Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat,

taufik, serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

makalah yang merupakan Tugas Akhir mata kuliah Filsafat Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam semester ini.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta Sri Sudaryati,

M.Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat MIPA, dan rekan-rekan yang telah membantu saya

dalam menyelesaikan makalah ini walaupun tidak terlibat langsung.

Akhirnya tiada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan tanpa adanya perbaikan,

untuk itu kepada rekan-rekan serta Ibu Sri dan juga semua pihak, saya mengharapkan dan selalu

menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita dan dunia pendidikan.

Jakarta, Juni 2008

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………..1

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………….3

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..4

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat dan Matematika………………………………………………….5

2.1.1 Pengertian Filsafat……………………………………………………………….5

2.1.2 Pengertian Matematika…………………………………………………………6

2.2 Hubungan Matematika dengan Filsafat……………………………………………..8

2.3 Peranan Matematika Dalam Filsafat .......................………………………………8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….14

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………….16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam komunikasi pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni :

a. Sebagai raja, matamatika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah diciptakan
oleh pemikiran manusia. Logika ini dilukiskan dalam bentuk sistem simbolis dari kegiatan
pemikiran serta struktur yang teratur dari teori bilangan dan ruang.

b. Sebagai pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, bukan saja sistem
logikanya tetapi juga model matematis dari berbagai segi kegiatan keilmuwan. Matematika
dari model inilah yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan hukum keilmuwan dan
hipotesis.

Beberapa sifat yang penting memungkinkan matematika memegang peranan yang sangat penting
dalam proses kegiatan keilmuwan. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut :

a. Matematika berhubungan dengan pernyataan yang berupa dalil dan konsekuensinya di mana
pengujian kebenaran secara matematis akan dapat diterima oleh tiap orang yang rasional.

b. Matematika tidak bergantung kepada perubahan ruang dan waktu.

c. Matematika bersifat eksak dalam semua yang dikerjakannya meskipun dia mempergunakan
data yang tidak eksak (merupakan perkiraan).

d. Matematika adalah logika deduktif yang mengubah pengalaman indera menjadi bentuk-
bentuk yang diskriminatif.

Filsafat dan matematika tumbuh di bawah asuhan filsuf Yunani, Phytagoras yang mendirikan
Mazhab Phytagoranisme di Crotona. Ia mengemukakan bahwa segenap gejala alam merupakan
pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Mazhab ini menyimpulkan
bahwa bilangan merupakan intisari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda.

Seorang filsuf besar dari Yunani kuno setelah Zeno menegaskan hubungan yang amat erat
antara matematika dan filsafat adalah Plato. Ia menegaskan bahwa geometri sebagai pengetahuan
ilmiah yang berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah pengetahuan dan kebenaran
kebenaran filsafat. Menurut Plato, geometri merupakan suatu ilmu dengan akal murni
membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai hal-hal abstrak seperi garis lurus, segitiga atau
lingkaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari filsafat dan matematika?

2. Apakah hubungan filsafat dengan matematika?

3. Apakah peranan matematika dalam filsafat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat dan matematika

2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan matematika

3. Untuk mengetahui peranan matematika dalam filsafat


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat dan Matematika

2.1.1 Pengertian Filsafat

Kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia merupakan
gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan
sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata
philosophia adalah cinta pengetahuan. Plato dan Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf)
yaitu orang yang cintai pengetahuan.

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya mengesampingkan pendirian-


pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan padangan yang
merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat misalnya berbicara
tentang masyarakat, hukum, sosiologi, kesusilaan dan sebagainya, di situ pandangan tidak
diarahkan kepada sebab-sebab yang terdekat (secundary causes) melainkan ke “mengapa” yang
terakhir (fist causes), sepanjang kemungkinan yang ada pada budi manusia berdasarkan
kekuatannya. Filsafat mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya dengan
berpangkalan pada manusia itu sendiri atau pikiran manusia itu sendiri. Jadi :

a. Objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada.

b. Sudut pandangannya adalah sebab-sebab yang terdalam.

c. Sifat filsafat adalah sifat-sifat ilmu pengetahuan.

d. Jalannya filsafat dalam usaha mencari jawaban-jawaban dengan berdasarkan

kekuatan pikiran manusia atau budi murni dan tidak berdasarkan Wahyu

Allah atau pertolongan istimewa dari agama/Tuhan.


e. Karakteristik berpikir filsafat adalah Menyeluruh, mendasar dan spekulatif.

Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat (philosophia) ini baru
menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah ini
(philosophia atau philosophos) dalam literatur-literaturnya.

