Kemudian
ABSTRAK
biasanya muncul sebelum perilaku maladaptif dan psikopatologi, dan hal ini
menguji satu model arah/ jalur akan hubungan antara lima faset/ aspek impulsivitas
konsumsi alkohol dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan alkohol) pada
satu sampel mahasiswa (N = 624; 69% perempuan, 31% laki-laki) antara usia 18-25
(14, N = 624) = 17,48, p = 0,231; RMSEA = 0,020 [CI 90%; 0,00 – 0,46]; CFI =
0,998; SRMR = 0,19. Urgensi negatif dan kurangnya ketekunan dan ketabahan dapat
1. Pendahuluan
keperibadian anti sosial (ASPD) dicirikan dengan “pola pervasif yang bersifat
merendahkan atau mentidakindahkan hak-hak orang lain” (APA, 2013, hal. 659).
lain, dicirikan dengan “satu pola pervasif akan instabilitas hubungan antar-pribadi,
citra diri, dan afeksi” (APA, 2013, hal 663). Walaupun, menurut definisi, ASPD dan
kesamaan yang tidak berbeda dalam hal eksternalisasi dan interaksi antar pribadi
alkohol (Compton, Conway, Stinson, Colliver, & Grant, 2005; Crawford, Moore, &
Ahl, 2004; Goldstein dkk, 2007; Stepp, Trull, & Sher, 2005; Sylvers, Landfield, &
Lilienfeld, 2011) dan kekerasan antar pribadi (Sijtsema, Baan, & Boagaerts, 2014).
ASPD juga memenuhi kriteria untuk didiagnosa BPD (Grant dkk, 2008). Selain
berbeda dari fitur-fitur yang berkaitan dengan kepribadian antisosial, sehingga bahwa
disebabkan oleh regulasi emosi yang buruk, difusi identitas, dan citra diri yang
1.1. Impulsivitas
sebelum perilaku maladaptif eksternalisasi dan psikopatologi, dan hal ini merupakan
kepribadian ambangan (APA, 2013). Selain itu, impulsivitas secara integral berkaitan
dengan penggunaan alkohol dan masalah-masalah yang terkait dengan nya (Burton,
Pedersen, & McCarthy, 2012; Sher & Trull, 1994; lihat Coskunpinar, Dir, & Cyders,
2013 & Dik dkk, 2010 untuk peninjauan). Disamping kriteria yang sama ini dan
dan ASPD dapat secara signifikan berbeda dalam hal hubungan penyebabnya dengan
sensasi, sebagai cara untuk mengukur keempat faktor impulsivitas. Urgensi negatif
ketidakmampuan individu untuk tetap bertahan melakukan suatu hal/ tugas sampai
muncul dan berkembang selama atau sebelum usia kanak-kanak awal. Dengan
demikian, walaupun impulsivitias merupakan satu fitur sentral dari banyak gangguan
kepribadian, namun perkembangannya tampaknya terjadi sebelum kemunculan
2009; Eaton dkk, 2011; James & Taylor, 2008). Hal yang sama, aspek-aspek
impulsivitas yang diketahui memiliki kaitan dengan patologi kepribadian juga dapat
laten secara umum adalah internalisasi menurut sifat alaminya, namun basis dari
aspek-aspek yang pasti mungkin lebih berkaitan dengan internalisasi (yaitu; urgensi
negatif, kurangnya ketekunan) dibandingkan dengan yang lainnya, yang secara tidak
pertimbangan).
