Laporan ini disusun sebagai hasil penelitian tentang “Pengaruh ekstrak Ciplukan
Terhadap Penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes”. Pada jurusan Progam Studi
Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2014. Dalam laporan ini,
dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan ekstrak ciplukan ,penurunan
kadar gula darah pada pasien diabetes dan pengukuran secara statistik.
Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung penulisan proposal ini, terutama kepada para penulis/penerbit yang telah
berkenan bukunya menjadi sumber referensi..
Saya menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam
penyusunan proposal ini munkin terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan proposal ini dapat lebih baik di masa
yang akan datang.
Terimakasih kepada pembimbing, dan narasumber yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu sehingga proposal ini dapat tersusun.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ........................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB III ....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
REFERENSI ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam upaya menjaga kesehatan. Kecenderungan untuk memanfaatkan bahan alam sebagai
obat mulai digemari masyarakat. Salah satu tanaman yang banyak manfaatnya tapi
pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola
penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan
kekurangan gizi berangsur turun, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih
dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti Hepatitis B dan AIDS, juga angka
kesakitan TBC yang tampaknya masih tinggi. Di lain pihak penyakit menahun yang
tajam(1).
Diabetes mellitus adalah sekumpulan dari gangguan metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme dari karbohidrat, lemak dan protein. Semua hal
di atas merupakan hasil dari defect sekresi insulin baik mutlak atau relatif, dan berkurangnya
Diabetes mellitus secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu diabetes mellitus tipe I
meliputi kasus yang disebabkan oleh kerusakan sel β pancreas (diperantarai imun pada
sebagian besar kasus) dan diabetes mellitus tipe II yang terdiri dari gabungan kerusakan
sekresi dan kerja insulin, mulai dari resistensi insulin yang dominan dengan defisiensi insulin
secara relatif sampai dengan kerusakan sekres yang dominan dengan resistensi insulin.
Berdasarkan bukti epidemiologi, jumlah penderita diabetes mellitus diseluruh dunia saat ini
3
mencapai 200 juta jiwa, dan diperkirakan meningkat lebih dari 330 juta jiwa pada tahun
2025(2,3).
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat antidiabetes adalah tanaman ciplukan.
Tanaman ciplukan(Physalis angulata L.) merupakan tanaman liar, berupa semak/perdu yang
rendah (biasanya tingginya sampai 1 m) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun.
Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) mempunyai kandungan asam sitrat, fisalin,
sterol/terpen, saponin, flavonoid dan alkaloid. Alkaloid pada umumnya mencakup senyawa
bersifat basa yang mengandung 1 atau lebih atom nitrogen. Sebagai basa alkaloid biasa
diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkohol yang bersifat asam lemah, larutan air dari
bagian yang larut asam dibasakan dengan amoniak pekat kemudian diekstraksi dengan
pelarut kloroform-etanol. Dengan demikian penggunaan fraksi kloroform dalam suasana basa
akan dapat menarik senyawa alkaloid yang terdapat dalam herba ciplukan(4,5). Kandungan
kimia ciplukan antara lain Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulantin A, protein, minyak
lemak, asam palmitat dan asam stearat, alkaloid, glikosida flavonid, dan saponin. Secara
spesifik glukosida flavonoid dalam ciplukan terbukti dapat digunakan sebagai obat diabetes
mellitus karena dapat memperbaiki regulasi darah dengan menurunkan kadar gula dalam dan
darah penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam
darahnya( 6 ).
Di antara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul effervescent merupakan pilihan
formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai karena praktis, cepat larut dalam
air, memberikan larutan yang memberikan efek sparkle seperti pada rasa minuman bersoda.
Effervescent sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil
reaksi kimia dalam larutan. Keuntungan dari sediaan effervescent adalah rasanya enak karena
4
ada karbonat yang memperbaiki rasa asin atau rasa lain yang tidak dikehendaki, sehingga
akan lebih menarik dalam penyajian. Kemungkinan penyajian mudah, karena hanya dengan
penambahan air dapat disajikan dalam waktu seketika sehingga akan lebih praktis dan
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak ciplukan dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes
?
C. Tujuan penelitian
Mengetahui pengaruh mengkonsumsi ekstrak ciplukan terhadap penurunan gula darah pada
penderita diabetes
D. Manfaat penelitian
2. Bagi FKK-UMJ
5
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan acuan atau perbandingan untuk penelitian berikutnya.
6
`BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Klasifikasi tanaman
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Keluarga : Solanaceae
Marga : Physalis
b. Deskripsi tanaman
tinggi dapat mencapai 1 meter, batang yang tua berkayu dan bulat, berongga dan
berwarna hijau, percabangan muncul di ketiak daun ketiga dekat tanah. Ciplukan tumbuh
di dataran rendah. Daun ciplukan berbentuk bulat telur memanjang (lanset) dengan ujung
runcing, helaian daun tipis, kaku dan cepat layu setelah dipetik. Bunganya berbentuk
lonceng dengan warna kuning muda dengan pangkal hijau. Buah ciplukan berbentuk bulat
sebesar kelereng dengan kulit tipis dan licin berwarna hijau muda atau hijau
kekuningan(8).
7
c. Kandungan kimia
Tanaman ini mengandung asam sitrat, fisalin, sterol, terpen, saponin, flavonoid dan
alkaloid(5).
d. Kegunaan tanaman
Tanaman ini digunakan sebagai antiinflamasi, diuretik, antidiabetes dan untuk mengobati
2. Diabetes melitus
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”. Melitus
berasal dari bahasa Latin yang berarti “manis atau madu”. Penyakit diabetes melitus dapat
diartikan individu yang mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar glukosa tinggi.
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut
insulin atau penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin. Gejala yang menyertai
diabetes melitus antara lain 3P yaitu poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum)
dan polifagia (banyak makan) serta berat badan berkurang dan kelelahan. Keluhan dan gejala
yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl atau glukosa darah
Dokumen konsensus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Experte Committee
diabetes, yaitu:
absolut.Diabetes melitus tipe I biasanya dijumpai pada individu yang tidak gemuk
berusia kurang dari 30 tahun. Diabetes melitus tipe I terjadi akibat destruksi dari
8
sel-sel β pulau Langerhans. Proses penyakit diabetes melitus tipe I terjadi dalam
beberapa tahun, sering kali tidak ada faktor pencetus yang pasti. Pada saat
sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan reseptor insulin tidak
berespon terhadap insulin. Individu yang mengidap diabetes melitus tipe II tetap
menghasilkan insulin, akan tetapi sering terjadi keterlambatan dalam sekresi dan
penurunan jumlah total insulin yang dilepaskan. Hal ini cenderung semakin parah
Termasuk ke dalam kategori ini adalah diabetes yang disebabkan karena trauma
Diabetesgestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya
responsivitas seluler(3).
9
3. Terapi pengobatan diabetes melitus
Ketika pengaturan diet dan usaha menurunkan berat badan gagal memperbaiki
a. Insulin
Insulin tidak dapat digunakan peroral karena terurai oleh pepsin lambung, maka sering
diberikan sebagai injeksi subkutan ½ jam sebelum makan.Zat ini dirombak dengan cepat
terutama di hati, ginjal dan otot. Kerjanya hanya singkat, lebih kurang 45 menit. Efek
samping yang biasa terjadi berupa hipoglikemia, reaksi alergi dan resistensi(10).
1) Golongan sulfonilurea
dan glipizid. Hingga saat ini telah banyak sulfonilurea yang digunakan untuk terapi
diabetes melitus tipe II. Mekanisme kerjanya dengan cara merangsang sekresi insulin
insulin dan mengurangi sekresi glukagon. Efek samping obat golongan ini pada
umumnya adalah hipoglikemia, rash kulit, gangguan saluran cerna dan diare.
2) Golongan biguanid
lemak di hati. Karena kerjanya tidak merangsang sekresi insulin, biguanid tidak
10
3) Golongan meglitinid
dengan pemasukan glukosa ke dalam tubuh. Oleh karena itu, kemungkinan timbul
4) Golongan tiazolidindion
5) Akarbosa
disakarida menjadi glukosa. Jika tidak terurai menjadi monosakarida maka tidak akan
kadar glukosa darah tidak banyak meningkat setelah makan. Untuk itu, supaya efektif
yang tidak diabsorbsi oleh saluran pencernaan maka obat ini dapat menyebabkan perut
kembung(11).
4. Granula(12)
berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran
11
biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam
ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya.
Granula mengalir baik dibanding dengan serbuk, untuk tujuan perbandingan, perhatikan
sifat aliran gula waktu dituangkan antara yg berbentuk gumpalan dan serbuk. Karena
kekhususan ini pembuatan granula biasanya dilakukan diwaktu campuran serbuk akan
dikempa menjadi tablet. Aliran ini memunginkan bahan tadi bergerak bebas daro hopper
Dari bahan asal yang sama, bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia
daripada serbuk saja. Setelah dibuat dan dibiarkan beberapa waktu, granul tidak segera
mengering atau mengeras seperti balok bila dibandingkan dengan serbuk nya. Hal ini
karena luas permukaan granul lebih kecil dibandingkan dengan serbuknya. Granula
biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara. Selama granula lebih mudah dibasahi
(wetted) oleh pelarut daripada beberapa macam serbuk yang cenderung akan
mengembang di atas permukaan pelarut, sehingga granula lebih disukai untuk dijadikan
larutan.
Garam effervescent merupakan granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali dan
mengandung unsur obat dalam campuran yang kering, biasanya terdiri dari
natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartat, bila ditambah dengan air asam
Larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garam atau rasa lain yang
tidak diinginkan dari zat obat. Dengan lebih banyaknya penggunaan granul atau
partikel kasar suatu campuran serbuk darpada menggunakan pertikel biasa yang
12
lebih halus dari bahan-bahan tadi, maka derajat kelarutan bahan ini berkurang
selagi ditambahkan dalam air dan sebaliknya reaksi pembuihan yang hebat dan
cepat yang tidak dapat dikendalikan akan berkurang. Pembuihan yang hebat
terjadi pada segelas air yang diberi campuran ini dan mudah menumpahkan isi
nya dan sedikit sisa karbonat yang terdapat dalam larutan tersebut.
a. Metode Peleburan
Dalam metode ini, satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat
bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk, pada metode ini
serbuk dicampur atau diaduk. Kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampur
stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap asam. Mencampur atau
mengaduk serbuk ini dilakukan dengan cepat dan lebih baik pada lingkungan
yang kadar kelembabannya rendah, karena bahan yang digunakan pada formulasi
atas lempeng atau gelas, atau nampan dalam sebuah oven (atau pemanas lain yang
sesuai) dan sebelumnya oven ini dipanasi pada suhu antara 930-1040F. Selama
menyebabkan lepasnya air kristal dan asam sitrat dimana yang pada gilirannya
melarutkan dan sebagian campuran serbuk, mengatur reaksi kimia dan akibat
13
melepasnya beberapa karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang
dihaluskan menjadi agak seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat
(seperti pada adonan roti), serbuk ini dikeluarkan dari oven dan diremas melaui
suatu ayakan yang tahan asam untuk membuat granul sesuai ukuran yang
diinginkan. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini segera
mengering pada suhu tidak lebih dari 530C dan segera untuk dipindahkan ke
Metode granulasi basah dalam hal ini unsur penentu tidak perlu pada air kristal
asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan pelarut (seperti
alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan
H2C6H5O7.H2O+3NaHCO3Na3C6H5O7+4H2O+3CO2…..(1)
H2C4H4O6+2Na2CO3Na2C4H4O6+2H2O+CO2……………(2)
Dengan demikian diketahui bahwa untuk menetralisasi satu molekul asam sitrat
dibutuhkan tiga molekul natrium karbonat dan untuk menetralisasi satu molekul
14
6. Ekstrak (18)
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan ekstraksi senyawa aktif dari
simpisia nabati atau hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Semua atau
hampir semua pelarut dluapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diekstraksi
dengan cara yang sama hungga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
1) Ekstrak kental
Sediaannya berupa massa setengah padat yang diperoleh dengan cara evaporasi
2) Ekstrak kering
Sediaan ini berbentuk padat yang diperoleh secara evaporasi terhadap pelarut
yang digunakan. Biasanya ekstrak kering mempunyai susut pengeringan air yang
3) Ekstrak cair
diinginkan.
B. Kerangka Berfikir
15
Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan salah satu tanaman yang secara empiris
digunakan sebagai antidiabetes. Tanaman ini mengandung asam sitrat, fisalin, sterol,
C. Hipotesis
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
1. Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lanset, alat tes gula darah otomatis (
2. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan adalah ekstrak kental ciplukan yang telah dikeringkan (ekstrak
3. Pola Penelitian
17
C. Metode Penelitian
1. Evaluasi gula darah pada sampel sebelum dilakukan treatment dengan ekstrak ciplukan
Dilakukan anamnesis terlebih dahulu,mengecek gula darah sampel sebelum makan dengan
menggunakan alat tes gula darah otomatis (gluko cek) dengan cara menusuk bagian jari tengah /
manis sampel lalu memasukkan darah kedalam strip tes gula darah dan memasukkannya kedalam
Setelah didapat kadar gula darah sampel. Kemudian peneliti memberikan ekstrak
ciplukan untuk dikonsumsi selama satu minggu secara rutin sebanyak 10 mg/ kgbb
sehari.
3. Evaluasi kadar gula dalam darah sampel setelah diberi treatment ekstrak ciplukan
Mengecek gula darah sampel sebelum makan dengan menggunakan alat tes gula darah otomatis
(gluko cek) dengan cara menusuk bagian jari tengah / manis sampel lalu memasukkan darah
kedalam strip tes gula darah dan memasukkannya kedalam alat gluko cek.
18