Setelah masa kejayaan romawi dan persia memudar, penggunaan istilah filsafat berikutnya
mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di arab. Kata falsafah (hikmah) atau filsafat
kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa arab, yang memiliki arti
berbagai ilmu pengetahuan yang rasional.

2.1.2 Pengertian Matematika

Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang
awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu
hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang
bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …, dst, melalui beberapa
operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.

Akan tetapi, penulis mencoba memberikan pengertian dari matematika. Menurut bahasa
kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan
sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan
sebagai “suka belajar”.

Sedangkan menurut istilah, apakah matematika itu? Pertanyaan ini jawabannya dapat
brbeda-beda bergantung pada kapan pertanyaan itu dijawab, dimana dijawab, siapa yang
menjawabnya dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam. Dengan demikian, untuk
menjawab pertanyaan :Apakah matematika itu ? Untuk menjawabnya kita harus hati-hati. Karena
itu berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut dipandang dari
pengetahuan dan pengalaman masing-masing individu yang berbeda. Ada yang berpendapat
bahwa matematika itu bahasa simbol,matematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu
adalah bahasa yang menghilangkan sifat kabur,majemuk, dan emosional, matematika adalah
metode berpikir logis , matematika adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada masa
dewasa , matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah
sains mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah sains yang bekerja menarik
mkesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika
adalah sains yang memanipulsi simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang,
matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur , matematika
adalah imu yang abstrak dan deduktif .

Selain itu juga, beberapa pendapat para ahli tentang matematika yang telah menyinggung
muatan materi yang terdapat dalam ruang lingkup matematika dan karakteristik matematika itu
sendiri, yakni :

a. James dan James, yang mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika,
mengenai bentuk,susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan
jumlah banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

b. Jhonson dan Rising bahwa matematika adalah pola berpikir,pola mengorganisasikan,


pembuktian yang logik, matematika itu bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

c. Reys mengatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan , suatu
jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

d. Kline mengatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat


sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu
manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial , ekonomi dan alam.

Jadi dari seluruh pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa adanya matematika
itu karena kemampuan proses berpikir manusia tentang pengalaman permasalahan yang ditemui
dan dipecahkan, yang kemudian pengalaman pemecahan masalah tersebut menjadi suatu yang
terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika yang kemudian dapat digunakan sebagai alat
pemecahan masalah yang sama atau yang baru.
2.2 Hubungan Matematika dengan filsafat

Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang erat :

a. Filsafat dan geometri ( suatu cabang matematik ) lahir pada masa yang sama,di tempat yang
sama, dan dari ayah yang tunggal , yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di Miletus (
terletak di pantai barat negara Turki sekarang ) dan dari pikiran seorang bernama Thales.

b. Matematik tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama
dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.

c. Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematik dipacu
pula oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian
dengan pengertian-pengertian gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-
abad membingungkan para filsuf dan ahli matematik.

2.3 Peranan Matematika Dalam Filsafat ( Komunikasi Pemikiran

Keilmuwan)

Telah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa matematika memiliki dua peranan dalam
komunikasi pemikiran keilmuwan, yaitu sebagai raja dan pelayan. Sebagai raja, matematika
adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlakukan obyek pemikiran yang abstrak.
Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir mendekati kesempurnaan dari segenap
bentuk komunikasi yang ada. Matematika umpamanya mempunyai sistem bilangan dengan
unsur-unsur 1, 2, 3, dan sebagainya. Lambang-lambang ini dihubungkan oleh hukum-hukum
dasar dan langkah-langkah tertentu. Sebuah lambang mendapatkan arti lewat hubungan yang
dibentuk oleh hukum-hukum dasar tersebut. Hubungan ini kemudian diperluas lewat pernyataan
sebab akibat dalam bentuk : Jika ini…., maka itu….; dan jika p menyebabkan q, dan q
menyebabkan r, maka p menyebabkan r.

Contoh yang sederhana dari bentuk komunikasi ini terlihat dalam tiap teorema ilmu ukur bidang.
Umpamanya, , rumus sebuah lingkaran adalah L = 2. Apa yang dimaksudkan dengan luas,
lingkaran, phi dan jari-jari adalah tak lebih dari pengertian yang tercakup oleh penggunaan logis
dari kata-kata tersebut.(Sebenarnya, tak seorang pun yang pernah melihat luas, lingkaran, phi,
atau pun jari-jari. Semua ini adalah abstraksi yang tak dapat terindera secara fisik ). Teorema
seperti ini tak akan dapat disusun dengan jalan pengukuran bahkan dengan pengukuran sejuta
lingkaran sekalipun. Tetapi rumus lingkaran tersebut dapat dibuktikan secara empiris Jika jari-
jari lingkaran adalah r, maka Rumus Luas daerah lingkaran adalah :

L= r2

Untuk membuktikan rumus luas daerah lingkaran dapat dilakukan pembuktian secara empiris.
Pembuktian rumus luas daerah lingkaran secara empiris yang lazim dilakukan adalah dengan
cara memotong-motong lingkaran sehingga menjadi juring-juring kemudian membentuknya
menjadi persegipanjang atau jajargenjang. Sehingga rumus luas daerah lingkaran dapat
diturunkan dari rumus luas daerah persegipanjang atau jajargenjang.

Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas


Persegipanjang

Lingkaran dipotong-potong menjadi 8 juring, dan salah satu juring dibagi dua sama menurut
jari-jari. Selanjutnya disusun secara sigzag ke samping dengan menempelkan sisi jari-jari dari
masing-masing juring sehingga mendekati terbentuk persegipanjang.

Jika rumus luas persegipanjang adalah :

L = panjang × lebar,

Maka diperoleh rumus luas lingkaran, yaitu :

L= keliling lingkaran × jari – jari lingkaran

= ×( × 2r) × r

= ×r×r
L= r2

Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas


Jajargenjang

Lingkaran dipotong-potong menjadi 8 juring. Selanjutnya disusun secara sigzag ke samping


dengan menempelkan sisi jari-jari dari masing-masing juring sehingga mendekati terbentuk
persegipanjang.

Jika rumus luas jajargenjang adalah :

L = alas × tinggi,

Maka diperoleh rumus luas lingkaran, yaitu :

L= keliling lingkaran × jari – jari lingkaran

= ×( × 2r) × r

= ×r×r

L= r2

Selain pembuktian dengan menurunkan rumus luas lingkaran dari persegipanjang dan
jajargenjang, ternyata dapat juga diturunkan dari rumus luas bangun datar yang lainnya.Yakni
dari rumus luas daerah segitiga, belahketupat dan trapesium.

Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Segitiga

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas segitiga,
lingkaran dibagi menjadi juring-juring sebanyak 4, 9, 16, 25, 36, dst, atau sebanyak n2,
kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk segitiga sama kaki. Berikut ini
lingkaran yang dipotong menjadi 4 juring dan menjadi 16 juring. Susunan lingkaran yang
memiliki 16 juring akan nampak jelas bahwa susunan tersebut membentuk segitiga sama kaki.
Akan tampak sangat jelas jika lingkaran dipotong menjadi 36, 49, 64 juring, dan seterusnya.
Segitiga sama kaki tersebut adalah bentukan 16 juring dari sebuah lingkaran. Keliling

lingkaran = × 16 busur juring. Alas segitiga sama kaki = 4 busur juring = keliling.
Sedangkan tinggi segitiga tersebut adalah terdiri dari 4 juring = 4 r. Sehingga Jika luas daerah
segitiga adalah :

L= × alas × tinggi,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L= × keliling × 4r

= × keliling × r

= ×2 r×r

= r2, ( terbukti )

Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas


Belahketupat

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas belahketupat,
lingkaran dibagi menjadi juring-juring sebanyak 2, 8, 18, 32, dst, atau sebanyak 2n2, kemudian
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun belahketupat. Susunan lingkaran yang
dipotong menjadi 8 juring dan menjadi 18 juring terlihat semakin jelas membentuk bangun
belah ketupat. Akan lebih jelas lagi jika lingkaran dibagi lebih banyak lagi sebanyak 32, 50, 72,
dst. Belahketupat yang akan dijelaskan adalah bentukan 16 juring dari sebuah lingkaran.
Keliling lingkaran = × 16 busur juring. Diagonal 1 = 3 busur juring = keliling. Sedangkan
tinggi belahketupat tersebut adalah terdiri dari 6 juring = 6 r. Sehingga Jika luas daerah
belahketupat adalah :

L= × d1 × d2,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L= × keliling × 6r

= × keliling × r

= ×2 r×r

= r2,( terbukti )

