Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Makalah ini menekankan pada pemodelan reservoir homogen, fluida berupa
black oil model dengan jenis light oil and gas dan batuan berupa consolidated
sandstone sehingga asumsinya tidak ada masalah kepasiran selama proses
produksi fluida ke permukaan.
Dalam upaya peningkatan pengurasan cadangan yang dinilai masih cukup
besar tersebut perlu dilakukan studi penerapan metode pengurasan lebih lanjut,
dalam hal ini metoda optimasi penggunaan ESP sebagai pertimbangan layak atau
tidaknya usaha ini dilakukan .

I.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dalam makalah ini dilakukan
studi dan analisa tentang optimasi produksi untuk tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami cara pengerjaan simulator petrel dan eclipse.
2. Mengetahui peramalan dari reservoir dengan mengetahui sifat fisik fluida dan
batuan secara homogen.
3. Memproduksikan reservoir secara natural flowing sampai batas waktu tertentu
dan kemudian diganti dengan penggunaan artificial lift yang sesuai.

I.3 Batasan Masalah


Dalam makalah ini hanya membahas hasil dan analisa dari model yan di
buat dengan menggunakan petrel berdasarkan diskusi kelompok III. Dengan sifat
fisisk batuan dan sifat fisik fluida yang homogen.

I.4 Metodologi Penelitian


Penelitian diawali dengan membangun model sistem sumur yang terpadu
mulai dari pemodelan reservoir, sumur. Pemodelan reservoir dilakukan dengan
menggunakan Simulator Petrell dan Eclipse dengan menggunakan batasan-
batasan tertentu.

1
I.5 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan memahami makalah ini, maka penulis mencoba


menyampaikan makalah ini secara sistematis. Adapun sistematika penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pada bagian ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan makalah ini.
Bab II Pada bagian ini dijelaskan mengenai pengenalan simulasi reservoir
yang berisikan tentang jenis model, simulasi dan simulasi reservoir.
Bab III Pada bagian ini dijelaskan data-data yang diperlukan dalam melakukan
simulasi reservoir tersebut.
Bab IV Pada bagian ini dilakukan simulasi pada sebuah model dan akan
dipapaprkan hasil yang diperoleh.
Bab V Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran usulan penelitian ke
depan dari seluruh analisis hasil studi yang telah dilakukan oleh
penulis.
BAB II

PENGENALAN SIMULATOR RESERVOIR

2.1. Sejarah Petrel


Petrel perangkat lunak dikembangkan di Norwegia oleh sebuah
perusahaan bernama Technoguide. Technoguide dibentuk pada tahun 1996 oleh
mantan karyawan Geomatika, beberapa dari mereka adalah programmer kunci
yang terlibat dalam perkembangan awal IRAP RMS. Petrel dikembangkan khusus
untuk PC dan OS Windows, telah tersedia secara komersial pada tahun 1998.
Petrel dikembangkan untuk memiliki Microsoft akrab seperti antarmuka, dengan
alur kerja yang telah diatur yang memungkinkan pengguna yang kurang
berpengalaman untuk mengikuti, Technoguide dibuat 3D pemodelan geologi lebih
mudah diakses untuk semua staf teknis bawah permukaan, bahkan mereka tanpa
pelatihan khusus. Pada tahun 2002, Schlumberger diperoleh Technoguide dan
software Petrel dan mereka saat ini mendukung dan Petrel pasar. Petrel
menawarkan fungsionalitas baru dalam setiap rilis baru, tidak hanya dalam
pemodelan geologi tetapi juga interpretasi seismik, ketidakpastian, baik
perencanaan dan link ke simulator standar industri, ECLIPSE dan FrontSim.

2.1.2. Versi
Berikut merupakan versi-versi dari berbagai petrel :
 Petrel Versi 2007,1
DiRilis 2007.1 Petrel memperluas seismik-ke-simulasi ruang lingkup
aplikasi dengan kemampuan lebih besar untuk alur kerja eksplorasi. Petrel
perangkat lunak sekarang menangani skala besar survei seismik 2D dan regional
garis skala. Fraktur pemodelan dan dual porositas kemampuan mendukung
karbonat dan alur kerja gas konvensional. Real-time update yang tersedia melalui
WITSML , industri data standar mekanisme pengiriman. Petrel 2007,1 perangkat
lunak dibangun di Samudera kerangka yang memungkinkan 3 pihak, universitas,
perusahaan minyak dan bagian lain dari Schlumberger untuk kode langsung ke
Petrel.

