Anda di halaman 1dari 9

Aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter...

(Dwi Utami)

AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI ISOLAT 4 EKSTRAK PETROLEUM ETER


DAUN Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. PADA SEL KANKER
SERVIKS MANUSIA (HeLa)

Dwi Utami
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
email: utamipurwantoro@yahoo.com

ABSTRAK
Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua wanita di Indonesia setelah
kanker payudara. Mahkota dewa Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl telah dikenal oleh
masyarakat dan digunakan secara tradisional untuk pengobatan kanker. Ekstrak
petroleum eter daun mahkota dewa menunjukkan aktivitas antiproliferasi pada sel kanker
serviks manusia (HeLa) dengan IC50 9 µg/ml (Kintoko dan Hawariah, 2007). Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter
terhadap sel kanker serviks manusia (HeLa).
Serbuk daun mahkota dewa disokletasi dengan petroleum eter, kemudian difraksi
dengan etil asetat hingga diperoleh fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat dilakukan
kromatografi preparatif dengan fase gerak heksana : etil asetat (9:1). Aktivitas
antiproliferasi terhadap sel HeLa ditetapkan harga LC50 dan doubling time melalui uji
sitotoksik dan pengamatan kinetika proliferasi dengan metode MTT.
Hasil isolasi dengan kromatografi preparatif diperoleh lima isolat masing-masing
dengan harga Rf : 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,60 ; dan 0,90. Harga LC50 dari isolat 4 adalah
sebesar 82,091 µg/ml. Isolat 4 menunjukkan penghambatan pertumbuhan sel HeLa
dengan memperpanjang doubling time (16,495 jam) dibanding kontrol sel (10,170 jam).

Kata kunci: Isolat 4, Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl, antiproliferasi, sel HeLa,
petroleum eter.

ANTIPROLIFERATIV ACTIVITY OF ISOLATE 4 OF PETROLEUM ETHER


EXTRACT OF Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. LEAVES TO HUMAN
CERVICAL CANCER CELL LINES (Hela)

ABSTRACT
Cervical cancer is a malignant tumor in cervix which is occupy the second
possition that cause the death of Indonesia’s women under the breast cancer. One of the
traditional medicine that can be used to cure cancer is Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl leaves. The petroleum eter extract of mahkota dewa leaves has antiproliferation
activity againts cervical cancer cell lines (HeLa) with IC50 9 µg/ml (Kintoko and
Hawariah, 2007). This research was aimed to detect antiproliferative activity of isolate 4
of ethyl acetate fraction of petroleum ether extract Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl
leaves againts HeLa cell lines.
Initially, the powder of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl was extracted using
Soxhlet apparatus with petroleum ether. The extracts was concentrated and partitioned
until ethyl acetate fraction was obtained. The fraction of ethyl acetate was isolated using

57
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 57 - 65

Preparative Thin Layer Chromatography on silica gel F254 as stationary phase and
n-hexane : ethyl acetate (9 : 1) as mobile phase. Antiproliferation activity against HeLa
cell lines was determinated by LC50 value by direct counting and doubling time value by
MTT method.
The isolation by preparative thin layer chromatography resulted five isolate on Rf
value: 0.05 ; 0.10 ; 0.20 ; 0.60 ; and 0.90. The LC50 values of isolate 4 was 82.091
µg/ml. Isolate 4 showed cell cycle delay at concentration 45 µg/ml by lenghthening the
doubling time (16.495 hour) than cell control (10.170 hour).

Key words : Isolate 4, Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl, antiproliferation, HeLa


