Formulasi Dan Uji PDF
Formulasi Dan Uji PDF
ABSTRAK
Daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dimanfaatkan untuk pereda demam,
peluruh kencing, peluruh dahak, mengurangi pembekakan, obat bisul dan luka
bakar. Daun bayam duri dalam penelitian ini dibuat sediaan krim yang
dimaksudkan untuk pengobatan topikal yaitu sebagai obat luka bakar. Penelitian
pembuatan krim ekstrak etanolik daun bayam duri bertujuan untuk membuat
sediaan krim yang memenuhi persyaratan uji stabilitas krim. Metode maserasi
digunakan untuk memperoleh ekstrak etanolik daun bayam duri dengan pelarut
etanol 70%. Ekstrak etanolik daun bayam duri, dibuat sedian krim dengan
menggunakan basis vanishing cream. Krim yang sudah jadi diuji stabilitasnya
meliputi warna, bau, pH, homogenitas, viskositas, daya lekat, daya sebar. Hasil
uji stabilitas krim menunjukkan hasil yang stabil, berwarna hijau muda, tidak
berbau, dan homogen. Viskositas 160 dpas, pH 7, daya sebar antara 3,8 cm2
sampai 3,9 cm2 dan daya lekat rata-rata 195 detik.
Kata kunci: daun bayam duri, krim, ekstrak etanolik, vanishing cream.
ABSTRACT
Thorny spinach (Amaranthus spinosus L.) leaves are used as antipyretic, diuretic,
expectorant, anti-inflammation, ulcer and burns medication. Thorny spinach
leaves were made into cream intended for topical treatment to treat burns. The
aim of the making of thorny spinach leaves ethanolic extract cream was to obtain
cream preparation that met the requirements of stability test. Maceration method
was used to make thorny spinach leaves ethanolic extract with ethanol 70% as
solvent. The extract of thorny spinach leaves was made into a cream preparation
using vanishing cream base. The obtained cream was tested for it’s stability
including color, odor, pH, homogeneity, viscosity, adhesiveness and distribution.
The result of stability test showed a stable light green cream, odorless and
homogenous. Viscosity 160 dPas, pH 7, distribution 3.8-3.9 cm2 and the rate of
adhesiveness was 195 seconds.
PENDAHULUAN
Tanaman obat tradisional adalah salah satu di antara obat tradisonal
yang paling banyak digunakan secara empirik oleh masyarakat dalam rangka
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, baik dengan
maksud pemulihan maupun pengobatan kesehatan (Wijayakusuma & Dalimarta,
1994).
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) yang sudah tua diambil dari
daerah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmanggu, Karanganyar, kemudian dikeringkan
dan dibuat serbuk; larutan penyari etanol 70%; bahan-bahan pembuat cream :
asam stearat, cera alba, vaselin album, propilen glikol, trietanolamina, nipagin
dan nipasol.
Alat Penelitian
Neraca elektrik, botol coklat 2000 ml, corong kaca, gelas ukur, beaker
glass, cawan porselin, kaca arloji, mortir stampher, eksikator, oven, timbangan
gram, obyek gelas, viskometer, extensometer, stop watch.
Determinasi tanaman
Determinasi dan deskripsi tanaman dimaksudkan untuk menetapkan
kebenaran sampel daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) yang digunakan
dalam penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan ciri–ciri morfologis yang ada pada
tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus L.) terhadap kepustakaan dan
dibuktikan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmanggu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dipilih dari tanaman bayam duri
(Amaranthus spinosus L.) yang sudah tua dengan mempertimbangkan daun
sehat, masih utuh, segar, dan bersih dari kotoran.
a. Pengujian warna dan bau. Pengujian warna dan bau dilakukan dengan
pengamatan secara visual terhadap sediaan.
c. Uji homogenitas krim. Masing-masing krim yang akan diuji dioleskan pada 3
buah krimas obyek untuk diamati homogenitasnya. Apabila tidak terdapat
butiran-butiran kasar di atas ketiga krimas obyek tersebut maka krim yang diuji
homogen. Pengujian homogenitas ini dilakukan sebanyak 3 kali. Pengujian
pertama dilakukan pada hari sediaan krim dibuat setelah jadi krim langsung diuji
homogenitasnya. Sediaan krim kemudian disimpan selama satu minggu dan
diuji lagi homogenitasnya, begitu seterusnya setiap minggu selama satu bulan.
d. Uji viskositas krim. Uji viskositas krim dilakukan dengan menggunakan alat
viskometer Cup and Bob. Rotor dipasang pada viskotester dengan menguncinya
berlawanan arah dengan jarum jam. Cup diisi sampel krim yang akan diuji
setelah itu tempatkan rotor tepat berada ditengah-tengah cup yang berisi krim,
kemudian alat dihidupkan. Rotor mulai berputar dan jarum penunjuk viskositas
secara otomatis akan bergerak menuju ke kanan, kemudian setelah stabil
viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan. Satuan yang digunakan
menurut JLS 28809 standar viskositas yang telah dikalibrasi adalah desipaskal-
second (dPas) setelah selesai pengukuran viskotester dimatikan. Pengujian
viskositas ini diulangi sebanyak tiga kali untuk tiap formula. Pengujian pertama
untuk viskositas dilakukan pada hari sediaan krim dibuat. Sediaan krim
kemudian disimpan selama satu minggu dan diuji lagi viskositasnya, begitu
seterusnya setiap minggu selama satu bulan.
e. Uji daya lekat krim. Uji ini dilakukan dengan alat tes daya melekat krim. Dua
objek glass, stopwatch, anak timbangan gram dan dilakukan dengan cara
melekatkan krim secukupnya di atas objek glass yang lain di atas krim tersebut
kemudian ditekan dengan beban 0,5 kg selama 5 menit kemudian pasang objek
glass pada alat tes setelah itu lepaskan beban seberat 20 gram dan dicatat
waktunya hingga kedua objek tersebut terlepas diulangi cara di atas pada setiap
formula masing-masing 3 kali. Pengujian pertama dilakukan pada hari sediaan
krim dibuat. Sediaan krim kemudian disimpan selama satu minggu dan diuji lagi
daya lekatnya, begitu seterusnya setiap minggu selama satu bulan.
f. Uji daya sebar krim. Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat–alat seperti
sepasang lempeng kaca bundar (extensometer) dan anak timbang gram. Krim
ditimbang ± 0,5 gram diletakkan di tengah kaca bundar, di atas kaca diberi anak
timbang sebagai beban dan dibiarkan 1 menit. Diameter krim yang menyebar
(dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi) diukur
kemudian ditambahkan 50 gram, 100 gram, 150 gram, 200 gram sebagai beban
tambahan, setiap penambahan beban didiamkan setelah 1 menit dan dicatat
diameter krim yang menyebar seperti sebelumnya. Cara di atas diulangi untuk
setiap formula krim yang diperiksa masing-masing 3 kali. Pengujian pertama
dilakukan pada hari sediaan krim dibuat, kemudian disimpan selama satu minggu
dan diuji lagi daya sebarnya, begitu seterusnya setiap minggu selama satu bulan.
Tabel 2. Hasil rendemen bobot kering terhadap bobot basah daun bayam duri
Hasil rendemen bobot kering terhadap bobot basah daun bayam duri adalah
15,45 %, Rendemen yang diperoleh kecil di karenakan daun bayam duri basah
banyak mengandung air.
No. Bobot serbuk (g) Bobot ekstrak (g) Rendemen (%) b/b
1. 100 22,30 22,30
2. 100 22,28 22,28
3. 100 22,25 22,25
Rata-rata 22,28 22,28
Percobaan Pustaka
(Anonim, 1979)
Saponin 0,5 g ekstrak + 10 ml air Terbentuk Terbentuk busa stabil
panas (dikocok) + 1 tetes HCl busa stabil setelah penambahan
2N setelah HCl 2N
penambahan
HCl 2N
Tanin Ekstrak + 3 tetes FeCl3 Hijau violet Hijau violet
Flavonoid 5 ml filtrat ( 1 g ekstrak + air Merah (pada Merah (pada lapisan
panas )+serbuk Mg + alkohol lapisan amil amil alkohol)
: HCl (1:1) + amil alkohol alkohol)
Polifenol Ekstrak + 5 ml air + 3 tetes Ungu Ungu
FeCl3
1. Hasil pengujian warna dan bau krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Pengujian stabilitas fisik krim ekstrak etanolik daun bayam duri adalah
dengan memperhatikan ada tidaknya perubahan secara fisis setelah
penyimpanan selama satu bulan, perubahan fisis tersebut dilihat secara visual.
Tabel 5. Hasil pengujian warna dan bau krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Pemeriksaan Penyimpanan
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda
Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Hasil pengujian warna berdasarkan tabel 5, memberikan hasil yang sama dari
minggu ke-1 hingga minggu ke-4, yaitu warna hijau muda, dan tidak berbau.
Krim berwarna hijau muda karena ekstrak kental daun bayam duri banyak
mengandung klorofil. Dapat disimpulkan bahwa krim tersebut stabil berdasarkan
pengujian warna dan bau.
Replikasi Penyimpanan
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
1 7 7 7 7
2 7 7 7 7
3 7 7 7 7
Rata-rata 7 7 7 7
Penyimpanan
Replikasi Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
1 Homogen Homogen Homogen Homogen
2 Homogen Homogen Homogen Homogen
3 Homogen Homogen Homogen Homogen
Tabel 8. Hasil pengujian viskositas krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Viskositas (dpas)
Replikasi Penyimpanan
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Mingguke- 4
1. 160 160 160 160
2. 160 160 160 160
3. 160 160 160 160
HasilPengujian Viskositas
)s 200
P 150
d
(
s Replikasi 1
at 100
is
o
ks 50 Replikasi 2
iv
0 Replikasi 3
Grafik hasil pengujian viskositas krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Hasil dari pengujian viskositas menunjukan bahwa krim ekstrak etanolik daun
bayam duri selama penyimpanan pada suhu kamar (27-300C) tidak mengalami
perubahan fisik dalam hal viskositasnya 160 dpas, disebabkan karena pada
proses pembuatan, penyimpanan, dan pengujian sediaan krim ekstrak etanolik
daun bayam duri pada suhu yang sama yaitu suhu kamar.
Tabel 9. Hasil pengujian daya lekat krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Grafik hasil pengujian daya lekat krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Berdasarkan data tabel 9, bahwa daya lekat krim ekstrak etanolik daun bayam
duri pada replikasi ketiga memberikan hasil yang stabil yaitu 196 detik. Pada
replikasi ke-2 mengalami peningkatan pada minggu ke-2 yaitu 195. Pada
replikasi ke-1 mengalami peningkatan pada minggu ke dua menjadi 195. Karena
perubahan yang ditimbulkan tidak signifikan maka krim tersebut dapat di
simpulkan masih dalam keadaan stabil, rata-rata waktu daya lekat krim tersebut
adalah sama yaitu 195 detik. Pada uji daya lekat diperoleh hasil yang stabil
karena pada uji viskositas diperoleh hasil yang stabil pada setiap minggunya.
6. Hasil pengujian daya sebar krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Pengujian daya sebar krim ekstrak etanolik daun bayam duri
menunjukkan kemampuan krim menyebar pada lokasi penggunaan dan
mengetahui kelunakan dari sediaan krim. Uji daya sebar dengan extensometer
dilakukan dengan penambahan beban 50 g dan dilanjutkan kelipatannya,
pengujian diulang tiga kali. Hasil pengujian daya sebar sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil pengujian daya sebar krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Luas (cm2)
Beban Penyimpanan
(g) Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
0 3,8 3,92 3,8 3,92
50 4,65 4,52 4,52 4,65
100 6,2 6,3 6,3 6,3
150 7,38 7,38 7,38 7,38
200 8,4 8,4 8,4 8,4
Grafik hasil pengujian daya sebar krim ekstrak etanolik daun bayam duri
Pengujian daya sebar krim ekstrak etanolik daun bayam duri dari minggu ke 1
sampai minggu ke 4 memperlihatkan hasil yang sama dilihat dari penurunan dan
peningkatan luas yang tidak jauh beda. Sehingga krim ekstrak etanolik daun
bayam duri memiliki daya sebar yang stabil.
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanolik daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dapat dibuat
menjadi sediaan krim.
2. Krim ekstrak etanolik daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) yang telah
dibuat memenuhi persyaratan uji stabilitas sediaan yaitu uji warna dan bau,
pH, homogenitas, viskositas, daya lekat, dan daya sebar.
DAFTAR PUSTAKA
Anief M. 1988. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
hlm 69, 71.
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat
dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Diterjemahkan
oleh Farida Ibrahim; Jakarta: Universitas Indonesia Press. hlm 489, 605.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung:
Institut Tekhnologi Bandung. hlm 132-135.
Syamsuhidayat S, Hutapea R. J. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm 596.
Wijayakusuma, Dalimarta. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.
Jakarta. Hlm 5.
Voigt R. 1984. Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi. Diterjemahkan oleh:
Mathilda; Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm 88, 1142 -
1144.