yulviany Latuihamallo (2015 40 025)
Dia Indicasary Rupilu (2015 40 046)
Fritzke Parinussa (2015 40 140)
Herlin M. de Lima (2015 40 017)
Fransiska R. Leloltery (2015 40 )
Eclesia D. Pattikayhatu (2016 40 003)
Stasya Lekatompessy (2015 40 078)
Marlius Tahigi (2015 40 070)
Selly (2016 40 )
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
AMBON
2017
KONSEP KOMUNITAS TUMBUHAN
A. Pengertian Komunitas
Komunitas dalam arti ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri dari
spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu (Ngurah Rai, dkk. 1999).
Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat
mempunyai ukuran berapa pun. Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat
rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa
sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang. Apabila suatu komunitas sudah
terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga
satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen abiotik
membentuk suatu ekosistem. Jadi, komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi. Ada tiga gagasan utama yang terlibat dalam definisi
komunitas (Ngurah Rai, 1999) :
1) Sifat minimum komunitas adalah hadirnya bersama beberapa spesies dalam suatu
daerah.
2) Bahwa komunitas menurut beberapa ilmuwan adalah kumpulan kelompok spesies
yang sama terjadi berulang dalam ruang dan waktu. Ini berarti bahwa ada “tipe
komunitas” yang memiliki komposisi relatif tetap.
3) Ada sementara ilmuwan yang mengatakan bahwa komunitas memiliki
kecenderungan menuju ke arah stabilitas dinamik, dan bahwa keseimbangan ini
cenderung dipulihkan jika terganggu, jadi komunitas menunjukkan homeostasis.
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas
tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata
yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir,
hutan jati. Pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat
juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur,
komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll.
3) Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme
komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut
hutan hujan tropik.
Lebih lanjut Ngurah Rai (1999), menjelaskan bahwa ada dua pengertian komunitas, yaitu
komunitas konkrit dan komunitas abstrak. Komunitas konkrit adalah konsep komunitas yang
mengacu kepada tegakan/ stand tumbuhan yang nyata terdapat di lapangan. Sedangkan
komunitas abstrak merupakan konsep komunitas yang memiliki bentuk asosiasi dan sosiasi.
B. Ciri-ciri Komunitas
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri komunitas yang
telah diukur dan dikaji, yaitu :
Odum, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyampaikan bahwa komunitas dapat disebut
dan diklasifikasikan menurut :
1) Bentuk atau sifat struktur utama, misalnya jenis dominan, bentuk-bentuk hidup atau
indikator-indikator,
2) Habitat fisik dari komunitas, atau
3) Sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional seperti misalnya tipe metabolisme komunitas.
Tidak ada peraturan yang pasti untuk penamaan komunitas yang telah dirumuskan,
seperti yang telah diperbuat untuk penamaan atau pengklasifikasian organisme. Klasifikasi
yang didasarkan pada sifat-sifat struktural agak spesifik untuk lingkungan tertentu, tetapi
usaha-usaha untuk membuat klasifikasi yang bersifat universal berdasarkan dasar ini
sebagian besar belum memuaskan. Sifat-sifat fungsional memberikan dasar yang lebih baik
untuk membandingkan semua komunitas dalam habitat yang sangat berbeda, misalnya
daratan, laut, atau air tawar.
Klasifikasi komunitas yang dilakukan oleh Whittaker bersifat hirarki, tingkat tertinggi
adalah pembagian dari vegetasi dunia ke dalam kategori fisiognomi yang dapat dikenal atau
bioma, yang distribusinya terutama diatur oleh pola iklim global. Bioma tak dapat dikenal
dengan komposisi jenis, sebab berbagai jenis biasanya dominan di berbagai bagian dunia.
Suatu klasifikasi tingkat terendah dari bioma terestrial berdasarkan suhu dan curah hujan.
Holdridge dan sejawatnya, 1971 (dalam Ngurah Rai, 1999), telah menyusun suatu skema
yang lebih terinci, yang dikembangkan terutama untuk klasifikasi hutan-hutan tropika.
Metode Holdridge menggunakan variabel iklim yang lebih kompleks dan mencakup gradasi
lintang dan elevasi. Klasifikasi Holdridge menunjukkan bioma dengan jumlah yang lebih
besar pada lintang yang lebih rendah dan hal ini mungkin saja menyebabkan
keanekaragaman regional yang lebih besar di daerah tropika.
