Anda di halaman 1dari 12

 Tentang Kami

 Download
 Daftar Isi
 home

Aku Pengen Tahu


Saya tidak punya bakat tertentu, saya hanya ingin tahu

Cari di sini

- See more at: http://binderedukasi.blogspot.com/2014/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-


definisi-para-ahli.html#sthash.ZinLDjFU.dpuf

http://binderedukasi.blogspot.com/2014/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-definisi-para-
ahli.html tanggal 7 maret 2014

Pengertian Pertumbuhan Definisi Menurut


Para Ahli dan Faktor yang mempengaruhi
Ditulis oleh : Sanjaya Yasin

Pengertian Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat
kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau
satuan berat (Narendra, Moersitowati. 2002: 1). judul artikel

Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi/
panjang anak. (Soekiman. 2000).

Definisi Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27)

Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan
jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

1.Faktor internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses
pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas
dan kuantitas pertumbuhan.

2.Faktor Eksternal (Lingkungan)


Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.

1) Gizi Ibu Saat Hamil


Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan
berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.

2) Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang.
Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang
dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.

3) Toksin/ Zat kimia


Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker
yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.

4) Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta,
hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang
dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada
kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.

5) Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan
otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.

6) Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan
penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa.

7) Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat
bawaan dan kelainan jiwa.

8) Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan
BBLR.
3.Faktor Lingkungan Pascanatal
1) Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan
yang lain.

2) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan
rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen
yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan
pertumbuhan anak akan terhambat.

3) Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok
sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.

4) Faktor Keluarga dan adat istiadat


Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan
keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.

Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab
dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan
keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu
bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan
bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)

Pertumbuhan Berat Badan Balita usia 0-60 bulan

Pada bayi umur 0-1 tahun terdapat kenaikan berta badan rata- rata berkisar antara

 700-100 gram/bulan pada triwulan I


 500-600 gram/bulan pada triulan II
 350-450 gram/bulan pada triwulan III
 250-350 gram/bulan pada triwulan IV

Pada umur 2 tahun berat badan anak hanya 4 kali berat badan lahir. Kemudian pertambahan berat
bdan anak hanya 2-3 kg/tahun sampai anak umur 9-10 tahun. (Narendra, Moersitowati. 2002: 34)

Daftar Pustaka - Pengertian Pertumbuhan, Definisi Menurut Para Ahli dan Faktor yang
mempengaruhi

Narendra, Moersintowati. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV SAGUNG SETO.

Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Artikel Menarik lainnya :

 Sistem Peredaran Darah Pada Manusia


 Contoh KTI Kebidanan, Judul Skripsi, Karya Tulis Ilmiah, Tugas Akhir
 Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh
 Pengertian Kompres Panas Definisi Cara Pemakaian Kompres Panas
 Pengertian Dismenore Definisi Makalah Klsifikasi Nyeri Haid
 Pengertian Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan Makalah Definisi
 Pengertian Inpartu Persalinan dan Nyeri Persalinan Definisi
 Pengertian Rumah Sakit Definisi Fungsi Macam Karakteristik Tipe A B C D
 Makalah Stimulasi Pengertian Tumbuh Kembang pada Anak Definisi
 Pengertian Kontrasepsi Mantap Wanita Tubektomi Artikel Makalah
 Makalah Fisiologi Tumbuhan Pengertian
 Fisiologi Hewan
 Pengetahuan Morfologi, Anatomi Tumbuhan Dan Hewan
 Tumbuhan Berbiji Dikotil
 Makalah Biolistrik
 Pengertian Pertumbuhan Definisi Menurut Para Ahli dan Faktor yang mempengaruhi
 Contoh Judul Skripsi Biologi
 Makalah Mikologi Fungi Pada Manusia Laporan Pengertian
 Anatomi Fisiologi Manusia Praktikum, Makalah, Pengertian, Laporan Tetap

Copyright © Sarjanaku.com. All rights reserved.

http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-pertumbuhan-definisi-menurut.html
tanggal 7 maret 2014
OMAN KARNMANA
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlahprotoplasma sel pada suatu
organisme, biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel
yang bersifat tidak kembali pada keadaan semul

