PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pada pembuatan makalah kali ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui bagian dari mata, cara sterilisasi tetes mata dan formulasi dari
tetes mata.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MATA
Mata adalah salah satu alat indra manusia yang berfungsi sebagai indra
penglihat. Mata merupakan alat indra yang kompleks. Apabila kita menyebutkan
Mata, maka dalam pikiran kita yang muncul adalah bola mata, namun sebenarnya
tidak hanya bola mata yang berperan agar kita dapat melihat, bulu mata, alis mata,
dan kelopak mata juga berperan penting dalam mendukung penglihatan. Mata
adalah orang yang kerjanya terkait dengan cahaya (terang gelap), warna, dan
benda yang dilihat.
Bola mata tersusun atas 3 dinding yang memiliki peran dominan dalam
menjalankan fungsinya sebagai alat indra penglihat. Ketiga bagian tersebut
adalah:
Sklera, adalah bagian dinding mata paling luar, bagian ini berwarna putih
buram dan bersifat keras karena tersusun oleh jaringan ikat dengan serat
yang kuat. Skelara berfungsi untuk membungkus dan melindungi bola
mata dari kerusakan.
Kornea, Pada bagian depan skera terdapat bagian bening yang terlihat
cembung, bagian ini disebut kornea. Kornea berfungsi untuk melindungi
lensa mata dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata. Kornea selalu
dibasahi oleh air mata, tidak memiliki pembuluh darah dan bersifat tembus
cahaya.
Koroid, adalah bagian dinding mata lapisan tengah yang berfungsi sebagai
penyuplai oksigen dan nutrisi untuk bagian lain, terutama bagi retina. Pada
Koroid terdapat banyak pembuluh darah oleh karena mudah untuk transfer
oksigen. Koroid umumnya berwarna Coklat kehitaman atau hitam. Warna
gelap pada Koroid berfungsi agar cahaya tidak direfleksikan (dipantulkan).
Bagian depan koroid yang terputus akan membentuk iris (selaput pelangi),
pada bagian tengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil.
Retina, adalah bagian dinding paling dalam dari mata yang berfungsi
untuk menangkap bayangan benda karena memiliki sel yang peka terhadap
cahaya. Retina merupakan bagian yang memiliki reseptor cahaya yang
terdiri dari sel – sel saraf yaitu :
Sel Batang (Basilus), merupakan sel yang peka terhadap cahaya
tidak kuat ( lebih berperan saat malam hari atau dalam keadaan gelap)
Sel Kerucut (Konus), merupakan sel yang peka terhadap
intensitas cahaya yang kuat ( lebih berperan saat siang hari atau dalam
keadaan terang)
Bagian belakang retina tidak memiliki sel batang maupun sel kerucut tersebut,
oleh karena itu disebut titik buta, dan apabila bayangan benda jatuh pada titik
tersebut maka kita tidak bisa melihat. Sedangkan bagian mata yang memiliki
banyak sel kerucut disebut titik kuning, bagian ini merupakan bagian yang paling
peka terhadap cahaya, apabila bayangan benda jatuh pada titik kuning, maka
manusia mampu melihat dengan jelas.
B. Iris
Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata. Iris berperan untuk
memberikan warna pada bola mata manusia. Pada bagian Iris terdapat pingmen
warna, oleh karena itu iris sering disebut selaput pelangi, iris terletak pada bagian
depan bola mata. Iris dapat mengkerut dan mengembang, iris berfungsi untuk
mengatur pergerakan pupil sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk.
C. Pupil
Pupil adalah bagian lubang yang terdapat pada bagian tengah iris yang
berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Pupil
akan melebar apabila sedikit cahaya yang masuk ke mata (dalam keadaan semakin
gelap), dan akan mengecil apabila banyak cahaya yang masuk ke mata (dalam
keadaan semakin terang). Proses membesar dan mengecilnya Pupil berguna agar
cahaya yang masuk tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit agar kita tetap dapat
melihat dengan baik.
D. Lensa
Lensa merupakan bagian yang bersifat lunak dan transparan yang terdapat
di belakang iris. Lensa berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya
agar bayangan benda jatuh di tempat yang tepat. Lensa memiliki kemampuan
yang disebut daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk menebal/menipisnya atau
mencembung/memipihnya lensa sesuai dengan jarak benda yang dilihat. Lensa
diikat oleh otot pemegang lensa, otot inilah yang berfungsi dalam kemampuan
daya akomodasi lensa. Apabila lensa akan semakin cembung saat melihat benda
yang dekat dan semakin memipih saat melihat benda yang jauh.
E. Kelenjar Lakrima (kelenjar air mata)
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lender mata disekitar
kelopak mata dan bola mata atau Tetes mata adalah cairan steril atau larutan
berminyak atau suspensi yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam saccus
conjungtival. Mereka dapat mengandung bahan-bahan antimikroba seperti
antibiotik, bahan antiinflamasi seperti kortikosteroid, obat miotik seperti
fisostigmin sulfat atau obat midriatik seperti atropin sulfat.
Dengan definisi resmi larutan untuk mata adalah larutan steril yang
dicampur dan dikemas untuk dimasukkan dalam mata. Selain steril preparat
tersebut memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor farmasi
seperti kebutuhan bahan antimikroba, isotonisitas, dapar, viskositas dan
pengemasan yang cocok.
Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :
2.3 STERILISASI
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda menjadi steril
atau suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri, sedangkan
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup,
baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non patogen
(tidak menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk
berkembang biak) maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak dapat
berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat)
Tidak semua mikroba dapat merugikan, misalnya mikroba yang terdapat
dalam usus yang dapat membusukkan sisa makanan yang tidak terserap oleh
tubuh. Mikroba yang patogen misalnya Salmonella typhosa yang menyebabkan
penyakit typus, E.coli yang menyebabkan penyakit perut.