Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

OLEH:
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan keperawatan keluarga dengan judul konsep


Asuhan Keperawatan Lansia, yang disusun oleh:
Nama :
NIM :
Prodi :

Yang disahkan dan disetujui pada:


Hari :
Tanggal :

Jombang, Juni 2017

Pembimbing Akademik Mahasiswa

( )
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu
sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan
miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang
kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah
seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga
yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan modernisasi
dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat
dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,
sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari
keluarga (Setiadi, 2008). Dengan demikian, keluarga harus “dimanage” dengan cara
yang lebih demokratis, bukan otoriter. Semua anggota keluarga mempunyai
referensi yang hampir sama secara intelektual. Pemecahan masalah dalam rumah
tangga, konkurensi wibawa, aset sosial ekonomi, seksual dan intelektual
semacamnya tidak lagi bisa dipecahkan dengan cara- cara di masa lalu (Hnur,
2009).
Peran dan tanggung jawab ibu dalam membentuk keluarga sejahtera,
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari peran dan tanggung jawab kaum bapak.
Keduanya saling melengkapi dan saling mendukung. Membentuk keluarga sejahtera
pada dasarnya adalah menggerakkan proses dan fungsi manajemen dalam
kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu selain tugas-tugas kondrati (mengandung
dan menyusui) segala sesuatu yang berhubungan dengan membentuk keluarga
sejahtera haruslah elastis, terbuka dan demokratis. Tugas pokok bisa, berbeda tetapi
tujuan dan acuan nilainya sama (Hnur, 2009).
Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk menjalankan dan
mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, fungsi cinta kasih,
fungsi reproduksi, fungsi perlindungan, fungsi sosial budaya, fungsi sosialisasi dan
pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan. Menjalankan dan
mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan memperjelas arah dan tujuan
terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas. Karena delapan fungsi keluarga
merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Hnur,
2009).
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan.
Menurut Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari
keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan
sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya,
proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis,
yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas.
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalah penekanannya
pada keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah
klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat.
Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga
sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Beberapa alasan
penting meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi focus sentral dari
keperawatan keluarga, yaitu : Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja
(penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga,
dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan
unit ini secara keseluruhan. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan
status kesehatan anggotanya. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus
pada peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling
keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan
oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Oleh karena itu pemberian asuhan
keperawatan keluarga ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan juga untuk dapat merealisasikan program MDG’S tahun 2015.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu
perumusan masalah sebagai berikut, yaitu bagaimana cara melakukan asuhan
keperawatan keluarga beserta aplikasinya di dalam suatu keluarga ?
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memberikan laporan dari
asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan dalam praktik profesi
keperawatan keluarga di Dsn Ngrame, Ds Ngrame Kec Pungging Mojokerto.

1.4. MANFAAT
1.4.1. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa untuk melakukan asuhan
keperawatan keluarga.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga binaan yang pada ahirnya
juga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat disekitarnya.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bentuk pelaporan kegiatan asuhan keperawatan yang
telah diberikan dan sebagai dokumentasi atas kegiatan kemahasiswaan.
1.4.4. Bagi Profesi
Sebagai salah satu referensi dalam dunia keperawatan yang berkenaan
dengan asuhan keperawatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai