OLEH KELOMPOK 1:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah Optimasi dan Operasi Pembangkit Jawa Bali.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka
dari itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun kepada para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya
adek angkatan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik harus memperhatikan agar daya listrik yang dibangkitkan
pada suatu sistem tenaga listrik harus selalu sama dengan daya yang dibutuhkan
konsumen. Dalam sistem interkoneksi semua pembangkit perlu dikoordinir agar
dicapai biaya pembangkitan yang minimum dengan tetap memperhatikan mutu
dan keandalan dimana menyangkut frekuensi, tegangan dan gangguan.
Agar energi listrik yang disalurkan dari sistem interkoneksi dapat digunakan dan
bermanfaat bagi para konsumen, perlu dilakukan operasi sistem tenaga listrik
yang matang yang bertujuan untuk menjaga agar bisa diatur sedemikian rupa
sehingga biaya operasi seminim mungkin bisa dicapai yaitu melalui suatu metode
optimasi
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (SJB) merupakan sistem interkoneksi kelistrikan
terbesar di Indonesia yang terhubung satu sama lain melalui transmisi tenaga
listrik 500 kV, 150 kV dan 70 kV. Sistem interkoneksi ini juga membuat setiap
kejadian di sistem tenaga TOPOLOGI JARINGAN
listrik akan dirasakan dan JAWA BALI seluruh sistem
mempengaruhi
interkoneksi lainnya.
CILEGON
ASAHI
GU
TGBRU
LKONGDUKSB
MKRNG
SURALAYA CKRNG GU ANGKE
ANCOL M.TAWAR RGDLK
PRIOK
DWUAN
NEW BLRJA KBJRK BDKML GMBRU
GU
KSBRU
KEMBANGAN KRBRU PGDNG PLPNG
SRANG PNYNGPRURI INDRAMAYU
MENES CAWANG JBBKA SKMDI KDPTN
CKUPA PTKGN APB JTLHR MKSRI
CKNDE
NEW SURALAYA LABUAN BEKASI IDRMA HRGLS JTBRG T.JATI
DPKRU GANDUL KMANG JakBan
TGRNG CIBATU PWKTA
ASAHI TGBRU RKBTGMKRNG PDKLPTMBUN PDLRU
PRKAN
GU SURALAYA CKRNG GU ANGKE APBBDUTR UBRNG ARJWN
CILEGON ANCOL DEPOK
BUNAR
M.TAWAR
CIBINONG CIRATA
RGDLK RCKEK
SRAGI PATI REMBANG
LKONGDUKSB KRACAKPRIOKKDBDK BGBRU DWUAN CNJUR Jabar UBRNG
MANDIRANCAN
JPARA RBANG
BRBES KBSEN PKLON SYUNG
NEW BLRJA KBJRK BDKML GUGMBRU SALAK
KSBRU
P LBSTU SAGULING A CGRLG
BTANGWLERI
RDRUT KUDUS
JKULO KEREK TUBAN
UBRUG P CKLNG KRAPK TBROK KEREK
KEMBANGAN KRBRU PGDNG PLPNG PRATU PNYNGPRURI INDRAMAYUGISKC CKSKA
SRANG PMLNG KLNGU GU BLORA BKLAN SMNEP
KNGAN SGMDU
BABAT GRESIK
MENES CAWANG JBBKA BANDUNG
SKMDI KDPTN P MLBNG
BMAYU APB
PWRDI
SBSEL LNGAN GLTMR PMKSN
CKUPA PTKGN APB JTLHR MKSRI CEPU WARU
CKNDE WYWDU KMJNG
SELATAN SNTSA P NGIMBANG SPANG
LABUAN BEKASI IDRMA HRGLS PJTBRG GARUT