cell, petroleum ether

PENDAHULUAN antara lain dengan pembedahan,


kemoterapi dan radioterapi (Apantaku,
Kanker merupakan penyakit
2002). Namun terapi pembedahan tidak
degeneratif yang dicirikan dengan
dapat dilakukan khususnya pada sel
keadaan sel yang tumbuh secara terus
kanker yang telah menyebar
menerus tanpa kontrol dan mempunyai
(metastasis), sedangkan kemoterapi dan
kemampuan untuk menyebar
radiasi dapat menimbulkan efek
(bermetastasis) ke jaringan lain secara
samping meskipun kemoterapi mampu
patologi (Hawariah, 1998). Kanker
mengeluarkan keseluruhan sel-sel tumor
menjadi masalah utama kesehatan di
(Hawariah, 1998).
seluruh dunia dan merupakan penyakit
Kegagalan dalam kemoterapi ini
pembunuh terbesar kedua setelah
biasanya berkaitan dengan kegagalan
kardiovaskuler. Menurut laporan WHO
agen antikanker tersebut untuk
tahun 2002, terdapat lebih dari 10 juta
menginduksi kematian sel kanker secara
kasus kanker per tahun di dunia (Surh,
terprogram (apoptosis) (Fisher,1994).
2003). Sedangkan di Indonesia penyakit
Karena itu, usaha pencarian agen
kanker menjadi penyebab kematian
kemoterapi baru yang mampu
keenam (Siswono, 2005). Dari tahun ke
menginduksi kematian sel kanker secara
tahun penderita penyakit kanker
apoptosis dengan memberikan efek
jumlahnya terus meningkat termasuk di
samping minimum adalah sangat
Indonesia dimana peningkatannya
diperlukan dalam terapi kanker serviks,
mencapai 190 ribu penderita kanker
yaitu dengan mengembangkan senyawa
baru per tahun (Mariono dkk., 2002).
dari bahan alami sebagai agen
Di antara jenis kanker pada
kemoterapi.
wanita, kanker leher rahim (serviks)
Mahkota dewa telah dikenal oleh
merupakan jenis kanker maligna yang
masyarakat dan digunakan secara
paling sering menyerang wanita,
tradisional untuk pengobatan kanker.
khususnya di negara-negara berkembang
Hasil penelitian sebelumnya
(Cronje, 2004) dengan jumlah penderita
menunjukkan ekstrak petroleum eter
sebanyak 40 orang setiap 100.000 orang.
daun mahkota dewa menunjukkan
Sedangkan di Indonesia diperkirakan
aktivitas antiproliferasi pada sel kanker
jumlah pengidap kanker serviks antara
serviks manusia (HeLa) dengan IC50
25-40 orang penderita setiap 100.000
9 µg/ml (Kintoko dan Hawariah, 2007).
orang per tahun (A. de Boer dkk, 2004).
Fraksi etil asetat ekstrak petroleum eter
Terapi konvensional yang umum
daun mahkota dewa mempunyai
dilakukan pada penyakit kanker serviks
aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa

58
Aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter... (Dwi Utami)

dengan nilai IC50 25,409 µg/mL (Sahara, neraca analitik, kamera digital, dan
2010). Fraksi kloroform ekstrak lemari es.
petroleum eter daun mahkota dewa Bahan utama penelitian ini
mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap adalah serbuk kering daun mahkota
sel HeLa dengan nilai IC50 71,83 µg/mL dewa. Sedangkan bahan kimia yang
(Kurniawati, 2010). Fraksi n-heksan diperlukan seperti pelarut untuk
ekstrak petroleum eter daun mahkota ekstraksi, fraksinasi, dan isolasi adalah
dewa mempunyai aktivitas sitotoksik petroleum eter, etil asetat derajat teknis
terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 dan pro analysis, aquadest dan silika gel
209,196 µg/mL (Maulida, 2010). Fraksi F254 yang diperoleh dari Laboratorium
metanol-air ekstrak petroleum eter daun Farmakognosi Fitokimia UAD. Sel
mahkota dewa mempunyai aktivitas HeLa, sel Vero, media DMEM
sitotoksik terhadap sel HeLa dengan (Dulbecco’s modification of Eagle
nilai IC50 431,635 µg/mL (Pratama, medium), DMSO, PBS (Phospat
2010). Buffered Saline), Penisillin–
Target utama terapi kanker Streptomisin 2%, Fungison 0,5%, FBS
secara umum adalah dengan (Fetal bovine serum) 10%, Trypsin-
menghambat pertumbuhan sel kanker EDTA 0,25% dalam PBS, SDS (Sodium
tersebut melalui induksi proses kematian dodecyl sulfat) 10% dalam HCl 0,01 N,
sel secara apoptosis. Karena itu, NaHCO3 teknis dan HEPES
diperlukan penelitian lanjut untuk (N-2-hydroxyethil piperazin-N-2ethane
mengisolasi komponen aktif dalam sulfonic acid) teknis, dan tripan blue.
ekstrak petroleum eter daun mahkota
dewa dan menguji aktivitas Prosedur Penelitian
antiproliferasi pada sel kanker serviks
1. Identifikasi Daun Mahkota Dewa
manusia (HeLa).
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)
Tanaman Daun Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)
METODE PENELITIAN yang akan digunakan dalam penelitian
Alat dan Bahan ini terlebih dahulu dilakukan identifikasi
untuk memastikan kebenarannya.
Alat-alat yang digunakan adalah
Identifikasi dilakukan di Laboratorium
timbangan analitik, gelas ukur, gelas
Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
beker, alat sokhlet, kertas saring,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
vaccum rota evaporator, penangas air,
cawan porselin, pengaduk, plastik, karet
pengikat, dan almari es, corong pisah, 2. Pengumpulan bahan
Pengambilan bahan uji daun
corong buchner, flakon dan kertas
mahkota dewa dilakukan pada bulan
saring, autoclave, incubator CO2, lampu
Maret tahun 2010 di Wates, Yogyakarta.
UV, laminar air flow cabinet, tissue
Dalam penelitian ini digunakan daun
culture flask, tabung conical, microplate
yang masih segar dan tidak rusak.
96 sumuran, haemocytometer,
Persiapan sebelum bahan digunakan
microplate 24 sumuran (Nunclone),
adalah daun dibersihkan dengan
tissue culture flask (Nunclone), neraca
menggunakan air bersih yang mengalir
elektrik (Sartorius), mikropipet (Gilson),
untuk menghilangkan kotoran-kotoran
cover slip, cover glass, mikroskop
yang ada. Setelah itu dilakukan
fluoresense, cell counter, ELISA reader,
pengeringan dengan menggunakan oven
magnetic stirrer, mikroskop, pipet,
dengan suhu 50oC sampai daun mahkota

