Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

“Pengaruh ekstrak Ciplukan Terhadap Penurunan kadar gula darah pada


penderita diabetes”

Dosen Pembimbing : DR. Dr. A. Watik P.Phd


Nama : Fathie Y.R.A Dano
NIM : 2013730036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Metodelogi Penelitian.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabat dan keluarga.

Laporan ini disusun sebagai hasil penelitian tentang “Pengaruh ekstrak Ciplukan
Terhadap Penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes”. Pada jurusan Progam Studi
Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2014. Dalam laporan ini,
dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan ekstrak ciplukan ,penurunan
kadar gula darah pada pasien diabetes dan pengukuran secara statistik.

Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung penulisan proposal ini, terutama kepada para penulis/penerbit yang telah
berkenan bukunya menjadi sumber referensi..

Saya menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam
penyusunan proposal ini munkin terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan proposal ini dapat lebih baik di masa
yang akan datang.

Terimakasih kepada pembimbing, dan narasumber yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu sehingga proposal ini dapat tersusun.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Desember 2014

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ........................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III ....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
REFERENSI ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan bahan alam merupakan alternatif pencegahan atau penyembuhan penyakit

dalam upaya menjaga kesehatan. Kecenderungan untuk memanfaatkan bahan alam sebagai

obat mulai digemari masyarakat. Salah satu tanaman yang banyak manfaatnya tapi

peggunaannya kurang optimal adalah ciplukan (Physalisangulata L.). Dampak positif

pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola

penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan

kekurangan gizi berangsur turun, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih

dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti Hepatitis B dan AIDS, juga angka

kesakitan TBC yang tampaknya masih tinggi. Di lain pihak penyakit menahun yang

disebabkan oleh penyakit degeneratif, di antaranya diabetes mellitus meningkat dengan

tajam(1).

Diabetes mellitus adalah sekumpulan dari gangguan metabolik yang ditandai oleh

hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein. Semua hal

di atas merupakan hasil dari defect sekresi insulin baik mutlak atau relatif, dan berkurangnya

sensitivitas jaringan terhadap insulin atau keduanya(2).

Diabetes mellitus secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu diabetes mellitus tipe I

meliputi kasus yang disebabkan oleh kerusakan sel β pancreas (diperantarai imun pada

sebagian besar kasus) dan diabetes mellitus tipe II yang terdiri dari gabungan kerusakan

sekresi dan kerja insulin, mulai dari resistensi insulin yang dominan dengan defisiensi insulin

secara relatif sampai dengan kerusakan sekres yang dominan dengan resistensi insulin.

Berdasarkan bukti epidemiologi, jumlah penderita diabetes mellitus diseluruh dunia saat ini

3
mencapai 200 juta jiwa, dan diperkirakan meningkat lebih dari 330 juta jiwa pada tahun

2025(2,3).

Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat antidiabetes adalah tanaman ciplukan.

Tanaman ciplukan(Physalis angulata L.) merupakan tanaman liar, berupa semak/perdu yang

rendah (biasanya tingginya sampai 1 m) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun.

Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) mempunyai kandungan asam sitrat, fisalin,

sterol/terpen, saponin, flavonoid dan alkaloid. Alkaloid pada umumnya mencakup senyawa

bersifat basa yang mengandung 1 atau lebih atom nitrogen. Sebagai basa alkaloid biasa

diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkohol yang bersifat asam lemah, larutan air dari

bagian yang larut asam dibasakan dengan amoniak pekat kemudian diekstraksi dengan

pelarut kloroform-etanol. Dengan demikian penggunaan fraksi kloroform dalam suasana basa

akan dapat menarik senyawa alkaloid yang terdapat dalam herba ciplukan(4,5). Kandungan

kimia ciplukan antara lain Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulantin A, protein, minyak

lemak, asam palmitat dan asam stearat, alkaloid, glikosida flavonid, dan saponin. Secara

spesifik glukosida flavonoid dalam ciplukan terbukti dapat digunakan sebagai obat diabetes

mellitus karena dapat memperbaiki regulasi darah dengan menurunkan kadar gula dalam dan

menghilangkan efek samping (komplikasi) diabetes mellitus dimana penderitanya tubuh

darah penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam

darahnya( 6 ).