DRJAT P
TSLMA
CAMIS BNJAR
MNANG KLBKL DIENG
Jateng & UNGARAN
T.JATI KDMBO BJGRO
APB UJUNG
DPKRU GANDUL KMANG JakBan CIBATU PWKTA LMJAN A CVRON MRICA DIY
MJNGO SLBRU SRGEN
PDKLPTMBUN PDLRU RAWALO NGAWI KRIAN Jatim
RKBTG PRKAN WSOBO BAWEN
APBBDUTR UBRNG
PLOSO SKTIH
BUNAR DEPOK ARJWN TASIKMALAYA
SMDRA RWALO PBLGA GJYAN KLTEN JAJAR CRBAN BBNDO
CIBINONG CIRATA RCKEK
SRAGI STARA WALIN PATI
BGBRU CNJUR Jabar UBRNG PMPEK PNDRN
CILACAP GBONG JPARA REMBANG PALUR MRGEN KTSNO NGORO GDTAN
KRACAK KDBDK PWRJO RBANG WNSRI
MANDIRANCAN U
BRBES KBSEN PKLON CLCAPWLERI KBMEN SYUNG JKULO MGTAN MNRJO NGJUK
BLBNG BLKAN
SALAK
P LBSTU SAGULING A BTANG KUDUS PEDAN KEREK TUBAN BNGIL KRSAN
CGRLG RDRUT KRAPK TBROK KNTUG PIERGRATI STBDO
UBRUG P CKLNG PMLNG WATES
BNTUL
BLORA WNGIRI KEREK BNRAN
PNRGO SMNEP
GISKC KLNGU GU BKLAN PAITON
CKSKA KNGAN SGMDU KEDIRI SKLNG
LWANG PBLGO
PRATU MLBNG PWRDI BABAT GRESIK BLTRU
BDWSO
BANDUNG P SBSEL GLTMR KBAGN PMKSN
PAKIS
BMAYU APB SMANU CEPU
LNGAN
TGLEK BWNGI
WARUWLNGI
WYWDU KMJNG
SELATAN SNTSA P NGIMBANG TLGNG SPANG TUREN JMBER PMRON
TSLMA BJGRO PCTAN
DRJAT GARUT
P P MNANG KLBKL DIENG
Jateng & UNGARAN KDMBO APB STAMI UJUNG LMJNG GLNUK
CAMIS BNJAR BTRTI
LMJAN A CVRON MRICA DIY
MJNGO SLBRU SRGEN KKTES SGRUH NGARA KAPAL
RAWALO NGAWI KRIAN Jatim TNGUL PYAGN AMPRA
WSOBO BAWEN PLOSO SKTIH
BBNDO GTENG APB
SMDRA TASIKMALAYA RWALO PBLGA GJYAN KLTEN JAJAR CRBAN GNYAR
STARA GBONG WALIN Bali PDSBN
CILACAP PALUR MRGEN KTSNO NGORO GDTAN
PMPEK PNDRN PCKLD SANUR
U PWRJO WNSRI
CLCAP MNRJO NGJUK BLKAN
KBMEN MGTAN BLBNG PSGRN
KNTUG PEDAN BNGIL
PIERGRATI
KRSAN STBDO NSDUA
BNTUL WNGIRI
WATES PNRGO BNRAN PAITON
LWANG PBLGO
KEDIRI SKLNG BDWSO
BLTRU PAKIS
TGLEK KBAGN BWNGI
SMANU WLNGI
PCTAN TLGNG TUREN JMBER PMRON
STAMI LMJNG GLNUK
BTRTI
KKTES SGRUH TNGUL
NGARA KAPAL PYAGN AMPRA
GTENG APB GNYAR
Bali PDSBN
PCKLD SANUR
PSGRN
NSDUA
Sistem tenaga listrik Jawa-Bali dibagi menjadi 4 (empat) region . Jakarta Raya &
Banten disebut Region 1, Jawa Barat disebut Region 2, Jawa Tengah dan D.I.Y.
disebut Region 3, serta Jawa Timur dan Bali disebut Region 4.
Khusus untuk kawasan Bali, terdapat Sub R.C.C. yang secara teknis berfungsi
seperti Region tetapi secara administratif berada di bawah Region Jawa Timur dan
Bali. Untuk seluruh sistem terdapat Jawa-Bali Control Center (J.C.C.) di Gandul
yang bertanggung jawab terhadap keamanan sistem tenaga listrik keseluruhan,
mengendalikan mutu frekuensi dan mengatur tegangan di subsistem 500 kV,
manajemen energi serta switching sistem transmisi 500 kV.
