Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS

Aplikasi Model Adaptasi Roy pada Klien Resiko


Perilaku Kekerasan dengan Penerapan Asertiveness
Training di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Ira Erwinaa
a
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Andalas

Abstract: Violens or high risk of violence is one of positive symptom from schyzoprenia
(Kaplan & Sadock, 1997). Assertiveness training can decrease violence behavior at client
with Schizoprenia (Wahyuningsih, 2009). The goal of this scientific paper is to describe the
nursing care for client with high risk of violence by using Roy’s adaptation model.
Assertiveness training is done for 23 clients along with general therapy and
psychoeducational therapy in Utari and Srikandi room at range of time 14 February - 15
April 2011. Result of of assertiveness training very effective at 23 clients and show
improvement in preventing behavior of violens. Based on the result, it’s important to
recommended that assertiveness training can be made standard of therapy of nursing
specialist and require to be socialized at all of health service

Key Words : assertiveness training, Roy adaptation model, high risk of violence

Abstrak : Perilaku kekerasan atau risiko perilaku kekerasan adalah salah satu gejala positif
dari skizoprenia (Kaplan & Sadock, 1997). Asertiveness training dapat menurunkan perilaku
kekerasan pada klien Skizoprenia (Wahyuningsih, 2009). Tujuan penulisan karya ilmiah
akhir ini adalah menggambarkan penatalaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan
model adaptasi Roy pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Penerapan assertiveness
training dilakukan pada 23 orang klien di ruang Utari dan Srikandi pada kurun waktu 14
Pebruari – 15 April 2011. Hasil assertiveness training sangat efektif pada 23 klien
menunjukkan peningkatan dalam mencegah perilaku kekerasan. Berdasarkan hasil di atas
perlu direkomendasikan bahwa assertiveness training dapat dijadikan standar terapi spesialis
keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada seluruh tatanan pelayanan kesehatan.

Kata kunci : asertiveness training, risiko perilaku kekerasan, model adaptasi Roy

American Psychiatric Association menunjukkan bahwa walaupun prevalensi


(APA) tahun 1995 menyebutkan 1% dari skizofrenia tidak begitu besar namun merupakan
populasi penduduk dunia menderita gangguan merupakan masalah yang cukup serius karena
jiwa berupa skizofrenia, jumlahnya tiap tahun menimbulkan dampak bagi keluarga dan
makin bertambah dan menimbulkan dampak masyarakat berupa ketergantungan dalam hal
bagi keluarga dan masyarakat berupa beban ekonomi. Untuk itu perlu penanganan yang tepat
ekonomi dan menurunnya kualitas hidup pada klien dengan masalah skizofrenia.
(Sadock & Sadock, 2005). Berdasarkan laporan Varcarolis, Carson dan Shoemaker
WHO tahun 2001, menyebutkan bahwa (2006) menyebutkan skizofrenia merupakan
skizofrenia menyebabkan tingkat penyakit kerusakan otak yang berdampak pada
ketergantungan klien secara ekonomi yang kemampuan berpikir, bahasa, emosi, perilaku
tinggi yaitu sebesar 2,6%. Dari data tersebut sosial, dan kemampuan untuk merasakan realita

65
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 1,Juni 2012 :65-73

secara akurat. Penjelasan di atas mandiri sebesar 86,6% dan secara signifikan
menggambarkan bahwa skizofrenia yaitu menurunkan perilaku kekerasan.
gangguan jiwa akibat kerusakan otak yang Penelitian yang dilakukan oleh
mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, Wahyuningsih (2009) membuktikan bahwa
afektif, bahasa, gangguan memandang terhadap terjadi penurunan sebesar 87,4% respon
realitas, dan hubungan interpersonal.
perilaku, sosial dan kognitif pada klien yang
Gejala mayor skizofrenia
diberikan terapi generalis dan asertiveness
digolongkan menjadi dua yaitu gejala positif
training jika dibandingkan dengan klien
dan negatif. Gejala positif yang muncul
yang hanya diberikan terapi generalis saja.
yaitu halusinasi (90%), delusi (75%),
Ini menunjukkan bahwa dengan pemberian
waham, perilaku agitasi dan agresif, serta
asertiveness training dan terapi generalis
gangguan berpikir dan pola bicara. Gejala
terbukti lebih baik dari pada diberikan terapi
negatif yaitu afek datar, alogia (sedikit
generalis saja.
bicara), apatis, penurunan perhatian dan
Hal tersebut mendasari ketertarikan
penurunan aktifitas sosial (Varcarolis, penulis untuk melakukan analisis lebih lebih
Carson & Shoemaker, 2006; Slowik, 2011). lanjut mengenai masalah keperawatan risiko
Paparan di atas menyebutkan bahwa perilaku kekerasan, karena banyak kasus yang
perubahan perilaku seperti perilaku agitasi masuk ke rumah sakit dengan perilaku
dan agresif atau yang sering dikenal dengan kekerasan. Sehingga perlu diketahui apakah
istilah perilaku kekerasan merupakan salah asertiveness training mampu meningkatkan
satu gejala positif yang ditemui pada klien kembali kemampuan klien dan masalah perilaku
skizofrenia. kekerasannya hilang atau berkurang dan
melaporkannya dalam suatu karya ilmiah.
Perilaku kekerasan merupakan
Tujuan umum yang
ekspresi kekuatan fisik dengan menyerang
diharapkanMemberikan gambaran tentang
diri sendiri atau orang lain, serta pemaksaan
asuhan keperawatan spesialis jiwa : risiko
keinginan seseorang kepada orang lain
perilaku kekerasan dengan penerapan
(Townsend, 2009). Berdasarkan uraian di
asertiveness training melalui pendekatan
atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
model adaptasi Roy di RS. Dr. H. Marzoeki
kekerasan merupakan bentuk kekerasan dan
Mahdi Bogor. Sedangkan tujuan khusus
pemaksaan secara fisik maupun verbal yang
untuk mengetahui implikasi asertiveness
ditujukan kepada diri sendiri maupun orang
training dengan pendekatan model adaptasi
lain.
Roy pada klien dengan resiko perilaku
Penatalaksanaan klien dengan
kekerasan di RS. Dr. Marzoeki Mahdi
masalah perilaku kekerasan di pelayanan
Bogor.
kesehatan diberikan oleh tenaga kesehatan.
Perawat sebagai salah satu bagian dari
PEMBAHASAN
pemberi layanan kesehatan pada klien
Perilaku kekerasan muncul karena
melakukan asuhan keperawatan dalam
adanya dorongan alami atau timbul sebagai
membantu kesembuhan klien. Untuk klien
bentuk mekanisme koping yang
dengan masalah perilaku kekerasan, asuhan
dimanifestasikan dengan tindakan
keperawatan klien diberikan dalam bentuk
konstruktif atau destruktif yang secara
asuhan keperawatan generalis dan spesialis.
langsung ditujukan pada diri sendiri atau
Asuhan keperawatan yang diberikan pada
orang lain. Perilaku kekerasan biasanya
individu dengan perilaku kekerasan dapat
berupa kekerasan secara fisik atau
berupa tindakan keperawatan generalis dan
kekerasan secara verbal. Perilaku kekerasan
spesialis (FIK-UI, 2009). Keliat (2003),
biasanya timbul untuk menutupi kekurangan
menyebutkan bahwa pemberian tindakan
seseorang, misalnya rendahnya percaya diri
keperawatan generalis untuk perilaku
(Townsend, 2009).
kekerasan menghasilkan kemampuan
Proses terjadinya perilaku kekerasan
mencegah perilaku kekerasan secara
ini dapat diuraikan terlebih dahulu dari

66
Erwina Ira,Adaptasi Model Aplikasi Roy pada Klien Resiko…

proses terjadinya gangguan jiwa itu sendiri digambarkan dalam suatu rentang dimana
yang dihubungkan dengan perilaku salah satu sisi adalah strategi preventif, dan
kekerasan. Stuart dan Laraia (2005) pada sisi lainnya adalah strategi antisipasi.
menggambarkan dua dimensi yang dapat Jika perilaku kekerasan klien lebih luas dari
menjelaskan proses terjadinya gangguan rentang yang ada, maka perawat perlu
jiwa yaitu meliputi faktor predisposisi dan menerapkan teknik manajemen krisis dan
faktor presipitasi. Faktor predisposisi adalah strategi penahanan seperti pengasingan
faktor risiko yang dipengaruhi oleh jenis (isolasi) dan pengekangan. Assertiveness
dan jumlah sumber risiko yang dapat training termasuk salah satu strategi
menyebabkan individu mengatasi stres. preventif yang dilakukan untuk klien
Faktor predisposisi yang menjadi penyebab mencegah terjadinya perilaku kekerasan
perilaku kekerasan dikaitkan dengan faktor kembali. Dapat disimpulkan bahwa strategi
biologis, psikologis dan sosial budaya preventif perilaku kekerasan yaitu
(Stuart & Laraia, 2005; Varcarolis, Carson peningkatan kesadaran diri perawat,
& Shoemaker, 2006). Faktor presipitasi edukasi, dan terapi spesialis assertiveness
adalah stimulus (sressor) yang merubah training.
atau menekan sehingga memunculkan Assertiveness training merupakan
gejala saat ini (Stuart & Laraia, 2005). tindakan untuk melatih seseorang mencapai
Faktor ini meliputi empat hal yaitu sifat perilaku asertif (Sadock & Sadock, 2005).
stresor, asal stresor, waktu stresor yang Assertiveness training merupakan program
dialami, dan banyaknya stresor yang latihan perilaku untuk melatih seseorang
dihadapi oleh seseorang. menyampaikan kebutuhan, hak, dan
Gejala-gejala yang terlihat pada menentukan pilihan tanpa mengabaikan hak
klien dengan perilaku kekerasan tidak orang lain (Forkas,1997 dalam
dialami oleh semua orang yang didiagnosis Wahyuningsih, 2009). Assertiveness
dengan skizofrenia. Pada klien dengan training diberikan pada kondisi individu
perilaku kekerasan terlihat adanya gejala tertekan, manipulatif dan agresif (Hopkins,
positif dari empat dimensi utama gejala 2005), keadaan depresi, marah, frustasi,
skizofrenia. Ketika Individu mendapatkan kecemasan, keterbatasan hubungan sosial,
stressor dalam faktor predisposisi maupun masalah fisik dan masalah dalam pola asuh,
presipitasi yang berasal dari biologis, riwayat perilaku kekerasan, kecemasan
psikologis maupun sosiokultural akan sosial (Sadock & Sadock, 2007) dan konsep
berlanjut pada proses penilaian terhadap diri rendah. Tujuan akhir yang diharapkan
stressor tersebut. Penilaian stresor adalah pada pemberian assertiveness training yaitu
proses dari situasi stres yang komprehensif membentuk rentang perilaku yang adaptif
yang berada pada beberapa tingkatan. yaitu perilaku asertif (Sadock & Sadock,
Secara spesifik proses ini melibatkan respon 2005).Pelaksanaan assertiveness training
kognitif, respon afektif, respon fisiologis, dikembangkan berdasarkan prinsip
respon perilaku dan respon sosial (Stuart & ketrampilan yang harus dimiliki dalam
Laraia, 2005). assertiveness training. Berdasarkan
Risiko perilaku kekerasan penerapan assertiveness training yang
merupakan salah satu masalah keperawatan telah dikembangkan sebelumnya, yaitu dari
yang sering ditemui pada klien yang dirawat Stuart dan Laraia (2005) dan Vinick (1983
di rumah sakit. Intervensi yang diberikan dalam Wahyuningsih, 2009), maka tehnik
pada klien dapat berupa intervensi pelaksanaan assertiveness training meliputi
keperawatan dan intervensi medis. Stuart lima yaitu describing, modelling, role
dan Laraia (2005) menyebutkan bahwa playing, feedback, transferring.
perawat dapat melakukan berbagai macam Model adaptation milik Roy ini
tindakan untuk mencegah dan mengatasi berkembang dari teori adaptasi oleh Helson
perilaku kekerasan. Intervensi ini dapat (Tomey & Alligood, 2006). Menurut Roy

67
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 1,Juni 2012 :65-73

(1984 dalam Tomey & Alligood, 2006) rentang 20-40 tahun sebanyak 60,8%, dan
stimulus adalah segala sesuatu yang akan sebagian dari klien tidak menikah (56,5%).
mendorong timbulnya respon. Roy Faktor predisposisi merupakan
membagi tingkatan adaptasi berdasarkan stimulus kontekstual dan residual pada
efek yang ditimbulkan dari stimulus- model adaptasi Roy ini. Karena faktor
stimulus, yaitu 1) fokal stimulus, semua predisposisi ini memberikan pengaruh pada
stimulus yang langsung menyerang stimulus fokal. Faktor biologis; sebagian
individu. 2) kontekstual stimulus, semua besar klien mengalami masalah genetik
stimulus yang ada pada saat itu, yang sekitar 64,3%, dan riwayat menggunakan
berkontribusi terhadap efek dari stimulus NAPZA sekitar 17,9%. Faktor psikologis;
fokal, 3) residual stimulus, faktor sebagian besar dengan masalah pola
lingkungan yang memberi efek terhadap komunikasi tertutup (92,9%), sebagian
situasi tertentu. Level adaptasi kasus atau separuhnya mempunyai
menggambarkan kondisi proses kehidupan kepribadian introvert (47,8%) dan
dalam tiga tingkatan, yaitu integrated, mengalami masalah kehilangan objek yang
compensatoy dan compromised. dicintai (rata-rata 56,5%). Faktor sosial
Konsep dasar yang dipergunakan budaya: aspek sosial ekonomi hampir semua
untuk melakukan pengkajian adalah model kelompok klien termasuk dalam kategori
adaptasi Roy, pengkajian ini merupakan tidak mampu atau biaya perawatan dengan
langkah untuk melihat input yaitu stimulus asuransi kesehatan (60,9%) dan juga
fokal, kontekstual dan residual yang ada mengalami masalah dalam pekerjaan, yaitu
pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. tidak bekerja atau mengalami PHK sekita
Teknik pengkajian yang dilakukan yaitu 56,5%. Faktor lain adalah kurangnya
dengan pendekatan Model Stres Adaptasi mengikuti kegiatan sosial (39,1%), dan ada
Stuart. Berikut ini hasil pengkajian pada masalah dalam perkawinan sekitar 60,9%.
klien yang diberikan asertiveness training di Faktor presipitasi merupakan
Ruang Utari dan Srikandi RSMM periode stimulus fokal atau faktor yang mengancam
14 Pebruari – 15 April 2011. individu secara langsung. Stimulus fokal
Karakteristik klien jika dikaitkan merupakan bagian dari input. Pada faktor
pada model Adaptasi Roy merupakan presipitasi sifat stresor secara psikologis,
stimulus kontekstual. Hal ini karena semua klien mengalami kegagalan dalam
karakteristik klien bukan stimulus yang rentang kehidupannya (100%), putus obat
langsung, tapi mempengaruhi stimulus (86,9%) dan pencetus dari faktor hubungan
fokal. Hasil menunjukkan bahwa sebagian sosial (sosial budaya) juga sama, semua
klien dengan pendidikan SLTA (52,2%), klien mengalaminya (100%). Sementara itu
status pekerjaan klien yang terbanyak berkaitan dengan sumber stresor yang
adalah tidak bekerja (59,6%), kondisi status dialami klien semua klien mendapati
ekonomi klien sebagian besar adalah sumber stresor dari faktor internal klien
jamkesmas/jamkesda (60,8%), lamanya sendiri (100%) dan hanya sebagian saja
klien mengalami sakit sebagian besar lebih yang benar-benar karena sumber eksternal.
dari 5 tahun (78,3%), usia rentang 20-40 Artinya walaupun klien juga mendapat
tahun sebanyak 60,8%, dan sebagian dari stresor dari lingkungan tetapi aspek kognitif
klien tidak menikah (56,5%). menunjukkan dan afektif diri klien yang paling berperan
bahwa sebagian klien dengan pendidikan menimbulkan masalah. Sementara itu
SLTA (52,2%), status pekerjaan klien yang berkaitan dengan lamanya gangguan klien
terbanyak adalah tidak bekerja (59,6%), sebagian besar telah mengalami gangguan
kondisi status ekonomi klien sebagian besar jiwa lebih dari 5 tahun (78,3%) dan jumlah
adalah jamkesmas/jamkesda (60,8%), stresor yang dialami lebih dari satu (91,3%).
lamanya klien mengalami sakit sebagian Penilaian terhadap stressor pada
besar lebih dari 5 tahun (78,3%), usia model adaptasi Roy masuk, pada stimulus

68
Erwina Ira,Adaptasi Model Aplikasi Roy pada Klien Resiko…

fokal, karena data-data yang didapatkan juga mengungkapkan kurang mampu


pada penilaian terhadap stressor merupakan terbuka pada orang lain, sehingga kurang
respon klien terhadap masalah yang mampu mengungkapkan ide dan pendapat
dihadapinya. Secara kognitif, pada seluruh karena merasa takut ditolak. Terkait
kasus yang ditemukan klien merasa dukungan sosial, semua kasus yang
memandang negatif terhadap stresor dan ditemukan menunjukkan data adanya
merasa tidak mempunyai kemampuan untuk dukungan sosial dan keluarga untuk
mengatasi masalahnya, serta berpikir untuk membantu klien dalam mengembangkan
menggunakan koping yang tidak adaptif. kemampuan yang positif. Akan tetapi
Secara afektif, pada semua kasus yang sebagian besar keluarga belum mengenal
ditemukan (100%) klien merasa mudah masalah, serta cara mengatasinya. Aset
putus asa, mudah tersinggung (marah) dan ekonomi, sebagian besar (60,8%) klien
mudah menyerah saat meghadapi suatu menggunakan jamkesmas/jamkesda untuk
masalah. Sedangkan respon fisiologis pada biaya perawatan dan pengobatan selama di
sebagian besar kasus tidak ditemukan secara RSMM. Keyakinan positif, sebagian besar
spesifik, artinya pada sebagian kasus saat klien mempunyai keyakinan positif terhadap
dilakukan pemeriksaan tanda vital dalam pengobatan yang dijalaninya (82,6%).
batas normal, kecuali pada klien yang Mekanisme koping pada model
mempunyai masalah fisik penyerta seperti adaptasi Roy masuk stimulus fokal, yaitu
gagal ginjal, dan penyakit anemia. Pada respon atau perilaku yang dimunculkan
perilaku; respon perilaku klien separuhnya klien pada saat menghadapi masalah. Pada
menunjukkan perilaku tidak mampu sebagian besar kasus yang ditemukan,
mengungkapkan masalah secara efektif, mekanisme koping yang dipergunakan
cenderung negatif berupa ungkapan marah adalah untuk masalah risiko perilaku
baik verbal maupun pasif, tidak berani kekerasan adalah denial, proyeksi, dan
mengungkapkan pendapat, tidak mampu displacement. Ketiga mekanisme koping
memulai pembicaraan, sering melamun, tersebut bisa juga disebut sebagai defense
tidak suka bergaul, mengungkapkan bahwa mechanism. Hal ini dapat dinilai melalui
dirinya jelek, merasa tidak berharga, merasa sikap klien yang cenderung menyalahkan
tidak bisa apa-apa. Perilaku lain yang orang lain terhadap apa yang dialami klien.
nampak, ditemukan pada sebagian besar Diagnosis keperawatan masih
kasus berupa perilaku mudah menyerah, merupakan bagian dari input pada model
mudah putus asa, dan ragu-ragu dalam adaptasi Roy. Karena hanya klien dengan
mengambil keputusan atau dalam masalah risiko perilaku kekerasan saja yang
melakukan tindakan. Sedangkan secara akan diambil sebagai input. Jumlah klien
sosial, sebagian besar klien cenderung yang diikutsertakan dalam asuhan
menyendiri dan bersikap pasif dalam keperawatan spesialis dengan risiko perilaku
mengatasi masalah dan menunjukkan sikap kekerasan sebanyak 23 orang dan semuanya
agresif. mengalami masalah risiko perilaku
Sumber koping pada model adaptasi kekerasan, dan selain risiko perilaku
Roy merupakan kategori dari stimulus kekerasan diantaranya memiliki masalah
residual. Pada sumber koping kita bisa keperawatan lain seperti, 22 orang klien
melihat nilai yang dipakai oleh klien atau diantaranya mengalami halusinasi, 21 orang
keyakinan yang diyakini. Selain masuk klien mengalami isolasi sosial, dan 10 orang
dalam stimulus residual sebagai input, juga klien juga mengalami harga diri rendah.
termasuk proses kontrol, yaitu mekanisme Rencana tindakan berdasarkan SAK
koping : kognator. Kemampuan personal, yang telah disusun melalui hasil Workshop
sebagian besar klien telah memiliki Keperawatan Jiwa FIK UI (2009) meliputi
kemampuan untuk mengatasi masalah risiko tindakan keperawatan generalis dan
perilaku kekerasan. Sebagian besar klien spesialis dengan target pada individu,

69
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 1,Juni 2012 :65-73

dimana terapi spesialis yang dilakukan adaptasi yang baik, sehingga timbullah
adalah asertiveness training. perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan
Semua klien dengan risiko perilaku yang diberikan berguna untuk memperkuat
kekerasan mendapatkan tindakan mekanisme koping kognator klien.
keperawatan generalis. Berdasarkan hasil Pemberian asertiveness training ini
ditemukan tidak semua klien dengan risiko sesuai dengan konsep model adaptasi Roy,
perilaku kekerasan mendapatkan yang diarahkan pada konsep input, proses
asertiveness training sampai selesai. Hal ini kontrol, efektor dan output. Intervensi
disebabkan karena ada hambatan, yaitu dalam hal ini lebih difokuskan pada
klien yang sudah pulang dijemput oleh asertiveness training yang diberikan oleh
keluarga dan ada juga klien yang lebih perawat dengan tujuan untuk meningkatkan
lambat menerima proses pembelajaran. mekanisme koping, yaitu kognator pada
Pelaksanaan asertiveness training pada klien resiko perilaku kekerasan dalam
masalah keperawatan risiko perilaku menyelesaikan masalahnya.
kekerasan mengikuti dengan sesi-sesi
pelaksanaan terapi tersebut yang
disesuaikan dengan pokok masalah dari KESIMPULAN
diagnosis keperawatan yang dialami oleh Model adaptasi Roy mampu
klien. mengakomodasi asuhan keperawatan pada
Evaluasi terhadap hasil tindakan klien dengan risiko perilaku kekerasan,
keperawatan dilakukan dengan karena model ini mengembangkan adaptasi
membandingkan rencana tindakan dengan individu terhadap stressor. Perilaku
pelaksanaan tidakan yang diberikan, yang kekerasan merupakan proses adaptasi yang
meliputi respon kognitif, respon sosial, dan tidak efektif, jika efektif maka perilaku ini
respon perilaku. Hasil asertiveness training tidak terjadi. Untuk instansi pelayanan,
pada 23 klien; 8(34,8%) mandiri dan menetapkan kebijakan terkait dengan
pulang, 9 orang masih dirawat. program pelayanan keperawatan spesialistik
khususnya penerbitan standar asuhan
keperawatan terkait dengan pelaksanaan
PEMBAHASAN manajemen kasus spesialis pada
Penerapan model adaptasi Roy untuk asertiveness training untuk masalah resiko
mengatasi masalah risiko perilaku kekerasan perilaku kekerasan.
dapat digunakan dengan baik. Perilaku
kekerasan atau semua respon yang ada pada
klien dengan risiko perilaku kekerasan DAFTAR PUSTAKA
merupakan input (stimulus fokal). American Psychiatrics Assosiation. (2000).
Sedangkan karakteristik klien merupakan Diagnostic & statistical manual of
stimulus kontekstual, dan faktor predisposisi mental disorders. (4th ed). Januari
dan presipitasi merupakan stimulus 17, 2010. Washington: APA.
kontekstual dan residual. Hasil pengkajian Basmanelly. (2009). Pengaruh asertif
pada klien dengan risiko perilaku kekerasan training dan latihan kemampuan
akan dikelompokkan pada stimulus-stimulus sosial pada klien dengan perilaku
dalam model adaptasi Roy. kekerasan di ruang kresna rsmm
Proses kontrol pada model adaptasi bogor. KIA. FIK UI. Tidak
Roy merupakan mekanisme koping yang dipublikasikan.
dimiliki klien. Pada klien risiko perilaku Boyd, M.A. & Nihart, M.A. (1998).
kekerasan, mekanisme yang kita tuju adalah Psychiatric Nursing Contemporary
kognator, yaitu masalah kognitif dan emosi. Practice. USA: Lippincott Raven
Pada klien risiko perilaku kekerasan Publisher.
mekanisme ini tidak mampu menghasilkan

70
Erwina Ira,Adaptasi Model Aplikasi Roy pada Klien Resiko…

Cristopher, E. (2010), Anger, agression, and Funk M, et al. (2010). Mental health and
irrational beliefs in adolescents, development: targeting people with
Cogn Ter Res. Springer Science mental health conditions as a
LLC. vulnerable. Group. Switzerland;
Depkes. (2004). Keputusan menteri WHO Press. Juni 9, 2011,
kesehatan republik Indonesia Nomor http://whqlibdoc.who.int/publication
: 220 / menkes / sk / iii / 2002 T e n t s/2010/9789241563949_eng.pdf.
a n g Pedoman umum tim pembina, Hawari, D. (2001). Pendekatan holistik
tim pengarah, tim pelaksana pada gangguan jiwa skizoprenia.
kesehatan jiwa masyarakat (tp – Jakarta : FKUI.
kjm). Juni 9, 2011. http://dinkes- Hood & Leddy. (2006). Leddy & pepper
sulsel.go.id/new/images/pdf/Peratura conceptual bases of professional
n/kmk%20tp- nursing. (6th ed). Philadelphia:
kesehatan%20jiwa%20masyarakat% Lippincott Williams & Wilkins.
20220-2002.pdf. Hopkins ,L. (2005). http//www.
Depkes. (2008). Laporan riskesdas. Mei 6, Ezinearticles.com/?assertive-
2011. communication-6 tips-for effecyive
http://www.litbang.depkes.go.id/ use, diunduh tanggal 30 Mei 2011.
laporan RKD/Indonesia Kaplan & Sadock. (1997). Sinopsis Psikatri
Nasional.pdf. ilmu penegetahuan perilaku psikistri
Depkominfo. (2009). Undang-undang klinis. Jilid satu. Edisi ketujuh.
republik indonesia nomor 36 tahun Jakarta: Binarupa Aksara.
2009 tentang kesehatan. Mei 17, Kaplan, H.I., Sadock, B.J. & Grebb, J.A.
2011. (1997). Sinopsis psikiatri. (7th ed.).
http://pih.depkominfo.go.id/userfiles Jakarta: Bina Rupa Aksara.
/fkk/UU%2036%20Tahun%202009. Keliat & Sinaga. (1991). Asuhan
pdf keperawatan pada klien marah.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Jakarta : EGC.
keperawatan kesehatan masyarakat.
Edisi dua. Jakarta: EGC. Keliat, B.A. (1996). Peran serta keluarga
Fauziah. (2009). Pengaruh terapi perilaku dalam perawatan klien gangguan
kognitif pada klien skizoprenia jiwa. Jakarta: EGC.
dengan perilaku kekerasan, Tesis. Keliat, B.A. (2003). Pemberdayaan klien
Jakarta. FIK UI. Tidak dan keluarga dalam perawatan klien
dipublikasikan. Skizoprenia dengan perilaku
Fitzpatrick, J.J & Whall, A. L (1989). kekerasan di Rumah Sakit Jiwa
Conceptual model of nursing Pusat Bogor. Disertasi. Jakarta:
analysis and application. (2nd ed). FKM UI.
Norwalk, Connecticut San Marino, Putri, D. E. (2010). Pengaruh rational
California: Appleton & Lange. emotive behaviour therapy terhadap
Fontaine, K.L. (2003). Mental health penurunan perilaku kekerasan di
nursing. New Jersey: Pearson ruang rawat inap rsmm bogor. Tesis.
Education, Inc. Jakarta: FIK UI. Tidak
Fortinash, K.M. (2000). Psychiatric mental dipublikasikan.
health nursing. (3rd ed). St. Louis, Ramirez & Andreu. (2005). Aggression, and
Missouri: Mosby-Year Book. some related psychological
Frisch, N.C. & Frisch, L.E. (2006). construct (anger,hostility and
Psychiatric mental health nursing. impulsivity), some comments from a
(3rd ed). Canada: Thomson Delmar research project. Mei 21, 2011.
Learning.

71
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 8, No 1,Juni 2012 :65-73

http://eprints.ucm.es/8425/2/Aggress effectiveness and implications for


ion_JMR_revised-1.pdf. further action. American
Rawlins, Williams & Beck, C.K. (1993). Psychologist : Vol 50 No. 9, 777-
Mental health-psychiatric nursing. 781. Mei 18, 2011,
(3rd ed). St. Louis: Mosby Year http://www.willamette.edu/cla/debat
Book. e/Curriculum/YouthForum2010/KP
Robinson & Kish. (2001). Core concepts in DCResearch/Motion2Affirmative/N
advance practice nursing. St Louis: ouraViolent%20Juvenile%20Delinq
Mosby Inc. uents.pdf
Sadock, B. J & Sadock, V. A. (2005). Tomey, M.A & Alligood, M. R (2006),
Kaplan & sadokc’s comprehensive Nursing Theories and Their Work,
textbook of psychiatry. (8th ed). (6th ed).St. Louis: Mosby Elsevier.
Philadelphia: Lippincotts William & Townsend, M.C. (2009). Psychiatric mental
Wilkins. health nursing. Concepts of care in
Sadock, B. J & Sadock, V. A. (2007). evidence –based practice. 6th ed.
Kaplan & sadokc’s synopsis of Philadelphia: F.A Davis Company.
psychiatry: behavioral Triantoro, S. & Saputra (2009), Manajemen
science/clinical psychiatry. (10th ed). emosi. Jakarta. Bumi Aksara.
Philadelphia: Lippincotts William & Varcarolis, E.M, Carson, V. B, Shoemaker,
Wilkins. N. C. (2006). Foundations of
Saladino. (2007). Mei 10, 2011 psychiatric mental health nursing: a
www.proquest clinical approach. (5th ed). St. Louis:
umi.com/pqdweb?index. Saunders Elseviers.
Shives, L. R. (2005). Basic concepts of Videbeck, S.L. (2008). Psychiatric mental
psychiatric mental health nursing. health nursing. 4th ed. Philadelphia:
(6th ed). Philadelphia: Lippincott Wolters Kluwer health. Lippincoatt
Williams & Wilkins. Williams & Wilkins.
Slowik G. (2011). What are the symptoms of Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar
skizofrenia?. Juni 9, 2011. keperawatan jiwa. Jakarta. EGC.
http://ehealthmd.com/library/schizop Wahyuningsih, D (2009). Pengaruh
hrenia/SCH_symptoms.html. assertive trainning terhadap perilaku
Smith & Segal. (2011). Coping with grief kekerasan pada klien skizoprenia,
and loss. Support fot grieving and Tesis. Jakarta. FIK UI. Tidak
bereavement. Juni 9, 2011. dipublikasikan
http://www.helpguide.org/mental/gri WHO. (1992). The ICD – 10 Classification
ef_loss.htm. of mental and behavioural disorders
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005). : clinical description and diagnosis
Principles and practice of guidelines. Mei 29, 2011
psychiatric nursing. (8th ed). St. WHO. (2001). The World health report :
Louis: Mosby. 2001 : Mental health : new
Stuart, G.W., Sundeen, S.J.(2005). Principle understanding, new hope.
and Practice of Psychiatric Switzerland; WHO Press. Juni 9,
Nursing, (edisi 4) Philadephia, J.B 2011.
Lippincot. http://www.who.int/whr/2001/en/wh
Sulastri. (2008). Asuhan keperawatan pada r01_en.pdf.
pasien dengan resiko perilaku Wilkinson, J.M. (2007). Buku saku
kekerasan di ruang perawatan Utari. diagnosis keperawatan dengan
KTI. FIK UI. Tidak dipublikasikan intervensi NIC dan kriteria hasil
Tate, Reppuci & Mulvey. (1995). Violent NOC. Edisi 7. Alih bahasa:
juvenile delinquents : treatment Widyawati, dkk. Jakarta: EGC.

72
Erwina Ira,Adaptasi Model Aplikasi Roy pada Klien Resiko…

Workshop Keperawatan Jiwa FIK UI Xeniditis, Russell & Murphy. (2001).


(2009). Management of people with
World Federation For Mental health (2008), challenging behavior. Advance in
Leraning about schizophrenia: an psychiatric treatment. 7:109-116,
international mental health Mei 18, 2011,
awareness packet. Mei 8, 2011. http://apt.rcpsych.org/cgi/content/ful
Http:///www.wfmh.org. l/7/2/109#T.

73

Anda mungkin juga menyukai

  • PROPOSAL Windi
    PROPOSAL Windi
    Dokumen15 halaman
    PROPOSAL Windi
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Bount
    Bount
    Dokumen1 halaman
    Bount
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen3 halaman
    Jadwal
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Validitas Dan Reliabilitas Konstruk PDF
    Validitas Dan Reliabilitas Konstruk PDF
    Dokumen13 halaman
    Validitas Dan Reliabilitas Konstruk PDF
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Lamp
    Lamp
    Dokumen6 halaman
    Lamp
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Dwa
    Dwa
    Dokumen9 halaman
    Dwa
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Artikel Skripsi Rina
    Artikel Skripsi Rina
    Dokumen17 halaman
    Artikel Skripsi Rina
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen3 halaman
    Jadwal
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Sas
    Sas
    Dokumen26 halaman
    Sas
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • 3258 6310 1 PB
    3258 6310 1 PB
    Dokumen10 halaman
    3258 6310 1 PB
    bayu rahmanto
    Belum ada peringkat
  • Urtbnotoadmojo3521 6885 1 SM
    Urtbnotoadmojo3521 6885 1 SM
    Dokumen7 halaman
    Urtbnotoadmojo3521 6885 1 SM
    ChiecYarief Celaloe Cetia
    Belum ada peringkat
  • Jurn
    Jurn
    Dokumen118 halaman
    Jurn
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • 57 113 2 PB PDF
    57 113 2 PB PDF
    Dokumen6 halaman
    57 113 2 PB PDF
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Nengah Sumirta, DKK
    Nengah Sumirta, DKK
    Dokumen5 halaman
    Nengah Sumirta, DKK
    Imee Fathan Nasution
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
    ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
    Dokumen24 halaman
    ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
    Anne Nurfitriani
    Belum ada peringkat
  • LATIHAN ASERTIF
    LATIHAN ASERTIF
    Dokumen20 halaman
    LATIHAN ASERTIF
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Skripsi
    Daftar Isi Skripsi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi Skripsi
    Na Na Chriesna
    Belum ada peringkat
  • 45 158 1 PB
    45 158 1 PB
    Dokumen15 halaman
    45 158 1 PB
    Ucing Garong
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Baru
    Abstrak Baru
    Dokumen2 halaman
    Abstrak Baru
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • 45 158 1 PB
    45 158 1 PB
    Dokumen15 halaman
    45 158 1 PB
    Ucing Garong
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen28 halaman
    Abstrak
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Panduan Skripsi
    Daftar Isi Panduan Skripsi
    Dokumen45 halaman
    Daftar Isi Panduan Skripsi
    Hafiz Yasin Firdauzi
    Belum ada peringkat
  • MRP Cokelat
    MRP Cokelat
    Dokumen14 halaman
    MRP Cokelat
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Matkul
    Matkul
    Dokumen11 halaman
    Matkul
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Perpajakan
    Perpajakan
    Dokumen5 halaman
    Perpajakan
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bos
    Daftar Isi Bos
    Dokumen9 halaman
    Daftar Isi Bos
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Pajak Penerangan Jalan
    Pajak Penerangan Jalan
    Dokumen8 halaman
    Pajak Penerangan Jalan
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat
  • Siklus Akuntansi 2
    Siklus Akuntansi 2
    Dokumen3 halaman
    Siklus Akuntansi 2
    Wawan Van HeLsinkz
    Belum ada peringkat