Jurnal1 PCR Dadang PDF
Jurnal1 PCR Dadang PDF
Abstrak
Masalah perencanaan dan penjadwalan dalam sebuah proyek selalu menjadi isu yang cukup signifikan
karena sangat berpengaruh dalam pengelolaan waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan Fenomena
yang sering muncul adalah para manajer proyek sering tidak tepat dalam menentukan estimasi durasi
proyek yang cukup effisien dengan tetap memenuhi tujuan dan batasan sebuah proyek. Penelitian ini
mengimplementasikan metoda jalur kritis (critical path method/CPM) dan program evaluation and
review technique/PERT analysis pada proyek Global Technology for Local Community/GTLC Program
kerjasama PT. Chevron Pacific Indonesia dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Tujuan yang ingin
dicapai dalam implementasi CPM dan PERT ini adalah mendapatkan estimasi durasi proyek yang
efisien, identifikasi jalur kritis serta serta nilai peluang dalam menyelesaikan proyek. Setelah dilakukan
implementasi, pengujian dan analisa kedua metoda ini pada proyek GTLC didapatkan hasil bahwa
proyek dapat diselesaikan lebih cepat 5minggu dengan empat buah jalur kritis jika menggunakan CPM.
Sementara analisa PERT memperlihatkan bahwa proyek dapat selesai lebih cepat dua minggu dengan
dua buah jalur kritis serta memberikan peluang keberhasilan sebesar 92,46%. Kesimpulan dari
penelitian adalah bahwa CPM dan PERT analysis dapat diterapkan untuk efisiensi penjadwalan pada
proyek GTLC.
Abstract
Planning and scheduling problem in a project always has a significant issue because it influences to
management of time, cost and scope of work. This phenomenon often arises when the project managers
are not appropriate in determining to estimate duration of the project in order to meet the triple
constraint in project management. This research implements the critical path method (CPM) and
Program Evaluation and Review Technique / PERT analysis on a project of Global Technology for Local
Community / GTLC program. The project comes from collaboration between PT. Chevron Pacific
Indonesia and Education Department of Riau Provincial. Objective of the research is to implement CPM
and PERT that aims to get an efficient estimate of the duration of the project, as well as the identification
of the critical path and the probability to complete the project. After implementation, testing and analysis,
CPM gives five weeks more quickly to complete the project with the four critical paths, while the PERT
gives 2 weeks more quickly with two critical paths. The PERT also gives 92.46% probability of successful
to completion the project. The conclusion of the research is the CPM and PERT analysis can be applied
to the efficiency of the scheduling of the GTLC project.
1 Pendahuluan
Secara umum, keberhasilan dari suatu kegiatan proyek adalah terpenuhinya semua ruang
lingkup pekerjaan dengan kualitas yang baik dan dalam batasan waktu dan biaya yang
disepakati. Oleh karena itu seorang manajer proyek harus mempunyai kecakapan dan
kompetensi yang memadai khsusnya dalam mengelola 3 tahapan utama dalam sebuah proyek
yaitu tahap perencanaan, tahap penjadwalan dan tahap pengendalian. Resiko kegagalan sering
muncul akibat selain manajer proyek yang kurang berpengalaman juga sering diakibatkan oleh
minimnya pengetahuan manajer dalam pengelolaan proyek. Seorang manajer proyek, khsusnya
Implementasi CPM dan PERT Analysis pada Proyek Global Tech for Local Community 15
pemula paling tidak harus mempunyai pengetahuan yang cukup termasuk didalamnya
kemampuan dalam menggunakan tools-tools yang biasa digunakan dalam manajemen proyek.
Kemampuan ini akan lebih baik lagi jika ditunjang juga dengan kemampuan dalam
menggunakan aplikasi pendukung manajemen proyek, sehingga akan mempermudah dalam
pengelolaan dan dokumentasi terutama pada proyek-proyek skala besar.
Perencanaan dan penjadwalan yang baik dari suatu kegiatan proyek akan menjadi salah
satu penentu dan pijakan bagi keberhasilan tahapan proyek berikutnya. Kedua hal tersebut
selalu menjadi isu yang signifikan dalam dunia manajemen proyek karena akan berpengaruh
pada keberhasilan sebuah proyek, terutama dalam memenuhi lingkup waktu, lingkup pekerjaan
dan lingkup biaya. Kesalahan seorang manajer proyek dalam perencanaan penjadwalan kegiatan
dan aktivitas proyek akan mengakibatkan proyek berjalan molor dan secara tidak langsung
mengakibatkan penambahan biaya. Padahal pada awal kesepakatan pemberi pekerjaan (sponsor
proyek) biasanya sudah menetapkan tentang batasan yang harus dipenuhi baik dari sisi biaya,
waktu maupun ruang lingkup pekerjaan.
Ada banyak tools dan aplikasi pendukung yang bisa digunakan dalam perencanaan dan
penjadwalan aktivitas-aktivitas sebuah proyek yang kesemuanya bertujuan untuk optimalisasi
pekerjaan sebuah proyek sehingga akan ada efisiensi dari sisi biaya maupun waktu pelaksanaan.
Pada penelitian ini digunakan pendekatan metoda jalur kritis (critical path method/CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique (PERT) analysis yang diimplementasikan pada
proyek Global Technology for Local Community (GTLC) program. GTLC adalah sebuah
proyek peningkatan kemampuan teknologi informasi yang ditujukan untuk mengurangi
kesenjangan digital bagi penduduk lokal yang ada di Provinsi Riau. Program ini meliputi
peningkatan kemampuan guru dalam hal instalasi, penggunaan dan perawatan perangkat lunak
dan perangkat keras legal, peningkatan pengetahuan guru dalam penggunaan aplikasi open
source, serta pembangunan 60 laboratorium komputer berbasis aplikasi open source pada 12
kabupaten/kota di Provinsi Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jalur kritis dari
proyek GTLC, estimasi waktu proyek dan peluang selesainya proyek dengan waktu yang
kurang dari yang disepakati awal. Untuk pengolahan data digunakan aplikasi WinQSB versi
2.00 terutama berkaitan denganian pencarian solusi CPM dan PERT analysis.
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Proyek
Kegiatan Proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan secara jelas [1]. Menurut PMBOK Guide,
sebuah proyek adalah suatu usaha keras yang diambil dengan waktu sementara untuk membuat
suatu unik produk, jasa maupun hasil unik lainnya [2]. Oleh karena itu sebuah proyek memiliki
ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan dengan kegiatan lainnya yaitu [3] :
Proyek mempunyai tujuan yang khusus/unik
Proyek bersifat sementara
Dilakukan dengan intensitas tinggi, progressive dan elaborative
Memerlukan sumber daya, seringkali bersal dari berbagai area/departemen
Harus memiliki pemberi kerja/sponsor proyek yang akan memberikan arahan dan
pembiayaan sebuah proyek
Batasan biaya, waktu, sasaran dan kualitas hasil ditentukan dan disepakati di awal.
Memiliki ketidakpastian
Berdasarkan definisi dan cirri-cirinya, terlihat cukup jelas bahwa dalam suatu kegiatan
proyek yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat sangat berbeda dengan kegiatan
Dadang Syarif Sihabudin Sahid 16
Sebuah proyek dikatakan berhasil jika memenuhi batasan proyek yang ditetapkan yaitu
batasan waktu, batasan biaya dan ruang lingkup pekerjaan serta pemberi pekerjaan/sponsor
proyek merasa puas akan hasil yang dicapai. Gambar 1 memperlihatkan 3 batasan utama yang
harus dipenuhi bagi keberhasilan suatu proyek [3].
Tahap Pengendalian meliputi pengawasan sumberdaya, biaya, kualitas, dan budget, jika
perlu merevisi, ubah rencana, menggeser, atau mengelola ulangsehingga tepat waktu
dan biaya.
Pada gambar 2 (bentuk serial), diperlihatkan tiga aktivitas proyek yaitu S, T, dan U.
Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa aktivitas S merupakan predesesor bagi aktivitas T,
sementara aktivitas T menjadi predesesor bagi aktivitas U. Pada gambar 3 (bentuk konvergen),
diperlihatkan bahwa aktivitas S dan T menjadi predesesor bagi aktivitas U, atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa aktivitas U bisa dilaksanakan jika aktivitas S dan T sudah
dilaksanakan terlebih dahulu. Gambar 4 (bentuk bercabang) memperlihatkan aktivitas S menjadi
predesesor bagi aktivitas T dan U. Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas T dan U bisa
dilaksanakan jika aktivitas S telah dilaksanakan terlebih dahulu.
Pada penelitian ini dipilih AON sebagai pola untuk membentuk network diagram dari
proyek. Setiap titik pada AON merepresentasikan hal-hal berkaitan yang dalam proyek seperti
ditunjukkan gambar 5.
