1. Koordinator Imunisasi
2. Kepala Puskesmas
3.Kebijakan -
4. Referensi -
9. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial yang
sama
10. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi dengan
penyakit yang sama
12. Isilah formulir KIPI serius dan formulir Investigasi dengan data yang telah
terkumpul
7.Diagram -
Alir
8.Hal yang -
perlu
diperhatikan
9.Unit
Terkait
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan
b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan
c. Bila kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke RS
Pemerintah atau RS terdekat
d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIPI telah
dilengkapi
e. Bila kasus dapat ditangani, lengkapi formulir KIPI
f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil
g. Koordinasikan kasus dengan KOMDA PP- KIPI stempat
a.
7. Diagram -
Alir
8. Hal- Hal
yang perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
10. Dokumen -
Terkait
3.Kebijakan
4. Referensi
- Lemari es
- Cool pack/ kotak dingin cair
- Alat pemantau paparan suhu beku (freeze Tag)
- Alat pemantau paparan suhu panas
- Thermometern
- Grafik catatan suhu
-
6. Langkah- Langkah – langkah
Langkah
a. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan sebagai
berikut
1. Lemari es pada posisi datar
2. Terlindung dari sinar matahari langsung
3. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
4. Satu stop kontak untuk setiap lemari es
5. Jarak antara lemari es dengan dinding 15 -20 cm
6. Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain 15-20 cm
7. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator
b. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
c. Letakan coolpack pada bagian dasar lemari es
d. Pastikan bahwa semua vaksin berada didalam dus vaksin
e. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
1. Sensitifitas panas ( BCG, Campak dan polio) dekat evaporator
2. Sensitifitas beku (Hepatitis B, DPT-HB,TT,DT dan Td) jauh evaporator
f. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari langsung
g. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan dibagian atas
h. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara
i. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin
j. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang sensitif beku
k. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
1. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore ( termasuk hari
libur ) kemudian catat pada grafik suImunisasi
4. Referensi
Vaksin carrier
Coolpack (kotak dingin cair)
Alat pemantau paparan suhu beku
Catatan stok vaksin
-
6. Langkah-
1. Pelarut yang akan digunakan disimpan
Langkah
dalam lemari es sehari sebelumnya
2. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai
kebutuhan berdasarkan sasaran dan jadwal pelayanan
3. Siapkan kondisi VVM vaksin A atau B dan
belum melewati masa kadaluarsa
4. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam
buku stok vaksin sebagai pengeluaran
5. Letakkan coolpack pada setiap sisi vaksin
carrier
6. Masukkan vaksin dan pelarut ke dalam
vaksin carrier
7. Letakkan vaksin sesuai dengan
sensifitasnya :
a. Vaksin sensitif panas ( BCG, Polio dan Campak) ditempatkan pada
bagian pinggir menempel pada coolpack
b. Vaksin sensitif beku ( Hepatitis B, DPT-HB,TTDT dan Td) serta pelarut
ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier
c. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin
sensitif beku
d. letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier
8. Tutup rapat vaksin carrier
9. Hindari vaksin carrier dari paparan sinar matahari langsung selama
perjalanan ketempat pelayanan
10. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku
setelah sampai ditempat pelayanan
4. Referensi
- Pulpen
- Obeng
- Kuas lembut/ spon busa
- Lap kering
- Sabun
6. Langkah- Cara melakukan pemeliharaan lemari es
Langkah
1 . Pemeliharaan harian
7 Diagram -
Alir
3.Kebijakan
4. Referensi
- Lap. Kering
- vaksin carrier atau cold box
- Cool pack
6.Langkah- Langkah –langkah pencairan bunga es :
a. Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga
Langkah
es mencapai ketebalan 0,5 cm
b. Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack ( kotak dingin
cair), vaksin carrier atau cold box
c. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi
cool pack (Kotak dingin cair) sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin
d. Cabut steker untuk melakukan defrosting
e. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
f. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering
g. Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8 C tanpa merubah
posisi termostat
h. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 C, susun kembali vaksin kedalam lemari
es. Sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin
i. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari es
7.Diagram -
Alir
8. Hal- Hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit
Terkait
4. Referensi
5. Prosedur -
7.Diagram -
Alir
8. Hal- Hal -
yang perlu
diperhatikan
SOP TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS IMUNISASI DI PUSKESMAS
SOP No.Dokumen : / SOP-UKP/III/2017
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 07 Maret 2017
Halaman : 3 /3
PUSKESMA dr.Syilvia Dewi Anwar
S LUBUK NIP. 19760327 200801 2 003
BEGALUNG
9.Unit Terkait
10. Dokumen -
Terkait
SYILVIA DEWI
ANWAR
JUMLAH
CR = …………………………………………........
