Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan

rumus molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan

kalium klorida, KCl yang ditemukan dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat

NaNO3. Jika larutan jenuh masing-masing reaksi tersebut saling dicampurkan,

maka akan terbentuk garam natrium klorida, NaCl dan KNO3 karena larutan NaCl

di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam tersebut akan mengalami

pengendapan dan melalui penyaringan, larutan KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl.

Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik, analisis

kualitatif melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang

memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mengkin

berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan

penyaringan atau pemusingan (centrifugase). Endapan terbentuk jika larutan

menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan bergantung pada

berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam

larutan itu dan pada komposisi pelarutnya. Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari

merkurium dan bismut menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air,

garam-garam ini larut dalam asam nitrit encer. Reaksi ini dapat dipelajari dengan

larutan kalium nitrat.

Kristalisasi merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan

kristal sehingga dapat dipisahkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau
memadat serta membentuk kristal karena mengalami proses kristalisasi. Kristal-

kristal juga akan terbentuk dari suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut

tertentu. Semakin kristal zat yang digunakan maka semakin baik karena semakin

kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran.

Kelarutan endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase

yang keluar dari larutan. Endapan dapat dipisahkan dari larutan dengan

penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat

yang bersangkutan. Suatu kelarutan endapan menurut definisi adalah sama dengan

konsentrsi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai

kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain didalam larutan itu

dan pada komposisi pelarutnya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka

dilakukan praktikum pembuatan kalium nitrat.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

garam kalium nitrat hasil reaksi antara natrium nitrat dengan kalium klorida serta

mengetahui cara pemisahan garam tersebut dari hasil samping natrium klorida

berdasarkan perbedaan kelarutan.

1.3. Prinsip percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini yaitu pembuatan kalium nitrat

dari KCl dan NaNO3 melalui rekristalisasi yang didasarkan pada perbedaan

kelarutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kalium Klorida

Kalium merupakan salah satu hara utama yang dapat menjadi pembatas

peningkatan produksi padi. Pupuk KCl sebagai sumber K mempunyai harga yang

cukup mahal sehingga sebagian petani tidak lagi menggunakan pupuk KCl.

Mengingat sifat K yang mudah hilang (mobile) dari dalam tanah, sehingga

pemberian pupuk K perlu diberikan dalam dua jenis yaitu pupuk KCl dalam

bentuk anorganik dan kompos jerami dalam bentuk organik. Mekanisme

peningkatan dari berbagai pupuk tersedia dari masukan kalium yang diberikan

kedalam tanah akan mengalami proses mineralisasi pupuk sehingga akan

melepaskan pupuk anorganik kedalam tanah. Selain itu, penambahan pupuk

kalium kedalam tanah akan meningkatkan aktivitas mikrobia tanah (Salbiah,

2013).

Kalium yang terdapat di alam bersifat sedikit radioaktif karena

mengandung kira-kira 0,02% isotop radioaktif 40K dengan waktu paruh 1,3x109.

Ekstraksi logam kalium dalam elektrolit akan sangat berbahaya karena sifatnya

yang sangat reaktif. Pada ekstraksi melibatkan reaksi logam natrium dengan

lelehan kalium klorida pada temperatur 850ºC menurut persamaan reaksi :

KCl(l) + Na(l) → K(g) + NaCl(l)

Kesetimbangan menggeser ke kiri pada temperatur 850ºC namun kalium berupa

gas (Sugiyanto, 2010).


2.2. Garam

Garam yang kita kenal sehari-hari dapat didefenifisikan sebagai suatu

kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah NaCl dengan zat-zat

pengotor terdiri CaSO4, MgSO4, MgCl2 dan lain-lain. Garam dapat diperoleh dari

tiga cara yaitu penguapan air laut, penambangan batuan garam dan dari sumur air

garam. Secara teoritis garam yang berasal dari penguapan air laut 97% lebih, akan

tetapi dalam prakteknya lebih rendah. Garam yang dihasilkan merupakan kristal

putih yang selain mengandung garam NaCl juga mengandung garam lain yang

merupakan impuritas (Rositawati, 2013).

2.3. Kristalisasi

Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat

dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan

terlarut dalam keadaan berlebih (diluar kesetimbangan), maka sistem akan

mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut.

Penggunaan proses kristalisasi diaplikasikan dalam berbagai jenis reaktor, tetapi

reaktor dengan media terfluidisasi menjadi prioritas pilihan (Dewi, 2003).

Keunggulan kristalisasi pelarut adalah penggunaan suhu rendah dan

mudah diaplikasikan dengan peralatan sederhana. Pelarut digunakan pada tahap

kristalisasi. Pada tahap ini, terjadi proses kristalisasi komponen-komponen yang

tidak larut dalam pelarut dan mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari suhu

yang digunakan akan membeku dan membentuk kristal (Ahmadi, 2010).