Di antara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul effervescent merupakan pilihan

formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai karena praktis, cepat larut dalam

air, memberikan larutan yang memberikan efek sparkle seperti pada rasa minuman bersoda.

Effervescent sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil

reaksi kimia dalam larutan. Keuntungan dari sediaan effervescent adalah rasanya enak karena

4
ada karbonat yang memperbaiki rasa asin atau rasa lain yang tidak dikehendaki, sehingga

akan lebih menarik dalam penyajian. Kemungkinan penyajian mudah, karena hanya dengan

penambahan air dapat disajikan dalam waktu seketika sehingga akan lebih praktis dan

mengandung komponen yang tepat.

B. Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak ciplukan dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
?
C. Tujuan penelitian

Mengetahui pengaruh mengkonsumsi ekstrak ciplukan terhadap penurunan gula darah pada
penderita diabetes

D. Manfaat penelitian

I.4.1 Manfaat teoritik

Memperkuat teori-teori yang menyatakan bahwa ekstrak ciplukan bias


dimanfaatkan sebagai obat alternative untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien
diabetes.
I.4.2 Manfaat Metodelogik
Bagi peneliti dan lembaga penelitian, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar
untuk melakukan observasi lanjutan untuk menyebarluaskan kembali betapa banyak
manfaat dari tanaman ciplukan salah satunya dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes.
I.4.3 Manfaat Aplikatif
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan prasyarat pendidikan dan diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang manfaat yang besar
mengkonsumsi ekstrak ciplukan bagi penderita diabetes.

2. Bagi FKK-UMJ

Menambah hasil karya tulis ilmiah di perpustakaan FKK UMJ yang


dapat dimanfaatkan mahasiswa angkatan baru di kemudian hari.

5
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan acuan atau perbandingan untuk penelitian berikutnya.

6
`BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Tanaman ciplukan ( Physalis angulata L.)

a. Klasifikasi tanaman

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Solanales

Keluarga : Solanaceae

Marga : Physalis

Spesies : Physalis angulata L.

Nama daerah : Ciplukan (Jawa), cecendet (Sunda), jor-joran (Madura)(7).

b. Deskripsi tanaman

Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman semusim, batangnya tegak,

tinggi dapat mencapai 1 meter, batang yang tua berkayu dan bulat, berongga dan

berwarna hijau, percabangan muncul di ketiak daun ketiga dekat tanah. Ciplukan tumbuh

di dataran rendah. Daun ciplukan berbentuk bulat telur memanjang (lanset) dengan ujung

runcing, helaian daun tipis, kaku dan cepat layu setelah dipetik. Bunganya berbentuk

lonceng dengan warna kuning muda dengan pangkal hijau. Buah ciplukan berbentuk bulat

sebesar kelereng dengan kulit tipis dan licin berwarna hijau muda atau hijau

kekuningan(8).

7
c. Kandungan kimia

Tanaman ini mengandung asam sitrat, fisalin, sterol, terpen, saponin, flavonoid dan

alkaloid(5).

d. Kegunaan tanaman

Tanaman ini digunakan sebagai antiinflamasi, diuretik, antidiabetes dan untuk mengobati

penyakit kulit seperti bisul dan borok(5,7).

2. Diabetes melitus

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”. Melitus

berasal dari bahasa Latin yang berarti “manis atau madu”. Penyakit diabetes melitus dapat

diartikan individu yang mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar glukosa tinggi.

Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut

insulin atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin. Gejala yang menyertai

diabetes melitus antara lain 3P yaitu poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum)

dan polifagia (banyak makan) serta berat badan berkurang dan kelelahan. Keluhan dan gejala

yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl atau glukosa darah

puasa ≥ 126 mg/dl cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus(9,3).

