PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan
mempengaruhi perkembangannya. Sedangkan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Maka lingkungan pendidikan merupakan suatu keadaan atau berupa tempat yang
memungkinkan terjadinya suatu interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk
mencapai tujuan pendidikan.2
Dibawah ini akan dibahas mengenai tri pusat pedidikan yaitu dalam lingkungan
keluarga, lingkungan pendidikan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1 Pasal 1.
2
Uyoh Sadulloh dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik), Cet ke – 1, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), h. 186.
3
Ibid., h. 185
2
Menurut M.I. Soelaeman keluaga memiliki banyak fungsi diantaranya:4
a. Fungsi Edukasi
Dimana orang tua harus dapat menciptakan situasi pendidikan yang dihayati anak
didik sebagai iklim pendidikan dan mengarahkan pada tujuan pendidikan dengan memberi
contoh teladan disertai dengan fasilitas yang memadai.
b. Fungsi Sosialisasi
Dimana keluarga dapat memberikan rasa aman, nyaman, damai, bahagia serta
dapat memenuhi kebutuhan baik fisik, psikis, sandang, pangan, papan, dan lain – lain.
Dimana keluarga mempu menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama
anggota keluarga, mayarakat, serta lingkungannya.
e. Fungsi Religius
f. Fungsi Ekonomi
Dimana keluarga mampu memenuhi ekonomi, fisik, dan materil.
g. Fungsi Rekreasi
h. Fungsi Biologi
3
papan dengan syarat – syarat tertentu sehingga keluarga memungkinkan seluruh
anggotanya dapat hidup didalamnya.
Lingkungan keluarga ini merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak
untuk memperoleh pendidikan terutama pendidikan akhlak yang akan membentuk karakter
pribadinya. Maka semampu mungkin lingkungan keluarga ini dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan dan penuh kasih sayang.
Selain itu, dalam lingkungan ini setiap anggota keluarga memiliki peran tertentu
sesuai kedudukannya. Tanggung jawab keluarga atas pendidikan anggota keluarganya
sangat urgen. Ada beberapa dasar tanggung jawab keluarga yang perlu diperhatikan,
diantaranya:5
a. Dorongan atau motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak.
b. Dorongan atau motivasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan orangtua
terhadap keturunannya.
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi
bagian dari masyarakat, bangsa, dan negaranya, bahkan kemanusiaan.
d. Memelihara dan membesarkan anak.
e. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan
hidup muslim.
Selain itu keluarga juga memperhatikan dasar – dasar pendidikan yang harus
diberikan anak agar kemampuan anak mampu berkembang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Diantaranya:
5
Abdul Kadir, Dasar – dasar Pendidikan, Cet ke – 1, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 162.
4
Dasar pendidikan nasionalisme
Dasar pendidikan agama
Selain itu, Islam sebagai agama yang penuh rahmat memandang bahwa keluarga
merupakan lingkungan yang paling berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak, hal
ini disebabkan karena:6
a. Tanggung jawab orang tua pada anak bukan hanya bersifat duniawi melainkan
ukhrawi dan teologis,
b. Orang tua di samping memberikan pengaruh yang bersifat empiris pada setiap hari,
juga memberikan pengaruh hereditas dan genesitas, yakni bakat dan pembawaan serta
hubungan darah yang melekat pada diri anak,
c. Anak lebih banyak tinggal di dalam rumah, dibandingkan diluar rumah,
d. Orang tua lebih dahulu memberikan pengaruh, dan pengaruh yang lebih dahulu itu
pengaruhnya lebih kuat dari pada pengaruh yang datangnya belakangan.
Sekolah adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat –
alatnya, disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan.7
Setelah anak mulai tumbuh dan berkembang, lingkungan yang dilalui anak semakin
luas, anak sudah tidak hanya berada di lingkungan keluarga saja. Anak mulai dikenalkan
dengan yang namanya sekolah, karena keluarga merasa anak perlu pengetahuan serta
pengalaman yang lebih luas lagi sesuai perkembangannya.
6
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Cet ke – 1, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 291.
7
Abdul Kadir dkk, Ibid, h. 171.
5
kognitif, afektif, dan keterampilan yang selaras, seimbang dan bersama – sama turut serta
meningkatkan kesejahteraan sosial.
a. Sebagai lembaga sosialisasi, yaitu membantu anak dalam mempelajari cara – cara
hidup ditempat mereka dilahirkan,
b. Untuk mentransmisi dan mentransformasi kebudayaan, dan
c. Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu juga, Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi
pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab berikut ini:
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku (undang-undang pendidikan).
b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendididkan
yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan Negara.
c. Tangung jawab fungsioanal ialah tanggung jawab profesiaonal pengelola dan
pelaksana pendidikan ( para guru dan pendidik ) yang menerima ketetapan ini
berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya.
a. Lembaga pendidkan formal: prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan
atas yang terdiri dari sekolah menengah umum dan kejuruan, dan perguruan tinggi
dengan aneka ragam bidangnya.
b. Tujuan instutisional untuk masing-masing tingkat atau jenis pendidikan, pencapaiannya
ditopang oleh tujuan-tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.
6
a. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
b. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan di rumah.
c. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,
menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan
kecerdasan dan pengetahuan.
d. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau
salah, dan sebagainya.
Sedangkan untuk di Indonesia sendiri ada 3 jalur pendidikan yang kita kenal,
yaitu:9
8
Abuddinata Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana 2010), hlm. 301
9
Raditya Penton, “Pendidikan Formal Informal dan Non formal”,
http://radityapenton.blogspot.com/2012/11/pendidikan-formal-informal-dan-nonformal.html, (30 November
2012), Diakses tanggal 09 Oktober 2017.
7
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Termasuk
juga ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program
spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus
menerus.
b. Pendidikan Nonformal : Taman Pendidikan Al Quran, Sekolah Minggu, berbagai
kursus, bimbingan belajar dan sebagainya. Program-program pemberantasan buta
aksara, Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), dan sebagainya. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
c. Pendidikan Informal : Adalah jalur pendidikan di lingkungan keluarga yang berupa
ajaran tata – krama, sikap dan tingkah laku yang diajarkan pada keluarga semenjak
peserta didik lahir. Pendidikan informal dapat juga disebut pendidikan yang ada di
masyarakat, atau pendidikan yang dialami oleh seseorang oleh lingkungannya. Jalur
pendidikan ini berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar
dan bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Alasan pemerintah mengagas pendidikan informal adalah:
a. Pendidikan dimulai dari keluarga
b. Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasonal dimulai
dari keluarga
c. Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
d. Anak harus dididik dari lahir.
8
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa setiap manusia akan melalui tiga
dalam lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat, yang ketiganya biasa dikenal dengan tri pusat pendidikan. Ketiga
lingkungan tersebut satu sama lain saling mempengaruhi, maka setiap lingkungan tersebut
harus mampu memberikan kontribusi yang positif. Sehingga mampu berlanjut untuk
memasuki lingkungan yang lebih luas dan mampu membangun kemajuan pendidikan di
negeri ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam 1. Cet ke – 2. Bandung: CV Pustaka Setia.
10
MAKALAH PRAKTEK IBADAH
MEMBCA AL-QUR’AN DAN MENGAHAFAL
SURAH PENDEK
DISUSUN
KELOMPOK II
M. ILHAM
REVI MAHLIZA
KHAIRUNNISA
YUSRINA ADAWIYAH
SITI ADRIANTI
TANJUNG PURA–LANGKAT
2017
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas dari bapak dosen untuk
membuat makalah yang berjudul Lingkungan Pendidikan ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah mempercayakan kami
untuk membuat makalah ini. Tanpa bimbingan Bapak kami tidak bisa apa-apa. Untuk itu
kami berterima kasih karena telah memberi bimbingan dan kesabaran dalam pembelajaran
yang selama ini bapak berikan kepada kami.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Amiin.
Penulis
i
12
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 2
ii
13
14