Gambar 3 Peta Kelistrikan Region 1dan 2
a. Ekonomi (Dispatch)
Berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis, tetapi dengan
mempertahankan keandalan dan kualitasnya.
b. Keandalan (Security)
Tingkat keamanan sistem terhadap terjadinya gangguan. Sebisa mungkin
gangguan yang terjadi di pembangkit maupun transmisi dapat diatasi tanpa
mengakibatkan pemadaman pada sisi konsumen.
c. Kualitas (Quality)
Tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan frekuensi yang
dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan.
a. Normal
Adalah seluruh konsumen dapat terlayani, gangguan dapat diatasi dan
sekuriti sistem dapat dipenuhi.
b. Siaga
Adalah seluruh konsumen dapat dilayani, kendala operasi dapat teratasi,
namun sekuriti sistem tidak dapat terpenuhi.
c. Darurat
Adalah seluruh konsumen tidak pada dilayani, kendala operasi tidak dapat
diatasi, sekuriti sistem tidak dapat dipenuhi.
d. Pemulihan
Peralihan kondisi darurat tenaga listrik yang diukur dengan kualitas
tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga, tetap pada
dikasaran yang ditetapkan.
2.4 Karakteristik Pembangkit Listrik
Waktu starting PLTU dari keadaan dingin hingga beban penuh butuh
waktu yang lama, yaitu 6-8 jam
Biaya operasi relatif lebih mahal
Efisiensi lebih rendah, yaitu 35-38%
Perawatan lebih sulit jika dibandingkan denganPLTA, karena dalam
operasi PLTU melibatkan perubahan kalor yang drastis
Memerlukan area yang luas untuk menyimpan batubara
a) Waktu pengoperasiannya dari start awal relative lebih cepat (10 menit) serta
mampu block start.
e) PLTA yang mengunakan waduk dapat difungsikan multi guna (misal sebagai
tempat wisata , pengairan dan perikan)
BAB III
DATA KAJIAN
Gambar 8 UP Suralaya
Gambar 9 UP Priok
Fax : 62-21-6692806,
E-mail : upmkr@ptpjb.com
1. PLTU = 2 x 200 MW
2. PLTGU Blok 1 = 508 MW
4. PLTU Cirebon 1
Jenis : PLTU
Kapasitas : 3 x 350 MW
Lokasi : Sukabumi
PLTU
3 x 315 MW
Tangerang
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar yang memiliki kapasitas terpasang 3x315 MW
terletak di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. PLTU
Lontar dioperasikan oleh Unit Jasa Pembangkitan (UJP) yang berada dibawah pengelolaan
PT. Indonesia Power. Unit Bisnis ini dikenal sebagai PT Indonesia Power UBOH PLTU
Banten 3 Lontar.
10. PLTG Muara Tawar
Telepon : 62-21-8834xxxx,
Fax : 62-21-88990055,
E-mail : upmtw@ptpjb.com
Gambar 19 UP Kamojang
Gambar 23 UP Saguling
Gambar 24 UP Cirata
Alamat : Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered Purwakarta 41162,
Fax : 62-264-270859,
E-mail : upcrt@ptpjb.com
PT Indonesia Power
PLTU
660 MW
Jawa Tengah
PLTU 2 Jateng Adipala merupakan pembangkit listrik PPDE 1 yang
terakhir dibangun di Pulau Jawa dikelola (O&M) oleh PT Indonesia Power
dengan kapasitas 1 X 660 MW. Berbeda dengan pembangkit PPDE
lainnya, pembangkit ini menggunakan Supercritical Boiler dengan tekanan
uap mencapai 25.4 MPa. Pembangkit ini saat ini masih dalam masa
konstruksi dan komisioning.
4. PLTU Tanjung Jati B
PT. PLN (Persero) membangun pembangkit ini dengan sistem lessing dengan
jangka waktu 23 tahun dengan lessor nya adalah PT. Central Java Power
(Sumitomo Group). Selain itu, untuk pengoperasian dan perawatan tidak
dilakukan oleh PT. PLN (Persero) itu sendiri, melainkan dengan jasa
outsource, yaitu, unit 1 dan 2 diberi kontrak perusahaan jasa ke PT. TJB
Power Services, dan unit 3 dan 4 diberikan kepada PT. Komipo Pembangkit
Jawa Bali (KPJB) yang merupakan gabungan dari perusahaan Komipo dari
Korea dengan PJB (Pembangkitan Jawa Bali).
5. UP Tambak Lorok
8. PLTP GeoDipa
Saat ini, Geo Dipa Energi berhasil mengoperasikan proyek Dieng Unit 1
dengan kapasitas sebesar 60 MW yang terhubung ke jaringan Jawa-Madura-
Bali melalui sistem interkoneksi. Selain itu, untuk memenuhi target usaha
dilakukan peningkatan serta pengembangan kapasitas proyek Dieng 2 dan 3,
masing-masing berkapasitas 55 MW.