Pembuktian Rumus Luas Lingkaran dengan Menurunkan dari Rumus Luas Trapesium

Untuk membuktikan rumus luas lingkaran dengan menurunkan dari rumus luas trapesium,
lingkaran dibagi menjadi juring-juring yang dapat disusun satu tingkat, dua tingkat, tiga
tingkat, dst. Jika juring-juring akan disusun satu tingkat, maka lingkaran dibagi menjadi juring
sebanyak 3, 5, 7, 9, 11, atau (2n + 1). Jika juring-juring akan disusun dua tingkat, maka
lingkaran dibagi menjadi juring sebanyak 8, 12, 16, 20, atau 4(n + 1). Jika juring-juring akan
disusun tiga tingkat, maka lingkaran dibagi menjadi juring sebanyak 15, 21, 27, 33, atau 3(2n +
3). Kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun trapesium sama kaki.
Susunan lingkaran yang dipotong menjadi 8 juring dan disusun 2 tingkat dan menjadi 16
juring. Pada susunan lingkaran yang dipotong menjadi 16 juring terlihat semakin jelas
membentuk bangun trapesium. Akan lebih jelas lagi jika lingkaran dibagi lebih banyak lagi.
Trapesium tersebut adalah bentukan 8 juring dari sebuah lingkaran. Keliling lingkaran = ×

16 busur juring. Sisi a = 3 busur juring = keliling. Sisi b = 5 busur juring = keliling. Sisi

a + sisi b = keliling = keliling. Sedangkan tinggi trapesium tersebut adalah terdiri dari 2
juring = 2 r. Sehingga Jika luas daerah trapesium adalah :

L= × ( a + b ) × t,

Maka luas bangun pada susunan 16 juring adalah :

L= ×( keliling × 2r)

= × keliling × r

= ×2 r×r

= r2,( terbukti )

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya mengesampingkan pendirian-pendirian dan
pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan padangan yang merupakan
akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.
Sedangkan, adanya matematika itu karena kemampuan proses berpikir manusia tentang
pengalaman permasalahan yang ditemui dan dipecahkan, yang kemudian pengalaman
pemecahan masalah tersebut menjadi suatu yang terkonstruksi sebagai suatu konsep matematika
yang kemudian dapat digunakan sebagai alat pemecahan masalah yang sama atau yang baru.

Dalam komunikasi pemikiran keilmuan, matematika memainkan dua peranan, yakni :

a. Sebagai raja, matamatika merupakan bentuk logika paling tinggi yang pernah diciptakan
oleh pemikiran manusia. Logika ini dilukiskan dalam bentuk sistem simbolis dari kegiatan
pemikiran serta struktur yang teratur dari teori bilangan dan ruang.

b. Sebagai pelayan, matematika menyediakan bagi ilmu-ilmu yang lainnya, bukan saja sistem
logikanya tetapi juga model matematis dari berbagai segi kegiatan keilmuwan. Matematika
dari model inilah yang dipergunakan untuk mengkomunikasikan hukum keilmuwan dan
hipotesis.

Sebagai raja, matematika adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlakukan
obyek pemikiran yang abstrak. Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir
mendekati kesempurnaan dari segenap bentuk komunikasi yang ada.

Rumus lingkaran dapat dibuktikan secara empiris. Contohnya pada rumus lingkaran dapat
diturunkan dari:

Rumus Luas Daerah Segitiga

Jika lingkaran dibagi menjadi 16 juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus
luas segitiga :

L= × alas × tinggi, maka

L= × keliling × 4r
= × keliling × r

= ×2 r×r= r2, ( terbukti )

Rumus Luas Daerah Belahketupat

Jika lingkaran dibagi menjadi juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus luas
belahketupat :

L= × d1 × d2, maka

L= × keliling × 6r

= × keliling × r

= ×2 r×r

= r2,( terbukti )

Rumus Luas Daerah Trapesium

Jika lingkaran dibagi menjadi juring, maka diperoleh rumus luas lingkaran dari rumus luas
belahketupat :

L= × ( a + b ) × t, maka :

L= ×( keliling × 2r)

= × keliling × r
= ×2 r×r

= r2,( terbukti )

 apabila ingin data ini dapat mengirim komentar pada saya !!!

DAFTAR PUSTAKA

Suparwoto. 2007. Pembuktian Empiris Rumus Luas Lingkaran. [ON LINE] Tersedia :
http://p4tkmatematika.com/web/images/

stories/artikel/empiris_suparwoto.pdf (Minggu, 08 Juni 2008)

Iman. 2008. Filsafat. [ON LINE] Tersedia : http://www.parapemikir.com/articles/

755/1/Filsafat/Page1.html (Rabu, 11 Juni 2008)

Rahmanato. ____. Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis. [ON LINE] Tersedia :
http://www.curriki.org/xwiki/bin/download/Coll_rahmanato/

BABIInew/BABIInew.doc (Rabu, 11 Juni 2008)

Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan

Suriasumantri, Jujun S. 1995. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Gie, The Liang. 1980. Filsafat Matematik. Yogyakarta : Super

Anda mungkin juga menyukai