kemampuan individu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Hal yang sama,
dipahami sebagai disiplin diri yang terganggu yang dicirikan dengan penurunan
sebagai respon terhadap emosi negatif yang intens, yang dikenal dengan istilah
urgensi negatif, dapatlah dipahami sebagai hal yang dapat meringankan emosi
mungkin berasal dari internal. Sesuai dugaan, kurangnya ketekunan dan urgensi
negatif diketahui secara positif berkaitan dengan BPD (DeShong & Kurtz, 2013;
Miller dkk, 2003; Whiteside, Lynam, Miller, & Reynolds, 2005). Namun, Whiteside
dkk (2005) juga menemukan fakta yang menunjukkan bahwa urgensi negatif
memiliki kaitan dengan fitur-fitur kepribadian antisosial, namun pengaruh ini tidak
se-signifikan BPD. Temuan ini menunjukkan bahwa, walaupun urgensi negatif dapat
memiliki dasar etiologis internalisasi, namun diketahui, urgensi negatif ini memiliki
pertimbangan dan pencarian sensasi secara kuat memiliki hubungan dengan ASPD
(DeShong & Kurtz, 2013; Miller dkk, 2003; Whiteside dkk, 2005). Dengan
demikian, disamping dari kemunculan urgensi negatif, ASPD, dan BPD yang
Baru-baru ini, Cyders dan Smith (2007) mengidentifikasi aspek kelima dari
impulsivitas, yaitu urgensi positif. Berbeda dengan urgensi negatif, urgensi positif
respon terhadap emosi positif yang intens. Urgensi positif secara positif memiliki
hubungan dengan konsumsi alkohol dan konsekuensi-konsekuensi yang berkaitan
dengan alkohol (Cyders & Smith, 2008; Grimaldi, Napper, & LaBrie, 2014).
Walaupun urgensi positif dan urgensi negatif keduanya dicirikan dengan tindakan
yang terburu-buru sebagai respon dari emosi, kedua konstruk ini bersifat unik di
dalam mekanisme nya untuk melakukan tindakan yang terburu-buru. Sebagai contoh,
urgensi negatif dan positif secara positif memiliki kaitan dengan outcome yang
berkaitan dengan alkohol (Grimaldi dkk, 2014; Shishido, Gaher, & Simons, 2013),
tujuan untuk “peningkatan/ penajaman emosi” (Adams, Kaiser, Lynam, Charnigo, &
Milich, 2012; Coskunpinar dkk, 2013). Dengan kata lain, tindakan gegabah yang
sedangkan perilaku tipe yang sama yang berkaitan dengan urgensi negatif adalah
lebih termotivasi secara internal. Dengan demikian, secara teoritis, urgensi positif
dapat menjadi lebih secara kuat berkaitan dengan patologi kepribadian eksternalisasi,
Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang telah menginvestigasi akan urgensi
positif yang berkaitan dengan ASPD dan hanya terdapat satu penelitian yang telah
menginvestigasi aspek ini dengan BPD (Peters, Upton, & Baer, 2013). Peters dkk
(2013) menemukan fakta bahwa urgensi positif untuk secara positif berkaitan dengan
fitur-fitur kepribadian ambangan. Namun, disemua empat sub skala Fitur-Fitur
urgensi positif hanya signifikan sebagai prediktor yang lemah akan tindakan melukai
diri, sedangkan urgensi negatif adalah signifikan di dalam memprediksi keempat sub
skala ini. Temuan ini memberikan bukti lanjutan akan urgensi positif sebagai aspek
(DeShong & Kurtz, 2013; Miller dkk, 2003; Peters dkk, 2013; Whiteside dkk, 2005),
penelitian saat ini mencoba untuk menguji model yang komprehensif yang ditujukan
dengan outcome alkohol sebagai akibatnya. Secara khusus, kami berhipotesa bahwa:
kepribadian ambangan.
variabel-variabel alkohol.
2. Metode
Sekitar 69% sampel adalah berjenis kelamin perempuan, dan 95% dari sampel adalah
ras kulit putih, 2% dari mereka adalah ras kulit hitam, 1% ras Asia, 1% ras Latin, 1%
nya ras campuran. Para partisipan direkrut melalui sistem penjadwalan online.
Semua kuesioner pun diisi via online. Reliabilitas dan validitas untuk penilaian
didukung oleh penelitian sebelumnya (Gosling, Vazire, Srivastava, & John, 2004).
analisis.
2.2. Ukuran
2.2.1. Demografi
menggunakan skala BOR dan ANT Inventori Penilaian Kepribadian (Morey, 1991).
