Anda di halaman 1dari 2

THE MOTHER OF NUSANTARA

Jakarta sebagai ibukota negara republic Indonesia yang merupakan pusat bisnis, politik,
kebudayaan dan juga pemerintahan memiliki banyak cerita di setiap waktunya. Kota ini
memiliki luas daratan 661, 52 Km2 dan lautan 6, 9997 km2 dengan jumlah penduduk
10.187.595 jiwa. Bisa dibayangkan begitu padatnya penduduk yang bermukim di provinsi ini.
Penduduk yang bermukim di jakarta dari etnis yang beragam, ini dikarenakan jakarta memiliki
banyak peluang kesempatan hidup, mencari kerja, sekaligus lengkap denga sekelumit
masalahnya. Etnis yang mendiami jakarta antara lain jawa 35,16 % betawi 27,65 % sunda 15,27
% tionghua 5,53 % batak 3,61 % minang 3, 18 % melayu 1, 62 % dan suku – suku yang lain.

Banyaknya etnis yang menduduki jakarta seperti yang telah dijelaskan , rasanya layak
menyebut provinsi ini sebagai “the mother of nusantara” sebelum lebih jauh membahas
budaya yang sangat menarik untuk dikupas, ada baiknya mengetahui sejarah jakarta secara
singkat. Sebelum menjadi namanya sekarang, kota yang memiliki ikon monas ini memiliki
banyak sebutan, yakni sunda kelapa (397 – 1527), jayakarta (1527 – 1619), Batavia (1619 –
1942), Djakarta (1942 – 1945), setelah tahun 1945 barulah nama kota ini disebut jakarta sampai
sekarang.

The mother of nusantara sebutan untuk jakarta yang mewakili seluruh daerah di
republic Indonesia yang membentang dari sabang sampai merauke. Mengapa demikian ? hal ini
dikarenakan beragam etnis yang menduduki jakarta seperti yang telah disebutkan secara
singkat. Kekayaan manusia yang dimiliki jakarta langsung berdampak pada kekayaan budaya
dan secara nyata dapat ditemui dengan keberagaman kuliner, tempat perbelanjaan, wisata,
dan lain sebagainya.

Kita mulai dari kuliner, karena kuliner paling banyak dicari para wisatawan, logika nggak
jalan kalau nggak ada logistic , benar nggak ? hehe

Apa yang tidak kita temukan dijakarta ? soto lamongan, sate padang, mie aceh, mie
medan, tempuyak, dodol durian, nasi goring, soto banjar, soto betawi , nasi padang, nasi
kucing, bakso, miso, roti buaya, kerak telor, martabak, coto makasar, papeda, dan masih
banyak lagi makanan khas daerah lainnya. Dari baragam kuliner itu yang menjadi khas jakarta
dalah soto betawi, roti buaya, ketan uli, kerak telor, dan lain – lain. Untuk infomasi tempat
pembelian, jangan khawatir karena beragam kuliner tersebut banyak dijumpai di pusat
keramaian, mudah bukan ? Jadi, nggak perlu keliling Indonesia untuk mengecap kuliner
nusantara, cukup datang ke jakarta.

Kalau datang ke jakarta dan pengen pulang k kampung halaman atau negara asal, mesti
ada oleh – oleh yang dibawa pulang untuk dibagikan sama teman, sanak saudara, relasi, atau
sekedar disimpan dan dijadikan rekam jejak sejarah perjalanan. Ada banyak sekali pusat
perbelanjaan di jakarta seperti tanah bang, pasar kelender, blok M, pasar jati negara, pasar
lebak bulus, dan lain – lain. Sementara untuk pusat perbelanjaan modern antara lain grand
Indonesia, lotte mart, kota kasablanka, itc cempaka mas dan saudara – saudaranya.
Sebenarnya, untuk harga yang murah lebih disarankan untuk membeli oleh – oleh di pasar
konvensional. Ada harga , ada rupa.. jadi tergantung dengan ketebalan dompet masing –
masing.

Masih banyak yang mau dibicarakan tentang jakarta, yang memiliki banyak cerita
sebanyak manusianya, sebanyak kekayaannya. Namun, dapat dipastikan dibaliki semua cerita
bahagia ada cerita sedih tentang jakarta. Kemacetan, polusi udara, sampah, pencurian, dan
permasalah lain yang menimpa kota besar lainnya, dan percayalah setiap masalah pasti ada
solusinya. Karena di kota jakarta masih banyak menawarkan keceriaan setiap harinya. Ini lah
jakarta penuh cerita “the mother of Indonesia”

Anda mungkin juga menyukai