3
 Petrel Versi 2008.1
Dirilis pada Maret 2008. Perangkat tambahan utama meliputi dukungan
untuk patah hidrolik, sektor pemodelan, multi-threading proses pemodelan
beberapa, dan perbaikan alur kerja autotracking 3D seismik. Sebuah besar
kembali kerja volume rendering dan modul ekstraksi sekarang memungkinkan
pengguna untuk secara interaktif berbaur volume seismik ganda, mengisolasi
keluar bidang yang diminati dan kemudian langsung mengambil apa yang dilihat
menjadi objek 3D disebut geobody a. Pada dasarnya ini adalah "apa yang Anda
lihat adalah apa yang Anda pilih". Diekstrak 'geobodys' dapat dicicipi langsung ke
dalam model geologi.
 Petrel Versi 2009.1
Dirilis pada bulan Februari 2009 ini adalah versi pertama dari Petrel
sepenuhnya 64bit dan untuk berjalan di Microsoft Window Vista 64 bit OS. Hal
ini membawa manfaat kinerja besar untuk pengguna terutama mereka yang
bekerja di eksplorasi atau dengan volume seismik besar dan model geologi.
Perangkat tambahan lainnya termasuk tipe baru Inversi Seismik Inversi disebut
genetik berdasarkan pendekatan non-linier multi-trace. Geostatistik multipoint,
penyelesaian pemodelan, generasi kesalahan poligon otomatis dan baru
seismogram sintetik paket yang disebut Seismik-Yah-Tie
 Petrel Versi 2.010,1
Dirilis pada Mei 2010. Perangkat tambahan utama meliputi alur kerja
pemodelan struktural baru memungkinkan pengguna untuk membangun model air
struktural ketat sementara perangkat tambahan interpreting.Other termasuk
perbaikan terhadap pemodelan fraktur, geostatistik multipoint, dan alur kerja
Volume penafsiran. Versi ini juga mengintegrasikan Petromod untuk minyak
sistem pemodelan dan maju modul RDR struktural dan kesalahan analisis
memungkinkan pendekatan terpadu untuk eksplorasi untuk Perangkap analisis,
Seal, Reservoir, & Mengisi di tempat yang sama. Membangun kerangka
Samudera rilis ini bertepatan dengan rilis Store Ocean dan toko online di mana
pengguna dapat men-download plugin untuk Petrel.

4
ECLIPSE merupakan perangkat lunak mencakup seluruh spektrum simulasi
reservoir, yang mengkhususkan diri dalam blackoil, komposisi dan termal yang
terbatas volume simulasi reservoir, dan merampingkan simulasi reservoir. Dengan
memilih dari berbagai macam add-on pilihan-seperti gas metan, operasi lapangan
gas, kalor berbasis nilai kontrol, kopling reservoir, dan permukaan jaringan-
simulator kemampuan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan Anda,
meningkatkan ruang lingkup simulasi reservoir studi. ECLIPSE reservoir
simulator telah menjadi patokan untuk simulasi reservoir komersial selama lebih
dari 25 tahun karena luasnya mereka kemampuan, cakupan, platform ketahanan
kecepatan, skalabilitas paralel, dan tak tertandingi.
BAB III

KONSEP RESERVOIR ENGINEERING DALAM SIMULASI

Konsep reservoir engineering dalam simulasi sangat dibutuhkan agar kita


mampu menginterprestasikan reservoir yang ada kedalam sebuah model yang
baik, dimana banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan bila kita ingin
melakukan simulasi.

