Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN I

SOKLETASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara penyarian zat-zat berkhasiat dari suatu simplisia
dengan cara sokletasi.

II. DASAR TEORI


Penyarian atau ekstraksi dimaksudkan untuk memisahkan zat aktif atau zat
berkhasiat dari jaringan tumbuhan dari komponen yang tidak aktif dengan menggunakan
pelarut tertentu dengan menggunakan metode tertentu.
Pada dasarnya ekstraksi zat berkhasiat dari bahan baku dapat dilakukan dengan cara
maserasi, perkolasi dan sokletasi. Dalam memilih cairan estraksi, banyak faktor yang
perlu dipertimbangkan, diantaranya :
1. Sifat bahan baku
2. Tujuan ekstraksi
3. Biaya

A. Definisi Sokletasi
Sokletasi adalah salah satu cara penyarian dengan memakai pelarut organik
dan dengan menggunakan alat soklet (soxhlet). Prinsip sokletasi adalah penyarian
berulang-ulang dengan tujuan agar penyarian lebih sempurna dan pelarut yang
dipakai relatif sedikit. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah
menguap atau mempunyai titid dididh rendah. Jadi merupakan gabungan antara
proses untuk menghasilkan ekstrak cair dengan proses penguapan. Dengan alat
soklet ini dapat dilakukan ekstraksi dengan aliran kontinyu bahan pelarut melintasi
bahan yang diekstraksi dimana bahan yang diekstraksi tetap tertutupi oleh cairan
pelarut. Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari.
Uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa samping, kemudian diembunkan
kembali oleh pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi
serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif serbuk simplisia.
Karena adanya sifon maka setelah cairan mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan kembali ke labu.

B. Keuntungan dan Kerugian Sokletasi


Keuntungan :
1. Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil
yang lebih pekat.
2. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari
zat aktif lebih banyak.
3. Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume
cairan penyari.
Kerugian :
1. Larutan dipanaskan terus menerus, sehingga zat aktif yang tidak tahan oemanasan
kurang cocok. Hal ini dapat diperbaiki dengan menambahkan peralatan untuk
mengurangi tekanan udara.
2. Cairan penyari dididihkan terus menerus, sehingga cairan penyari yang baik harus
murni atau campuran azeotrop.

III. MONOGRAFI

Psidii Folium (Daun Jambu Biji)


1. Klasifikasi

 Nama Lain : Daun jambu biji


 Nama Tanaman Asal : Psidium guajava ( L. )
 Keluarga : Myrtaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak 9 %, minyak atsiri yang berwarna
kehijauan dan berisi Egenol
 Penggunaan : Anti diare, Adstringens
 Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
 Bagian Yang Digunakan : Daun
 Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 – 9
bulan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Pemeriksaan Makroskopik
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5 sampai 1 cm; helai
daun berbentuk beundar telur agak menjorong atau bulat memanjang, panjang 5 cm
sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas;
permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar minyak tampak sebagai
bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintk-bintik
yang tembus cahaya; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan
bawah, bertulang (berpenulangan) menyirip, warna putih kehijauan.

3. Pemeriksaan Mikroskopik
 Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel, pipih, terentang tangensial, bentuk
poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata.
 Epidermis bawah: sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal,
dinding antiklinal lurus.
 Stomata : tipe anisolitik , banyak terdapat pada permukaan bawah.
 Rambut penutup : terdapat pada kedua permukaan, lebih banyak pada permukaan
bawah, bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok, terdiri dari 1 sel,
berdinding tebal, jernih, panjang rambut 150 µm sampai 300 µm, pangkal rambut
kadang-kadang agak membengkok, lumen kadang-kadang mengandung zat
berwarna kuning kecoklatan.
 Jaringan air : terdapat di bawah epidermis atas, terdiri 2 sampai 3 lapis sel yang
besar. Jernih dan tersusun rapat tanpa ruang antar sel.
 Idioblas : terdapat di beberapa tempat, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk
roset yang besar dan bentuk prisma.
 Kelenjar minyak : rongga minyak bentuk lisigen besar, terdapat lebih banyak di
bagian bawah daripada di bagian atas.
 Jaringan palisade : terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel, terletak dibawah jaringan air, 2
lapis sel yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daun,
lapisan-lapisan berukutnya beongga lebih banyak. Serbuk warna hijau ke abu-
abuan. Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas; hablur
kalsium oksalat; stomata tipe anomositik; mesofil dengan kelenjar lisigen.
4. Kandungan Kimia
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada
bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat,
asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) -
Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium
14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg -
Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.

IV. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Gelas kimia 1000 ml 1. Etanol 95%
2. Gelas ukur 500 ml 2. Simplisia :
3. Labu alas bulat  Daun jambu biji (Psidii Folium)
4. Neraca
5. Soxhlet
6. Alat destilasi
7. Gunting
8. Kertas saring
9. Kain flanel

B. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Cuci daun jambu biji sampai bersih lalu dipotong kecil-kecil.
3. Timbang sampel 25 g basahi dengan 12,5 ml cairan penyari (etanol 95%).
Masukkan ke dalam soxhlet yang sudah di susun dengan tabung yang dilapisi
kertas saring.
4. Isi labu dengan cairan penyari (etanol 95%) sebanyak 300 ml. Panaskan, tunggu
hingga penyari menguap, kemudian uap cairan penyari akan naik melalui pipa uap
dan terus ke dalam kondensor.
5. Sampai di kondensor terjadi pendinginan dimana uap pelarut akan berubah menjadi
cair lalu kembali dan akan turun melarutkan simplisia di tabung.
6. Setelah pelarut di tabung sampel mencapai puncak siphon, cairan akan turun dan
akan masuk ke labu.
7. Demikian proses berulang seterusnya hingga simplisia terekstraksi sempurna.

V. HASIL PENGAMATAN DAN DISKUSI


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan ekstrak kental yang berwarna coklat tua.
Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi adalah Etanol 95%. Proses sokletasi dalam
penelitian kali ini memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 3 jam, diperoleh ekstrak
cair lalu dipekatkan dengan cara destilasi dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 2,7
gram.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ekstrak kental daun jambu biji seberat 2,7
gram yang berwarna coklat tua. Untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan rotari
evaporator untuk memekatkan ekstrak cair yang didapat sehingga ekstrak yang didapat
lebih banyak dan zat aktif lebih terjaga kestabilannya.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Petunjuk Praktikum Farmakognosi II Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon
Modul Farmakognosi II Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon
http://www.farmasi.usd.ac.id/projects/simplisia/index.php/detail_simplisia/69
LAMPIRAN

Daun Jambu Biji (Psidii Folium)

Alat Soxhlet

Anda mungkin juga menyukai