3. Faktor ideologi.
Desember 2004 lalu, National Intelelligence Council’s (NIC) merilis sebuah
laporan yang berjudul, “Mapping the Global Future”. Dalam laporan ini
diprediksi empat skenario dunia tahun 2020, salah satu di antaranya
adalah akan berdirinya “A New Chaliphate“, yaitu berdirinya kembali
Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu
memberikan tantangan terhadap norma-norma dan nilai-nilai global Barat.
Terlepas dari apa maksud dipublikasikannya analisis ini, paling tidak,
kembalinya negara Khilafah Islam menurut kalangan analisis dan intelijen
Barat termasuk hal yang harus diperhitungkan. Pertanyaannya, mengapa
harus Khilafah?Jawabannya, karena potensi utama dari negara Khilafah
adalah ideologi yang diembannya.Khilafah Islam adalah negara global yang
dipimpin oleh seorang khalifah dengan asas ideologi Islam.Ideologi Islam
ini pula yang pernah menyatukan umat Islam seluruh dunia mulai dari
jazirah Arab, Afrika, Asia, sampai Eropa.Islam mampu melebur berbagai
bangsa, warna kulit, suku, ras, dan latar belakang agama
yang berbeda.Kelak, Khilafahlah yang bertanggungjawab untuk
mengemban dan menyebarkan ideologi Islam ke seluruh penjuru dunia
dengan dakwah dan jihad.
REFLEKSI
Pada pasca perang dingin, begitu banyak bendera dan simbol-simbol
identitas kultural lainya yang tak terhingga, termasuk palang salib, bulan
sabit, dan bahkan tutup kepala. Hal itu menunjukan bahwa kebudayaan
dan identitas budaya sangat berarti bagi sebagian orang. Hemat penulis,
tesis Samuel P. Huntington dalam bukunya “BENTURAN ANTAR
PERADABAN” merupakan tulisan yang bertujuan untuk propaganda
kepentingan Barat dalam membenarkan usahanya menyerbu atau
menyerang peradaban yang menentang kepentingan-kepentingan Barat.
Lebih celakanya jika tesis samuel P. Huntington ini benar-benar diyakini
benar adanya, membuat chaos antar peraban itu itu sendiri, dan duania
akan hancur dengan pelbagai kepentingan-kepentingan yang tiadak akhir.
Dalam kajian benturan antar peradaban antara dunia Barat dan Timur
dalam tesis Samuel P. Huntington dalam bukunya Benturan Antar
Peradaban” dan analisis lainya dapat dikerucutkan menjadi elaborasi
berbagai kesimpulan :
1. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, politik Global bersifat
multipolar dan multisivisasional, modernisasi dibedakan dari
westernisasi dan lahirnya sebuah peradaban yang universal.
2. Pergeseran kekuatan di antara berbagai antar peradaban (Negara).
Asia memperluas kekuatan-kekuatan ekonomi, politik, dan militer.
Negara-negara Islam mengalami ledakan penduduk dan bangkit, karena
Islam dipandang sebagai peradaban yang universal dan lebih baik
dibandingkan Barat.
3. Lahirnya sebuah dunia yang didasarkan pada tatanan yang
berlandaskan peradaban, masyarakat-masyarakat yang memilki
afinitas-afinitas kultural saling bekerja sama antara satu dengan yang
lainya.
4. Universalitas Barat semakin mengantarkan pada konflik dengan
peradaban-peradaban lain dan yang paling serius dengan China
(Komunisme) dan Islam (fundamentalisme atau Revivalisme).
CATATAN KAKI