Dokumen konsensus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Experte Committee

on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus menjabarkan empat kategori

diabetes, yaitu:

a. Diabetes melitus tipe I

Diabetes melitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan insulin

absolut.Diabetes melitus tipe I biasanya dijumpai pada individu yang tidak gemuk

berusia kurang dari 30 tahun. Diabetes melitus tipe I terjadi akibat destruksi dari

8
sel-sel β pulau Langerhans. Proses penyakit diabetes melitus tipe I terjadi dalam

beberapa tahun, sering kali tidak ada faktor pencetus yang pasti. Pada saat

diagnosis diabetes melitus tipe I ditegakkan, ditemukan antibodi terhadap sel-sel

pulau Langerhans pada sebagian besar pasien.

b. Diabetes melitus tipe II

Untuk kebanyakan individu, diabetes melitus tipe II tampaknya berkaitan dengan

kegemukan. Selain itu kecenderungan pengaruh genetik yang menentukan

kemungkinan individu mengidap penyakit ini cukup kuat. Diperkirakan terdapat

sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan reseptor insulin tidak

berespon terhadap insulin. Individu yang mengidap diabetes melitus tipe II tetap

menghasilkan insulin, akan tetapi sering terjadi keterlambatan dalam sekresi dan

penurunan jumlah total insulin yang dilepaskan. Hal ini cenderung semakin parah

seiring dengan pertambahan usia pasien.

a. Tipe spesifik diabetes lainnya

Termasuk ke dalam kategori ini adalah diabetes yang disebabkan karena trauma

pankreatik, neoplasma atau penyakit dengan karakteristik gangguan endokrin.

b. Diabetes gestasional (diabetes melitus kehamilan)

Diabetesgestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya

tidak mengidap diabetes.Penyebab diabetes gestasional dianggap berkaitan dengan

peningkatan kebutuhan energi dan kadarestrogen serta hormon pertumbuhan yang

terus menerus tinggi selama kehamilan. Hormon pertumbuhan dan estrogen

menstimulasi pelepasan insulin yang berlebihan, sehingga mengakibatkan penurunan

responsivitas seluler(3).

9
3. Terapi pengobatan diabetes melitus

Ketika pengaturan diet dan usaha menurunkan berat badan gagal memperbaiki

hiperglikemia, maka sering diberikan obat(2).Obat yang digunakan dalam menangani

masalah diabetes melitusantara lain:

a. Insulin

Insulin tidak dapat digunakan peroral karena terurai oleh pepsin lambung, maka sering

diberikan sebagai injeksi subkutan ½ jam sebelum makan.Zat ini dirombak dengan cepat

terutama di hati, ginjal dan otot. Kerjanya hanya singkat, lebih kurang 45 menit. Efek

samping yang biasa terjadi berupa hipoglikemia, reaksi alergi dan resistensi(10).

b. Obat antidiabetik oral

1) Golongan sulfonilurea

Contohnya adalah klorpropamid, tolazamid, tolbutamid, glimepirid, glibenklamid

dan glipizid. Hingga saat ini telah banyak sulfonilurea yang digunakan untuk terapi

diabetes melitus tipe II. Mekanisme kerjanya dengan cara merangsang sekresi insulin

dari sel β pulau Langerhans pankreas, meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap

insulin dan mengurangi sekresi glukagon. Efek samping obat golongan ini pada

umumnya adalah hipoglikemia, rash kulit, gangguan saluran cerna dan diare.

2) Golongan biguanid

Contohnya adalah metformin. Antidiabetik oral ini bekerja dengan

merangsangpenggunaan glukosa pada jaringan perifer atau meningkatkan sensitasi

jaringan dan menghambat pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dari protein atau

lemak di hati. Karena kerjanya tidak merangsang sekresi insulin, biguanid tidak

mempunyai efek samping hipoglikemia.

10
3) Golongan meglitinid

Contohnya adalah repaglinid. Meglitinid diyakini bekerja seperti sulfonilureayaitu

memacu sekresi insulin. Bedanya, jumlah insulin yang dikeluarkan proporsional

dengan pemasukan glukosa ke dalam tubuh. Oleh karena itu, kemungkinan timbul

hipoglikemia oleh obat ini relatif kecil dibandingkan dengan sulfonilurea.

4) Golongan tiazolidindion

Contohnya adalah troglitazon, rosiglitazon dan pioglitazon.Kerja obat golongan ini

diperkirakan menurunkan resistensi perifer sebagaimana metformin.

5) Akarbosa

Akarbosa adalah suatu polisakarida yang bekerja menghambat enzim α–glukosidase.