2.4. Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau

pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut

setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa

syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu

memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan

dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal dan mudah

dipisahkan dari kristalnya. Dalam kasus pemurnian garam NaCl dengan teknik

rekristalisasi pelarut (solven) yang digunakan adalah air. Prinsip dasar dari

rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan

kelarutan zat pengotor atau pencemarnya. Larutan yang terbentuk dipisahkan satu

sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara

menjenuhkannya (mencapai kondisi supersaturasi atau larutan lewat jenuh)

(Rositawati, 2013).

2.5. Kalium Nitrat (KNO3)

Potasium nitrat biasanya dikenal dengan kalium nitrat. Kalium nitrat

terjadi karena ada reaksi aktif antara K dan N. Kalium nitrat adalah bahan yang

dapat dapat menghasilkan KNO3 yaitu dengan bereaksi dengan kalium sulfat. Jika

larutan kalium nitrat dan kalium sulfat dicampur, maka kalium sulfat akan segera

mengendap, endapan tersebut tidak dapat larut, yang tersisa dari reaksi ini adalah

padatan KNO3. kalium sulfat dapat juga digantikan KCl untuk menghasilkan

KNO3.

Ca(NO3)2 + 2KCl → CaCl2 + 2KNO3


Reaksinya adalah : Ca(NO3)2 + K2SO4 → CaSO4 + 2KNO3

KNO3 di dekomposisi pada temperature rendah dalam bahan anorganik

yang dapat menyerap seperti alumina, titanium dan silica bersama NaY, KY, KI

%, β %, zeolit seperti MCM - 41 (molekul hasil saringan yang menyerap). KNO3

memiliki kandungan yang tinggi, selain itu memilik tingkat kelarutan dalam air

yang tinggi. (Dinal, 2009).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2017, pukul

13.15 – selesai. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universita Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 400 mL,

gelas beaker 600 mL, pipet volume 25 mL, gelas ukur 100 mL, filler, corong kaca,

cawan penguap, hot plate, botol semprot, batang pengaduk, dan spatula.

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kalium klorida,

natrium nitrat, kertas saring dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Garam Kalium Nitrat

Dilarutkan 15 gram KCl dan 17 gram NaNO3 masing-masing dalam 50 mL

air panas, kemudian dicampurkan kedua larutan tersebut dan diuapkan larutan

tersebut sampai volume larutan menjadi 40 mL dengan menggunakan hot plate.

Setelah itu dalam keadaan panas, disaring larutan tersebut dan diuapkan lagi

sampai volumenya 20 mL. Setalah itu didinginkan larutan tersebut dan disaring

kristal kalium yang terbentuk.


3.3.2 Pemurnian Kristal Kalium Nitrat

Dilarutkan kristal yang dihasilkan dengan sedikit aquades dengan cara

pemanasan, kemudian didinginkann larutan tersebut dan disaring larutan kristal

kalium nitrat bebas ion klorida, selanjutnya ditimbang kristal yang dihasilkan dan

dihitung rendemennya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2010. Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah pada Pembuatan Konsentrat


Vitamin E dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit: Kajian Jenis Pelarut.
Jurnal Teknik Pertanian. Vol. 11, No. 1.

Dewi, F. D., dan Masduki, A. 2003. Penyisihan Fosfat dengan proses Kristalisasi
dalam Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika. ITS.
Surabaya.
Dinal. 2009. Pembuatan Kalium Nitrat.
http://dinalgraciadj.com/2009/11/pembuatan-kalium-nitrat.html. (24
November 2017).

Rositawati, A.L., Taslim, C.M. dan Sotrisnanto, D. 2013. Rekristalisasi Garam


Rakyat dari Daerah Demak untuk mencapai SNI Garam Industri. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri. Vol 2, No. 4.

Salbiah, C., Muyassir., dan Sufardi. 2012. Pemupukan KCl, Kompos Jeremi dan
Pengaruhnya terhadap Sifast Kimia Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Padi
Sawah (Oryza sativa L.). UNSYIAH. Banda Aceh.

Sugiarto, K.H. dan Suyanti, R.D. 2010. Kimia Anorganik Logam. UGM.
Yogyakarta.

Sukarsono, K., Marhandrajaya, I.K., dan Firdausi, S. 2008. Studi Efek Kerr untuk
Pengujian Tingkat Kemurnian Akuades, Air PAM dan Air Sumur. Vol. 11,
No. 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Tabel 4.1. Pembutan Garam Kalium Nitrat


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Dilarutkan 15 gram KCl + 17 gram NaNO3 Campuran bewarna putih
dilarutkan dalam 50 mL air panas, terdapat endapan putih
dan diuapkan lalu disaring.