OUTDITOR
…………………………………
Mekanisme Komunikasi dan Koordinasi Upaya P2P
No.Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :1–3
Tanda tangan Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
KOTA PADANG Lubuk Begalung
SYILVIA DEWI
ANWAR
1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas upaya P2P demi efektifitas proses maupun
hasil pengelolaan upaya P2P
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya P2P
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi upaya P2P harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Mekanisme komunikasi dan koordinasi lintas upaya P2P adalah komunikasi
oleh penanggung jawab upaya P2P kepada pelaksana upaya P2P serta lintas
upaya agar ada kesamaan persepsi untuk efektifitas pelaksanaan upaya P2P
Mekanisme komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pengarahan
penanggung jawab kepada pelaksana upaya P2P maupun pertemuan lintas
upaya P2P
Komunikasi dan koordinasi upaya P2P dilaksanakan oleh pelaksana dan
penanggung jawab upaya P2P
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan setiap bulan dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan
4. Prosedur A. Sebagai Penyelenggara
1. Penangungjawab dan pelaksana upaya P2P mengadakan pertemuan untuk
membicarakan hal – hal yang akan dibicarakan didalam pertemuan lintas
upaya P2P.
2. Penangungjawabdanpelaksanaprogam menentukan upaya mana yang
akandiundang
3. Pelaksana upaya yang ditunjuk membuat surat undangan, dan meminta
tandatangan kepada penangungjawab progam P2P
4. Penangungjawab upaya P2P menandatangani surat undangan.
5. Pelaksana upaya P2P yang ditunjuk menyampaikan undangan / memberikan
informasi kepada penangungjawab upaya lain yang diundang.
6. Pada hari pelaksanaan pertemuan, penangung jawab upaya P2P membuka dan
memimpin pertemuan.
7. Penangungjawab upaya P2P memberikan waktuk epadapelaksana yang
ditunjuk untuk menyampaikan hal – hal yang akan dibicarakan.
8. Penangungjawab upaya P2P memberikan kesempatan kepada peserta
pertemua / koordiator lain / yang mewakili.
9. Penangungjawab upaya P2P membahas apa yang disampaikan oleh upaya lain
maupun yang disampaikan oleh upaya P2P
10. Penangungjawab upaya P2P memimpin kesepakatan bersama dan pembagian
tugas sesuai dengan peran, tugas dan kewenangan masing – masing.
11. Pelaksana administrasi mencatat pertemuan didalam notulen pertemuan.
12. Pelaksana administrasimemintatandatanganpesertapertemuan.
13. Pelaksana Administrasi / membacakan hasil pertemuan.
14. Penangungjawab upaya P2P menandatangani surat tugas dari peserta rapat /
pertemuan.
15. Penangungjawab upaya P2P menutup pertemuan.
16. Peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas dan
kewenangan masing – masing dengan didokumentasikan pada buku / kegiatan
individu.
SYILVIA DEWI
ANWAR
CR = …………………………………………........