Enzim tersebut dalam saluran pencernaan berfungsi menguraikan polisakarida dan

disakarida menjadi glukosa. Jika tidak terurai menjadi monosakarida maka tidak akan

terjadi absorbsi. Dengan demikian, akarbosa bekerja menghambat absorbsi glukosa di

saluran pencernaan. Terhambatnya absorbsi glukosa dari diet dapat menyebabkan

kadar glukosa darah tidak banyak meningkat setelah makan. Untuk itu, supaya efektif

akarbosa harus diberikan bersamaan dengan makan. Akarbosa merupakan polisakarida

yang tidak diabsorbsi oleh saluran pencernaan maka obat ini dapat menyebabkan perut

kembung(11).

4. Granula(12)

Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya

berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran

11
biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam

ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya.

Granula mengalir baik dibanding dengan serbuk, untuk tujuan perbandingan, perhatikan

sifat aliran gula waktu dituangkan antara yg berbentuk gumpalan dan serbuk. Karena

kekhususan ini pembuatan granula biasanya dilakukan diwaktu campuran serbuk akan

dikempa menjadi tablet. Aliran ini memunginkan bahan tadi bergerak bebas daro hopper

atau wadah adonan ke dalam cetakan tablet.

Dari bahan asal yang sama, bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia

daripada serbuk saja. Setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu, granul tidak segera

mengering atau mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan serbuk nya. Hal ini

karena luas permukaan granul lebih kecil dibandingkan dengan serbuknya. Granula

biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granula lebih mudah dibasahi

(wetted) oleh pelarut daripada beberapa macam serbuk yang cenderung akan

mengembang di atas permukaan pelarut, sehingga granula lebih disukai untuk dijadikan

larutan.

5. Granul Garam Effervescent (12)

Garam effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali dan

mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari

natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartat, bila ditambah dengan air asam

dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih.

Larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam atau rasa lain yang

tidak diinginkan dari zat obat. Dengan lebih banyaknya penggunaan granul atau

partikel kasar suatu campuran serbuk darpada menggunakan pertikel biasa yang

12
lebih halus dari bahan-bahan tadi, maka derajat kelarutan bahan ini berkurang

selagi ditambahkan dalam air dan sebaliknya reaksi pembuihan yang hebat dan

cepat yang tidak dapat dikendalikan akan berkurang. Pembuihan yang hebat

terjadi pada segelas air yang diberi campuran ini dan mudah menumpahkan isi

nya dan sedikit sisa karbonat yang terdapat dalam larutan tersebut.

Untuk menjaga kualitas granul effervescent pada penyimpanan perlu pengemasan

secara khusus di dalam kantong lembaran aluminium kedap udara.

Metode pembuatan granul effervescent :

a. Metode Peleburan

Dalam metode ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat

bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk, pada metode ini

serbuk dicampur atau diaduk. Kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampur

dengan serbuk-serbuk lainnya (setelah melalui ayakan no.60) untuk

mempermudah pencampuran. Ayakan dan alat pengaduk harus terbuat dari

stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap asam. Mencampur atau

mengaduk serbuk ini dilakukan dengan cepat dan lebih baik pada lingkungan

yang kadar kelembabannya rendah, karena bahan yang digunakan pada formulasi

merupakan bahan yang higroskopis. Setelah pencampuran serbuk diletakkan di

atas lempeng atau gelas, atau nampan dalam sebuah oven (atau pemanas lain yang

sesuai) dan sebelumnya oven ini dipanasi pada suhu antara 930-1040F. Selama

proses pemanasan serbuk dibolak-balikkan dengan memakai spatel. Panas

menyebabkan lepasnya air kristal dan asam sitrat dimana yang pada gilirannya

melarutkan dan sebagian campuran serbuk, mengatur reaksi kimia dan akibat

13
melepasnya beberapa karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang

dihaluskan menjadi agak seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat

(seperti pada adonan roti), serbuk ini dikeluarkan dari oven dan diremas melaui

suatu ayakan yang tahan asam untuk membuat granul sesuai ukuran yang

diinginkan. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini segera

mengering pada suhu tidak lebih dari 530C dan segera untuk dipindahkan ke

wadah lalu disegel secara tepat dan rapat(13).

b. Metode Granulasi Basah

Metode granulasi basah dalam hal ini unsur penentu tidak perlu pada air kristal

asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan pelarut (seperti

alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan

yang lunak dan kerutan untuk pembuatan granul.

Unsur-unsur yang membentuk effervescent terdapat dalam perbandingan sebagai

berikut : kira-kira 35% merupakan natrium bikarbonat, 28% merupakan asam

tartat, 19% asam sitrat.

H2C6H5O7.H2O+3NaHCO3Na3C6H5O7+4H2O+3CO2…..(1)

Asam sitrat Na.bikarbonat Na.sitrat air karbondioksida

H2C4H4O6+2Na2CO3Na2C4H4O6+2H2O+CO2……………(2)

Asam tartat Na.bikarbonat Na. tartarat air karbondioksida

Dengan demikian diketahui bahwa untuk menetralisasi satu molekul asam sitrat

dibutuhkan tiga molekul natrium karbonat dan untuk menetralisasi satu molekul

asam tartat dibutuhkan dua molekul karbonat.

14
6. Ekstrak (18)

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan ekstraksi senyawa aktif dari

simpisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Semua atau

hampir semua pelarut dluapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diekstraksi

dengan cara yang sama hungga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Jenis –jenis ekstrak(8):

1) Ekstrak kental

Sediaannya berupa massa setengah padat yang diperoleh dengan cara evaporasi

terhadap pelarut yang digunakan.

2) Ekstrak kering

Sediaan ini berbentuk padat yang diperoleh secara evaporasi terhadap pelarut

yang digunakan. Biasanya ekstrak kering mempunyai susut pengeringan air yang

tidak lebih dari 5%.

3) Ekstrak cair

Sediaan ini berupa cairan yang kandungannya disesuaikan sedemikian rupa

sehingga kandungan yang terdapat dalam pelarutnya memenuhi syarat yang

diinginkan.

B. Kerangka Berfikir

15
Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan salah satu tanaman yang secara empiris

digunakan sebagai antidiabetes. Tanaman ini mengandung asam sitrat, fisalin, sterol,

terpen, saponin, flavonoid dan alkaloid(5).

C. Hipotesis

Mengkonsumsi ekstrak ciplukan ( Physallis angulata L. ) secara rutin dapat menurunkan

kadar gula dalam darah penderita diabetes.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan cibubur , Jakarta Timur

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai desember 2014.

B. Alat dan Bahan

1. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lanset, alat tes gula darah otomatis (

gluko cek), kapas alcohol, strip tes gula darah ,

2. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan adalah ekstrak kental ciplukan yang telah dikeringkan (ekstrak

ciplukan) , 10 orang sampel penderita diabetes .

3. Pola Penelitian

a. evaluasi gula darah pada sampel sebelum dilakukan treatment

b. memberikan ekstrak cipukan selama satu minggu pada sampel penderita

c. evaluasi kembali gula darah pada sampel setelah dilakukan treatment

17
C. Metode Penelitian

1. Evaluasi gula darah pada sampel sebelum dilakukan treatment dengan ekstrak ciplukan

Dilakukan anamnesis terlebih dahulu,mengecek gula darah sampel sebelum makan dengan

menggunakan alat tes gula darah otomatis (gluko cek) dengan cara menusuk bagian jari tengah /

manis sampel lalu memasukkan darah kedalam strip tes gula darah dan memasukkannya kedalam

alat gluko cek.

2. Pemberian treatment ekstrak ciplukan

Setelah didapat kadar gula darah sampel. Kemudian peneliti memberikan ekstrak

ciplukan untuk dikonsumsi selama satu minggu secara rutin sebanyak 10 mg/ kgbb

sehari.

3. Evaluasi kadar gula dalam darah sampel setelah diberi treatment ekstrak ciplukan

Mengecek gula darah sampel sebelum makan dengan menggunakan alat tes gula darah otomatis

(gluko cek) dengan cara menusuk bagian jari tengah / manis sampel lalu memasukkan darah

kedalam strip tes gula darah dan memasukkannya kedalam alat gluko cek.

18

Anda mungkin juga menyukai