Selain itu tahun 2014 Geo Dipa Energi berhasil menyelesaikan pembangunan
1 unit PLTP di Patuha dengan kapasitas 60 MW. Proyek ini terletak di sekitar
Gunung Patuha di Jawa Barat yang berada sekitar 40 km di sebelah selatan
kota Bandung. Total potensi energi panas bumi yang dihasilkan di sekitar area
tersebut diperkirakan mencapai 400 MW. Saat ini Geo Dipa Energi telah
memformulasikan rencana pengembangan PLTP Patuha Unit 2 dan Unit
3 masing-masing dengan kapasitas 55 MW yang merupakan pengembangan
Proyek Patuha Unit 1.
PT. Geo Dipa Energi merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) dan
PT. Pertamina (Persero)
9. PLTA Mrica
Gambar 36 UP Mrica
Unit : 4 x 5,12 MW
Gambar 42 UP Paiton
Telepon : 62-335-771805-9,
Fax : 62-335-771810,
E-mail : upptn@ptpjb.com
Gambar 43 UP Pacitan
Fax : 62-31-3981568 ,
E-mail : upgrk@ptpjb.com
Kepemilikan: PJB
PLTU Perak, Surabaya Unit 3-4 (2x50 MW), PLTGU Grati, Lekok, Pasuruan
Blok I (3x100 MW dan 1x160 MW), PLTG Grati Blok II (3x100 MW)
5. UP Celukan Bawang
Gambar 47 UP Bali
Gambar 48 UP Gilimanuk
Alamat: Gilimanuk, Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali 81155
Kapasitas 160 MW
8. PLTG Pemaron
9. PLTG Pesanggaran
Kapasitas 106 MW
10. PLTD Pesanggaran
Kapasitas 200MW
Lokasi Jalan Baypass Ngurah Rai Denpasar
Gambar 52 UP Brantas
Fax : 62-341-385462 ,
E-mail : upbrs@ptpjb.com
PLTA Sutami = 3 x 35 MW
PLTA Wlingi = 2 x 27 MW
PLTA Tulungagung = 2 x 18 MW
Kepemilikan : PT PJB
Kaasitas : 3MW
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar 47 dapat diketahui bahwa beban puncak tertinggi pada hari
Kamis dengan total beban 25365MW. Kemudian disusul beban hari Rabu sebesar
25303MW. Beban ini banyak dipengaruhi faktor industri yang sedang beroperasi
besar-besaran pada hari itu.
4.1.2 Kurva Beban Harian Jawa-Bali
Berdasarkan kurva beban sistem Jawa Bali Prakiraan puncak tertinggi, Rabu 8
November 2017 Pukul 18.00 yakni sebesar 25350 MW dengan daya mampu
pembangkit 26345 MW. Sedangkan realisasi nya puncak tertinggi terjadi saat
pukul 18.00 sebesar 25178 MW. Sedangkan kemampuan embangkit untuk
memasok daya sebesar 26476 MW.
Pada pukul 5 pagi terjadi beban puncak dikarenakan kegiatan pemakai tenaga
listrik melaksanakan sholat subuh dan siap-siap bekerja
Pada pukul 07.00 merupakan beban lembah terandah hal ini disebabkan telah
terbitnya matahari dan para pembangkit tenaga listrik mematikan lampu
Pada pukul 10.00 merupakan beban puncak karena orang sedang giat-giatnya
bekerja
Pukul 12.00 merupakan lembah beban yaitu berkaitan dengan jam istirahat.
Khusus pada hari Jum’at lembah beban ini lebih besar karena adanya pelaksanaan
sholat Jum’at.
Pukul 14.00 merupakan beban puncak, dikarena sudah selesai jam istirahat dan
bekerja kembali. Selain itu juga disebabanoleh faktor mendung dan gelap waktu
sore hari sehingga orang cenderung menyalakan lampu.
Pukul 17.00 adanya penurunan beban karena waktunya pekerja untuk pulang.
Pukul 18.00 merupakan puncak beban tertinggi karena banyak penggunaan listrik
khususnya penerangan dimalam hari.
Pukul 21.00 mulai ada penurunan kembali dikarenakan pengguna sudah mulai
tidur
Gambar 57 Kurva Beban Harian Region DKI Jakarta dan Banten, Rabu 8 November 2017
Berdasarkan kurva beban harian Region DKI Jakarta dan Banten Rabu 8
November 2017 Prakiraan beban puncak terjadi pada jam 13.30 yakni sebesar
10244 MW. Relalisasinya beban puncak terjadi pada pukul 13.30 sebesar 10004
MW. Dengan daya pembangkit 8845MW. Beban puncak terjadi pada siang hari
karena banyak industri yang sedang beroperasi. Pada sistem Jawa- Bali beban
kebutuhan listrik paling besar adalah berapada pada region 1 dikarenakan
banyaknya pusat industri di kota ini. Karena Pembangkit tidak mencukupi maka
pada siang hari kelistrikan DKI Jakarta dan Banten menerima suplai dari arah
timur seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bedasarkan kurva beban harian Jawa Barat dapat diketahui prakiraan beban
puncak terjadi pada pukul 18.00 yakni sebesar 5388.59 MW. Realiasasinya
sebesar 5454MW. Dimana pada pukul 18.00 hari sudah mulai gelap dan
masyarakat mulai beraktivitas dengan membutuhkan penerangan. Untuk
kesediaan pembangkitnya sebesar 4030 MW. Maka dari iu pada siang hari sistem
Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sistem kelistrikannya mendapat pasokan dari
wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Gambar 4.59 Kurva Beban Harian sistem Jawa Tengah DIY 8 November 2017
Berdasarkan gambar Kurva Beban Harian sistem Jawa Tengah DIY 8 November
2017 dapat diketahui bahwa prakiraan beban pucak terjadi pada pukul 18.00
sebesar 4021 MW sedangkan kemampuan pembangkitnya 5162 MW. Kelebihan
daya pembangkit ini nantinya akan disalurkan ke sistem interkoneksi Jawa – Bali
ke daerah Jabar Jakarta Banten yang memiliki beban puncak pada siang hari lebih
tinggi karena faktor adanya aktivitas industri yang tinggi.
4.1.6 Kurva Beban Harian Region Jawa Timur
Berdasarkan Kurva Beban Harian Region Jawa Timur 8 November 2017 dapat
diketahui bahwa prakiraan beban puncak terjadi pada pukul 18.00 sebesar 5353
MW.sedangkan realisasi beban puncaknya sebesar 5306.71. Kemampuan daya
pembangkitnya 7356 MW. Kelebihan daya pembangkit ini akan disalurkan ke
sistem iterkoneksi untuk menyuplai beban di daerah lain.
4.1.6 Kurva Beban Harian Region Bali
Berdasarkan kurva region Bali dapat diketahui prakiraan beban puncak sebesar
825 MW saat pukul 19.00. sedangkan realisasinya beban puncak sebesar 840.71
MW. kemampuan pembangkitnya 604,3 MW. Mendapatkan suplai dari sistem
interkoneksi.
4.1.7 Komposisi Pembangkitan Sistem Operasi Jawa-Bali November 2017
Gambar 5.63 Daya Mampu Pembangkit Sistem Operasi Jawa Bali 8 November 2017
4.1.9 Kurva Beban Hari Raya Idul Fitri
Berdasarkan Kurva Beban Idul Fitri dapat diketahui beban Puncak sistem Jawa
Bali terjadi pada pukul 18.00 yakni sebesar 16446 MW dan kemampuan
pembagkitnya sebesar 18685MW.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan operasi pembangkit sistem Jawa Bali yang telah penulis
analisis, PLTU memegang peran penting dalam penyulaian beban. PLTA
dapat digunakan sewaktu-waktu dalam penyuplaian beban terutama beban
puncak.
Pembangkit di Jawa Bali ini terdiri dari PLTA, PLTU, PLTP, PLTD,
PLTG,PLTGU. Sebagian besar masih didominasi oleh bahan bakar fosil.
Terbagi atas 3 region sistem Jawa Bali. Region I dan II (Jawa Barat-
Banten ) Region III Jawa Tengah DIY, Region IV Jawa Timur dan Bali.
6.2 Saran
Diharapakan untuk kedepannya suplai beban listrik di Indonesia sudah
memakai sumber energi baru terbarukan yang ramah terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://isolator.pln-jawa-bali.co.id/app4/system.php?fnp=1&setdate=2017-11-
12&sSession=TEMP-XXXXXX-
JfxhvzgaSHkpcqYkSmxlvNjtEibxVXzG&sys=HDKS_kit_dmn
http://www.ptpjb.com/id/
https://www.indonesiapower.co.id/Default.aspx