OUTDITOR
…………………………………
SYILVIA DEWI
ANWAR
1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas upaya Kesehatan Lingkungan demi
efektifitas proses maupun hasil pengelolaan upaya Kesehatan Lingkungan
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya Kesehatan
Lingkungan
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi upaya Kesehatan Lingkungan harus
mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Mekanisme komunikasi dan koordinasi lintas upaya Kesehatan Lingkungan
adalah komunikasi oleh penanggung jawab upaya Kesehatan Lingkungan
kepada pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan serta lintas upaya agar ada
kesamaan persepsi untuk efektifitas pelaksanaan upaya Kesehatan Lingkungan
Mekanisme komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pengarahan
penanggung jawab kepada pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan maupun
pertemuan lintas upaya
Komunikasi dan koordinasi upaya Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh
pelaksana dan penanggung jawab upaya Kesehatan Lingkungan
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan setiap bulan dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan
4. Prosedur A. Sebagai Penyelenggara
1. Penangungjawab dan pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan mengadakan
pertemuan untuk membicarakan hal – hal yang akan dibicarakan didalam
pertemuan lintas upaya,
2. Penangungjawab dan pelaksana progam menentukan upaya mana yang akan
diundang,
3. Pelaksana progam yang ditunjuk membuat surat undangan, dan meminta
tandatangan kepada penangungjawab progam
4. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan menandatangani surat
undangan.
5. Pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan yang ditunjuk menyampaikan
undangan / memberikan informasi kepada penangungjawab upaya lain yang
diundang.
6. Pada hari pelaksanaan pertemuan, penangungjawab upaya Kesehatan
Lingkungan membuka dan memimpin pertemuan.
7. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memberikan waktu kepada
pelaksana yang ditunjuk untuk menyampaikan hal – hal yang akan
dibicarakan.
8. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memberikan kesempatan
kepada peserta pertemua / koordiator lain / yang mewakili.
9. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan membahas apa yang
disampaikan oleh upaya lain maupun yang disampaikan oleh upayanya
10. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memimpin kesepakatan
bersama dan pembagian tugas sesuai dengan peran, tugas dan kewenangan
masing – masing.
11. Pelaksana administrasi mencatat pertemuan didalam notulen pertemuan.
12. Pelaksana administrasi meminta tandatangan peserta pertemuan.
13. Pelaksana Administrasi / membacakan hasil pertemuan.
14. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan menandatangani surat tugas
dari peserta rapat / pertemuan.
15. Penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan menutup pertemuan.
16. Peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas dan
kewenangan masing – masing dengan didokumentasikan pada buku / kegiatan
individu.
5 Diagram Alir
6 Referensi Upaya Kesehatan Lingkungan Penyuluhan Depkes RI 2005.
7 Dokumenterkait 1. UndanganPertemuan,
2. SuratTugas,
3. NotulenPertemuan,
4. Buku / KegiatanIndividu.
8 Distribusi 1. Penangungjawab Upaya Kesehatan Lingkungan,
2. Penangungjawab upaya lain yang terkait,
3. Pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan,
SYILVIA DEWI
ANWAR
No UraianKegiatan Ya Tidak TB
A. Penyelenggaraoleh upaya Kesehatan Lingkungan
1 Apakah penangungjawab danpelaksana upaya Kesehatan Lingkungan
mengadakan pertemuan membicarakan hal-hal yang akan dibicaarakan
didalam pertemuan lintas upaya?
2 Apakah penangungjawab dan pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan
menentukan upaya mana yang akan diundang?
3 Apakah pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan yang akan di tunjuk
membuat surat undangan dan meminta tandatangan kepada penangungjawab
upaya Kesehatan Lingkungan?
4 Apakah koordonator upaya Kesehatan Lingkungan menandatangani surat
undangan?
5 Apakah pelaksana upaya Kesehatan Lingkungan yang ditunjuk
menyampaikan undangan/ memberikan informasi kepada penangungjawab
upaya lain yang diundang?
6 Apakah pada hari pertemuan penangung jawab upaya Kesehatan Lingkungan
membuka dan memimpin pertemuan?
7 Apakah penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memberikan waktu
kepada pelaksana yang di tunjuk untuk menyampaikan hal –hal yang akan
dibicarakan ?
8 Apakah koordonator upaya Kesehatan Lingkungan membahas apa yang
disampaikan oleh upaya lain maupun yang disampaikan upayanya?
