Ilmu Galenika
2.Konsentrasi / kepekatan
Beberapa obat yang terkandung
atau aktif dalam sediaan tersebut
harus jelas konsentrasinya agar
kita tidak mengalami kesulitan
dalam pembuatan.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA
Syrup
PENARIKAN/
EXTRACTIO/
EXTRACTION
B. PENARIKAN/ EXTRACTIO/
EXTRACTION
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih
zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat
berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan
(khasiatnya) tidak berubah.
Istilah extractio hanya dipergunakan untuk
penarikan zat-zat dari bahan asal dengan
menggunakan cairan penarik/ pelarut.
Cairan penarik yang dipergunakan disebut
menstrum, ampasnya disebut marc atau
faeces.
Cairan yang dipisahkan disebut Macerate
Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
(LANJUTAN) PENARIKAN/
EXTRACTIO/ EXTRACTION
Umumnya extractio dikerjakan untuk simplisia
yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat
lain untuk keperluan tertentu.
Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain
alkaloida, glukosida, damar, olea, resina, minyak
atsiri, lemak.
Disamping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat
pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa
yang pada umumnya mempunyai daya larut
dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat
kelarutan ini dimanfaatkan dalam extractio.
(LANJUTAN) PENARIKAN/
EXTRACTIO/ EXTRACTION
Tujuan utama extractio adalah untuk
mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan
sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak
berfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari
pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan
dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada
umumnya simplisia terdapat dalam keadaan
tercampur yang memerlukan cara-cara
penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu
yang nantinya akan menghasilkan sediaan
galenik sesuai dengan pengolahannya.
SUHU PENARIKAN JUGA SANGAT
MEMPENGARUHI HASIL PENARIKAN,
SUHU PENARIKAN UNTUK :
Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil
penarikan, suhu penarikan untuk :
Maserasi : 15 0C – 25 0C
Digerasi : 35 0C – 45 0C
Infundasi : 90 0C – 98 0C
o Cairan-cairan Penarik
Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus
diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor,
antara lain :
1.Kelarutan zat-zat dalam menstrum.
2.Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak
atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna,
pengendapan, hidrolisa).
3.Harga yang murah.
4.Jenis preparat yang akan dibuat.
MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI
1. Air.
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian
yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik
untuk bermacam-macam zat (garam-garam alkaloida,
glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna, dan garam-
garam mineral)
Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan
dengan pengecualian (condurangin, Ca hidrat, garam
glauber, dll).
Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang
tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan makanan
yang baik untuk jamur dan bakteri dan dapat
menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa,
sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
2.Etanol.
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu
(alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri).
Tidak baik untuk jenis-jenis gom, gula, dan albumin.
3. Gliserin
Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang
mengandung zat penyamak/ tanin.
Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan
hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga
larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri,
tiak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.
4. Eter
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang
tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam
atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
5. Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan
minyak tanah kasar.
Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-
minyak.
Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak
dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang
tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut dibuat
sediaan galenik, misalnya Strychni Semen, Secale
Cornutum.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
6. Aseton
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam
7. Kloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan
dalam, karena efek farmakologinya.
Bahan pelarut yang baik untuk basa
alkaloida, damar, minyak lemak dan
minyak atsiri.
CARA-CARA PENARIKAN
1. Maserasi
Adalah cara penarikan sari dari
simplisia dengan cara merendam
simplisia tersebut dalam cairan
penyari pada suhu biasa yaitu
pada suhunya 15-25 0C.
Maserasi juga merupakan proses
pendahuluan untuk pembuatan
secara perkolasi.
CARA-CARA PENARIKAN
2. Digerasi
Cara penarikan simplisia dengan merendam
simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35o –
45o. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan
karena disamping membutuhkan alat-alat
tertentu juga pada suhu tersebut beberapa
simplisia menjadi rusak.
CARA-CARA PENARIKAN
3. Perkolasi
Perkolasi ialah suatu cara
penarikan, memakai alat yang
disebut perkolator, yang
simplisianya terendam dalam
cairan penyari dimana zat-
zatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara
beraturan keluar sampai
memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan.
CARA-CARA PERKOLASI
1. perkolasi biasa
2. perkolasi bertingkat/ reperkolasi/
fractional percolation
3. perkolasi dengan tekanan/ pressure
percolation
4. perkolasi persambungan/ continous
extraction/ memakai alat soxhlet.
1. PERKOLASI BIASA
Simplisia yang telah
ditentukan derajat halusnya
direndam dengan cairan Perkolator
penyari, masukkan kedalam
perkolator dan diperkolasi
sampai didapat perkolat
tertentu.
Untuk pembuatan tingtur
disari sampai diperoleh bagian
tertentu, untuk ekstrak cair Perkolator
disari sampai tersari Biasa
sempurna.
Perkolasi umumnya digunakan
untuk pengambilan sari zat-zat
yang berkhasiat keras.
2. PERKOLASI BERTINGKAT /
REPERKOLASI
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa,
tetapi dipakai beberapa perkolator.
Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam
beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap
perkolator.
Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian
dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap
perkolator diambil dalam jumlah yang sudah
ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai
cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada
perkolator yang kedua dan ketiga.
CARA KERJANYA
Simplisia pertama dilembabkan dan dimasukkan ke dalam
perkolator pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler
biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian
dan jumlah volume tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc,
300 cc, 300 cc, 300 cd. Bagian yang pertama perkolat A (200 cc)
adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan pertama.
Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolat A (susulan
pertama), dan dimasukkan ke dalam perkolator kedua,
kemudian ditarik. Akan diperoleh perkolat-perkolat dalam
jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200
cc, 200 cc, 200 cc bagian pertama perkolat (300 cc) adalah
sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan kedua.
Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator
kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua)
sebanyak 200 cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500
cc
Disini terlihat bahwa perkolat A baian pertama, lebih kecil
volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi
sebaliknya perkolat Abagian-bagian berikutnya lebih
besar volumenya dari perkolat-perkolat B.
Hasilnya ialah:
Perkolat A pertama 200 cc
Perkolat B pertama 300 cc
Perkolat C 500 cc