Suatu metode klasifikasi pelengkap adalah klasifikasi bentuk hidup (growth form), yang
mengkategorikan tumbuhan menurut pola pertumbuhan dan pola perkembangbiakannya.
Sistem Raunkiaer yang didasarkan atas jaringan/organ bertahunan (perenneting tissue)
bervariasi terhadap lintang. Unesco (1973) dan Elten (1968) membuat klasifikasi tipe
vegetasi yang didasarkan pada persentase kehadiran herba, perdu dan pohon disuatu bentuk
vegetasi. Metode ini tidak membuat klasifikasi dari dunia tumbuhan tetapi langsung
menganalisis bentuk atau tipe vegetasi di suatu kawasan didasarkan pada penutupan perdu
dan pohon, juga bisa diperhitungkan pula penutup herbanya.
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi
dalam dua bagian, yaitu :
1) Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai,
di parit atau di kolam,
2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di
hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
D. Struktur Komunitas
1) Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2) Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu
habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit
contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan.
Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas
atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami
homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis
pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan
antarkomunitas.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak
kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan
ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang
sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut
netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat
erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa,dan burung hantu dengan tikus.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans)
jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium
sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah
disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan
gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran
nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi
juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada
daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
Kelompok tumbuhan secara bersama atau komunitas tumbuhan sering juga disebut
sebagai masyarakat tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi atau komunitas tidak setara dengan
flora suatu daerah. Flora dalam bentuk sederhana mengacu kepada daftar spesies atau taksa
tumbuhan yang hidup didaerah tersebut. Flora biasanya tidak memberi informasi mengenai
kelimpahan, nilai penting dan keunikan yang terdapat pada suatu komunitas. Vegetasi pada
dasarnya terbentuk sebagai akibat dari adanya dua fenomena penting, yaitu :
1) Adanya perbedaan dalam toleransi terhadap lingkungan
2) Adanya heterogenitas dari lingkungan
Berdasarkan kedua fenomena itu, vegetasi sering juga didefenisikan sebagai lapisan
hijau penutup bumi, untuk membedakannya dengan tanah yang biasa disebut lapisan merah.
A. Fisiognomi
(sumber : www.worldatlas.com)
B. Komposisi spesies
Komposisi spesies suatu komunitas juga sangat penting, karena komunitas ditentukan
atas dasar floristik. Kelimpahan (abundance), arti penting (importance), atau dominasi tiap
spesies dapat dinyatakan secara numerical, sehingga komunitas dapat dibandingkan atas
dasar kesamaan dan perbedaan spesies.
C. Susunan ruang
Susunan ruang spesies adalah sifat lain komunitas. Individu dalam suatu spesies dapat
tertagih (distribute) secara acak atau mengelompok/clumped (interaksi positif atau netral ),
atau terlalu memancar/overdispered (interaksi negatif). Arti penting interaksi spesies dan
interdependensi terhadap komunitas memperkirakan bahwa komunitas stabil,
memperlihatkan lebih banyak terjadinya interaksi spesies pada komunitas
transient/sementara. Pemberian komunitas berdasarkan pada fisiognomi, life form,
tumpang tindih niche, adalah berguna karena kemungkinana perbandingan stand yang
terpisah jauh yang mempunyai persamaan floristik atau tidak.
D. Kekayaan spesies
Kekayaan spesies adalah jumlah spesies dalam area pada suatu komunitas, tiap spesies
nampaknya tidak mempunyai jumlah individu sama.
F. Diversitas spesies
Diversitas spesies adalah gabungan kekayaan dan kemerataan. Diversitas spesies adalah
kekayaan spesies yang di bobotkan oleh kemerataan spesies, dan terdapat rumus untuk
menyatakan bilangan indeks tunggal. Secara biologis, diversitas adalah heterogenitas
populasi suatu komunitas.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/deskripsi-dan-analisis-vegetasi-floristika-dan-
non-floristika
http://diwimothy.blogspot.co.id/2012/04/komunitas-tumbuhan.html
http://www.worldatlas.com/articles/forest-layers-stories-and-stratification.html