59
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 57 - 65

dewa benar-benar kering. Setelah daun Fraksi etil asetat yang diperoleh
mahkota dewa kering maka dilakukan sebanyak 448,5 ml, dipekatkan di lemari
penyerbukan. asam hingga, kemudian diambil dengan
pipa kapiler secukupnya dan dibuat pita
3. Pembuatan ekstrak petroleum eter diatas plate KLT hingga semua fraksi
daun mahkota dewa habis. Kemudian ditunggu beberapa saat
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) sampai pita kering. Setelah itu
Serbuk daun mahkota dewa dimasukkan ke chamber yang sudah
seberat 500 gram disari dengan alat diberi fase gerak berupa heksan : etil
Soxhlet menggunakan pelarut petroleum asetat (9:1). Elusi sampai batas yang
eter. Pelarut yang digunakan adalah 2x telah ditentukan. Apabila elusi telah
sirkulasi dengan kecepatan sirkulasi 6-8 selesai dilakukan, maka segera
sirkulasi/jam. Pembuatan ekstrak kental dikeringkan kaca di suhu kamar. Silica
dengan Soxhlet ini dilakukan sampai zat gel 60 GF 254 dikerok sesuai isolat yang
aktif yang terdapat dalam daun mahkota diinginkan. Isolat tersebut digunakan
dewa habis. Apabila zat aktif habis untuk uji sitotoksik terhadap sel HeLa.
ditandai dengan jernihnya pelarut yang Isolat dimurnikan kembali dengan
digunakan. Apabila filtrat telah kromatografi Vakum Cair dengan fase
didapatkan maka filtrat dimasukkan ke gerak kloroform : methanol (1:1)
dalam vaccum rota evaporator
kemudian diuapkan pelarutnya sampai 6. Uji Aktivitas Sitotoksik
pelarutnya tidak menetes lagi. Sebelum dilakukan uji
Penggunaan vaccum rota evaporator sitotoksisitas, terlebih dahulu dibuat
pada suhu 60-70 ºC dan 1,5 putaran. larutan stok sampel dengan cara
Ekstrak kental yang diperoleh ditimbang mencampur isolat fraksi etil asetat daun
dan dihitung rendemennya. mahkota dewa dengan media DMEM.
Larutan stok dibuat dengan cara
4. Pembuatan fraksi etil asetat daun menimbang isolat fraksi etil asetat daun
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa mahkota dewa kemudian ditambah
(Scheff) Boerl) DMSO atau tween sebanyak 30 µl dan
Ekstrak kental yang diperoleh ditambahkan dengan media DMEM
dilarutkan dalam etil asetat kemudian hingga 1000 µl, sehingga konsentrasi
dilakukan fraksinasi dengan air, tertentu, dari konsentrasi larutan tersebut
kemudian digojog di dalam corong pisah kemudian dibuat seri kadar dan larutan
lalu didiamkan selama 24 jam agar dalam berbagai kadar tersebut dapat
fraksi etil asetat dan fraksi air terpisah diujikan pada sel HeLa. Pembuatan
sempurna. Setelah didiamkan selama 24 larutan uji ini dilakukan di dalam
jam fraksi air beserta endapan-endapan Laminar Air Flow Cabinet secara
yang ada didalamnya dikeluarkan. Hasil aseptis.
fraksi etil asetat disaring menggunakan Sel dengan kepadatan 1 x 104
corong buchner agar penyaringan lebih sel/100µl didistribusikan ke dalam
sempurna dan endapan yang ada sumuran dan diinkubasi bersama isolat
didalamya benar-benar terpisahkan. fraksi etil asetat ekstrak petroleum eter
Fraksi etil asetat yang didapat disimpan daun mahkota dewa dengan 6 kadar
di lemari es. berbeda 750; 375; 187,5 ; 93,75; 46,88
dan 23,49 µg/ml. Selanjutnya
5. Pembuatan isolat dari fraksi etil microplate diinkubasi dalam inkubator
asetat daun mahkota dewa CO2 5%, pada suhu 37oC selama 24
(Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) jam. Setelah itu media dalam sumuran di

60
Aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter... (Dwi Utami)

sedot habis kemudian ditambahkan memperoleh ekstrak petroleum eter,


tripsin-EDTA sebanyak 100µl dan selanjutnya ekstrak petroleum eter
dilakukan resupensi berlahan-lahan. dilakukan fraksinasi cair-cair
Setelah didiamkan 3 menit dilakukan menghasilkan fraksi etil asetat. Fraksi
penambahan larutan tripan blue etil asetat yang telah diperoleh
sebanyak 100 µl. Penghitungan jumlah kemudian dilakukan isolasi dengan
sel hidup dilakukan langsung pada menngunakan KLT-preparatif dengan
haemocytometer. fase diam silica gel GF254 dan fase gerak
Sebelum penggunaan heksana : etil asetat (9 : 1) berdasarkan
haemocytometer sebagai media hasil orientasi fase gerak yang
penghitung sel, harus dilakukan menghasilkan spot paling banyak.
pembersihan haemocytometer dan objek Tahap purifikasi untuk
glass menggunakan alkohol 70%. menghasilkan isolat dilakukan dengan
Setelah itu ambil 10 µl larutan suspensi KLT preparatif, dengan cara menotolkan
yang telah ditambahkan tripan blue bentuk pita dari fraksi etil asetat pada
menggunakan pipet pasteur dan lempeng 20 x 20 cm yang telah dilapisi
dimasukkan kedalam chamber silica gel GF254 dan dielusi dalam bejana
haemocytometer. Sel yang bewarna biru kromatografi dengan fase gerak
menandakan sel tersebut mati, heksana : etil asetat (9 : 1). Hasil KLT
sedangakan sel yang bewarna bening preparatif menunjukkan adanya 5 pita
menandakan sel tersebut masih hidup seperti terlihat pada Gambar 1. Pita 1
(Doyle and Griffiths, 2000). dengan harga Rf : 0,05 selanjutnya
disebut sebagai isolat 1, pita 2 dengan
7. Uji kinetika proliferasi dengan harga Rf : 0,10 (isolat 2), pita 3 dengan
metode MTT harga Rf : 0,20 (isolat 3), pita 4 dengan
Sel distarvasi (dipuasakan) harga Rf : 0,60 (isolat 4) dan terakhir
selama 24 jam dalam media kultur yang pita 5 dengan harga Rf : 0,90 disebut
mengandung FBS 0,5%. Selanjutnya sel sebagai isolat 5.
ditumbuhkan di dalam plate 96 sumuran Isolat 4 yang diperoleh sebanyak
(multiple dishes) dengan medium 25,3 mg. Tahapan selanjutnya dari
ditambah sampel dengan konsentrasi penelitian ini adalah uji aktivitas
yang tidak mematikan (dibawah nilai antiproliferatif dari isolat 4. Seri kadar
IC50), sampling dilakukan pada jam 24, isolat uji terhadap sel HeLa adalah 750;
48 dan 72. Masing-masing sumuran 375; 187,5; 93,75; 46,88 dan 23,49
dihitung jumlah sel yang hidup dengan µg/ml. Berdasarkan Tabel 3 dan grafik
metode MTT dan dibuat kurva hubungan konsentrasi dengan
absorbansi vs waktu inkubasi. % kematian sel (Gambar 2) terlihat
bahwa isolat 4 menunjukkan bersifat
toksik terhadap sel HeLa yang
HASIL DAN PEMBAHASAN berbanding lurus dengan kenaikan
konsentrasi. Parameter yang digunakan
Hasil determinasi, identifikasi
untuk mengevaluasi potensi ketoksikan
makroskopis dan mikroskopis
senyawa uji terhadap sel HeLa adalah
menunjukkan bahwa tanaman yang
LC50. Perhitungan LC50 menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis probit berdasarkan pada grafik
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa
fungsi linear log konsentrasi vs nilai
(Scheff.) Boerl).
probit dari % kematian akibat pemberian
Serbuk daun mahkota dewa
zat uji. Harga LC50 diperoleh dengan
disohkletasi dengan petroleum untuk
memasukkan probit-5 ke dalam

61
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 57 - 65

persamaan garis lurus tersebut. Pada perlakuan sediaan uji terjadi


Berdasarkan harga LC50, terlihat bahwa kenaikan jumlah sel yang sangat pesat
isolat 4 memiliki aktivitas sitotoksik pada jam ke-24, diduga sel mengalami
tertinggi terhadap sel HeLa dengan lag time atau fase adaptasi. Pada jam ke-
harga LC50 82,091 µg/mL. 48 perlakuan sediaan uji mengalami
Aktivitas antiproliferasi isolat peningkatan tetapi pada jam ke-72
diuji dengan pengamatan kinetika kembali menurun. Hal ini dapat
proliferasi pada waktu 24,48 dan 72 jam disebabkan karena sel mengalami
dengan metode MTT guna melihat kematian. Kematian ini dapat melalui
jumlah sel yang setara dengan mekanisme arrest (siklus sel berhenti)
absorbansi. Gambar 3 menunjukkan dulu baru mengalami apoptosis atau
pada kontrol sel absorbansi (jumlah sel langsung mengalami apoptosis. Dengan
hidup) mengalami kenaikan. Semakin terhentinya siklus sel maka sel tidak
lama waktu inkubasi maka semakin dapat menggandakan dirinya.
meningkat pula jumlah sel yang hidup.

A B

Gambar 1. Profil KLT preparatif fraksi etil asetat ekstrak petroleum eter daun
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
Fase diam : Silika gel GF254, Fase gerak heksana-etil asetat (9:1)
A. Sinar tampak
B. Dibawah sinar UV 254 nm

Tabel 1. Hasil KLT preparatif Fraksi Etil Asetat


Nama Bercak Harga Rf Detektor
Visual 254 nm
Isolat 1 0,05 Kuning Tidak Fluoresensi biru
Isolat 2 0,10 Biru muda Fluoresensi biru lemah
Isolat 3 0,20 Biru muda Fluoresensi biru lemah
Isolat 4 0,60 Biru Fluoresensi biru
Isolat 5 0,90 Biru tua Fluoresensi biru

62
Aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter... (Dwi Utami)

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi isolat 4 pada kematian sel (%) sel HeLa.
Konsentrasi (µg/ml) % kematian sel
750 98,476 ±0,09
375 100,653±1,11
187,5 91,726±2,42
93,75 54.491±3,18
46,88 18,236±3,28
23,49 11,813±8,02

(A)

(B)

Gambar 2. Grafik hubungan konsentrasi isolat 4 (µg/ml) terhadap prosentase kematian


sel HeLa (A) dan kinetika proliferasi sel HeLa dibandingkan terhadap
kontrol (B)

Tabel 4. Persamaan grafik log jumlah sel hidup vs waktu pada kinetika proliferasi sel
HeLa dengan berbagai perlakuan
Doubling time
Perlakuan Persamaan garis Slope Linearitas
(jam)
Kontrol Y = 0,02430 x + 3,8041 0,02430 0,9875 10,170
Isolat 4 Y = 0,0159 x + 3,7892 0,0159 0,9848 16,495

63
Molekul, Vol. 6. No. 2. Nopember, 2011: 57 - 65

Sifat antiproliferasi ditunjukkan dengan memperpanjang doubling


dengan nilai doubling time yang lebih time pada kadar 45 µg/ml.
besar dibandingkan dengan kontrol sel.
Pada penelitian ini nilai doubling time B. Saran
kontrol sel lebih kecil dibanding 1. Perlu dilakukan pemurnian lebih
perlakuan. Pada kontrol sel diperoleh lanjut terhadap isolat hasil KLT
doubling time 10,170 jam dan doubling preparatif, dengan kromatografi
time sediaan uji isolat 4 dengan harga kolom ataupun HPLC.
16,495 jam. Hal ini menandakan bahwa 2. Perlu dilakukan purifikasi lebih
isolat 4 memiliki kemampuan lanjut terhadap isolat 4 yang
menghambat proliferasi sel HeLa memiliki aktivitas antiproliferasi
melalui penghambatan doubling time. tertinggi terhadap pertumbuhan sel
Mekanisme penghambatan HeLa.
proliferasi kemungkinan melalui 3. Perlu dikaji lebih lanjut mekanisme
protein-protein pengatur proliferasi dan penghambatan pertumbuhan sel
apoptosis seperti up-regulasi protein pro
HeLa secara molekuler melalui uji
apoptosis Bax dan mengiduksi aktivitas imunositokimia terhadap enzim,
caspase-caspase sebagai mesin protein ataupun gen yang berperan
penggerak program apoptosis (Faried dalam proliferasi ataupun apoptosis.
dkk), selain itu juga menurunkan
regulasi protein anti apoptosis Bcl-2 dan
Xiap. Ataupun melalui pembentukkan
DAFTAR PUSTAKA
fragmentasi DNA, penurunan ekspresi
Bcl mRNA dan kenaikkan ekspresi Bax A.de Boer, M., A.W. Peter, L., Aziz,
mRNA (Tjandrawinata dkk, 2009). M.F., Siregar, B., Cornain, S.,
Vrede,M.A., S. Jordanova, E.,
Uljee, S.K. and Fleuren, G.J.,
KESIMPULAN DAN SARAN 2004, Human papilomavirus type
16 E6, E7 and L1 variant in
A. Kesimpulan cervical cancer in Indonesia,
1. Isolasi fraksi etil asetat ekstrak Suriname, Netherland, Gyn.
petroleum eter daun mahkota dewa Oncol. Vol.94, 488-494.
(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Apantaku, L.M., 2002, Breast-conseving
Boerl)dengan metode kromatografi surgery for breast cancer,
lapis tipis preparatif fase gerak Am.Fam.Physician, Vol.66,
heksana : etil asetat (9: 1) No.12, 2271-2278.
menghasilkan 5 isolat yang belum
terpurifikasi. Hawariah, L.P., 1998, Kanker
2. Aktivitas sitotoksik isolat 4 fraksi Payudara, Penerbit universiti
etil asetat ekstrak petroleum eter Putra Malaysia, Serdang.
daun mahkota dewa (Phaleria Cronje, H.S. 2004. Screening of cervical
macrocarpa (Scheff.) Boerl) adalah cancer in developing countries.
sebesar 82,091 µg/ml (LC50) Int. J. Gyn and Obst, Vol.84,
3. Isolat 4 fraksi etil asetat ekstrak 101-108.
petroleum eter daun mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa Faried, A., Kurnia, D., Faried, L. S.,
(Scheff.) Boerl) mampu Usman, N., Miyazaki, T., Kato,
menghambat proliferasi sel HeLa H., Kuwano, H., 2006,
Anticancer Effects of Gallic Acid

64
Aktivitas antiproliferasi isolat 4 ekstrak petroleum eter... (Dwi Utami)

Isolated from Indonesian Herbal Pratama, Anton, 2010, Sitotoksisitas


Medicine, Phaleria macrocarpa Fraksi Metanol-Air Ekstrak
(Scheff.) Boerl, on Human Petroleum Eter Daun Mahkota
Cancer Cell Lines : International Dewa (Phaleria Macrocarpa
Journal of Oncology, (Scheff.) Boerl) terhadap Sel
Padjadjaran University Faculty HeLa dan Sel Vero beserta Profil
of Medicine, Bandung. Kromatografinya, Skripsi,
Universitas Ahmad Dahlan,
Fisher, D.E., 1994, Apoptosis in cancer
Yogyakarta.
therapy: crossing the threshold,
Cell, Vol.78, No.4, 539-542. Sahara, Nasa Milta, 2010, Uji
Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat
Kurniawati,Anisa, 2010, Sitotoksisitas
Ekstrak Petroleum Eter Daun
Fraksi Kloroform Ekstrak
Mahkota Dewa (Phaleria
Petroleum Eter Daun Mahkota
Macrocarpa (Scheff.) Boerl)
Dewa ( Phaleria Macrocarpa
terhadap Sel HeLa dan Sel Vero
(Scheff.) Boerl ) terhadap
beserta Profil Kromatografinya,
Sel HeLa dan Sel Vero beserta
Skripsi, Universitas Ahmad
Profil Kromatografinya, Skripsi,
Dahlan, Yogyakarta.
Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta. Siswono, 2005, Setiap tahun 190 ribu
penderita kanker baru,
Kintoko dan Hawariah, 2007,
http://www.gizi.net diakses 12
Antiproliferative effect of extract
November 2006.
of mahkota dewa [Phaleria
macrocarpa (Scheff). Boerl.] on Surh, Y.J., 2003, Cancer
selected cancer cell line and its Chemoprevention with Dietary
mode of cell death, Proceeding Phytochemicals, Nature Reviews
of the 1st International Cancer, Vol 3, 768 – 780.
Conference on Chemical Tjandrawinata RR, Arifin PF,
Science, 229-231. Tandrasasmita OM, Rahmi D,
Mariono, S.A., Jusuf, A., Kresno, S.B., Aripin A, 2010, DLBS1425, a
2002, Karakteristik kandungan Phaleria macrocarpa (Scheff.)
DNA dan aktivitas proliferasi Boerl. extract confers anti
pada kanker paru di Jakarta, proliferative and proapoptosis
Cermin Dunia Kedokteran, effects via eicosanoid pathway,
Vol.127, 15-17. J. Ther. Oncol, Vol.3, 187-201.
Maulida, Nisa, A., 2010, Sitotoksisitas
Fraksi n-Heksan Ekstrak
Petroleum Eter Daun Mahkota
Dewa (Phaleria Macrocarpa
(Scheff.) Boerl ) terhadap Sel
HeLa dan Sel Vero beserta Profil
Kromatografinya, Skripsi,
Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta.

65

Anda mungkin juga menyukai