Tiap skala terdiri dari 24 item. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan fitur-fitur
yang lebih valid. Reliabilitas alfa di dalam sampel ini adalah 0,88 untuk skala BOR
dan ANT.
2.2.3. Skala perilaku impulsif UPPS-P (UPPS-P; Lynam, Smith, Cyders, Fischer,
UPPS-P adalah ukuran laporan diri yang dirancang untuk menilai lima faktor-
pencarian sensasi, dan urgensi positif. UPPS-P terdiri dari 59 item yang dinilai pada
skala tipe Likert dengan skor berkisar dari satu sampai empat. Skor-skor untuk tiap
skala pun dihitung dengan mencari nilai mean dari seluruh item pada tiap skala
masing-masing. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan tingkat yang lebih tinggi di
tiap aspek. Reliabilitas alfa untuk sampel ini adalah 0,87, 0,84, 0,85, 0,85, dan 0,91
DDQ-M adalah satu ukuran laporan diri akan konsumsi alkohol mingguan
rata-rata. Para partisipan diberikan grid/ kisi yang merepresentasikan 7 hari dalam
satu minggu dan diminta untuk memberikan jumlah rata-rata akan aktifitas minum
atau 1,5 oz minuman beralkohol 40%) per tiap hari selama 3 bulan sebelum proses
pengumpulan data. Skor untuk 7 hari diringkas dan merepresentasikan jumlah total
aktifitas minum yang dilakukan partisipan selama satu minggu selama 3 bulan
terakhir. DDQ merupakan ukuran yang valid dan reliabel untuk menilai tingkat
konsumsi alkohol (Baer, Kivlahan, Blume, McKnight, & Marlatt, 2001; Marlatt dkk,
1998).
2.2.5. Kuesioner konsekuensi alkohol pada individu dewasa muda (YAACQ; Read,
YAACQ merupakan satu ukuran laporan diri yang terdiri dari 48 item yang
Ukuran ini terdiri dari delapan subskala: konsekuensi akademik/ pekerjaan, mabuk
penyalahgunaan alkohol. Skor total YAACQ (yaitu jumlah dari tiap item) digunakan
ukuran ditangani dengan menggunakan imputasi data untuk menggantikan data yang
hilang untuk para partisipan yang telah menyelesaikan setidaknya 90% pengukuran.
Stata 13 (StataCorp, 2013). Hipotesis pun diuji melalui analisis jalur dengan
langsung juga dihitung untuk analisis arah/ jalur ini dengan menggunakan interval
3. Hasil
signifikan antara kelima aspek impulsivitas, fitur-fitur antisosial dan ambangan, serta
alkohol, namun tidak pada penggunaan alkohol. Gender secara signifikan memiliki
hubungan dengan antisosial, sehingga para laki-laki diketahui lebih memiliki fitur-
25,97; SD = 11,03) dan ANT (M = 19,28; SD = 11,14) adalah konsisten dengan skor
rata-rata di dalam Sampel Penelitian Mahasiswa PAI pada skala BOR (M = 22,93;
SD = 10,33) dan ANT (M = 18,92; SD = 10,24) (Morey, 2007). Dalam hal gender;
diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dengan
skor yang secara signifikan lebih tinggi pada skala ANT jika dibandingkan dengan
11,01 vs. Perempuan: M = 16,96; SD = 10,36; t[574] = -7,82, p < 0,001). Enam
puluh tujuh persen dari sampel adalah peminum, jumlah minuman rata-rata per
minggu untuk seluruh sampel adalah 9,35 dan rata-rata di kalangan peminum adalah
14,10. Lihat Tabel 1 untuk statistik deskriptif dan Tabel 2 untuk mengetahui
hubungan bivariat.
(Muthen & Muthen, 2013). Alur atau arah langsung dispesifikasikan untuk urgensi
kesesuaian yang baik: X2 (14, N = 624) = 17,48, p = 0,231; RMSEA = 0,020 (CI
90% = 0,000 – 0,046]; CFI = 0,998; SRMR = 0,019; AIC = 34,843,870; BIC =
Gambar 1).