WISMOADY WAHONO
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan
ukuran, keluasan dan kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi,
saling keterhubungan dan kompleksitas

FIKTOR FERDINAND P. & MOEKTI ARIWIBOWO


Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran volume, massa, tinggi, atau ukuran
lainnya yang dapat dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif

TIM BIOLOGI
Pertumbuhan adalah proses penambahan volume tubuh makhluk hidup yang
sifatnya tidak bisa kembali ke keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya
penambahan jumlah dan volume sel, karena adanya pembelahan mitosis dan
pembesaran sel

http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-pertumbuhan-menurut-beberapa.html tanggal 7
maret 2014

Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan


Diposkan oleh Wynda Indah di 03.26

Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir sama
namun memiliki arti yang berbeda. Semua makhluk hidup atau organisme dalam hidupnya
mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

A. PERTUMBUHAN
Pertumbuhan ( Growth ) adalah perubahan KUANTITATIF ( berupa pembesaran atau pertambahan
dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst ) pada materiil sesuatu akibat dari adanya
pengaruh dari lingkungan. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi,
semakin bertambahnya tinggi badan, dst.

B. PERKEMBANGAN
Perkembangan ( Development ) adalah suatu proses perubahan ke arah kedewasaan atau
pematangan yang bersifat KUALITATIF ( ditekankan pada segi fungsional ) akibat adanya proses
pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan sel
ovum dan sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

1. Menurut Teori Empirisme


Teori empirisme disebut juga teori tabularasa dan environmentalism. Teori ini dipelopori oleh
JOHN LOCKE (1632-1704). Menurut teori empirisme, perkembangan individu ditentukan oleh
lingkungannya. Teori ini beranggapan bahwa pembawaan itu tidak ada. John Locke menyatakan
bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu dalam keadaan kosong (ibarat tabularasa yang belum
tertulis), dan lingkunganlah yang akan mengisi kekosongan tersebut.
2. Menurut Teori Nativisme
Teori nativisme dengan tokohnya ARTHUR SCHOPENHASUER (1788-1880), beranggapan bahwa
perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
(pembawaan). Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang baik dengan sendirinya
perkembangannya anak baik, dan sebaliknya.
3. Menurut Teori Konvergensi
Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini dikemukakan oleh WILLIAM STERN
(1871-1939). Menurut Stern, perkembangan individu merupakan hasil perpaduan atau interaksi
antara faktor pembawaan dengan faktor lingkungan. Pembawaan sudah ada pada masing-masing
individu sejak kelahirannya. Dan pembawaan ini tidak dapat berkembangan menjadi kecakapan
nyata bila tidak mendapat pengaruh dari lingkungan.

D. PRINSIP PERKEMBANGAN Ciri perkembangan menunjukkan gejala yang secara relatif teratur,
sehingga terjadinya pola perkembangan sistematik. Atas dasar hal tersebut, para ahli merumuskan
dalam bentuk prinsip – prinsip perkembangan. Beberapa prinsip perkembangan antara lain
: Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam proses satu
kesatuan yang menyeluruh;

 Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan;


 Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan melainkan
berirama;
 Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu;
 Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan;
 Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek yang lain saling berkaitan atau berkolerasi secara
signifikan;
 Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus;
 Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan;
 Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah.
http://www.searchingresult.com/?pid=9POLWR59T&dn=free-blog-content.com&rpid=9POO358K6
tanggal 7 maret 2014

Pengertian, Syarat, dan Peran kader


Posyandu
Menurut Effendy (1998), Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.

Menurut Aritonang (2000), Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang


memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu.
Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran
serta masyarakat yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar,
peningkatan kualitas manusia secara empirik telah dapat meratakan pelayanan bidang
kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan antara lain untuk
memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.

Sedangkan pengertian Kader kesehatan atau Posyandu, menurut Depkes RI (2003) adalah
anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama
dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998)
merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani,
masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.

Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain :

1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat


2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
4. Sabar dan memahami usia lanjut

Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan
penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut Depkes RI (2003),
berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu, antara lain:

1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:


2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil
SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan

Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain :

1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat


2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan
Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada bumil,
ibu yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,
Referensi, antara lain: Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat,
EGC; Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Depkes RI 2003;

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/kader-posyandu-2.html tanggal 7 maret 2014

KADER POSYANDU
Dr. Suparyanto, M.Kes

KADER POSYANDU

Pengertian

 Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.

 Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader
adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat
bekerja secara sukarela”. (Zulkifli, 2003)

 Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat,
serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan. (Syafrudin, dan
Hamidah, 2006)

 Kader kesehatan adalah adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau
promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan Yuswanto, TJA. 2005)

Tugas kader di posyandu.

1)Persiapan hari buka posyandu.

 Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat pengukur LILA, alat
peraga dll
 Mengundang dan menggerakkan masyarakatuntuk datang ke posyandu
 Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa
 Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader
posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan

2)Melaksanakan pelayanan 5 meja.


 Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS.
 Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan
 Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
 Meja 4:

1. Menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil timbang


2. Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA. Jika ditemukan
keterlambatan, kader mengajarkan ibu untuk memberikan rangsangan dirumah
3. Memberikan penyuluhan sesuai dengn kondisi pada saat itu
4. Memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila diperlukan

 Meja 5: Bukan merupakan tugas kader, melainkan pelayanan sector yang dilakukan oleh
petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara lain :

1. Pelayanan imunisasi
2. Pelayanan KB
3. Pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pemberian Fe / pil tambah darah, vitamin A (kader dapat membantu pemberiannya), kapsul
yodium dan obat-obatan lainnya

 Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh
petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
(Dinkes jawa timur, 2005)

3). Tugas kader setelah hari buka posyandu.

 Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam buku register atau buku bantu kader
 Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan dari posyandu yang akan datang
 Melaksanakan penyuluhan kelompok (kelompok dasa wisma)
 Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) bagi sasaran posyandu yng
bermasalah antara lain :

1. Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit


2. Berat badan balita tetap Selama 2 bulan berturut turut
3. Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu
4. Anggota keluarga sering terkena penyakit menular (Dinkes jawa timur, 2005)

Hal-hal yang boleh dilakukan kader dalam deteksi dini tumbuh kembang anak / balita antara lain :

1. Penimbangan berat badan


2. Pengukuran tinggi badan
3. Pengukuran lingkar kepala
4. Pengukuran lingkar lengan
Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat
puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader, antara lain :

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan status gizi
kurang atau buruk dan mikrosefali
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar
3. Deteksidini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Depkes RI,
2005)

POSYANDU

Pengertian

 Posyandu adalah merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang kesehatan, yang
dikelola oleh kader dan sasarannya adalah seluruh masyarakat. (Dinkes jawa timur, 2005)

 Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dari oleh untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader, yang
ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih oleh masyarakat. (Meilani, 2009)

Tujuan

 Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur

Tujuan penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk:

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan NKKBS
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankegiatan kesehatan
dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. (Zulkifli, 2003)

Sasaran pelayanan kesehatan di posyandu.

1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan usia subur

Kegiatan posyandu
1.Panca krida

 KIA
 KB
 Imunisasi
 Peningkatan gizi
 Penanggulangan diare

2.Sapta krida

 KIA
 KB
 Imunisasi
 Peningkatan gizi
 Penanggulangan diare
 Sanitasi dasar
 Penyediaan obat esensial (Dinkes Jawa Timur, 2005)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinkes Jateng. (2007). Cakupan DDTK provinsi. http:// Jawa


Tengah.go.id.bapermas/standard/adds/revitalisasi%.html. Diakses pada tanggal 14 juni 2010
2. Giatno, Bamabang. (2005). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas Kesehatan
3. Mudjianto, T. (2003). Efektifitas KMS Anak Balita Sebagai Sarana Penyuluhan Gizi di
Posyandu. http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 14 juni 2010
4. Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
5. Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.
http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. Diakses tanggal 14 juni 2010
6. Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan
Republik Indonesia
7. Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.
Diakses tanggal 14 juni 2010

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 06.24


http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/09/kader-posyandu.html tanggal 7 maret 2014

Anda mungkin juga menyukai