3.1 Jenis-jenis Reservoir


Reservoir itu sendiri berbeda beda karakteristiknya karena banyak factor yang
mempengaruhi bentuk reservoir. Karakteristik itu antara lain sebagai berikut:
a. Reservoir Tertutup
Reservoir tertutup adalah reservoir yang dikelilingi oleh formasi
impermeable, reservoir seperti ini disebut juga reservoir tertutup karena tidak ada
aliran yang melewati batas reservoir. Kebanyakan hidrokarbon ditemukan separuh
tertutup atau tertutup semuanya.
b. Reservoir Dengan Tekanan Batas (Reservoir Boundaries) Konstan
Beberapa reservoir terhubung dengan aquifer yang besar, yang memberikan
energi yang cukup besar kepada reservoir hidrokarbon, karena biasanya aquifer
lebih besar dibandingkan dengan reservoir hidrokarbon, maka penurunan tekanan
reservoir tidak memiliki efek yang signifikan terhadap tekanan aquifer. Setelah
beberapa waktu aquifer akan membentuk tekanan konstan disekitar batas reservoir
disepanjang interface antara reservoir minyak dan aquifer. Disisi lain, bila fluida
didalam reservoir diproduksi, aquifer akan masuk kedalam reservoir, sehingga
akan membantu untuk mempertahankan tekanan reservoir.
c. Reservoir 1 Fasa
Reservoir 1 fasa adalah reservoir yang hanya memiliki 1 fasa fluida yang
mengalir didalam reservoir. Fluida tersebut bias air, minyak atau gas. Tipe
reservoir seperti ini jarang ditemui, Tapi suatu reservoir dapat dikatakan 1 fasa
jika hanya 1 fasa saja yang bergerak.
d. Reservoir Multifasa

Pada keadaan normal yang terjadi direservoir, selalu ada lebih dari 1 fasa
fluida yang mengalir bersama-sama didalam reservoir, reservoir seperti ini disebut
dengan reservoir multifasa. Fluida reservoir yang mengalir bias dua fasa (minyak-
air,minyak-gas atau gas-air) atau tiga fasa (minyak-air-gas).

3.2. Data Geofisik


Dalam simulasi berbagai macam karakteristik reservoir perlu diketahui
untuk dapat membentuk model yang realistic agar memberikan hasil yang akurat.
Data-data ini bisa didapatkan dari berbagai sumber. Beberapa data yang
dibutuhkan dapat diambil dari data geofisik dan geologi, misalnya untuk data
ukuran reservoir dan batasnya dapat diperoleh dari data seismic, litologi batuan
dapat diperoleh dari studi geologi.

3.3. Engineering Data


Disamping data geologi dan geofisik, beberapa engineering data juga
dibutuhkan untuk melekukan simulasi reservoir, data-data tersebut antara lain data
properties batuan (dari pengukuran diLab melalui core, well logging, atau well
test), properties Fluida (didapat dari pengukuran sample fluida atau korelasi) dan
lain-lain.
BAB IV
PEMODELAN WELL BEE PADA PETREL SIMULATOR

Pemodelan ini merupakan gabungan dari reservoir dan model sumur yang
terlihat di permukaan. Pada makalah ini reservoir dimodelkan dengan
menggunakan Simulator PETREL dan ECLIPSE.

4.1 Pemodelan Reservoir Dengan Simulator PETREL


Reservoir dimodelkan dengan menggunakan data konseptual dimana sifat
fisik batuan reservoir homogen, terdapat aquifer yang terletak di bawah reservoir
dan sumur produksi sebanyak 1 sumur (TP well). Reservoir dianggap multi fasa
sebagai black oil (light oil) and gas. Dengan data sebagai berikut :
Table 4.1 data input petrel
PARAMETER NILAI
Luaa Area,acre 2000
tekanan awal,
psi 2300
kedalaman, ft 3500
depth to top 4000
depth to
bottom 5500
40
datum, ft 00
ketebalan,ft 2000
Porositas 0,28
oil gravity , API 39
gas gravty , API 0,87
gas oil contact 5500
water oil
contact 4000
x direction grid 4000
y direction grid 4000

Berikut merupakan langkah-langkah pemodelan reservoir yang dibuat


berdasarkan prosedur pembuatannya :

8
a. Melakukan membuka laman petrel dan membuka jendela project dengan
memilih “project setting”, untuk mengeset satuan project yang
diinginkan.