9 Apakah penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memberikan
kesempatan peserta peserta pertemuan/ koodinator lain /yang mewakili ?
10 Apakah penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan memimpin
kesepakatan bersama dan pembagiantugas sesuai dengan peran tugas dan
wewenang masing-masing?
11 Apakah pelaksana administrasi /mencatat pertemuan yang ditunjuk mencacat
didalam notulen pertemuan?
12 Apakah pelaksana administrasi meminta tandatangan peserta pertemuan?
13 Apakah pelaksana administrasi/ notulen membacakan hasil pertemuan ?
14 Apakah penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan menandatangani
surat tugas dari peserta rapat /pertemuan ?
15 Apakah penangungjawab upaya Kesehatan Lingkungan menutup pertemuan?
16 Apakah peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas
dan wewenang masing –masing dengan didokumentasikan pada buku
/kegiatan individu?
B. Penyelenggaraan oleh upaya lain
JUMLAH
CR = …………………………………………........
OUTDITOR
Mekanisme Komunikasi dan Koordinasi Upaya Gizi
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :1–3
KOTA PADANG Tanda tangan Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
Lubuk Begalung
SYILVIA DEWI
ANWAR
1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas upaya Gizi demi efektifitas proses maupun
hasil pengelolaan upaya Gizi
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya Gizi
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi upaya Gizi harus mengikuti langkah-langkah
yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Mekanisme komunikasi dan koordinasi lintas upaya Gizi adalah komunikasi
oleh penanggung jawab upaya Gizi kepada pelaksana upaya Gizi serta lintas
upaya agar ada kesamaan persepsi untuk efektifitas pelaksanaan upaya Gizi
Mekanisme komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pengarahan
penanggung jawab kepada pelaksana upaya Gizi maupun pertemuan lintas
upaya
Komunikasi dan koordinasi upaya Gizi dilaksanakan oleh pelaksana dan
penanggung jawab upaya Gizi
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan setiap bulan dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan
4. Prosedur A. Sebagai Penyelenggara
1. Penangungjawab dan pelaksana upaya Gizi mengadakan pertemuan untuk
membicarakan hal – hal yang akan dibicarakan didalam pertemuan lintas
upaya.
2. Penangungjawab dan pelaksana progam menentukan upaya mana yang akandi
undang
3. Pelaksana progam yang ditunjuk membuat surat undangan, dan meminta
tandatangan kepada penangungjawab progam Gizi
4. Penangungjawab upaya Gizi menandatangani surat undangan.
5. Pelaksana upaya Gizi yang ditunjuk menyampaikan undangan / memberikan
informasi kepada penangungjawab upaya lain yang diundang.
6. Pada hari pelaksanaan pertemuan, penangungjawab upaya Gizi membuka dan
memimpin pertemuan.
7. Penangungjawab upaya Gizi memberikan waktu kepada pelaksana yang
ditunjuk untuk menyampaikan hal – hal yang akan dibicarakan.
8. Penangungjawab upaya Gizi memberikan kesempatan kepada peserta
pertemua / koordiator lain / yang mewakili.
9. Penangungjawab upaya Gizi membahas apa yang disampaikan oleh upaya lain
maupun yang disampaikan oleh upayanya
10. Penangungjawab upaya Gizi memimpin kesepakatan bersama dan pembagian
tugas sesuai dengan peran, tugas dan kewenangan masing – masing.
11. Pelaksana administrasi mencatatpertemuan didalamnotulenpertemuan.
12. Pelaksana administrasimemintatandatanganpesertapertemuan.
13. Pelaksana Administrasi / membacakan hasil pertemuan.
14. Penangungjawab upayaGizi menandatangani surat tugas dari peserta rapat /
pertemuan.
15. Penangungjawab upayaGizi menutup pertemuan.
16. Peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas dan
kewenangan masing – masing dengan didokumentasikan pada buku / kegiatan
individu.
