ABSTRAK: Hasil observasi pembelajaran yang diterapkan di kelas yaitu guru belum
memanfaatkan media untuk demonstrasi dan praktikum, siswa tidak diajari dilatih
menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuannya, guru jarang memberikan
latihan soal. Siswa belum diberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan tentang
alat, metode dan prosedur. Prestasi belajar siswa kelas 8D untuk pelajaran fisika adalah
58,13 dengan kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan masih
kurang serta belum pernah dilatih untuk menganalisis. Hanya 6,67% siswa yang nilainya
sudah mencapai 75. Hal ini diduga karena model pembelajaran yang diterapkan belum
melatih siswa untuk menemukan konsep sendiri dan tidak melatih unjuk kerja siswa.
Salah satu upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut diterapkan suatu
pembelajaran dengan model REACT. Demonstrasi pada awal pembelajaran bertujuan
untuk membuat pelajaran fisika menarik. Model pembelajaran REACT ini menuntun
mengkonstruksi pengetahuan yang siswa miliki dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua siklus di kelas 8D SMPN 1
Karangploso Malang yang berjumlah 33 siswa. Data dikumpulkan dengan melakukan
observasi, dan tes. Analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dan juga
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran meningkat
dari siklus I sebesar 81,94% menjadi 91,94% pada siklus II dimana sebelum dilaksanakan
penelitian guru belum pernah melaksanakan demonstrasi, eksperimen, appliying, dan
transferring. Seluruh kemampuan kerja ilmiah siswa mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Urutan peningkatan komponen dasar kerja ilmiah dari yang paling tinggi
adalah bersikap ilmiah, berkomunikasi ilmiah, mengolah data, dan melakukan percobaan.
Prestasi belajar fisika siswa mengalami peningkatan dari siklus I 73,89 menjadi 77,62
pada siklus II. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek mengingat (pada relating),
memahami (pada experiencing), menerapkan (pada appliying), dan menerapkan (pada
transferring).
Kata kunci: Model REACT, metode demonstrasi, kemampuan kerja ilmiah, prestasi
belajar
METODE
Penelitian yang akan dilaksanakan ini termasuk dalam pendekatan
kualitatif karena data yang diperoleh dalam penelitian nanti dinyatakan dalam
bentuk verbal yaitu berupa kata-kata. Penelitian yang akan dilaksanakan
digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa yang dilaporkan, sehingga penelitian
yang akan dilaksanakan termasuk dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif
yang dilaksanakan selama dua siklus pembelajaran, sesuai dengan yang diartikan
dalam Moelong (2011:11), bahwa dalam penelitian deskriptif data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.Peneliti
berusaha melihat, mengamati, merefleksi dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Jenis penelitian ini mengacu pada tempat dan
konteks dimana penelitian dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini diberi nama
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini didahului dengan observasi awal yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang
selama ini berlangsung. Informasi yang diperoleh dari observasi awal diantaranya
adalah metode pembelajaran yang digunakan selama ini dan kesulitan guru dalam
pembelajaran..
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8I SMP Negeri 1
Karangploso Malang semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jumlah kelas dua
yang terdapat di SMP Negeri 1 Karangploso ada delapan kelas. Diantara delapan
kelas itu, yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas 8D yang
berjumlah 33 siswa. Penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian model
Hopkins (dalam Arikunto, 2009:105) di mana setiap siklus terdiri dari tiga
langkah yang terdiri dari: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan
pengamatan (observasi), dan (3) refleksi. Data yang akan diambil dalam penelitian
ini meliputi keterlaksanaan model pembelajaran REACT, kemampuan kerja
ilmiah fisika siswa, dan prestasi belajar fisika siswa. Data-data tersebut diperoleh
selama penelitian berlangsung sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan catatan
lapangan, observasi, dan tes formatif.
Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif (berupa kata-kata dan
kalimat) dan kuantitatif (berupa angka). Analisis data ini dilakukan oleh peneliti
setelah proses penelitian telah mendapatkan data sesuai tujuan penelitian. Teknik
analisis data dalam penelitian ini meliputi mereduksi data, paparan data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:16), ada empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian yang dilaksankan
terdiri dari siklus I dan siklus II.