Gamb ar 4.1 Print Screen Halaman Projet Setting

b. Pada ‘setting new project” ambil tab “unit and coordinates”, dan memilih
satuan “field” untuk satuan yang digunakan di dalam pemodaln tersebut.

Gambar 4.2 Print Screen Unit And Coordinates

9
c. Setelah menyesuaikan satuan pada pemodelan pilih tab “proceses”
kemudian pilih “ make simple grid” pada menu yang terseda untuk
membuat simple grid.

Gambar 4.3 Print Screen Tahapan Membuat Grid

d. Dalam menu pilih ‘input data”, data yang di masukkan Top limit 3259
dan base limit 3279.

10
Gambar 4.4 Print Screen Tahapan Membuat Grid

e. Dalam menu pilih “geometry” dengan panjang dan lebar 1500 dan batas
antar girid dengan grid adalah 100.

Gambar 4.5 Print Screen Tahapan Membuat Grid

f. Setelah itu simple grid akan kelihatan pada layar pekerjaan. Kemudian
plih “show/ hid axis” untuk memunculkan angka-angka yang ada pada
grid pada jendela atas. Seperti yang terlihat pada gambar 4.7.

11
Gambar 4.6 Print Screen Tahapan Membuat Grid

Gambar 4.7 Print Screen Tahapan Membuat Grid (show axis)

g. Kemudian klik bagian kanan mouse pada “skleton”, kemudian ambil


menu “convert to surface” seperti yang terlihat pada gambar 4.8.
kemudian klik laman “input” seperti yang terlihat pada gambar 4.9. dan
akan muncul menu 3D klik skleton, top, middle dan base.

Gambar 4.8 Print Screen Tahapan Membuat Grid (show axis)

12
h. Langkah berikutnya ialah membuat horizon pada model tersebut, dengan
mengklik “structural modelling” dan memilih dan mengklik “make a
horizon” pada layar pengerjaan. seperti yang terlihat pada gambar 4.10.
Lalu pada laman “make horizon “ buat tiga table dan kemudian isi
dengan mengetik top,middle,dan bottom seperti yang terlihat pada
gambar 4.11. Dan masukkan ketiganya dari laman ‘input’ sehingga
terbentuklah horizon pada model seperti yang terlihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.10 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make horizon)

Gambar 4.11 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make horizon)

13
i. Langkah berikutnya membuat layer dengan mengklik menu “layering”
pada “structural modelliing” seperti yang terlihat pada gambar 4.12. lalu
buat layers disini penulis membuat 2 zona. Zona 1 memiliki 20 layers
dan zona 2 memiliki 27 layers. Seperti ayng terlihat pada gambar 4.13
dan hasilnya ditunjukkan oleh gambar 4.14.

Gambar 4.13 Print Screen Tahapan Membuat Grid (layering)

Gambar 4.14 Print Screen Tahapan Membuat Grid (layering)

14
j. Untuk memperjelas layer yang telah di buat ambil “intersection” pada
lama n pengerjaan seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.15.

Gambar 4.15 Print Screen Tahapan Membuat Grid (layering)

k. Langkah berikutnya ialh menginput harga sifat fisk batuan dalam hal ini
porositas, denagn langkah pertama mengambil “properties modelling”
pada layar kemudian pilih menu “ geometrical modelling” seperti yang
terlihat pada gambar 4.16. Dalam hal ini kelompok penulis
menginputkan harga porositas 0.35 dengan standart deviasi 0.25
seperti terlihat pada gambar 4.17. Dan akan terlihat pada gambar 4.18
bentuk susunan porositas, untuk memperjelasnya klik”show/hide axis
grid” disamping laman seperti terlihat pada gambar 4.19.

15
Gambar 4.16 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical)

Gambar 4.17 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

16
Gambar 4.18 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

Gambar 4.19 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

l. Langkah berikutnya membuat warna dari penyebaran porositas menjadi


bagus dengn cara klik “porositas” kemudian pilih “setting” seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 4.20. Dan pilih “operations” lalu pilih menu
“smoth” agar penyebarannya bagus dan merata. Lalu cek histogramnya
berbentuk seperti antiklin. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.21.