2. Hasil dari saringan diuapkan dan Terbentuk kristal kalium


kemudian didinginkan, lalu disaring.

Tabel 4. 2. Pemurnian Kristal Kalium Nitrat


No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Larutan kristal kalium + aquades dan Terbentuk kristal kalium
kemudian disaring. nitrat bebas ion.

2. Berat kristal yang diperoleh 14,2 gram

3. Rendemen yang diperoleh 65 %

4.2 Reaksi-reaksi yang terjadi

KCl+ NaNO3 NaCl + KNO3

4.3 Perhitungan

Berat KCl yang ditimbang = 15 gram

Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gran

Mol KCl = 0,2 mol

Berat teoritis = 0,2 x 101 = 20,2 gram

Berat kristal = 14,2


Warna kristal = Putih

Rendemen yang diperoleh :

14,2
Rendemen = × 100%
20,2

= 65%

4.4. Pembahasan

Praktikum ini dilakukan untuk memperoleh kalium nitrat, yang diperoleh

dari hasil reaksi antara kalium klorida dan natrium nitrat. Untuk mendapatkan

kristal kalium nitrat dapat diperoleh dengan metode kristalisasi. Kristalisasi

merupakan proses pemurnian suatu bahan, senyawa kimia dari zat pengotornya.

Namun, sebelum terbentuk kristal, kalium klorida dan natrium nitrat masing-

masing ditambahkan 50 mL air panas. Tujuan penambahan air panas ini yaitu

untuk melarutkan kalium klorida dan natrium nitrat, karena keduanya sukar larut

dalam air. Pada langkah ini, kedua senyawa tersebut dicampur adukan dalam satu

wadah. Fungsi dari pencampuran ini yaitu agar kedua senyawa tersebut saling

berinteraksi dan membentuk suatu garam. Dari data yang diperoleh, terlihat

bahwa larutan tersebut berwarna bening dan tidak terdapat gelembung

didalamnya.

Selama proses, kedua senyawa ini diuapkan sampai diperoleh volume 40

mL. Dari 40 mL tersebut, terlihat bahwa sudah terbentuk sedikit endapan putih

didasar wadah dan diambil untuk disaring dengan menggunakan kertas saring.

Proses penyaringan tersebut bertujuan untuk memisahkan filtrat yang terbentuk

dari residunya. Sebagai residu yang diperoleh, dibuang sedangkan untuk filtrat
yang tertinggal, diambil dan diuapkan kembali sampai diperoleh volume 20 mL.

Tujuan dari penguapan ini yaitu untuk melepaskan ion H positif dan ion OH

negatif. Dari hasil pengamatan, pada volume 20 mL sudah terlihat banyak

endapan putih didasar wadah dan ini merupakan akhir dari proses penguapan.

Tahap selanjutnya dari proses ini yaitu filtrat yang tertinggal dikertas

saring, diambil dan didinginkan. Tujuan dari proses pendinginan ini yaitu agar

filtrat yang diperoleh, secara perlahan-lahan dapat membentuk kristal putih.

Kristal putih yaitu suatu zat padat yang terbentuk dari hasil proses penguapan dari

dua jenis senyawa yang berbeda. Setelah diperoleh, kristal putih tersebut diambil

dan ditimbang. Tujuan ditimbangnya kristal ini yaitu untuk mengetahui berapa

banyak atau berapa gram yang diperoleh selama proses pembentukkan.

Hasil pengamatan yang diperoleh, kristal putih yang didapatkan yaitu

sebanyak 14,2 gram, merupakan berat kristal yang ditimbang dari hasil

penyaringan dengan berat praktek sebesar 20,2 gram. Namun bukan banyaknya

hasil kristal yang dilihat, tetapi yang dilihat berapa persen kadar yang terkandung

dalam kristal tersebut. Kadar atau rendemen dapat diperoleh dengan cara

perhitungan. Perhitungan dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih atau

perbandingan antara massa mula-mula dan massa akhir dari senyawa tersebut.

Sehingga diperoleh kadar kristal yaitu sebanyak 65%.


BAB V
SIMPULAN

Kalium nitrat merupakan suatu garam yang diperoleh dari hasil reaksi

antara kalium klorida (KCl) dan natrium nitrat (NaNO3). Berdasarkan hasil

pengamatan, padatan kristal putih yang diperoleh pada volume 20 mL yaitu

sebanyak 14,2 gram. Sedangkan kadar yang terkandung dalam kristal tersebut

yaitu sebanyak 65%.

Anda mungkin juga menyukai