Temuan Penelitian
Hasil temuan penelitian ini mencangkup tindakan peneliti selama proses
pembelajaran fisika, kemampuan kerja ilmiah siswa, serta prestasi belajar siswa.
(1) Keterlaksanaan model pembelajaran REACT pada pada siklus I sebesar
81,94% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 91,11%. (2)
Presentase skor total kemampuan kerja ilmiah fisika siswa pada siklus I adalah
61,67 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 73,33. (3) Pelaksanaan
siklus I penerapan model pembelajaran REACT dengan metode demonstrasi
diperoleh rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 73,89 dengan presentase siswa
yang tuntas belajar sebesar 51,52%. Sedangkan pada siklus II rata-rata prestasi
belajar fisika siswa adalah 77,62. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar adalah
23 siswa dari 33 siswa, dengan presentase sebesar 69,7%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang model pembelajaran
REACT dengan metode demonstrasi, dapat disimpulkan (1) Penerapan Model
Pembelajaran REACT dengan metode demonstrasi untuk mata pelajaran fisika
sudah terlaksana dengan baik di kelas VIIID SMPN 1 Karangploso Malang.
Presentase keterlaksanaan model pembelajaran REACT dengan metode
demonstrasi adalah sebesar 81,94% pada siklus I dan meningkat menjadi 91,11%
pada siklus II; (2) Kemampuan kerja ilmiah siswa mengalami peningkatan untuk
masing-masing komponen dasar. Guru menjelaskan prosedur percobaan secara
lebih terperinci agar siswa lebih mudah dalam melakukan percobaan. Pertanyaan
yang tercantum dalam LKS lebih beragam untuk mempermudah siswa dalam
mengolah data. Siswa dilatih untuk presentasi dan menyampaikan pertanyaan atau
pendapat untuk melatih sikap dan komunikasi ilmiah menjadi lebih baik daripada
sebelum diadakan pembelajaran REACT; (3) Prestasi belajar fisika siswa kelas
VIIID SMPN 1 Karangploso meningkat dengan diterapkannya penerapan model
pembelajaran REACT dengan metode demonstrasi. Rata-rata prestasi belajar
siswa sebelum diadakannya model pembelajaran REACT adalah 58,13 dengan
presentase ketuntasan siswa sebesar 6,67%. Setelah diterapkan model
pembelajaran REACT dengan metode demonstrasi ini rata-rata prestasi belajar
fisika siswa menjadi 73,89 dengan presentase ketuntasan siswa sebesar 51,52%
pada siklus I. dan pada siklus II rata-rata prestasi belajar fisika siswa adalah 77,62
dengan presentase ketuntasan siswa sebesar 69,7%. Peningkatan ini terjadi untuk
setiap aspek ranah kognitif mulai dari mengingat (siswa dilatih pada tahap
relating), memahami (siswa dilatih pada tahap experiencing), menerapkan (siswa
dilatih pada tahap appliying), dan menganalisis (siswa dilatih pada tahap
transferring).
Saran
Dari hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran REACT
dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fisika kelas VIIID SMPN 1
Karangploso Malang, maka saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu; (1) Bagi
guru SMPN 1 Karangploso Malang, diharapkan dapat mengimplementasikan
strategi pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan masing-masing karakteristik
mata pelajaran. Khususnya bagi guru mata pelajaran fisika agar dapat menerapkan
model pembelajaran REACT sebagai alternatif model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah dan prestasi belajar fisika siswa.
Selain itu hendaknya guru lebih memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan
pendapatnya, sehingga pembelajaran di kelas tidak hanya didominasi oleh guru
saja; (2) Bagi siswa, agar dapat belajar dengan giat, karena pembelajaran tersebut
akan melatih siswa berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapat, mengasah
kreativitas siswa, dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; (3) Bagi peneliti
berikutnya, dapat menggunakan model pembelajaran REACT dengan subyek yang
berbeda, guna peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan meningkatkan
kemampuan analisis siswa.
DAFTAR RUJUKAN