17
Gambar 4.20 Print Screen Tahapan Membuat Grid (porosity setting)

Gambar 4.21 Print Screen Tahapan Membuat Grid (porosity setting)

18
Gambar 4.21 Print Screen Tahapan Membuat Grid (porosity setting)

m. Setelah itu penyebaran porositas akan terlihat seperti gambar 4.22,


kemudian akan dibuat permeability XY dan permeability Z. Dengan cara
meng-copy dan paste porositas tersebut sebanyak 2 kali, seperti yang
terlihat pada gambar 4.22. lalu, setelah itu untuk mengubah namanya
menjadi permeability XY dan permeability Z. Pada pilihan klik “copy of
porosity” lalu akan muncul tampilan dan pilih tampilan “info” kemudian
tukar namanya dan propterti menjadi permeability XY dan permeability Z.
Seara bergantian. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.23.

Gambar 4.22 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make permeability)

19
Gambar 4.23 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make permeability)

Gambar 4.23 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Make Permeability )

n. Langkah berikutnya , setelah diketahui permeabilitas XY dan


Permeabilitas Z. Kita hitung penyebaran masing-masing permeabilitas
dengan menggunakan rumus. Langkahnya ialah dengan mengeklik
masing-masing pilihan “permeability xy” lalu pilih menu “calculator”
seperti yang terlihat pada gambar 4.24. Dan akan muncul tampilan
calculator dimana dalam hal ini permeabilityXY = porosity*1000,

20
sedangkan PermeabilityZ = porosity*100, seperti yang terlihat pada
gambar 4.25.

Gambar 4.24 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

Gambar 4.25 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

o. Dengan membuat persamaan permeabilityXY = porosity*1000,


sedangkan PermeabilityZ = porosity*100, seperti yang terlihat pada
gambar 4.25. Maka penyebaran permeability akan berubah seperti yang
terlihat pada gambar 4.26 dan 4.27. Lalu untuk memunculkan keterangn
pada porositas klik “show/auto hide legend” pada bagian atas, seperti yang
terlihat pada gambar 4.28.

21
Gambar 4.26 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

Gambar 4.27 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

p. Agar menyelaraskan dan menyeimbangkan warna pada model untuk


permeabilityXY dan PermeabilityZ, maka pada pilihan masing-masing,
klik dana akan muncul tampilan, dan pilih “color tables” seperti yang
terilhat pada gambar 4.29. Kemudian pilih menu “color” dan klik “max

22
dan min” lalu oke, pada gambar 4.30. Sehingga warna penyebaran akan
mucul seperti gambar 4.31 dan 4.32.

Gambar 4.29 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

q. Setelah mengetahui penyebaran porositas , permeabilitas XY dan


permeabilitas Z, maka langkah berikutnya ialah kita buat adalah
mengetahui penyebaran porositas , permeabilitas XY dan permeabilitas Z,
berdasarkan grafik dengan cara klik laman “window” lalu pilih “ new
funtion window” seperti terlihat pada gambar 4.30. L angkah berikutnya
untuk memperlihatkan perbandingannnya maka klik porositas ,
permeabilitas XY dan permeabilitas Z, pada tampilan. Dengan sendirinya
akan muncul grafiknya.seperti yang terlihat pada gambar 4.30, gambar
4.31 .

23
Gambar 4.30 Print Screen Tahapan Membuat Grid (graphic porosity)

Gambar 4.31 Print Screen Tahapan Membuat Grid (graphic porosity)

r. Kemudian langkahselanjutnya kita bentuk fluid model yang diinginkan


pada model dengan langkah klik “processes” lalu “simulation” kemudian
ambil “make fluid model” seperti yang terlihat pada gambar 4.32. Lalu
akan muncul tampilan, pada “usedefaults” pilih “light oil +gas” kemudian
akan keluar angka sifat-sifat fsisik fluida tersebut seperti yang terlihat pada
gambar 4.33. Kemudian pada “initial condition” penulis membuat

24
pressure 1350 psi dengan datum -3000 ft, Gas Oil Contact (GOC)
-3000 ft dan Water Contact -3500 ft, seperti yang terlihat pada gambar
4.33.

Gambar 4.32 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make fluid model)

Gambar 4.33 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make fluid model)

25
Gambar 4.34 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make fluid model)

Gambar 4.35 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make fluid model)

s. Langkah selanjutnya ialah membuat funsgi dari sifat batuan, dengan cara
klik “simulation” kemudian klik “make rock phsycal function” dan akan
muncul tampilan, lalu pada “use defaults” pilih sand, seperti yang terlihat
pada gambar 4.36 dan pada select function pilih “rock compaction
function” kemudian klik “ok”. Dan akan muncul tampilan, pada “porosity”
ambil dari pengerjaan sebelumnya dan transferkan pada kolom “porosity”

26
lalu klik “ok”. seperti yang terlihat pada gambar 4.37. Pada Jendela “new
Function window” akan muncul graphic-graphic yang ada akibat
pembacaan nilai yang telah di input tadi, seperti yang digambarkan oleh
gambar 4.38.

Gambar 4.36 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Rock Physical Function)

Gambar 4.37 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Rock Physical Function)

27
Gambar 4.38 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Rock Physical Function)

Gambar 4.39 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

t. Langkah selanjutnya ialah membuat sumur pada sumur, sumur yang dibuat
merupakan sumur minyak (black oil). Langkahnya klik “insert” lalu klik “
new well” seperti terlihat pada gambar 4.40. Lalu pada tombol “results”
klik “well” dan akan muncul tampilan seperti gambar, dalam hal ini
kelompok penulis menamai sumur tersebut TO, dengan simbol “black
oil” dengan posisi kepala sumur pada garis x 690.76 dan posisi kepala

28
sumur pada garis y=709.80 dengan TOP MD 2950 ft dan Bottom MD
3500 ft,. seperti terlihat pada gambar 4.41. Dan sumur terbentuk seperti
terlihat pada gambar 4.42.

Gambar 4.40 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make well)

Gambar 4.41 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make well)

29
Gambar 4.42 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make well)

u. Langkah selanjutnya setelah sumur selesai maka kita lakukan perforasi dan
pemasangan casing pada sumur tersebut. Pada “well engineering” ambil “
well completion design” kemudian klik dan muncul tampilan seperti pada
gambar 4.43. Lalu pasang casing pada sumur sesuai dengan tanggal yang
diinginkan dan packer pada bagian samping menu, setelah itu ambil
perforation tools pada bagian samping menu, seperti yang terlihat pada
gambar 4.44 dan 4.45. Dalam hal ini kelompok penulis melakukan
perforasi.

Gambar 4.43 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make casing and perforation)

30
Gambar 4.44 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make casing and perforation)

Gambar 4.45 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make casing and perforation)

v. Langkah selanjutnya setelah sumur selesai di complesi maka akan di buat


strategy pengembangan sumur, dengan cara klik “simulation” lalu klik “
make development strategy” seperti terlihat pada gambar 4.46, kemudian
akan muncul tampilan pada layar seperti terlihat pada gambar 4.47 dan
4.48 Pada tampilan sesuaikan waktu yang diinginkan dari sumur di buat
lalu di complesi hingga akhir waktu tersebut berproduksi dengan langkah
awal isi “create new development strategy” dengan “ produksi constant
rate” lalu isi parameter yang diinginkan sesuai dengan data awal dan

31
waktu (YY MM DD), pada masing-masing perintah buat “well status” dan
“ well rate production control” dan “reporting frequency”.

Gambar 4.46 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make casing and perforation)

Gambar 4.47 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make development strategy)

32
Gambar 4.48 Print Screen Tahapan Membuat Grid (make development strategy)

w. Langkah selanjutnya setelah membuat strategi pengembangan, maka


langkah selanjutnya ialah membuat “define simulation case”, dengan cara
mengklik pilihan “simulation” lalu pilih “define simulation case”, pilih
“functions” maka akan muncul tampilan pada layar seperti pada gambar
4.49, kemudian isi tabel yang tersedia “drainage relative permeability”,
“Black oil fluid model” dan “rock compaction”. Lalu pilih “strategy” maka
akan muncul “ development strategy” dan invite nilainya kedalam tabel
tersedia, seperti pada gambar 4.50. Pilih “result” untuk melihat hasil
seperti pada gambar 4.51.

Gambar 4.49 Print Screen Tahapan Membuat Grid (define simulation case)

33
Gambar 4.50 Print Screen Tahapan Membuat Grid (define simulation case)

Gambar 4.51 Print Screen Tahapan Membuat Grid (define simulation case)

w. Langkah selanjutnya ialah bersiapa untuk meng-Run model tersebut, dari


“define simulation case” pilih “advanced” lalu klik “export seperti pada
gambar 4.52 dan akan muncul tampilan seperti yang terlihat pada gambar
4.53. Kemudian akan muncul tampilan seperti yang terlihat lalu pilih
“summary” kemudian cari pada pilihan “WLPR(well produksi)” kemudian
tekan tombol “insert”, setelah itu klik ok. Kemudian langkah terakhir ialah
run model tersebut, seperti yang terlihat pada gambar 4.54 (proses run).
Setelah di RUN kita dapat melihat CONSTAN PROPDUCTION RATE

34
pada “results”, kemudian graphic hasil dari RUN pada “new function
windows” seperti yang terlihat pada gambar 4.55 – gambar 4.56.

Gambar 4.52 Print Screen Tahapan Membuat Grid (define simulation case)

Gambar 4.53 Print Screen Tahapan Membuat Grid (define simulation case)

35
Gambar 4.54 Print Screen Tahapan Membuat Grid (run ECLIPSE)

Gambar 4.55 Print Screen Tahapan Membuat Grid (After Run ECLIPSE)

36
Gambar 4.56 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

Gambar 4.57 Print Screen Tahapan Membuat Grid (Geometrical porosity)

37
Gambar 4.58 Print Screen Pressure Bottom Hole

Gambar 4.59 Print Screen Liquid, oil and gas rate

38
Gambar 4.60 Print Screen Water Cut

Gambar 4.61 print Screen oil injection rate

39
Gambar 4.62 Print Screen tampilan Eclips case

Gambar 4.63 Print Screen tampilan nilai OOIP dan OGIP

Jadi dari gambar diatas menunjukkan dengan permodelan menggunakan


petrel dan eclips dapat memperkirakan OOIP dari sumur yang dibuat berkisar
47179910 STB sedangkan untuk OGIP dari sumur diperoleh berkisar 17543753
MSCF.

40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sumur pada model reservoir diproduksikan secara natural dan


kemudian dioperasikan dan dapat digunakan untuk memperkirakan
waktu operasi dari sebuah reservoir pada laju produksi tertentu.
2. Pada model ini sumur yang dibuat merupakan sumur minyak (black oil).
dalam hal ini kelompok penulis menamai sumur tersebut TP, dengan
simbol “black oil” dengan posisi kepala sumur pada garis x = 690.76
dan posisi kepala sumur pada garis y=709.80 dengan TOP MD 2950 ft
dan Bottom MD 3500 ft,.
3. memperkirakan OOIP dari sumur yang dibuat berkisar 47179910 STB
sedangkan untuk OGIP dari sumur diperoleh berkisar 17543753 MSCF.
4. Model terpadu dapat digunakan untuk menyusun jadwal operasional
dari sebuah sumur.
5.2 Saran Pemodelan ke Depan

Karena Perolehan Minyak kumulatif masih kecil maka untuk kedepannya


bisa ditambahkan beberapa sumur produksi agar diperoleh Recovery Factor
yang lebih besar.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. Brown, Kermit, E.: The Technology of Artificial Lift Methods Volume 2B dan
4. USA
2. ECLIPSE Reservoir Simulation, Schlumberger ©2005
3. Field Planning Tool (FPT). Schlumberger 2002.
4. Guo, Boyun.; Lyons, W. C.;Ghalambor, A.: Petroleum Production
Engineering. Elsevier Science. 2007.

42

Anda mungkin juga menyukai