3.2.1. Pengaruh langsung
diketahui memiliki arah langsung yang signifikan dari kurangnya kemampuan untuk
masalah yang berkaitan dengan alkohol. Gender juga disertakan sebagai kovariat dan
memiliki gejala-gejala anti sosial dan konsumsi alkohol yang lebih tinggi, pada
pengkonsumsian alkohol menurut laporan diri selama satu minggu selama 3 bulan
terakhir.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. Gender -
2. Urgensi negatif - 0,03 -
3. Urgensi positif 0,21*** 0,58*** -
4. Kurangnya - 0,06 - - -
tingkat ketekunan 0,22*** 0,20***
5. Kurangnya - 0,02 - 2,3*** - 0,49*** -
pertimbangan 0,23***
6. Pencarian 0,26*** 0,20 0,31*** 0,11* 0,29*** -
sensasi ***
7. BOR - 0,07 0,67 0,36*** 0,23*** 0,19*** 0,05 -
***
8. ANT 0,31*** 0,44*** 0,49*** 0,21*** 0,38*** 0,48*** 0,45*** -
9. Penggunaan/ 0,19*** 0,14*** 0,20*** 0,09* 0,13** 0,16*** 0,10* 0,25*** -
pengkonsumsian
alkohol
10. Masalah- 0,06 0,35*** 0,30*** 0,15*** 0,16*** 0,15*** 0,35*** 0,43*** 0,53***
masalah alkohol
menurut laporan diri tentang minuman yang dikonsumsi dalam satu minggu selama 3
bulan terakhir.
*p < 0,05
dapat mengoreksi bias (MacKinnon, Lockwood, & Williams, 2004) pada Mplus 7,3
(Muthen & Muthen, 2013). Pengujian tradisional akan pengaruh tidak langsung,
seperti contohnya uji Sobel, dapat mengurangi kekuatan untuk mendeteksi pengaruh
melalui fitur-fitur kepribadian anti sosial dan ambangan. Hasil yang didapat
mengindikasikan adanya alur/ arah tidak langsung yang signifikan dari urgensi
aspek impulsivitas yang sama tersebut secara tidak langsung memiliki hubungan
dengan masalah-masalah alkohol melalui dua jalur/ arah, yang satu melalui fitur-fitur
kepribadian antisosial dan yang satunya lagi melalui fitur-fitur kepribadian antisosial
satu arah tidak langsung yang signifikan dari urgensi negatif ke masalah alkohol
Terakhir, walaupun alasan teoritis untuk model terbaru ini adalah kuat, kami
pun menguji satu model alternatif untuk memastikan bahwa model terakhir dapat
cocok dengan data. Pada model alternatif, kami pun membalikan susunan aspek-
antisosial → pencarian sensasi, dll). Model ini menunjukan tingkat kesesuaian yang
buruk X2 (8, N = 624) = 132,76, p < 0,001; RMSEA = 0,158 [CI 90% = 0,135 –
0,182]; CFI = 0,934; SRMR = 0,069. Dengan demikian, model awal pun kembali
dipergunakan.
4. Pembahasan
kepribadian ambang batas, dengan pengecualian urgensi negatif, yang dimana hal ini
pertimbangan, pencarian sensasi, dan urgensi positif secara unik dapat memprediksi
masalah alkohol. Secara keseluruhan, hasil yang kami dapatkan adalah sama/
konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
ambangan (DeShong & Kurtz, 2013; Miller dkk, 2003). Lebih jauh lagi, penelitian
memiliki hubungan dengan penelitian sebelumnya (DeShong & Kurtz, 2013; Miller
temuan-temuan yang tidak konsisten dalam hal hubungan antara urgensi negatif,
penelitian yang menemukan fakta bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
ambangan juga ada di dalam model (DeShong & Kurtz, 2013; Miller dkk, 2003).
hubungan yang lebih kuat antara urgensi negatif dengan fitur-fitur ambangan.