B. Penyelenggaraanoleh Upaya lain.
1. Penangungjawab upayaGizi menerima undangan dari upaya lain.
2. Penangungjawab dan pelaksana upaya Gizi membicarakan surat undangan dan
menunjuk siapa yang ditugaskan ( bisa pelaksana maupun penangungjawab
sendiri )
3. Pelaksana / Penangungjawab yang akan menghadiri pertemuan
mempersiapkan materi pertemuan dan surat tugas.
4. Pelaksana / Penangungjawab menghadiri pertemuan sesuai dengan undangan.
5. Pelaksana / Penangungjawab mengikuti pertemuan dengan menyampaikan hal
– hal yang ada kaitannya dengan pembahasan pertemuan.
6. Pelaksana / Penangungjawab mencatat dalam proses pertemuan.
7. Pelaksana / Penangungjawab meminta tandatangan surat tugas yang dibawa.
8. Pemimpin pertemuan menutup pertemuan.
9. Apabila yang mengikuti pertemuan pelaksana melapor kepada
penangungjawab.
10. Apabila yang mengikuti pertemuan penangungjawab, penangungjawab dan
pelaksana membahas hasil pertemuan dengan lintas sektoral dan pembagian
tugas apabila hasil pertemuan ada yang perlu ditindak lanjuti.
SYILVIA DEWI
ANWAR
CR = …………………………………………........
OUTDITOR
…………………………………
Mekanisme Komunikasi dan Koordinasi Upaya Promkes
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :1–3
Tanda tangan Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
KOTA PADANG Lubuk Begalung
SYILVIA DEWI
ANWAR
1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas upaya Promkes demi efektifitas proses
maupun hasil pengelolaan upaya Promkes
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya Promkes
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi upaya Promkes harus mengikuti langkah-
langkah yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Mekanisme komunikasi dan koordinasi lintas upaya Promkes adalah
komunikasi oleh penanggung jawab upaya Promkes kepada pelaksana upaya
Promkes serta lintas upaya agar ada kesamaan persepsi untuk efektifitas
pelaksanaan upaya Promkes,
Mekanisme komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pengarahan
penanggung jawab kepada pelaksana upaya Promkes maupun pertemuan lintas
upaya,
Komunikasi dan koordinasi upaya Promkes dilaksanakan oleh pelaksana dan
penanggung jawab upaya Promkes
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan setiap bulan dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan
4. Prosedur A. Sebagai Penyelenggara
1. Penangungjawab dan pelaksana upaya Promkes mengadakan pertemuan untuk
membicarakan hal – hal yang akan dibicarakan didalam pertemuan lintas
upaya.
2. Penangungjawab dan pelaksana progam menentukan upaya mana yang akan
diundang
3. Pelaksana progam yang ditunjuk membuat surat undangan, dan meminta
tandatangan kepada penangungjawab progam Promkes
4. Penangungjawab upaya Promkes menandatangani surat undangan.
5. Pelaksana upaya Promkes yang ditunjuk menyampaikan undangan /
memberikan informasi kepada penangungjawab upaya lain yang diundang.
6. Pada hari pelaksanaan pertemuan, penangungjawab upaya Promkes membuka
dan memimpin pertemuan.
7. Penangungjawab upaya Promkes memberikan waktu kepada pelaksana yang
ditunjuk untuk menyampaikan hal – hal yang akan dibicarakan.
8. Penangungjawab upayaPromkes memberikan kesempatan kepada peserta
pertemuan / penangungjawab lain / yang mewakili.
9. Penangungjawab upaya Promkes membahas apa yang disampaikan oleh upaya
lain maupun yang disampaikan oleh upaya Promkes
10. Penangungjawab upaya Promkes memimpin kesepakatan bersama dan
pembagian tugas sesuai dengan peran, tugas dan kewenangan masing –
masing.
11. Pelaksana administrasi mencatat pertemuan didalam notulen pertemuan.
12. Pelaksana administrasi meminta tandatangan peserta pertemuan.
13. Pelaksana Administrasi / membacakan hasil pertemuan.
14. Penangungjawab upaya Promkes menandatangani surat tugas dari peserta
rapat / pertemuan.
15. Penangungjawab upaya Promkes menutup pertemuan.
16. Peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas dan
kewenangan masing – masing dengan didokumentasikan pada buku / kegiatan
individu.
5 Diagram Alir
6 Referensi Upaya Promkes PenyuluhanDepkes RI 2005.
SYILVIA DEWI
ANWAR
CR = …………………………………………........
OUTDITOR
…………………………………
No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :1–3
Tanda tangan Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
KOTA PADANG Lubuk Begalung
SYILVIA DEWI
ANWAR
1. Tujuan Sebagai panduan dalam pertemuan lintas upaya Imunisasi demi efektifitas proses
maupun hasil pengelolaan upaya Imunisasi
2. Kebijakan Sebagai pedoman mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya Imunisasi
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi upaya Imunisasi harus mengikuti langkah-
langkah yang tertuang dalam SOP
3. Definisi Mekanisme komunikasi dan koordinasi lintas upaya Imunisasi adalah
komunikasi oleh penanggung jawab upaya Imunisasi kepada pelaksana upaya
Imunisasi serta lintas upaya agar ada kesamaan persepsi untuk efektifitas
pelaksanaan upaya Imunisasi
Mekanisme komunikasi dan koordinasi dilaksanakan melalui pengarahan
penanggung jawab kepada pelaksana upaya Imunisasi maupun pertemuan
lintas upaya
Komunikasi dan koordinasi upaya Imunisasi dilaksanakan oleh pelaksana dan
penanggung jawab upaya Imunisasi
Komunikasi dan koordinasi dilaksanakan setiap bulan dan sewaktu-waktu
apabila diperlukan
4. Prosedur A. Sebagai Penyelenggara
1. Penangungjawab dan pelaksana upaya Imunisasi mengadakan pertemuan
untuk membicarakan hal – hal yang akan dibicarakan didalam pertemuan lintas
upaya.
2. Penangungjawab dan pelaksana progam menentukan upaya mana yang akan
diundang
3. Pelaksana progam yang ditunjuk membuat surat undangan, dan meminta
tandatangan kepada penangungjawab progam Imunisasi
4. Penangungjawab upaya Imunisasi menandatangani surat undangan.
5. Pelaksana upaya Imunisasi yang ditunjuk menyampaikan undangan /
memberikan informasi kepada penangungjawab upaya lain yang diundang.
6. Pada hari pelaksanaan pertemuan, penangungjawab upaya Imunisasi
membuka dan memimpin pertemuan.
7. Penangungjawab upaya Imunisasi memberikan waktu kepada pelaksana yang
ditunjuk untuk menyampaikan hal – hal yang akan dibicarakan.
8. Penangungjawab upaya Imunisasi memberikan kesempatan kepada peserta
pertemua / koordiator lain / yang mewakili.
9. Penangungjawab upaya Imunisasi membahas apa yang disampaikan oleh
upaya lain maupun yang disampaikan oleh upaya Imunisasi
10. Penangungjawab upaya Imunisasi memimpin kesepakatan bersama dan
pembagian tugas sesuai dengan peran, tugas dan kewenangan masing –
masing.
11. Pelaksana administrasi mencatat pertemuan didalam notulen pertemuan.
12. Pelaksana administrasi meminta tandatangan peserta pertemuan.
13. Pelaksana Administrasi / membacakan hasil pertemuan.
14. Penangungjawab upaya Imunisasi menandatangani surat tugas dari peserta
rapat / pertemuan.
15. Penangungjawab upaya Imunisasi menutup pertemuan.
16. Peserta pertemuan melakukan kegiatan sesuai dengan peran tugas dan
kewenangan masing – masing dengan didokumentasikan pada buku / kegiatan
individu.
10 Diagram Alir
11 Referensi Upaya Imunisasi Penyuluhan Depkes RI 2005.
SYILVIA DEWI
ANWAR
CR = …………………………………………........
OUTDITOR