ES A EF
LS D LF
menyelesaikan suatu aktivitas [6]. Estimasi tidak hanya didasarkan pada durasi tunggal
tetapi pada waktu-waktu yang sifatnya optimis, pesimis, maupun waktu kebanyakan
dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Metoda ini sangat cocok terutama bagi manajer-
manajer proyek yang masih minim pengalaman dalam mengestimasi lamanya
penyelesaian proyek.
Oleh karena itu hal mendasar yang membedakan antara CPM dan PERT adalah
pada pendekatan deterministik waktu penyelesaian suatu aktivitas. CPM menggunakan
satu angka yang menunjukkan adanya kepastian, sementara PERT digunakan dengan
latar belakang adanya kadar ketidakpastian dalam kurun waktu kegiatan proyek. Untuk
menghitung estimasi waktu berdasarkan PERT analysis, maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Untuk setiap aktivitas berikan perkiraan waktu optimis (optimistic), pesimis
(pessimistic) dan waktu realistis (most likely).
2. Lakukan perhitungan waktu perkiraan untuk setiap aktivitas yang memenuhi formula
berikut :
(1)
3. Hitung variansi (s2) untuk setiap aktivitas yang memenuhi formula berikut :
(2)
3 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu :
Perumusan masalah : Dilakukan dengan cara melakukan studi terhadap pelaksanaan
proyek GTLC terutama dari sisi manajemen proyek
Studi literature : Dilakukan dengan mengumpulkan bahan/teori pendukung yang sesuai
meliputi studi penelitian sebelumnya, studi teori manajemen proyek khususnya
berkaitan dengan CPM dan PERT, studi detail untuk mendapatkan bahan terkait GTLC.
Implementasi Metode : Dilakukan dengan mengimplementasikan metoda CPM dan
PERT terhadap studi kasus proyek GTLC
Analisa dan penarikan kesimpulan : Data-data dan output hasil pengolahan dengan
metoda CPM dan PERT menggunakan aplikasi bantu winQSB versi 2.0 dianalisa untuk
kemudian ditarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi.
Selanjutnya data pada table 2, dimasukan kedalam menu CPM yang ada pada aplikasi
WinQSB seperti ditunjukkan pada gambar 7 sebelah kiri.
Hasil dari pengolahan menggunakan aplikasi WinQSB ditunjukkan pada gambar kanan
dan gambar 8. Aktivitas analisis pada gambar 7 kanan menunjukkan bahwa proyek dapat
diselesaikan dalam waktu 15 minggu dengan 4 buah jalur kritis yaitu jalur aktivitas B-D-E-G-L-
N-O, B-D-E-G-M-N-O, B-D-F-G-L-N-O, dan B-D-F-G-M-N-O seperti diperlihatkan pada
gambar 9. Berdasarkan hasil ini dapat dilihat bahwa dengan menggunakan CPM, proyek dapat
selesai dalam 15 minggu dari 20 minggu yang direncanakan di awal, walaupun terdapat 4 buah
jalur kritis yang memerlukan pengendalian dan pengontrolan secara intensif, sehingga proyek
tidak terganggu seperti ditunjukkan gambar 8.
5 Kesimpulan
CPM dan PERT analysis dapat diimplementasikan dalam proyek GTLC untuk efisiensi
dalam perencanaan dan penjadwalan
Implementasi metoda CPM memberikan waktu penyelesaian proyek lebih cepat 5
minggu dari yang direncanakan, tetapi memberikan jalur kritis yang lebih banyak,
sehingga memerlukan kerja keras dalam monitoring dan pengendalian proyek
Implementasi PERT menghasilkan waktu penyelesaian lebih lama dibandingkan dengan
CPM, tetapi dengan jalur kritis yang lebih sedikit dan masih lebih cepat dibandingkan
dengan durasi yang direncanakan dengan tingkat keberhasilan sebesar 92,46%.
6 Daftar Pustaka
[1] Fadli, M., Syarif SS, “Model Teori Manajemen Proyek”, Politeknik Caltex Riau, 2010
[2] Project Management Institute,” A Guide to the Project Management Body of Knowledge
(PMBOK® Guide) - Fourth Edition”, PMI, edisi 4, 2008
[3] Schwalbe, K., “Informaton Technology Project Management”, Thomson Course
Technology, edisi 5, 2007
[4] Heizer, H., Render, “Operation Management”, Pearson/Prentice Hall, 2006
[5] Gray, C.F., Larson, E.W, “Project Management”, Mc-Graw Hill Companies Inc.,2006
[6] Siswanto, ”Operations Research”, Erlangga, 2007