Penelitian saat ini menemukan bahwa urgensi negatif diketahui memiliki hubungan
distandarisasi. *p < 0,05, **p < 0,01, ***p < 0,001. Gender disertakan sebagai
dibootstrap.
secara unik berkaitan dengan fitur-fitur kepribadian antisosial. Juga, selain untuk
2005; Crawford dkk, 2004; Goldstein dkk, 2007; Stepp dkk, 2005; Sylvers dkk,
2011), namun tidak ada penelitian yang telah meneliti variabel-variabel di dalam
akan mencerminkan disregulasi yang lebih luas yang berkaitan dengan fitur-fitur
ambangan.
aspek-aspek impulsivitas, dan juga untuk mengilustrasikan arah kondisi yang menuru
prediktor untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan alkohol. Temuan ini adalah
Shishido dkk, 2013; Wray, Simons, Dvorak, & Gaher, 2012). Sebaliknya, individu-
individu yang memiliki fitur-fitur kepribadian ambangan akan lebih cenderung untuk
berkaitan dengan alkohol, baik secara langsung atau secara tidak langsung akibat
penggunaan alkohol.
antisosial yang ditemukan pada ASPD yang secara unik bersifat eksternalisasi (Eaton
dkk, 2011), sedangkan BPD memiliki faktor internalisasi dan eksternalisasi yang
sama (Eaton dkk, 2011; Hudson, Zanarini, Mitchell, Choi-Kain, & Gunderson,
impulsivitas dengan kerangka internalisasi dan eksternalisasi yang sama dengan BPD
eksternalisasi) dan dua sifat BPD (lihat Eaton dkk, 2011). Lebih jauh lagi, penelitian
narkoba adalah berkaitan dengan gangguan-gangguan ini, dan hal ini perlu untuk
yang gegabah sebagai respon terhadap emosi negatif yang intens, dll). Namun,
hubungan yang kuat antara urgensi negatif dengan fitur-fitur kepribadian ambangan
dan hubungan tidak langsung yang bersifat signifikan antara urgensi negatif dengan
negatif yang intens (Adams dkk, 2012; Coskunpinar dkk, 2013). Tindakan minum-
minuman keras sebagai satu mekanisme untuk meredakan afek negatif dapat dipicu
sampel mahasiswa merupakan satu kekurangan yang dimiliki penelitian ini, dan
hasilnya mungkin tidak akan menggeneralisasi populasi dewasa secara umum atau
populasi klinis. Lebih jauh lagi, sampel untuk penelitian ini didominasi oleh para
individu dengan ras kulit putih, dan hampir dari dua pertiga sampel adalah
sehingga tidak ada hubungan kausal yang dapat diuji dalam hal variabel-variabel ini.
dan outcome perilaku terjadi sebagai akibat dari patologi kepribadian. Penelitian
hubungan ini diseluruh sampel klinis yang lebih beragam di dalam populasi yang
lebih bersifat representatif untuk populasi umum. Lebih jauh lagi, penelitian lanjutan
faktor-faktor impulsivitas.
4.2. Kesimpulan
sedangkan perilaku pencarian sensasi dan kurangya pertimbangan adalah secara unik
berkaitan dengan fitur-fitur kepribadian antisosial (DeShong & Kurtz, 2013). Selain
itu, penelitian ini menemukan fakta yang menunjukkan bahwa urgensi negatif dapat
jauh lagi, ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk meneliti peranan
akan urgensi positif di dalam satu model komprehensif aspek-aspek impulsivitas dan
fitur-fitur kepribadian ambangan dan antisosial, dan penelitian ini menemukan fakta
bahwa urgensi positif secara unik diketahui memiliki hubungan dengan fitur-fitur
hanya BPD dan ASDP berbeda dalam hal faktor-faktor internalisasi dan
meneliti variabel-variabel ini dengan model yang sama. Hubungan antara kelima
aspek impulsivitas dan outcome yang berkaitan dengan alkohol secara utuh
alkohol yang lebih tinggi dan juga dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan